Thursday, September 3, 2015

KREATIVITAS PENYULUH PERIKANAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN

September 03, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Foto yang mengandung titik pokok informasi atau pesan dada beberapa syarat yang perlu dipenuhi diantanya ;
1) Ada pesan yang hendak disampaikan.
Apabila foto berisi sekumpulan orang –orang yang yang tampil sambil melihat kamera maka foto itu untuk diri sendiri dan kurang berate bagi orang lain. Namun apabila foto sekumpulan orang atau pelaku utama sedang berdiskusi berarti memperlihatkan adanya pesan yang hendak disampaikan.
2) Tampilan gambar kegiatan, kejadian yang sederhana
Tonjolkan hal-hal yang perlu saja misalnya foto alat penggiling/pembuat pakan ikan terlihat jelas bentuk dan perbandingan ukurannya, jangan memperlihatkan alat berlatar belakang keindahan pemandangan disekelilingnya,itu akan membiaskan perhatian.
3) Dekati atau focus pada objek yang akan difoto
Memotret harus focus pada objek yang akan diinformasikan, jangan terlalu banyak objek yang dimasukan hal ini akan mengaburkan/membias pesan yang disampaikan.
4) Kualitas Foto
Kualitas foto yag baik  ditentukan antara lain oleh;
a)      Ketajaman Gambar, sehingga apa yang akan ditonjolkan jelas, gunakanlah pengatur jarak yang tepat.
b)      Gambar terang, gunakan diapragma dan kecepatan yang sesuai/shuatter speed.
c)      Atur tata ruang sebaikbaiknya.letakan objek pada titik yang menjadi perhatian.
d)      Komposisi
Supaya foto bagus dan menari, harus memperhatikan komposisi, yang dimaksud komposisi adalah penempatan dan penyusunan bagian-bagian sebuah gambar untuk membentuk kesesuaian dan sebuah bidang tertentu, sehingga enak dan indah dipandang.
Keterangan; untukmendalami teknik fotografi memerlukan latihan materi khusus dengan modul pengembangan teknik Fotografi.
C. Media penyuluhan Tertayang
1. Bahan Tayang (Lembar Transparan dan/atau Presentasi)
Lembar transparan adalah lembaran plastik transparan (tembus pandang) yang berisi pesan/informasi (teks, ilustrasi, gambar) yang disorotkan (diproyeksikan) dengan menggunakan overhead projector (OHP), sedangkan presentasi adalah pesan/informasi yang disusun dalam format power point.
a. Tujuan
1)    Untuk memberi urutan yang jelas dan lengkap terhadap isi pesan penyuluhan yang disampaikan secara lisan
2)    Untuk memusatkan perhatian hadirin pada topik pembicaraan tertentu
b.      Sasaran
Kelompok sedang (10 - 40 orang) baik pelaku utama, penyuluh atau anggota masyarakat.
c.       Keunggulan
1)    Dapat bertatap muka dengan hadirin selama proses penyampaian pesan
2)    Dapat menggantikan papan tulis dan memiliki kelengkapan yang akan memberikan efek visual yang baik
3)    Dapat memproyeksikan dan membesarkan pesan/gambar dengan jelas
4)    Dapat menyampaikan pesan secara lengkap
d. Kelemahan
1) Keefektifan bahan tayang sangat tergantung pada penyaji (keterampilan penyaji dan penjelasan lisan)
2)    Bahan tayang tidak dapat digunakan untuk belajar secara mandiri karena di desain untuk berdampingan dengan presentasi lisan
3)    Bahan tayang hanya bisa digunakan dalam ruangan dan membutuhkan listrik untuk dapat disajikan
4)    Diperlukan penataan layar dengan sudut kemiringan tertentu untuk mendapatkan gambar yang baik
e. Standar Teknis
1)    Bahan
Khusus untuk Lembar Transparan terbuat dari Injet Transparancy film, lembar film fotografi, plastik asetat bening atau bahan transparan lainnya
2)    Desain
a)    Setiap lembar bahan tayang hanya memuat satu ide, jika informasi yang akan ditulis terlalu banyak, gunakan beberapa lembar bahan tayang. Hal ini lebih baik daripada menggunakan satu lembar bahan tayang yang rumit.
b)    Butir-butir yang ditulis dalam satu lembar bahan tayang tidak lebih dari 6 (enam) pesan. Jika memang harus lebih, gunakan lembar bahan tayang secara tertutup dan bukalah butir demi butir setiap kali dibutuhkan
c)    Tulisan dalam lembaran bahan tayang tidak lebih dari sepuluh baris kalimat. Setiap baris terdiri atas enam atau tujuh kata.
3)    Huruf Dan Tulisan
a)    Ukuran huruf untuk teks tidak kurang dari 6 mm (14 point) dan judul tidak kurang dari 9 mm (24 point) agar dapat dibaca dari jarak ± 3 m
b)    Spasi 1 sampai 1,5
c)    Gunakan huruf sederhana untuk memudahkan pembaca
4)    Gambar
a)    Memuat gambar sunyi, tanpa gambar background yang tidak perlu
b)    Garis dibuat tebal sehingga dapat dilihat dengan jelas
f.    Penggunaan
1)    Digunakan di depan kelompok sasaran (audience) dengan penyaji menghadap audience sehingga terjadi kontak mata secara langsung
2)    Jangan menghalangi penglihatan pada layar
3)    Gunakan penunjuk seperti pensil dan semacamnya untuk mengarahkan perhatian pada suatu fokus tertentu. Jangan menunjuk pada layar kecuali kalau menggunakan pointer laser.
4)    Jangan berjalan di depan proyektor/LCD karena menghalangi pandangan
g.    Prosedur  Pembuatan:
1)    Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2)    Rencanakan materi yang akan dibuat pada bahan tayang
a)      Buat konsep materi yang akan dibuat  dikertas
b)      Tulis/gambarkan materi yang telah dikonsep di atas bahan tayang
c)      Bahan tayang siap  digunakan.
2.    PembuatanFilm VCD/DVD atau bahan siaran TV
a.    Prosedur pembuatan FilmVCD/DVD atau bahan siaran TV
1)    Pengumpulan bahan informasi
2)    Penetapan topik/judul  sesuai dengan tujuan dan materi yang akan informasikan.
3)    Penentuan bentuk film
a)    Dokumenter                                  
b)    Semi dokumenter                                        
c)    Wawancara atau berita kegiatan                                                  
d)    Fragmen.
4)    Pembuatan sinopsis dan skenario
b.    Hunting lokasi
c.    pembagian tugas dan tanggung jawab tim
1)    produser                 
2)    sutradara    
3)    Editor             
4)    Kameramen
5)    penulis skenario
6)    pemeran/pemain, dsb.
d.    Peliputan
e.    Editing
f.    Reproduksi, Siap Tayang.
3.    Pembuatan Naskah/Skenario/Visual Skript
Naskah audio visual berbeda dengan naskah media penyuluhan lainnya dimana memiliki format naskah yang berbeda. Namun pada dasarnya memiliki maksud yang sama sebagai penuntun dalam memproduksi suatu media penyuluhan artinya selain naskah itu penuntun didalam mengambil gambar dan merakam suara. Selain itu naskah juga berisi urutan gambar dan grafis yang perlu di ambil oleh kamera serta suara dan bunyi yang direkam.
Naskah audio visual atau skrip secara sederhana dapat di artikan suatu teks tertulis dari keseluruhan idea atau gagasan dan rincian isi yang terkandung  dalam media penyuluhan audio visual yang di buat. Naskah audio visual ini sebenarnya tidak untuk dibaca melainkan untuk didengarkan dan di lihat, karena itu perlu pemahaman dasar menghasilkan suatu naskah yang baik.
a.  Kegunaan naskah
Naskah sebagai rencana produksi suatu media penyuluhan audio visual nantinya dapat di gunakan oleh kerabat kerja dan teknisi suatu kegiatan produksi media penyuluhan.
Naskah memiliki 4 kegunaan, yaitu :
1)  Memberikan gambaran tentang gagasan atau pesan yang hendak di sampaikan dan secar detail termuat dalam media penyuluhan audio visual.
2)  Memungkinkan pengkajian isi untuk mengecek akurasi informasi atau pesan yang disampaikan.
3)  Mengorganisasikan isi dalam urutan yang tapat untuk memudahkan visualisasi dan memastikan bahwa instruksi-instruksi telah di sertakan.
4)  Menyediakan narasi untuk penyajian audio visual
a)  Menulis naskah
Pada penulisan naskah film bingkai, video dan film, lembaran naskah dibagi 2 sama lebarnya. Pada kolom sebelah kiri di cantumkan urutan gambar yang harus di ambil kamera serta penjelasan tentang sudut pengambilan gambar baik dalam klose up, medium shoot, long shoot, pan kanan, dst. Sedangkan kolom kanan di tuliskan narasi atau percakapan yang harus dibaca oleh para pelaku atau narator, Musik dan suara yang harus direkam.
Setelah menetapkan topik, tujuan, perlakuan dan synopsis serta kerangka isi (outline), selanjutnya kesuatu pekerjaan kreatif yaitu menulis naskah atau sekrip. Tiga langkah dalam menulis naskah :
(1) Fokuskan pada pesan atau ide yang akan dikomunikasikan.
(2) Visualisasikan ide dan kembangkan citra atau gambaran tentang hal itu dalam pikiran anda.
(3) Tuliskan deskripsi atau gambaran dari ide yang hendak divisualisasikan sehingga tersusun menjadi serangkain informasi yang masing-masing berhubungan dengan citra visual tertentu. Setiap informasi tersebut diartikan sebagai frame. Frame-frame tersebut ditata dengan membuat story board. Kemudian unit informasi diatur berurutan sesuai dengan kerangka naskah. Pada naskah atau strip dasar tersebut kemudian dilakukan pengembangan draft yang dihasilkan menjadi suatu naskah yang baik.
Secara ideal naskah memiliki bagian-bagian penting yaitu :
(1) Pendahuluan.
Pada bagian pendahuluan dimulai dengan sesuatu yang menarik sasaran. Untuk itu pengetahuan tenteng sasaran sangatlah penting sehingga akan tahu apa yang mereka minati dan apa yang menarik baginya. Kemudian perkenalkan topik atau materi yang akan dikemukakan.
Hindari pendahuluan yang bertele-tele. Nyatakan apa yang ingin didiskusikan dan diinformasikan hal tersebut menjadi kebutuhan dan perhatian sasaran.
(2)  Tubuh utama (isi).
Tubuh utama (isi) merupakan bagian penting dari suatu naskah. Karena ia merupakan bagian yang terpenting dari penyajian suatu audio visual. Untuk itu harus menulis bagian ini secara efektif untuk mengemas keseluruhan pesan/informasi.
(3)  Penutup.
Bagian ini merupakan dari seluruh penyajian. Penutup yang kuat akan membantu sasaran untuk mengingat pesan yang disampaikan. Untuk itu penutup sebaiknya diakhiri dengan saran tindakan. Inilah saatnya mengatakan kepada sasaran apa yang sebaiknya dilakukan dengan pengetahuan yang diperolehnya. Selain itu penutup sebaiknya membantu sasaran untuk menyimpan informasi dalam urutan yang tepat. Ia juga dapat membantu memahami secara lebih baik dan mengingatkan pesan/informasi lebih lama.
Agar dapat mengemas seluruh pesan/informasi dalam suatu naskah yang menarik dan efektif, dan baiknya mengikuti petunjuk berikut ini :
•    Gunakan kata-kata yang akrab.
Hindari memberi kesan kepada sasaran dengan kata-kata yang tidak lazim seperti kata-kata baru atau sulit yang tidak dipahami sasaran.
•   Tulisan untuk didengar
Ingat naskah adalah untuk didengar bukan dibaca. Untuk itu usahakan tidak bersifat formal.
•   Gunakan kata-kata yang pendek.
Sumber:
Rivai S dan Fitriyanti D.N, 2010. Modul Media Penyuluhan Perikanan. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

0 comments:

Post a Comment