Bentuk tubuh ikan
biasanya berkaitan erat dengan tempat dan cara mereka hidup. Secara umum, tubuh
ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang berarti jika ikan
tersebut dibelah pada bagian
tengah-tengah tubuhnya (potongan
sagittal) akan terbagi menjadi dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi
kiri. Selain itu, ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris
bilateral, yang mana
jika tubuh ikan
tersebut dibelah secara
melintang (cross section) maka
terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri tubuh, misalnya pada ikan
langkau (Psettodes erumei (Bloch & Schneider, 1801)) dan ikan lidah
(Cynoglossus bilineatus (Lacepède, 1802)).
Bentuk tubuh simetris
dapat dibedakan atas :
1.
Fusiform
atau bentuk torpedo
(bentuk cerutu), yaitu
suatu bentuk yang sangat
stream-line untuk bergerak dalam
suatu medium tanpa mengalami banyak hambatan. Tinggi tubuh
hampir sama dengan lebar tubuh, sedangkan panjang tubuh beberapa kali tinggi
tubuh. Bentuk tubuh hampir meruncing pada kedua bagian ujung.
Contoh:
Rastrelliger kanagurta (Cuvier, 1816) kembung
lelaki Euthynnus affinis (Cantor, 1849) tongkol Katsuwonus pelamis (Linnaeus,
1758) cakalang.
2.
Compressed atau pipih, yaitu bentuk
tubuh yang gepeng ke samping. Tinggi badan jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan tebal ke samping
(lebar tubuh). Lebar tubuh juga lebih kecil daripada panjang tubuh.
Contoh:
Gerres filamentous Cuvier, 1829 kapas-kapas
Gazza minuta (Bloch, 1795) peperek bondolan Parastromateus niger (Bloch, 1795) bawal
hitam
3. Depressed
atau picak, yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke bawah.
Tinggi badan jauh lebih
kecil bila dibandingkan
dengan tebal ke
arah samping badan (lebar tubuh).
Contoh: Rhynchobatus djiddensis
(Forsskål, 1775) pare kekeh Himantura
uarnak (Gmelin, 1789) pare totol Pastinachus sephen (Forsskål, 1775) pare
kelapa Depressed; D. Anguilliform; E. Filiform; F. Taeniform; G. Sagittiform;
H. Globiform (Bond, 1979)
4. Anguilliform atau bentuk ular atau sidat atau
belut, yaitu bentuk tubuh ikan yang memanjang
dengan penampang lintang yang
agak silindris dan kecil serta pada bagian ujung meruncing/tipis. Contoh:
Anguilla celebesensis Kaup, 1856 sidat
Monopterus albus (Zuiew, 1793) belut
Plotosus canius Hamilton, 1822 sembilang
5. Filiform atau bentuk tali, yaitu bentuk tubuh
yang menyerupai tali.
Contoh: Pseudophallus straksii (Jordan
& Cuvier, 1895) pipefish Nemichthys scolopaceus Richardson, 1848 snipe eel
6. Taeniform
atau flatted-form atau
bentuk pita, yaitu
bentuk tubuh yang memanjang dan tipis menyerupai pita. Contoh:
Trichiurus brevis Wang & You, 1992 ikan
layur Pholis laeta (Cope, 1873)
7. Sagittiform
atau bentuk panah, yaitu bentuk
tubuh yang menyerupai anak panah.
Contoh: Esox lucius Linnaeus, 1758 pike
8. Globiform atau bentuk bola, yaitu bentuk tubuh
ikan yang menyerupai bola. Contoh: Diodon histrix Linnaeus, 1758 buntal landak Cyclopterus
lumpus Linnaeus, 1758 lumpfish
9. Ostraciform
atau bentuk kotak,
yaitu bentuk tubuh
ikan yang menyerupai kotak. Contoh: Tetraodon baileyi
Sontirat, 1989 hairy puffer Lagocephalus sceleratus (Gmelin, 1789) toadfish
Tidak semua ikan
mempunyai bentuk tubuh sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Beberapa
jenis ikan mempunyai bentuk tubuh yang berbeda, misalnya pada ikan Eurypegasus
draconis (Linnaeus, 1766) dari famili Pegasidae, ikan sapi Acanthostracion quadriformis (Linnaeus, 1758)(famili
Ostraciidae), ikan tangkur kuda Hippocampus kuda Bleeker, 1852 (famili
Syngnathidae)(Gambar 7). Bentuk tubuh
ikan Ictalurus punctatus (Rafinesque,
1818) dari famili Ictaluridae dan golongan lele Clarias batrachus
(Linnaeus, 1758) merupakan kombinasi dari beberapa bentuk tubuh, yaitu bagian
kepala berbentuk picak, bagian badan berbentuk cerutu, dan bagian ekor
berbentuk pipih
D. Kepala Ikan
Kepala ikan umumnya
tidak bersisik, tetapi ada juga yang bersisik. Bagian- bagian pada kepala ikan
yang penting adalah:
1. Tulang-tulang tambahan tutup insang.
Jika dilihat dari arah
luar, celah insang tertutup oleh tutup insang (apparatus opercularis).
Tulang-tulang tutup insang (Gambar 8) terdiri dari:
- Os
operculare, berupa tulang
yang paling besar
dan letaknya paling dorsal.
- Os preoperculare, berupa tulang sempit yang melengkung seperti sabit dan terletak di depan sekali.
- Os interoperculare, juga merupakan tulang yang sempit dan terletak di antara os operculare dan os preoperculare.
- Os suboperculare, bagian tulang yang
terletak di bawah sekali.
Pada bagian bawah
tulang-tulang penutup insang terdapat suatu selaput tipis yang menutupi
tulang-tulang di atasnya, disebut membrana branchiostega. Membrana ini diperkuat oleh
radii branchiostega yaitu berupa
tulang-tulang kecil yang terletak pada bagian ventral dari pharynx.
2. Bentuk mulut.
Ada berbagai
macam bentuk mulut
ikan dan hal
tersebut berkaitan erat dengan jenis makanan yang dimakannya.
Bentuk mulut ikan dapat dibedakan atas (Gambar 9):
- Bentuk tabung (tube like),
misalnya pada ikan tangkur kuda (Hippocampus histrix Kaup, 1856)
- Bentuk paruh (beak like), misalnya
pada ikan julung-julung (Hemirhamphus
far (Forsskål, 1775))
- Bentuk gergaji
(saw like) misalnya
pada ikan cucut
gergaji (Pristis microdon Latham,
1794)
- Bentuk terompet,
misalnya pada Campylomormyrus elephas
(Boulenger,1898)
Berdasarkan dapat
tidaknya mulut ikan tersebut disembulkan, maka bentuk mulut ikan dapat
dibedakan atas (Gambar 10):
- Mulut yang dapat
disembulkan, misalnya pada ikan mas (Cyprinus carpio carpio Linnaeus, 1758)
- Mulut yang
tidak dapat disembulkan,
misalnya pada ikan
lele (Clarias batrachus
(Linnaeus, 1758))
3.Letak mulut.
Letak atau posisi mulut
ikan dapat dibedakan atas :
- Inferior, yaitu mulut
yang terletak di bawah hidung, misalnya pada ikan pare kembang (Neotrygon
kuhlii (Müller & Henle, 1841)) dan ikan cucut (Chaenogaleus macrostoma
(Bleeker, 1852)).
- Subterminal, yaitu
mulut yang terletak dekat ujung hidung agak ke bawah, misalnya pada ikan
kuro/senangin (Eleutheronema tetradactylum (Shaw, 1804)) dan ikan setuhuk putih
(Makaira indica (Cuvier, 1832)).
- Terminal, yaitu mulut
yang terletak di ujung hidung, misalnya pada ikan tambangan (Lutjanus johni
(Bloch, 1792)) dan ikan mas (Cyprinus carpio carpio Linnaeus, 1758).
- Superior, yaitu mulut yang terletak di atas hidung, misalnya
pada ikan julung-julung (Hemirhamphus
far (Forsskål, 1775)) dan ikan kasih madu (Kurtus indicus Bloch, 1786).
4. Letak sungut.
Sungut ikan berfungsi
sebagai alat peraba dalam mencari makanan dan umumnya terdapat
pada ikan-ikan yang aktif mencari makan
pada malam hari (nokturnal) atau ikan-ikan yang aktif mencari makan di
dasar perairan. Ikan-ikan yang memiliki sungut antara lain adalah ikan
sembilang (Plotosus canius Hamilton, 1822), ikan lele (Clarias batrachus
(Linnaeus, 1758)), dan ikan mas (Cyprinus carpio carpio Linnaeus, 1758).
Letak dan jumlah sungut
juga berguna untuk identifikasi. Letak, bentuk, dan jumlah sungut
berbeda-beda. Ada yang
terletak pada hidung,
bibir, dagu, sudut mulut, dan sebagainya Bentuk sungut dapat
berupa rambut, pecut/cambuk,
sembulan kulit, bulu, dan sebagainya. Ada ikan yang memiliki satu lembar
sungut, satu pasang,
dua pasang, atau
beberapa pasang.
E. Badan Ikan
Seluruh badan
ikan umumnya mempunyai
sisik (squama). Sisik
disebut juga rangka dermal, yang berhubungan dengan rangka luar
(exoskeleton). Sisik atau squama membentuk rangka luar terutama pada ikan-ikan
primitif, misalnya pada ikan tangkur kuda
(Hippocampus histrix Kaup, 1856.) yang
memiliki sisik sangat keras.
Sisik yang sangat
fleksibel ditemukan pada ikan-ikan
moderen. Ikan-ikan yang tidak mempunyai sisik antara lain Ameiurus nebulosus
(Lesueur, 1819) dari famili Ictaluridae, Lampetra tridentata (Richardson,1836)
dari famili Petromyzontidae, dan ikan belut Monopterus albus (Zuiew, 1793) dari
famili Synbranchidae. Beberapa ikan hanya mempunyai sisik hanya pada
bagian-bagian tubuh tertentu saja,
misalnya Polyodon spathula
(Walbaum, 1792) dan ikan cakalang Katsuwonus pelamis (Linnaeus,
1758).
Menurut bentuknya,
sisik ikan dapat
dibedakan atas beberapa
tipe
- Cosmoid, terdapat
pada ikan-ikan purba yang telah punah
- Placoid, merupakan
sisik tonjolan kulit, banyak terdapat pada ikan yang termasuk kelas
Chondrichthyes.
- Ganoid, merupakan
sisik yang terdiri atas garam-garam ganoin, banyak terdapat pada ikan dari
golongan Actinopterygii.
- Cycloid, berbentuk
seperti lingkaran, umumnya terdapat pada ikan yang berjari-jari sirip lemah
(Malacopterygii).
- Ctenoid, berbentuk
seperti sisir, ditemukan pada ikan yang
berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii)
Pada bagian tengah
badan ikan, sebelah kanan dan kiri, mulai dari kepala sampai ke pangkal ekor,
terdapat suatu bangunan yang kelihatannya seperti garis memanjang, yang disebut
garis rusuk atau gurat sisi (linea lateralis). Garis rusuk dapat ditemukan
baik pada ikan yang mempunyai
sisik maupun tidak bersisik. Pada ikan yang bersisik, garis
rusuk ini dibentuk oleh sisik yang memiliki pori-pori. Garis rusuk berfungsi
sebagai indera keenam pada ikan, yaitu untuk mengetahui perubahan tekanan
air yang terjadi sehubungan
dengan aliran arus
air, untuk mengetahui jika ikan
itu mendekati atau menjauhi benda-benda keras, dan untuk osmoregulasi.
Garis rusuk yang biasa
disingkat dengan “L.l.” berbeda dengan garis sisi (linea transversalis) yang
biasa disingkat dengan “L.tr.” atau “l.l.”. Sisik-sisik yang dilalui oleh garis
rusuk mempunyai lubang di tengah-tengahnya sedangkan sisik- sisik yang dilalui
oleh garis sisi tidak mempunyai lubang atau pori
Setiap jenis ikan
mempunyai garis rusuk yang berbeda-beda.
Gambar 14 memperlihatkan
beberapa contoh garis rusuk
yang ditemukan pada
berbagai jenis ikan. Ada yang hanya memiliki satu dan ada yang lebih,
ada yang lengkap tetapi ada pula yang terputus-putus, ada yang berbentuk garis
lurus dan ada pula yang bengkok, ada yang menyerupai garis melengkung ke atas
dan ada pula yang seperti garis melengkung ke bawah.
Selain beberapa
bagian-bagian yang telah disebutkan di atas, pada badan ikan juga sering
ditemukan (Gambar 15):
- Finlet (jari-jari
sirip tambahan), merupakan
sembulan-sembulan kulit yang tipis dan
pendek, umumnya berbentuk
segitiga, kadang-kadang
mempunyai satu jari-jari. Finlet
terletak di antara sirip punggung dan sirip
ekor, dan di antara
sirip dubur dan sirip
ekor. Finlet ditemukan misalnya pada ikan kembung
perempuan (Rastrelliger brachysoma (Bleeker, 1851))
dan ikan
tenggiri (Scomberomorus commerson
(Lacepède, 1800))
- Scute (skut, sisik
duri), merupakan kelopak tebal yang mengeras dan tersusun seperti
genting. Skut yang
ditemukan pada daerah
perut disebut abdominal scute
(misalnya pada Clupeoides
hypselosoma Bleeker, 1866), sedangkan skut
yang terdapat pada
daerah pangkal ekor disebut
caudal scute (misalnya pada ikan selar, Caranx heberi (Bennet, 1830)).
- Keel (kil,
lunas), merupakan rigi-rigi
yang pada bagian
tengahnya terdapat puncak yang meruncing, ditemukan pada bagian batang
ekor ikan. Kil misalnya
terdapat pada ikan
tongkol (Thunnus tonggol (Bleeker, 1851)), ikan slengseng
(Scomber australasicus Cuvier, 1832), dan ikan-ikan lain dari famili Scomberidae.
- Adipose fin (sirip
lemak), merupakan sembulan
kulit di belakang sirip punggung
dan sirip dubur, agak panjang dan tinggi tetapi agak tipis sehingga serupa
dengan selaput tebal dan banyak mengandung lemak.
Sirip lemak
ini misalnya terdapat
pada ikan keting
(Ketengus typus
Bleeker, 1847)
dan ikan jambal
(Pangasius pangasius (Hamilton, 1822)).
- Interpelvic process (cuping), merupakan pertumbuhan
kulit yang
menyerupai lidah-lidah yang terdapat di antara kedua sirip perut. Cuping ini
ditemukan misalnya pada ikan tongkol (Auxis thazard thazard (Lacepède, 1800))
dan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758).
F. Anggota Gerak
Anggota gerak pada ikan
berupa sirip-sirip. Ikan dapat bergerak dan berada pada posisi yang
diinginkannya karena adanya
sirip-sirip tersebut. Sirip ini ada yang berpasangan (bersifat
ganda) dan ada juga yang tunggal.
Sirip yang berpasangan
adalah:
- Sirip
dada (pinnae pectoralis
= pinnae thoracicae
= pectoral fins), disingkat dengan P atau P1.
- Sirip perut (pinnae abdominalis =
pinnae pelvicalis = pinnae ventralis = pelvic fins = ventral fins), disingkat
dengan V atau P2. Sirip yang tidak berpasangan atau sirip tunggal adalah:
- Sirip punggung (pinna dorsalis =
dorsal fin), disingkat dengan D. Jika sirip punggung terdiri atas dua bagian,
maka sirip punggung pertama (di bagian depan) disingkat dengan D1, sedangkan
sirip punggung kedua
(yang di belakang)
disingkat dengan D2.
- Sirip dubur (pinna analis = anal fin),
disingkat dengan A.
- Sirip ekor (pinna caudalis = caudal
fin), disingkat dengan C.
Ikan-ikan yang
mempunyai baik sirip-sirip yang berpasangan maupun sirip- sirip tunggal disebut
ikan bersirip lengkap (Gambar 16). Namun demikian
ada juga ikan-ikan yang
tidak bersirip lengkap.
Ikan buntal (Triodon
macropterus Lesson, 1831) tidak mempunyai sirip perut, sedangkan ikan bawal (Parastromateus niger (Bloch, 1795)) juvenil memiliki sirip
perut tetapi pada saat dewasa sirip ini tidak berkembang dan bahkan tereduksi.
Pada beberapa jenis
ikan, ada sirip yang mengalami
modifikasi menjadi semacam alat
peraba, penyalur sperma,
penyalur cairan beracun, dan lain-lain.
Ikan gurami
(Osphronemus gouramy Lacepède,
1801) mempunyai sirip
perut yang bermodifikasi menjadi
alat peraba. Sirip
punggung pertama pada
ikan remora (Remora remora (Linnaeus, 1758)) berubah fungsinya menjadi alat
penempel. Jari-jari mengeras sirip dada
ikan lele (Clarias
batrachus) berfungsi sebagai alat
penyalur cairan beracun. Ikan terbang (Hyrundichthys oxycephalus (Bleeker, 1852)) memiliki sirip
dada yang sangat panjang sehingga ikan ini dapat terbang di atas permukaan air.
Setiap sirip disusun
oleh “membrana”, yaitu suatu selaput yang terdiri dari jaringan lunak, dan
“radialia” atau “jari-jari sirip” yang terdiri dari jaringan tulang atau
tulang rawan. Radialia
ini ada yang bercabang
dan ada pula yang tidak, tergantung pada jenisnya.
Berdasarkan letak sirip
perut terhadap sirip dada, dapat dibedakan empat macam letak sirip perut
(Gambar 18), yaitu:
- Abdominal, yaitu jika letak sirip
perut agak jauh ke belakang dari sirip dada, misalnya
pada ikan bulan-bulan (Megalops cyprinoides
(Broussonet, 1782) dan ikan japuh
(Dussumieria acuta Valenciennes, 1847).
- Subabdominal, yaitu jika letak sirip
perut agak dekat dengan sirip dada, misalnya pada ikan kerong-kerong (Therapon
theraps Cuvier, 1829) dan ikan karper perak (Hypophthalmichthys molitrix
(Valenciennes, 1844))
- Thoracic, yaitu
jika sirip perut
terletak tepat di
bawah sirip dada, misalnya pada
ikan layang (Decapterus russelli
(Rüppell, 1830)) dan ikan bambangan (Lutjanus sanguineus
(Cuvier, 1828)).
- Jugular, yaitu jika sirip perut
terletak agak lebih ke depan daripada sirip dada, misalnya pada ikan kasih madu
(Kurtus indicus Bloch, 1786) dan ikan tumenggung (Priacanthus tayenus
Richardson, 1846).
G. Ekor Ikan
Kent (1954) membagi
bentuk ekor ikan atas empat macam seperti terlihat pada Gambar 19. Pembagian
ini berdasarkan perkembangan arah ujung belakang notochord atau vertebrae,
yaitu:
- Protocercal, ujung
belakang notochord atau
vertebrae berakhir lurus pada
ujung ekor, umumnya
ditemukan pada ikan-ikan
yang masih embrio dan ikan
Cyclostomata.
- Heterocercal, ujung
belakang notochord pada
bagian ekor agak membelok ke arah dorsal sehingga cauda
terbagi secara tidak simetris, misalnya pada ikan cucut.
- Homocercal, ujung notochord pada
bagian ekor juga agak membelok ke arah dorsal sehingga cauda terbagi secara
tidak simetris bila dilihat dari dalam tetapi terbagi secara simetris bila
dilihat dari arah luar, terdapat pada Teleostei.
- Diphycercal, ujung notochord lurus ke arah cauda sehingga
sirip ekor terbagi secara simetris baik dari arah dalam maupun dari arah luar,
terdapat pada ikan Dipnoi dan Latimeria menadoensis Pouyaud, Wirjoatmodjo,
Rachmatika, Tjakrawidjaja, Hadiaty & Hadie, 1999..
Jika ditinjau
dari bentuk luar
sirip ekor, maka
secara morfologis dapat dibedakan beberapa bentuk sirip ekor
(Gambar 20), yaitu:
- Rounded (membundar), misalnya pada
ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis (Valenciennes, 1828)).
- Truncate (berpinggiran tegak),
misalnya pada ikan tambangan (Lutjanus johni (Bloch, 1792)).
- Pointed (meruncing),
misalnya pada ikan sembilang (Plotosus
canius Hamilton, 1822).
- Wedge shape (bentuk baji), misalnya
pada ikan gulamah (Argyrosomus amoyensis (Bleeker, 1863)).
- Emarginate (berpinggiran berlekuk
tunggal), misalnya pada ikan lencam merah (Lethrinus obsoletus (Forsskål,
1775)).
- Double emarginate (berpinggiran
berlekuk ganda), misalnya pada ikan ketang-ketang (Drepane punctata (Linnaeus,
1758)).
- Forked
/ Furcate (bercagak),
misalnya pada ikan
cipa-cipa (Atropus atropos (Bloch
& Schneider, 1801)).
- Lunate (bentuk sabit), misalnya pada
ikan tuna mata besar (Thunnus obesus (Lowe, 1839)).
- Epicercal (bagian daun sirip atas
lebih besar), misalnya pada ikan cucut martil (Eusphyra blochii (Cuvier,
1816)).
- Hypocercal (bagian daun sirip bawah
lebih besar), misalnya pada ikan terbang (Exocoetus volitans Linnaeus, 1758).
Wedge shape; 5.
Emarginate; 6. Double emarginate; 7. Forked; 8. Lunate; 9. Epicercal; 10. Hypocercal
(Affandi et al., 1992)
0 comments:
Post a Comment