Saturday, February 21, 2015

TEKNIK PRODUKSI TELUR PADA PEMBENIHAN IKAN LELE

February 21, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
A. Menyeleksi Induk
Tujuan  dari  seleksi  induk  adalah  mendapatkan  induk yang sehat, tidak cacat dan memiliki pertumbuhan yang baik sehingga layak untuk dijadikan induk dan siap untuk dipijahkan.
Prosedur kerja untuk menyeleksi induk :
1. Keringkan kolam pemeliharaan induk.
2. Tangkap   induk   jantan   maupun   betina   dari   kolam pemeliharaan secara hati - hati dengan menggunakan seser induk (berbahan halus).
3. Siapkan wadah sementara untuk meletakkan induk yang ditangkap seperti tong, bak fiberglass, drum dan sebagainya yang sudah diisi air.
4. Letakkan induk jantan dan betina ke dalam wadah yang sudah disiapkan secara terpisah.
5. Seleksi  tingkat  kematangan  gonad  induk  dengan  cara melihat urogenitalnya dan meraba bagian perut induk, dengan kondisi induk sehat, tidak cacat dan badan secara
keseluruhan mulai dari ujung mulut sampai ujung sirip ekor harus mulus (tidak ada luka) sesuai dengan persyaratan SNI.
Tabel  4.  Ciri  -  ciri  induk  ikan  lele  yang  matang  gonad sesuai SNI
No    Induk lele
1. Jantan : urogenital berwarna merah dan meruncing serta panjangnya sudah melampaui pangkal sirip ekor
2. Betina  :  perut  membesar  dan  terasa  lunak  serta  bila diurut ke arah anus akan mengeluarkan telur berwarna hijau kekuningan
Ciri - ciri induk lele yang matang gonad adalah sebagai berikut :
a. Bentuk tubuh : bagian kepala pipih horisontal, bagian badan bulat memanjang dan bagian ekor pipih vertikal.
b. Kesehatan : anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh tidak cacat dan tidak ada kelainan bentuk, alat kelamin tidak cacat (rusak), tubuh tidak ditempeli jasad patogen, insang bersih, tubuh tidak bengkak/memar dan tidak berlumut, tutup insang normal dan tubuh berlendir.
c.  Induk jantan yang matang gonad :
1) Alat  kelamin  tampak  jelas,  meruncing,  berwarna kemerahan terletak di dekat lubang anus.
2) Jika   perut   diurut   akan   keluar   cairan   sperma berwarna keputih - putihan.
3) Tulang kepala lebih pipih dan ukurannya lebih kecil.
4) Warna tubuh lebih gelap.
d. Induk betina yang matang gonad :
1) Alat     kelaminnya     membulat     dan     berwarna kemerahan terletak di dekat lubang anus, lubangnya agak membesar sebagai jalan keluarnya telur.
2) Bentuk perut membesar, jika diraba terasa lembek.
3) Bila perut diurut ke arah anus akan keluar telur.
4) Tulang kepala agak cembung dan ukurannya lebih besar.
5) Warna tubuh lebih terang, gerakannya lamban dan jinak.
6) Ambilsampeltelur dengancaramemasukkanselangkanulasi<8 betinauntukmengambilsampeltelurdengancara="" br="" cmkedalam="" dengan="" induk="" keluar.="" lubangurogenital="" menggunakan="" menyedot="" mulut="" nbsp="" sampai="" sampel="" telur="">7) Ambil 30 butir sampel telur, amati sampel telur yang diambil  sesuaikan  dengan  warna  dan  fase telur yang siap dipijahkan (lihat tabel 5).
Tabel 5. Kriteria telur induk betina lele
No
Warna
Telur
Fase
Keterangan
1.Telurmuda
Telurmudacenderungukurankurang seragam
2.Teluryangsiapdipijahkan
Ukuranseragamdantidakmudahpecah
3.Telurtua
Telurmudahpecahbiladisentuh
8) Selanjutnya, ukur diameternya menggunakan mikroskop yang  dilengkapi  mikrometer,  sesuaikan  diameter hasil pengukuran dengan kriteria diameter telur yang sesuai SNI (lihat tabel 6).
9) Timbang induk jantan dan betina yang terseleksi dengan menggunakan timbangan.
10) Ukur panjang induk menggunakan penggaris. Cara mengukur panjang standar induk sesuai dengan SNI, yaitu : mengukur panjang standar dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan pangkal ekor.
Tabel 6. Kriteria induk sesuai SNI
No   
Kriteria   
Satuan    Jenis kelamin
            Jantan    Betina
1.    Umur    bulan    8 - 12    12 – 15
2.    Panjang standar    cm    40 - 45    38 – 40
3.    Bobot matang
pertama    g/ekor    500 - 750    400 – 500
4.    Fekunditas    butir/kg    -    50.000 -
100.000
5.    Diameter telur    mm    -    1,4 - 1,5
B. Memijahkan Induk Ikan Lele
Pemijahan induk ikan lele umumnya dilakukan secara alami dan semi alami. Pemijahan alami biasanya dilakukan pada jenis - jenis ikan tertentu saja yaitu ikan yang mudah dipijahkan sepanjang tahun seperti ikan mas, tawes, gurame,  lele  dan  lain  sebagainya.  Sebaliknya  pemijahan ikan semi buatan umumnya dilakukan terhadap ikan yang dipelihara  dalam  lingkungan  yang  tidak  sesuai  dengan faktor lingkungannya di alam.
Prosedur kerja untuk memijahkan induk :
1. Siapkan wadah pemijahan
a. Wadah pemijahan sesuai dengan SNI, yaitu wadah pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva dapat berupa bak, baik dengan menggunakan hapa atau tidak.
b. Mengeringkan  wadah  pemijahan  dengan  menutup saluran        pemasukan   air   dan   membuka   saluran pengeluaran air.
c. Membersihkan  kotoran  yang  ada  didasar  maupun dinding wadah dengan cara menyikat dengan sikat dan         spon      pembersih.      Bersihkan      dengan pencampuran desinfektan : kaporit 100 ppm atau diterjen 30 ppm.
d. Membilas  dengan  air  bersih  sampai  kotoran  yang menempel pada dasar dan dinding wadah hilang.
e. Membiarkan air sampai habis dan bilas dengan air bersih.
f. Mengeringkan kolam selama 1 hari agar terbebas dari bau kaporit atau diterjen.
2. Isi air ke dalam wadah pemijahan dengan menggunakan air yang sudah diendapkan dalam tandon air minimal selama 24 jam.
Tahap-tahap   mengisi   air   dalam   wadah   pemijahan adalah:
a. Menutup saluran pengeluaran air.
b. Mengisi    air    dengan    cara    membuka    saluran pemasukan air atau dengan bantuan pompa air ke dalam wadah pemijahan dengan ketinggian air sesuai dengan  SNI.  Ketinggian  air  pemijahan  yang  sesuai SNI untuk ikan lele adalah 25 - 40 cm.
c. Menutup   saluran   pemasukan   air   bila   air   telah mencapai sesuai yang diiinginkan.
d. Memeriksa     saluran     pengeluaran     air     untuk memastikan tidak ada kebocoran.
3. Tempatkan  titik  aerasi  secara  merata  kedalam  media pemijahan.
4. Lakukan pemijahan induk yang terseleksi baik secara alami maupun semi alami, caranya sebagai berikut :
a. Pemijahan alami
Memijahkan ikan secara alami dilakukan dengan cara memanipulasi lingkungan tanpa perlakuan perangsangan hormon. Persiapan wadah pemijahan yang telah dilakukan merupakan manipulasi lingkungan.
Langkah - langkah melakukan pemijahan alami :
1) Memasukkan       kakaban       sebagai       tempat menempelnya telur    dengan    jumlah    cukup menutupi 75 % dasar kolam.
2) Meletakkan kakaban 5 diatas dasar kolam dan diberikan pemberat berupa batu.
3) Menyusun kakaban berjajar memenuhi dan mengikuti panjang kolam agar tidak ada telur yang tidak menempel.
4) Memasukkan induk jantan dan betina yang terseleksi pada sore hari pukul 15.00 - 17.00 ke dalam wadah pemijahan dengan padat  tebar sesuai SNI (lihat tabel 7).
5) Menutup wadah pemijahan.
6) Membiarkan proses pemijahan selama ± 24 jam.
7) Melakukan pengecekan pada pagi harinya.
8) Selanjutnya,  memindahkan  indukan  yang  telah memijah dari kolam pemijahan ke dalam wadah pemeliharaan induk.
b. Pemijahan semi alami
Langkah - langkah dalam melakukan pemijahan semi alami, yaitu :
1) Memasukkan kakaban sebagai tempat menempelnya telur dengan jumlah cukup menutupi 75 % dasar kolam.
2) Meletakkan kakaban 5 cm diatas dasar kolam dan diberikan pemberat berupa batu.
3) Menyusun kakaban berjajar memenuhi dan mengikuti panjang kolam agar tidak ada telur yang tidak menempel.
4) Menyiapkan peralatan dan bahan untuk pemijahan semi alami seperti : spuit, HCG (human chorionic gonadotropin), aquades atau larutan garam fisiologis 0,7 %. Gunakan alat suntik yang sudah dibersihkan/dicuci dengan air panas atau gunakan alat yang baru.
5) Menimbang induk betina dengan timbangan dan tentukan dosis ovaprim.
a) Dosis hormon buatan 0,3 - 0,5 cc per 1 kg berat induk.
b) Menyedot hormon dengan spuit sebanyak dosis yang diperlukan.
c) Setelah itu, menyedot aquades atau larutan garam fisiologis 0,7 % dengan jarum yang sama sebanyak dosis hormon yang disedot tadi.
6) Induk   yang   terseleksi   disuntik   dengan   cara sebagai berikut :
a) Menyuntik  induk  yang  akan  dipijahkan pada sore hari jam 16.00 - 17.00.
b) Mengambil induk yang akan disuntik kemudian pada bagian kepala ditutup menggunakan kain basah.
c) Melakukan penyuntikan secara hati - hati disekitar sirip punggung kedalam daging induk (intramuscular) dengan memasukkan jarum suntik dengan kemiringan 30 - 45° sedalam ± 2
- 2,5 cm.
d) Setelah  hormon  didorong  masuk, lalu jarum dicabut dan bekas suntikan tersebut ditekan/ditutup dengan jari beberapa saat agar hormon tidak keluar.
7) Memasukkan induk jantan dan betina yang telah disuntik pada sore hari pukul 15.00 - 17.00 ke dalam wadah pemijahan dengan padat tebar harus sesuai dengan SNI (lihat tabel 7).
Tabel 7. Padat tebar untuk pemijahan induk lele sesuai
SNI
No    Induk lele
1.    Padat tebar induk 1 kg induk betina/m² dengan perbandingan bobot  jantan : betina 1 : 2
2.    Perbandingan jumlah jantan : betina adalah
1 : 1 - 3
8)  Menutup wadah pemijahan.
9)  Membiarkan proses pemijahan selama ± 24 jam.
10)  Melakukan pengecekan pada pagi harinya.
11)  Memasukkan kembali induk yang telah memijah ke dalam wadah pemeliharaan induk.
C. Menghitung Derajat Pembuahan (Fertilisasi Rate)
Derajat   pembuahan   (fertilisasi   rate)   adalah   derajat tingkat pembuahan telur yang telah dihasilkan. Langkah - langkah perhitungannya, sebagai berikut :
1. Ambil sampel telur hasil pemijahan secara acak sebanyak
5 titik.
2. Hitung jumlah telur dari sampel yang diambil.
3. Amati telur sampel secara visual atau secara mikroskopik satu persatu untuk mengetahui apakah telur dibuahi atau
tidak. Telur yang tidak dibuahi bercirikan dengan warna putih susu atau sedikit keruh dan terkadang ditumbuhi jamur, sedangkan telur yang dibuahi berwarna terang dan bersih.
4. Hitung jumlah telur yang dibuahi.
SUMBER:
http//pusdik.kkp.go.id
PusdikKP, 2012. Modul Teaching Factory "Pembenihan Ikan Air Tawar". Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

0 comments:

Post a Comment