Sekarang
masyarakat mulai banyak yang berusaha budidaya ikan lele, sistem budidaya ikan
lele yang mudah dan teknologi dalam sistem budidaya berkembang dengan berbagai
wadah atau tempat budidaya, antara lain budidaya dalam kolam terpal. Dengan berkembangnya
usaha ini juga karena kondisi pasar yang mendukung penyerapan ikan konsumsi
serta kebutuhan protein meningkat.
Untuk
mendapatkan keuntungan maksimal, sekarang budidaya ikan lele tidak dilakukan
secara sampingan tetapi dilaukan secara intensif. Ikan lele sanggup hidup dalam
kepadatan tebar yang tinggi dan memiliki rasio pemberian pakan berbanding
pertumbuhan bobot ikan yang baik. Oleh karena itu, usaha budidaya ikan lele
akan memberikan keuntungan lebih apabila dilakukan secara intensif.
Budidaya
lele dumbo dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m - 800 m dpl.
Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik,
artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air
Budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas
>800 m dpl. Namun bila Budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap
memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya
yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat.
Wadah
budidaya lele, yang dilakukan menggunakan kolam terpal, bak tembok permanen,
bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan rumah. Sumber air dapat
menggunakan aliran irigasi, air sumur
(air permukaan atau sumur dalam).
Lele
dilengkapi dengan organ Arborescent atau insang tambahan yang dikenal dengan
Labirynth itulah sebabnya ikan ini dapat hidup di lumpur, air yang tidak
mengalir dan di air yang kandungan oksigenya sedikit. Bahkan ikan dapat dapat
hidup beberapa jam beberapa jam tanpa air asal udara di sekitarnya lembab.
Syarat
budidaya ikan lele dumbo :
Suhu
yang ideal antara 20o C – 300 C tepatnya 280 C
Tingkat
keasaman tanah (pH) 6,5 – 8
Kandungan
CO2 15 ppm (mg per liter)
NH3
0,05 ppm
NO2
0,25 ppm
NO3
250 ppm
DO
(oksigen terlarut) 3 ppm
Dalam
budidaya ikan lele di kolam terpal yang perlu diperhatikan adalah pembuatan
kolam, pembuatan pengeluaran air.
Penyiapan
kolam tempat budidaya ikan lele
Ada
berbagai macam wadah yang bisa digunakan sebagai tempat budidaya ikan lele, untuk
memutuskan kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan dan ketersediaan
tenaga kerja terampil, sumber dana yang kita miliki. Perlu diperhatikan bahwa
setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila ditinjau
dari segi usaha budidaya.
Tipe-tipe
kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam
semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba.
Persiapan
budidaya :
a.
Pengeringan dan pengolahan tanah
Sebelum
benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama
pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari.
Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap
sudah cukup kering. Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan
mikroorganisme yang tidak menguntungkan yang menyebabkan bibit penyakit.
Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari sisa-sisa priode budidaya ikan lele
sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme yang
bersifat patogen akan mati.
Setelah
dikeringkan, permukaan tanah dibalik dengan cangkul. Pengolahan diperlukan
untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di
dalam tanah. Selain penggemburan, lakukan pengangkatan lapisan lumpur hitam
berbau busuk yang biasanya terdapat di dasar kolam. Karena lumpur hitam
tersebut menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas
itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak habis pada periode budidaya
ikan lele sebelumnya.
b.
Pengapuran dan pemupukan
Pengapuran
berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman (pH) kolam dan membantu memberantas
mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur
tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di atas permukaan
dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah dengan cangkul agar kapur
meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran dasar kolam
adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat keasaman
tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan.
Pemupukan
kolam menggunakan pupuk organik atau Urea dan SP-36. Jenis pupuk organiknya
bisa pupuk kandang atau pupuk kompos, dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter
persegi. Sedangkan dosis pupuk kimianya adalah urea 15 gram per meter persegi
dan SP-36 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk
menyediakan nutrisi bagi biota seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut
berguna untuk makanan alami ikan lele. Untuk kolam terpal pemupukan menggunakan
kompos dimasukan dalam karung, setelah kolam di pupuk kompos ± 1 minggu maka
karung di ambil
c.
Pengaturan air kolam
Ketinggian
air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 80-100 cm. Pengisian kolam harus
dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas
30-40 cm. Pada ketinggian tersebut sinar matahari masih bisa tembus hingga
dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh
dengan baik. Kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton airnya akan berwarna
kehijauan.
Setelah
air berwarna hijau atau kira-kira satu minggu, baru benih ikan lele siap
ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan
pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.
Cara
memilih benih ikan lele yang baik :
1. Benih
ikan lele yang sehat, ditandai dengan ciri fisik : Pergerakan ikan lele aktif,
nafsu makan bagus, tidak bergerombol, dan tidak menggantung di tepi kolam.
Sungut/kumis dan ekor ikan normal. Diperkuat dengan bentuk tubuh dari kepala
sampai ekor proporsional. Tidak luput dari pengamatan mata bahwa kulit ikan
lele tampak cerah dan mengkilat.
2. Ukuran
Benih Lele Seragam. Perhatikan mengenai keseragaman ukuran benih. Ukuran benih
lele yang tidak seragam akan berakibat pertumbuhan lele menjadi tidak serempak.
Karena ikan lele bersifat kanibal. Jika lapar, ikan lele yang berukuran besar
akan memangsa lele lain yang ukurannya lebih kecil. Misalnya jika kita
menginginkan ukuran benih 5 cm maka sebaiknya toleransi benih ukuran 4 cm - 6
cm masing-masing tidak lebih dari 10 % populasi.
3. Benih
bersertifikat SNI merupakan proses dari pengajuan CPIB, benih lele yang telah
mengantongi sertifikasi hal ini untuk memastikan bahwa benih berasal dari induk
lele yang unggul dan telah menerapkan cara pembenihan ikan yang baik.
Penebaran
benih ikan lele :
Pastikan
benih yg kita tebar sehat dan seragam
Ukuran
benih yg ditebar biasanya 5 – 7 cm
Padat
tebar 100-200 ekor/m2
Penebaran
seragam tujuan :
·
menghindari kanibalisme
·
menyeimbangkan pertumbuhan
·
meyeragamkan size panen
Lakukan
penebaran pada saat suhu tidak panas
Lakukan
aklimatisasi atau penyesuaian suhu air kolam
Pakan
ikan :
Pakan
merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele bisa mencapai 65%
biaya budidaya terserap pada pakan. Ada banyak sekali merek dan ragam pakan di
pasaran, pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion
Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding
bertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan. Untuk
mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan
utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal,
silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif dengan kandungan protein ±
30 %.
a.
Pemberian pakan utama
Pakan
yang baik harus mengandung nutrisi yang diperlukan oleh ikan lele. Sebagai ikan
karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Secara umum
kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein (minimal 30%), lemak
(4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan mineral. Berbagai pelet yang dijual
dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan keterangan kandungan nutrisi.
Pakan
harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap harinya ikan lele
memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan bobot 50
gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian
setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan
yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, persentase pemberian pakan
dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh.
Jadwal
pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 3-4
kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih
sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari. Harus
diingat, ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari.
Pertimbangkan pemberian makan lebih banyak pada sore dan malam hari.
b.
Pemberian pakan tambahan
Selain
pakan utama, bisa dipertimbangkan juga untuk memberi pakan tambahan. Pemberian
pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran pakan yang memang
cukup menguras kantong. Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa
dipertimbangkan pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan
tangkapan dari laut yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau
cacat dalam penangkapannya. Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran
ampas tahu.
Keong
mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu.
Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging keong
mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk ayam bersihkan bulu-bulunya
sebelum diumpankan pada lele.
Satu
hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pakan ikan lele, jangan sampai
telat atau kurang. Karena ikan lele mempunyai sifat kanibal, yakni suka
memangsa sejenisnya. Apabila kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih besar
ukurannya akan memangsa ikan yang lebih kecil.
Penggunaan
probiotik :
Di
dalam budidaya ikan lele di perlukan penggunaan probiotik untuk membantu
mengurai bahan yang tidak terpakai seperti sisa-sisa pakan akan dapat
dipergunakan oleh ikan. Penggunaan probiotik sangat bervariasi dan berbagai
merek dagang. Kadang di kombinasikan dengan penambahan tetes tebu untuk
penggunaanya.
Pengelolaan
air
Hal
penting lainnya dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Walaupun
ikan lele bisa hidup dalam kondisi air yang buruk, untuk mendapatkan hasil
maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga, karena ikan lele
memiliki kelebihan memikili Labirynt sehingga lebih tahan dari pada ikan
lainya. Pengaturan air bisa ditambahkan apabila mengalami penurunan permukaan
sebanyak 10% per minggu. Atau apabila musim kemarau di buatkan semacam air hujan
dengan pralon.
Awasi
kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan
tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan
dengan adanya bau busuk. Oleh karena itu, apabila sudah muncul bau busuk, buang
sepertiga air bagian bawah. Kemudian isi lagi dengan air baru. Frekuensi
pembuangan air sangat tergantung pada kebiasaan memberikan pakan. Apabila dalam
memberikan pakan banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering
dilakukan. Selain itu, apabila air terlihat berkurang karena penguapan atau
kebocoran kolam, segera tambahkan.
Pengendalian
hama dan penyakit ikan lele :
Hama
yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti
linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing
antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada
jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam.
Penyakit
pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga
mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa
diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor.
Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air,
mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu
kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi ikan lele juga bisa
terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan
lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengendalian penyakit silahkan
baca pengendalian hama dan penyakit ikan lele.
Superan
atau sistem penyortiran :
Dalam
budidaya ikan lele di anjurkan memeliki kolam lebih dari satu kolam artinya
bisa di pergunakan untuk sortasi dan grading di kolam. Keberhasikan dan
meminimalkan kematian ikan lele dengan cara mengadakan superan atau penyotiran, dan ini di lakukan semakin seering
seminggu sekali apabila lele telah besar kira-kira umur mendekati 2 bulan.
Panen
budidaya ikan lele
Pemanenan
budidaya ikan lele untuk konsumsi dalam negeri biasanya berukuran 9-12 ekor per
kg. Untuk mencapai ukuran konsumsi dari benih sebesar 5-7 cm dibutuhkan waktu
sekitar 2,5 sampai 3 bulan dari awal benih ditebar. Sedangkan untuk ekspor,
berat ikan lele bisa mencapai 500 gram per ekor.
Pemanenan
harus dilakukan dengan hati-hati. satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya
ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut. Pada saat
ikan lele dipanen hendaknya disortasi terlebih dahulu untuk misahkan lele
berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran ini berdampak pada harga. Ikan lele
yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan bagi pembudidaya.
Maaf pak. Mau tanya.. apakh penting utk disortir ya? Dengar2 kok tdk perlu, mengingat ikan.nanti jd stres pas ubek2 di air ketika sortir. Trims...
ReplyDeleteMaaf pak. Mau tanya.. apakh penting utk disortir ya? Dengar2 kok tdk perlu, mengingat ikan.nanti jd stres pas ubek2 di air ketika sortir. Trims...
ReplyDelete