Pakan adalah makanan atau asupan
yang diberikan kepada hewan ternak atau peliharaan. Istilah ini diadopsi dari
bahasa Jawa. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan dan
kehidupan makhluk hidup. Pakan Buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi
tertentu berdasarkan pertimbangan pembuatnya. Pembuatan pakan buatan sebaiknya
didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi hewan ternak yang bersangkutan,
sumber dan kualitas bahan baku, dan nilai ekonomis. Dengan berbagai
pertimbangan tersebut, diharapkan dapat dihasilkan pakan ikan yang memiliki
standar mutu tinggi dengan biaya yang murah.
Dalam budidaya ikan secara
intensif, pakan buatan merupakan sumber energi utama bagi perkembangan dan
pertumbuhan ikan. Berdasarkan tingkat kebutuhannya, pakan buatan dibedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) pakan tambahan, (2) pakan suplemen, dan (3)
pakan utama.
Pakan tambahan adalah pakan yang
dibuat untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pakan. Dalam hal ini, ikan yang
dibudidayakan sudah mendapatkan pakan dari alam, tetapi jumlahnya belum
memenuhi kebutuhan untuk perkembangan dan pertumbuhan yang lebih baik.
Sementara itu pakan suplemen adalah pakan yang dibuat untuk memenuhi komponen
nutrisi tertentu yang tidak bisa atau minim disediakan oleh pekan alamai.
Sedangkan pakan utama adalah pakan yang dibuat untuk menggantitikan sebagian
besar atau keseluruhan pakan alami. Pakan utama ini biasanya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pakan pada budidaya ikan yang dilakukan secara intensif.
Pabrik pakan berupaya menciptakan
pakan buatan yang disukai dan mudah dicerna oleh ikan, sehingga nutrisi yang
terkandung dalam pakan tersebut dapat digunakan untuk perkembangan dan
pertumbuhan ikan secara optimal. Komponen bahan baku pembuatan pakan
dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu komponen penghasil energi dan
komponen bukan penghasil energi.
Fungsi Pakan Pada Ikan
Ikan memenuhi kebutuhan
engerginya dari pakan, baik pakan alami maupun pakan buatan. Namun, pakan tidak
hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan energi bagi ikan. Beberapa fungsi
pakan bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan antara lain
A. Fungsi Pakan Pada Ikan Sebagai
Pengobatan
Pada dasarnya, ikan yang
memperoleh kecukupan pakan dengan kualitas dan kuantitas yang memadai akan
tumbuh dengan baik dan tidak mudah terserang penyakit. Pakan akan membantu
terciptanya sistem ketahanan tubuh pada ikan. Sistem ketahanan tubuh tersebut
akan menciptakan imunitas atau kekebalan terhadap serangan penyakit, dan sangat
dipengaruhi oleh sistem hormonal. Sementara mekanisme sistem hormonal sangat
dipengaruhi oleh kualitas pakan yang dikonsumsi. Dengan demikian, apabila pakan
yang dikonsumsi berkualitas baik, maka sistem hormonal juga akan berjalan
dengan baik dan dengan sendirinya akan terbentuk sistem ketahanan tubuh yang
baik pula.
B. Fungsi Pakan Pada Ikan Sebagai
Pembentuk Warna Tubuh
Salah satu fungsi pakan bagi ikan
adalah sebagai pembentuk warna tubuh atau pigmen. Biasanya fungsi pakan
tersebut terkandung dalam pakan buatan dan dimanfaatkan dalam budidaya ikan
hias. Pakan buatan yang digunakan untuk mementuk warna tubuh pada ikan tidak
beda jauh dengan pakan buatan lainnya, hanya ditambah dengan pigmen.
Pakan buatan yang diperkaya
dengan pigmen mudah dibedakan karena memiliki warna yang khas, biasanya berwana
hijau atau merah. Selain itu, keterangan yang menyebutkan adanya tambahan
pigmen biasanya juga tertera pada kemasan. Ikan yang diberi pakan dengan
kandungan pigmen yang proporsional akan memiliki warna tubuh yang lebih
cemerlang dan tajam.
C. Fungsi Pakan Pada Ikan Sebagai
Peningkat Cita Rasa
Cita rasa ikan dipengaruhi oleh
pakan yang dikonsumsi, baik pakan buatan maupun pakan alami. Setiap lingkungan
perairan memiliki pakan alami yang berbeda-beda. Dengan demikian, ikan disuatu
perairan akan memiliki aroma dan citarasa yang relatif berbeda dengan ikan
sejenis yang hidup di lingkungan perairan lain. Demikian pula ikan sejenis yang
ditangkap di lingkungan perairan yang sama namun pada musim berbeda akan
memiliki aroma dan cita rasa yang relatif berbeda. Cita rasa ikan yang
dipelihara di kolam tradisional juga berbeda dengan ikan yang dipelihara secara
intensif. Ikan bandeng yang dipelihara ditambak yang banyak ditumbuhi ganggang
tertentu ternyata memiliki cita rasa dengan aroma lumpur yang kuat.
Pemberian pakan berupa tepung
darah di Amerika, bungkil kacang di Israel, dan kepompong ulat sutra di Jepang
ternyata telah menghasilkan cita rasa daging ikan yang lebih baik dibanding
dengan ikan Indonesia yang diberi pakan pelet.
D. Fungsi Pakan Pada Ikan Untuk
Mempercepat Reproduksi
Fungsi lain dari pakan buatan
adalah untuk membantu mempercepat proses pematangan gonad sehingga proses
reproduksi bisa dipercepat. Pakan yang baik akan menunjang kerja organ tubuh
sehingga dapat bekerja lebih baik, termasuk sistem hormon dan endokrin. Sistem
endokrin sangat membantu proses reproduksi, yaitu dengan cara mengatur
pengangkutan hormon reproduksi menuju organ reproduksi.
Jenis pakan yang dapat memacu
perkembangan dan pematangan gonad adalah cumi-cumi, udang, kepiting, dan kerang
yang masih segar. Penambahan vitamin E ke dalam pakan juga diketahui dapat
merangsang pematangan gonad. Vitamin E berfungsi untuk mencegah oksidasi EPA
(eikosapentanoic acid). EPA diubah menjadi prostaglandin yang berberan dalam
mempercepat pematangan gonad. Bersama dengan vitamin A yang berperan sebagai
antioksidan, penambahan vitamin E juga akan meningkatkan fungsi PUFA
(polyunsaturated fatty acid) yang diperlukan dalam proses pembentukan hormon.
E. Fungsi Pakan Pada Ikan Untuk
Perbaikan Metabolisme Lemak
Ikan lebih mudah mencerna protein
untuk memenuhi kebutuhan energinya daripada mencerna lemak atau karbohidrat.
Kondisi ini kurang menguntungkan, mengingat sebaiknya protein diperuntukkan
bagi pertumbuhan, sedangkan energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat.
Beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ikan dalam mencerna
lemak dan karbohidrat sehingga energi yang terkandung di dalamnya dapat
dimanfaatkan.
Beberapa pabrik pakan menggunakan
asam bile untuk meningkatkan kemampuan ikan dalam mencerna lemak. Asam bile
merupakan cairan yang dihasilkan oleh hati. Senyawa ini banyak mengandung garam
natrium dan garam kalium. Dalam proses pencernaan lemak, kedua jenis garam ini
akan menurunkan tegangan permukaan lemak dan mengubah bentuk lemak menjadi
bola-bola kecil (micelle). Lemak berbentuk bola-bola kecil ini relatif larut
dalam air (membentuk emulsi) sehingga mudah diserap oleh tubuh.
Untuk meningkatkan daya cerna
ikan terhadap lemak juga dapat dilakukan dengan penambahan lesitin. Lesitin
merupakan lemak yang mengandung gliserol dan asam fosfat. Senyawa ini banyak
terdapat di otak, kedelai, biji bunga matahari, jagung, dan kuning telur.
Selain sebagai sumber lemak, lesitin juga berfungsi untuk menstabilkan lemak
dalam saluran pencernaan. Dengan kandungan gliserol yang tinggi, lesitin mudah
dicerna oleh ikan.
Upaya lain yang dapat dilakukan
adalah dengan penambahan mikroba. Selain menguraikan lemak sehingga mudah
dicerna oleh ikan, mikroba juga dapat membantu pencernaan karbohidrat dan
protein. Mikroba ini juga bisa ditambahkan dalam formulasi pakan ikan.
Enzim adalah biokatalisator
organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas
protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Enzim mempunyai dua
fungsi pokok sebagai berikut.
Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda
dalam waktu yang sama.
Enzim terdiri dari apoenzim dan
gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus
prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan
kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).Kebutuhan Nutrisi Pada Ikan
Pada usaha budidaya ikan yang
dilakukan secara tradisional, kebutuhan pakan ikan dapat dipenuhi oleh pakan
alami yang tumbuh di kolam. Akan tetapi pada usaha budidaya ikan secara
intensif, ketersediaan pakan alami tersebut sudah tidak mampu menopang pertumbuhan
ikan secara optimal.
Telah kita sebutkan bahwa
komponen bahan baku pembuatan pakan ikan dikelompokkan menjadi dua golongan,
yaitu komponen penghasil energi dan komponen bukan penghasil energi.
Komponen Penghasil Energi.
Komponen yang termasuk dalam kelompok ini akan menghasilkan energi bila dicerna
oleh ikan. Tiga komponen zat gizi yang dapat menghasilkan energi yaitu protein,
lemak, dan karbohidrat. Sebagian penulis menyebut ketiga komponen pakan
tersebut merupakan komponen makro (macro component) karena dibutuhkan oleh ikan
dalam jumlah relatif besar. Nilai energi dari komponen pakan adalah 4,0 kkal/g
untuk protein; 9,0 kkal/g untuk lemak; dan 4,0 kkal/g untuk karbohidrat.
Efisiensi energi pakan dalam budi daya ikan dianggap baik apabila berkisar antara
25-40%. Artinya, untuk memperoleh energi bagi pertumbuhanan sebesar 100 kkal
dibutuhkan energi dalam pakan sehesar 250-400 kkal. Hal ini berarti energi yang
dapat digunakan untuk pertumbuhan kurang dari 50% total energi dalam pakan,
selebihnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan untuk hidup (cost of living).
Komponen Bukan Penghasil Energi.
Meskipun tidak menghasilkan energi, komponen yang termasuk dalam kelompok ini
tetap diperlukan oleh ikan untuk menjaga keseimbangan gizi di dalam tubuhnya.
Komponen pakan yang tidak menghasilkan energi adalah vitamin dan mineral. Kedua
komponen ini sangat besar peranannya dalam mempertahankan kelangsungan hidup
dan pertumbuhan ikan. Sebagian penulis menyebut komponen zat gizi ini merupakan
komponen mikro (micro component) karma dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah
relatif kecil.
Beberapa penulis menambahkan air
sebagai zat gizi keenam. Meskipun bukan pakan dalam arti sehenarnya, air tetap
diperlukan sebagai media proses metabolisme dan pembentukan cairan tubuh ikan.
A. Protein
Protein adalah senyawa yang
terbentuk dari rangkaian asam amino yang berikatan sesamanya melalui ikatan
peptida dan ikatan silang antara ikatan sulfhidril, ikatan hidrogen, dan ikatan
van der waal. Dengan kata lain, protein merupakan suatu polimer heterogen yang
terdiri atas ratusan, bahkan ribuan, molekul senyawa asam amino, yaitu komponen
terkecil yang menyusun protein.
Protein merupakan material
organik utama dalam jaringan dan organ tubuh ikan. Persentase protein di dalam
tuhuh ikan berada pada posisi kedua setelah air, yakni berkisar antara 18-30%.
Protein bersama komponen nitrogen lainnya juga membentuk senyawa-senyawa
tertentu, seperti asam nukleat, enzim, hormon, vitamin, dan lain-lain.
Fungsi Protein. Ikan menggunakan
protein secara efisien sebagai sumber energi. Sebagian besar energi yang dapat
dicerna (digestible energy) dalam protein dapat dimetabolisme dengan lebih baik
oleh ikan dibandingkan dengan hewan lainnya. Demikian pula, peningkatan panas
akibat mengonsumsi protein pada ikan lebih rendah, yang berarti nilai energi
produktif yang diberikan oleh protein kepada ikan lebih besar. Secara garis
besar fungsi utama protein di dalam tubuh ikan adalah sebagai berikut :
Merupakan sumber energi bagi
ikan, terutama apabila komponen lemak dan karbohidrat yang terdapat di dalam
pakan tidak mampu memenuhi kebutuhan energi.
Berperan dalam pertumbuhan maupun
pembentukan jaringan tubuh.
Berperan dalam perbaikan jaringan
tubuh yang rusak.
Merupakan komponen utama dalam
pembentukan enzim, hormon, dan antibodi.
Turut berperan dalam pembentukan
gamet.
Berperan dalam proses
osmoregulasi di dalam tubuh.
Protein yang diserap oleh ikan
akan digunakan sebagai sumber energi, untuk memperbaiki protein jaringan, dan
untuk pertumbuhan. Ketersediaan protein dibutuhkan secara terus-menerus karena
asam amino digunakan secara terus-menerus untuk membentuk protein baru (selama
pertumbuhan dan reproduksi) atau mengganti protein yang rusak (pemeliharaan).
B. Lemak
Lemak adalah senyawa organik yang
mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (0) sebagai unsur utama.
Beberapa di antaranya ada yang mengandung nitrogen (N) atau fosfor (P).
Secara umum, lemak dan minyak
(keduanya sering disebut lipid) merupakan sumber energi paling tinggi dalam
pakan ikan. Perbedaan antara lemak dan minyak hanya terletak pada titik cairnya
(melting point). Lemak cenderung mempunyai titik cair lebih tinggi. Selain itu,
lemak memiliki rantai molekul lebih panjang dan bobot molekul lebih berat.
Lemak dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu lemak sederhana, lemak campuran, dan lemak turunan.
Lemak sederhana (simple lipids)
terdiri atas lemak netral (trigliserida), ester gliserol, wax (ester
kolesterol, ester vitamin A atau D), dan lain-lain. Wax merupakan ester asam
lemak dari alkohol berantai panjang, berperan sebagai sumber energi dan
memperbaiki karakteristik fisika dan kimia.
Lemak campuran (compound lipids),
misalnya fosfolipid yang merupakan ester asam lemak dan asam fosfatidik. Lemak
ini merupakan komponen utama lemak pada membran sel.
Lemak turunan (derived lipids),
yaitu produk hidrolisis dari lemak sederhana dan lemak campuran. Komponen utama
lemak turunan adalah asam lemak.
Berdasarkan kejenuhannya, lemak
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu lemak jenuh dan tidak jenuh. Kejenuhan
lemak dapat diketahui berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap di antara atom
karbon penyusunnya. Lemak tidak jenuh mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap,
sedangkan
lemak jenuh tidak mempunyai
ikatan rangkap. Lemak jenuh relatif sulit bereaksi karena titik cairnya relatif
tinggi dibandingkan dengan lemak tidak jenuh.
Fungsi Lemak. Ikan menggunakan
lemak sebagai sumber energi utama, pembentuk struktur sel
"prekursor", dan pemelihara keutuhan biomembran yang berperan dalam
pengangkutan antarsel untuk nutrien yang larut lemak, seperti sterol dan
vitamin. Sterol adalah alkohol berantai panjang yang polisiklik. Fungsi utama
senyawa ini adalah sebagai komponen pada sistem hormon, terutama dalam proses
pematangan gonad dan fungsi fisiologis yang berkaitan dengan pemijahan.
Aktivitas biomembran sangat dipengaruhi oleh asam lemak yang terdapat dalam
fosfolipid.
Dalam pakan maupun daging ikan,
lemak umumnya terdapat dalam bentuk trigliserida, fosfolipid, dan kadang-kadang
wax. Trigliserida terbentuk dari molekul gliserol dengan tiga asam lemak.
Fosfolipid juga dibentuk dari molekul gliserol, tetapi dengan hanya dua asam
lemak. Pengganti asam lemak ketiga adalah asam fosfor dan jenis molekul lain
(kolin, inositol, dan lain-lain). Wax merupakan ester yang terbuat dari asam
lemak dan alkohol berantai panjang. Trigliserida berperan dalam penyimpanan
lemak. Fosfolipid penting dalam pembentukan membran sel. Wax merupakan bentuk
umum penyimpanan asam lemak pada beberapa zooplankton.
Sebagai sumber energi utama,
kemampuan lemak untuk menghasilkan energi jauh lebih besar dibandingkan dengan
karbohidrat atau protein. Namun, karena ikan mempunyai kemampuan yang sangat
baik dalam mengonsumsi protein, peranan lemak sebagai sumber energi menempati
kedudukan kedua setelah protein. Peranan penting lemak sebagai sumber energi
terutama terdapat pada ikan karnivor. Pada ikan karnivor, ketersediaan
karbohidrat sangat rendah. Penambahan lemak sebagai sumber energi akan
meningkatkan keefektifan penggunaan protein (protein sparing effect).
C. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu
komponen sumber energi. Tampaknya, peranan karbohidrat sebagai sumber energi
bagi ikan belum dapat dipahami sepenuhnya. Ikan mempunyai kemampuan untuk
menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi, akan tetapi juga dapat hidup
tanpa pemberian karbohidrat. Diduga, ikan tidak mempunyai kebutuhan karbohidrat
secara khusus, tetapi akan tumbuh lebih baik apabila pakan yang diberikan
mengandung karbohidrat. Bahan baku pakan yang mengandung karbohidrat antara
lain jagung, beras, dedak, tepung terigu, tapioka, dan sagu. Sebagian bahan di
atas, selain berperan sebagai sumber karbohidrat juga berfungsi sebagai alat
perekat (hinder) untuk mengikat komponen bahan baku dalam pembuatan pakan.
Karbohidrat terdiri atas serat
kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Serat kasar sangat sulit dicerna oleh
ikan, namun kehadirannya dalam pakan tetap diperlukan, yakni untuk meningkatkan
gerak peristaltik usus. Pemberian serat kasar dalam pakan perlu diperhatikan.
Kandungan serat kasar di dalam pakan udang sebaiknya tidak lebih dari 30%.
Pemberian serat kasar dalam jumlah berlebihan dapat rnenyebabkan gangguan pada
proses penyerapan pakan di dalam usus halus.
Unsur utama yang membentuk
karbohidrat adalah karbon, hidrogen, dan oksigen. Apabila dibandingkan dengan
lemak dan protein, karbohidrat relatif lebih mudah larut di dalam air, terutama
golongan karbohidrat sederhana. Berdasarkan jumlah molekul yang dimilikinya,
karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan utama.
Monosakarida. Monosakarida adalah
golongan karbohidrat yang paling sederhana. Contoh: triosa, pentosa, dan
heksosa. Monosakarida yang paling banyak terdapat di dalam sel adalah pentosa
(ribosa dan dioksiribosa) dan heksosa (glukosa dan fruktosa).
Disakarida. Disakarida adalah
golongan karbohidrat yang terdiri atas dua gugus monosakarida. Contoh: sukrosa
(gula tebu), maltosa (gula anggur), laktosa (gula susu), dan selubiosa (hasil
hidrolisis tidak sempurna dari selulosa).
Polisakarida. Polisakarida adalah
kelompok karbohidrat yang terdiri atas sejumlah gugus monosakarida. Contoh:
pati, kanji, selulosa, glikogen, pektin, kitin, lignin, amilosa, dan
amilopektin.
Selain berfungsi sebagai sumber
energi bagi ikan, karbohidrat juga berperan dalam menghemat penggunaan protein
sebagai sumber energi. Apabila pakan yang diberikan kekurangan karbohidrat,
ikan akan kurang efisien dalam penggunaan pakan berprotein untuk menghasilkan
energi dan kebutuhan metabolik lainnya. Hubungan antara protein dan karbohidrat
sering disebut protein sparing effect dari karbohidrat, di mana karbohidrat
dapat menghemat protein. Diduga bahwa 0,23 g karbohidrat per 100 g pakan dapat
menghemat 0,05 gram protein.
Karbohidrat juga berperan sebagai
prekursor untuk berbagai metabolisme internal (intermediate metabolism) yang
produknya dibutuhkan untuk pertumbuhan, misalnya asam amino non esensial dan
asam nukleat. Di dalam tubuh ikan, karbohidrat disimpan sebagai cadangan energi
di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen.
D. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik
yang esensial bagi pertumbuhan. Meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah yang
relatif kecil, vitamin berperan sangat penting untuk menjaga agar proses-proses
yang terjadi di dalam tubuh ikan tetap berlangsung dengan balk.
Vitamin harus selalu didatangkan
melalui pakan sebab tubuh ikan tidak mampu membuatnya sendiri. !kan yang
mengandalkan pakan alami hampir tidak pernah kekurangan vitamin. Namun, apabila
ikan dibudidayakan secara intensif di kolam, saluran, dan karamba, di mana
pakan alami yang tersedia sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan ikan, penambahan
vitamin sangat diperlukan.
Kandungan vitamin di dalam pakan
buatan tergantung dari bahan baku yang digunakan dan bahan yang ditambahkan.
Jumlah vitamin dapat berkurang atau rusak selama proses pembuatan dan penyimpanan
pakan buatan. Oleh karena itu, perlu selalu dilakukan penambahan vitamin.
Sebagian besar vitamin akan rusak
karena penanganan yang kurang cermat, baik selama proses pembuatan maupun
penyimpanan pakan yang terlalu lama (lebih dari tiga bulan). Tiamin akan
kehilangan aktivitasnya apabila pembuatan atau penyimpanan pakan dilakukan
dalam kondisi basa atau mengandung sulfida. Beberapa vitamin akan mengalami
perombakan lebih lanjut apabila terkena cahaya matahari secara langsung.
Riboflavin harus dilindungi dari cahaya matahari atau cahaya lampu. Piridoksin
tidak tahan terhadap udara dan cahaya matahari. Asam pantotenat kurang stabil
apabila disimpan di tempat yang panas dan lembap. Cahaya matahari dan
penyimpanan yang terlalu lama akan merusak aktivitas asam folat. Fungsi vitamin
B-12 akan menurun apabila disimpan di tempat yang bersuhu tinggi. Vitamin E
sangat sensitif terhadap proses oksidasi. Vitamin K dalam bentuk sintetis harus
terlindung dari cahaya matahari secara langsung.
Tampak jelas bahwa fungsi vitamin
mudah terganggu sehingga lebih baik segera digunakan. Jika terpaksa disimpan,
sebaiknya vitamin di letakkan di tempat kering dan dingin, serta terhindar dari
pengaruh cahaya matahari maupun cahaya lampu yang terlalu terang.
Klasifikasi dan Fungsi Vitamin.
Secara garis besar, vitamin dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Golongan
vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K. Sementara,
goloagan yang larut dalam air yaitu vitamin B dan C. Vitamin B terdiri atas
tiamin (B-1), riboflavin (B-2), piridoksin (B-6), sianokobalamin (B-12),
niasin, biotin, kolin, asam folat, inositol, dan asam pantotenat.
Dalam proses osmoregulasi tubuh,
vitamin mempunyai peranan yang penting, di antaranya sebagai berikut:
Merupakan katalisator (pemacu)
dalam proses metabolisme. Vitamin merupakan bagian dari enzim atau koenzim yang
berperan dalam pengaturan berbagai proses metabolisme. Vitamin mampu
mempercepat proses perombakan pakan tanpa mengalami perubahan.
Membantu protein dalam
memperbaiki dan membentuk sel baru.
Mempertahankan fungsi berbagai
jaringan tubuh sebagaimana mestinya.
Turut berperan dalam pembentukan
senyawa-senyawa tertentu di dalam tubuh.
E. Mineral
Mineral merupakan elemen anorganik
yang dibutuhkan oleh ikan dalam pembentukan jaringan dan berbagai fungsi
metabolisme dan osmoregulasi. Ikan juga menggunakan elemen anorganik tersebut
untuk mempertahankan keseimbangan osmosis antara cairan tubuh dan cairan di
sekitarnya. Mineral dibutuhkan dalam jumlah relatif kecil, namun berperan
sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup, mengingat beberapa proses yang
berlangsung di dalam tubuh ikan membutuhkan mineral.
Berdasarkan kebutuhannya, mineral
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral esensial dan mineral
nonesensial. Mineral esensial harus selalu tersedia di dalam tubuh ikan dan
harus disuplai dari pakan karena tubuh ikan tidak mampu memproduksi mineral
ini. Sementara, mineral nonesensial yaitu mineral yang sebaiknya tersedia di
dalam tubuh ikan.
Berdasarkan jumlah kebutuhannya,
mineral dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu makromineral dan mikromineral.
Makromineral yaitu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah relatif
besar, seperti kalsium (Ca), fosfor (P), belerang (S), natrium (Na), klorida
(CI), magnesium (Mg), dan kalium (K). Sebaliknya, mikromineral adalah mineral
yang dibutuhkan oleh tubuh ikan dalam jumlah relatif kecil, yaitu kobalt (Co),
selenium (Se), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), krom (Cr), fluor (F),
iodium (I), besi (Fe), dan molibdenum (Mo). Mikromineral sering pula disebut
sebagai trace mineral.
Kelengkapan mineral dalam pakan
buatan belum memberikan jaminan akan kualitas nutrien pakan yang baik.
Kelengkapan mineral akan memberikan dampak positif apabila diikuti dengan
komposisi yang tepat dari nutrisi lainnya, seperti protein, lemak, karbohidrat,
dan vitamin. Komposisi pakan tersebut sangat berpengaruh terhadap penyerapan
mineral oleh tubuh ikan. Sebagai contoh, penyerapan mineral esensial oleh ikan
berlangsung dalam bentuk garam atau senyawa sukar larut (kecuali K dan Na).
Bentuk-bentuk ini memerlukan protein yang berfungsi sebagai pembawa dan
bahan-bahan lain untuk mempermudah penyerapan.
Fungsi Mineral. Fungsi utama
mineral adalah berperan dalam proses pembentukan rangka, pernapasan, dan
metabolisme. Mineral pembentuk rangka berperan dalam pembentukan struktur tubuh
ikan, seperti tulang, gigi, dan sisik ikan. Mineral yang termasuk kelompok ini
adalah Ca, P, F, dan Mg. Mineral Fe, Cu, dan Ca berperan besar dalam proses
pernapasan. Sementara, mineral yang membantu proses metabolisme meliputi semua
mineral, baik yang esensial maupun nonesensial. Mineral-mineral tersebut
berperan dalam pembentukan enzim dan pengaturan keseimbangan antara cairan
tubuh dan cairan lingkungannya.
Selain fungsi-fungsi utama
tersebut, beberapa fungsi lain dari mineral adalah sebagai berikut:
Mengatur keseimbangan asam basa
dan proses osmosis antara cairan tubuh dan lingkungannya (terutama Na, K, Ca,
dan CI).
Berperan dalam proses pembekuan
darah dan pembentukan hemoglobin (terutama Fe, Cu, dan Co).
Berperan penting dalam proses
metabolisms (terutama Cl, Mg, dan P).
Mengatur fungsi sel (Cu dan Zn),
membentuk fosfolipid dan bahan inti sel (S dan P), mematangkan kelenjar kelamin
(Br), dan membentuk hormon tiroid (I).
0 comments:
Post a Comment