Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Kelautan dan Perikanan yang mandiri dan menguasai Rantai Pasok Produksi yang berbasis pada Pelaku Utama dan Pelaku Usaha bidang Perikanan, serta dalam rangka mendukung kegiatan Prasasti Mina di desa Talun, kecamatan Kayen, kabupaten Pati maka diadakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas bagi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha bidang Perikanan
Air merupakan
sumberdaya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh
semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumberdaya air harus dilindungi agar
tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang
lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi
mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumberdaya air harus di tanamkan
pada segenap pengguna air (Effendi, 2003).
Kualitas air secara
umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan
atau keperluan tertentu dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu
kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi
berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum. Air yang jernih bukan
berarti air yang baik bagi ikan, karena jernih bukan satu-satunya sarat air
berkualitas bagi ikan. Sering dijumpai ikan hidup dan berkembang dengan “subur”
justru pada air yang bagi manusia menimbulkan kesan jorok. Ikan hidup dalam
lingkungan air dan melakukan interaksi aktif antara keduanya.
Ikan-air boleh
dikatakan sebagai suatu sistem terbuka dimana terjadi pertukaran materi (dan
energi), seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), garam-garaman, dan bahan
buangan. pertukaran materi ini terjadi pada antar muka (Interface). Ikan-air pada
bahan berupa membran semipermeabel yang terdapat pada ikan. Kehadiran
bahan-bahan tertentu dalam jumlah tertentu akan mengganggu mekanisme kerja dari
membran tersebut, sehingga ikan pada akhirnya akan terganggu dan bisa
megakibatkan kematian.
Kualitas air adalah
istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan
tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi
dan sebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk
menjamin keamanan dan kelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat
diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian
yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau
dan warna) (ICRF,2010).
Ekosistem air yang
terdapat di darat (inland water) secara umum di bagi atas 2 yaitu perairan
lentik (lentik water), atau juga disebut sebagai perairan tenang, misalnya
danau, rawa, waduk, situ, telaga dan sebagainya dan perairan lontik (lontic
water), disebut juga sebagai perairan berarus deras, misalnya sungai, kali,
kanal, parit dan sebagainya. Perbedaaan utama antara perairan lontik dan lentik
adalah dalam kecepatan arus air (Barus, 2003).
Tujuan
Tujuan dilaksanakannya
praktikum Manajemen Kualitas Air ini adalah untuk mengetahui parameter kualitas
air baik secara fisika, kimia dan biologi berdasarkan pola diurnal jenis
organisme didalamya dan juga menentukan kesuburan perairan.
Manajemen Kualitas Air
Didalam manajemen
kualitas air adalah merupakan suatu upaya memanipulasi kondisi lingkungan
sehingga mereka berada dalam kisaran yang sesuai untuk kehidupan dan
pertumbuhan ikan. Di dalam usaha perikanan, diperlukan untuk mencegah aktivitas
manusia yang mempunyai pengaruh merugikan terhadap kualitas air dan produksi
ikan (Widjanarko, 2005).
Kualitas air yaitu
sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat energi atau komponen lain di dalam
air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu parameter fisika
(suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan sebagainya), parameter kimia (pH,
oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan sebagainya), dan parameter biologi
(keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya) (Effendi, 2003).
Lima syarat utama
kualitas air bagi kehidupan ikan adalah (O-fish, 2009):
1. Rendah kadar amonia
dan nitrit
2. Bersih secara
kimiawi
3. Memiliki pH,
kesadahan, dan temperatur yang sesuai
4. Rendah kadar cemaran
organik, dan
5. Stabil
Parameter Fisika
1 Suhu
Pola temperatur
ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya
matahari, pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya, ketinggihan
geografis dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh vegetasi) dari pepohonan
yang tumbuh di tepi. Di samping itu pola temperatur perairan dapat di pengaruhi
oleh faktor-faktor anthropogen (faktor yang di akibatkan oleh aktivitas
manusia) seperti limbah panas yang berasal dari air pendingin pabrik,
penggundulan DAS yang menyebabkan hilangnya perlindungan, sehingga badan air
terkena cahaya matahari secara langsung (Barus, 2003).
Suhu tinggi tidak
selalu berakibat mematikan tetapi dapat menyebabkan gangguan kesehatan untuk jangka panjang, misalnya
stres yang ditandai dengan tubuh lemah, kurus, dan tingkah laku abnormal. Pada
suhu rendah, akibat yang ditimbulkan antara lain ikan menjadi lebih rentan
terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat melemahnya sistem imun. Pada
dasarnya suhu rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi
suhu rendah menyebabkan menurunnya laju pernafasan dan denyut jantung sehingga
dapat berlanjut dengan pingsannya ikan-ikan akibat kekurangan oksigen (Irianto,
2005).
2 Kecerahan
Kecerahan merupakan
ciri penentu untuk pencerahan, penglihatan yang mana suatu sumber dilihat
memancarkan sejumlah kandungan cahaya.dalam kata lain kecerahan adalah
pencerahan yang terhasil dari pada kekilauan sasaran penglihatan, kecerahan
merupakan suatu ukuran dimana cahaya didalam air yang disebabkan oleh adanya
partikel-partikel kaloid dan suspensi dari suatu bahan pencemaran, antara lain
bahan organik dari buangan-buangan industri, rumah tangga, pertanian yang
terkandung di perairan ( Chakroff dalam Syukur, 2002).
3 Kedalaman
Kedalaman disuatu
perairan saangat penting untuk diperahatikan, hal ini diakrenakan kedalaman
suatu perairan dapat mempengaruhi jumlah cahaya yang akan masuk ke perairan dan
ketersediaan oksigen diperairan tersebut, jika disuatu perairan kekurangan
cahaya masuk kedalamnya maka ikan tersebut akan stress. Begitu juga halnya
dengan kandungan oksigen, biasanya diperairan dalam ketersediaan oksigen lebih
sedikit dibandingkan dengan perairan dangkal.
2. Parameter Kimia
1 pH (Derajat
Keasaman)
pH adalah suatu ukuran
keasaman dan kadar alkali dari sebuah contoh cairan. Kadar pH dinilai dengan
ukuran antara 0-14. Sebagian besar persediaan air memiliki pH antara 7,0-8,2
namun beberapa air memiliki pH di bawah 6,5 atau diatas 9,5. Air dengan kadar
pH yang tinggi pada umumnya mempunyai konsentrasi alkali karbonat yang lebih tinggi.
Alkali karbonat menimbulkan noda alkali dan meningkatkan farmasi pengapuran
pada permukaan yang keras (ICLEAN, 2007).
2 DO (Disolved
Oxigent)
Oksigen adalah unsur
vital yang di perlukan oleh semua organisme untuk respirasi dan sebagai zat
pembakar dalm proses metabolisme. Sumber utama oksigen terlarut dalam air
adalah penyerapan oksigen dari udara melalui kontak antara permukaan air dengan
udara, dan dari proses fotosintesis. Selanjutnya daur kehilangan oksigen
melalui pelepasan dari permukaan ke atmosfer dan melalui kegiatan respirasi
dari semua organisme (Barus, 2003).
Kadar oksigen terlarut
juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada
pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas
fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang masuk ke dalam air
(Effendi, 2003).
4. Parameter Biologi
1. Jenis-Jenis
Plankton
Plankton adalah
organisme yang berkuran kecil yang hidupnya terombang-ambing oleh arus. Mereka
terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai
tumbuhan (fitoplankton). Zooplankton ialah hewan-hewan laut yang planktonik
sedangkan fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang dan
hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis (Dianthani, 2003).
Karena organisme
planktonik biasanya ditangkap dengan menggunakan jaring-jaring yang mempunyai
ukuran mata jarring yang berbeda, maka penggolongoan plankton dapat pula
dilakukan berdasarkan ukuran plankton. Penggolongan ini tidak membedakan
fitoplankton dari zooplankton, dan dengan cara ini dikenal lima golongan
plankton, yaitu : megaplankton ialah organisme plaktonik yang besarnya lebih
dari 2.0 mm; yang berukuran antara 0.2 mm-2.0 mm termasuk golongan
makroplankton; sedangkan mikroplankton berukuran antara 20 µm-0.2 mm. Ketiga golongan inilah yang biasanya
tertangkap oleh jaring-jaring plankton baku. Dua golongan yang lainnya:
nanoplankton adalah organisme planktonik yang sangat kecil, yang berukuran 2
µm-0.2 mm; organisme planktonik yang berukuran kurang dari 2 µm termasuk
golongan ultraplankton. Nanoplankton dan ultraplankton tidak dapat ditangkap
oleh jaring-jaring plankton baku.Untuk dapat menjaringnya diperlukan mata
jaring yang sangat kecil (Nybakken, 1982).
2.4.2 Ikan
Ikan adalah makhluk
hidup yang hidupnya diperairan dan juga ikan merupakan parameter biologi yang
dapat digunakan untuk meneliti parameter kualitas air disuatu perairan. Jika
disuatu perairan memiliki jenis ikan tertentu dalam jumlah yang sedikit ini
menunjukkan bahwa perairan itu tercemar atau kurang baik untuk dilakukannya
budidaya ikan, begitu pula sebaliknya, jika suatu perairan jumlahnya yang
terdapat didalamnya jumlah yang banyak dan beragam jenisnya, maka hal ini
menunjukkan bahwa perairan tersebut tidak mengalami pencemaran dan cocok untuk
pembudidayaan.
Metode Praktikum
Metode praktikum yang
digunakan adalah pengamatan lansung kualitas air seperti salinitas, suhu, pH,
kedalaman dan kecerahan sebagai parameter fisika, kimia dan sebagai parameter
biologi berupa pengamatan pada organisme.
Alat dan Bahan
Alat dan
Fungsinya
Adapun alat-alat yang
dipergunakan dalam pengukuran tiap parameter dalam praktikum ini antara lain :
1. Refraktometer untuk mengukur kadar
salinitas perairan
2. pH –meter untuk mengukur konsentrasi ion
Hidrogen (H+)
3. Thermometer untuk mengukur suhu air
4. Aquadest untuk kalibrasi alat - alat
pengukuran
3.3. Metode Praktikum
Metode praktikum yang dilakukan
pada praktikum ini adalah metode survey, yakni pengamatan yang dilakukan secara
langsung dilapangan dan pengamatan terhadap sample objek yang akan dilihat.
3.4 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur
pengukuran kualitas air pada praktikum Manajemen Kualitas Air yaitu data
diperoleh pada pengukuran salinitas, suhu, dan pH air dilakukan pada pagi hari
pukul 07.00WIB dan siang hari pukul 12.00WIB, pada 3 stasiun yang berbeda. Pengambilan sampel dicatat
dalam tabel pada lembaran yang telah dipersiapkan untuk dibuat sebuah
laporan praktikum mata kuliah Manajemen
Kualitas Air.
3.5 Teknik Pengumpulan
Data
Pada prosedur
praktikum, penelitian pengumpulan data dilakukan dengan melalui 2 cara. Adapun
data tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan data primer dan data sekunder
3.5.1 Data Primer
Pada data primer adalah
data kita yang diperoleh langsung dari lapangan itu sendiri dimana tempat kita
melakukan praktikum tersebut.
3.5.2 Data Sekunder
Berbeda halnya pada
data primer, pada data sekunder data yang kita peroleh tersebut adalah dari
data yang telah dilakukan penelitian terlebih dulu yang sudah mempunyai data
cukup jelas dari sebuah perairan kolam yang akan kita lakukan praktikum.
3.5.3 Penentuan lokasi
sampling
Lokasi sampling yang
telah ditentukan tersebut disebuah kolam yang terletak didesa Cot Paya. Dimana
dalam kolam tersebut kita melakukan penelitian pada 3 stasiun yang berbeda
diantaranya pada stasiun I daerah yang dilakukan penelitian terletak
dipinggiran kolam yang berdekatan dengan pintu pemasukan air, pada stasiun II
lokasinya pada sudut yang banyak ditumbuhi lumut. Pada stasiun III lokasi yang diambil
untuk penelitian terletak dipinggiran ujung tambak yang dasar perairan tambak
tersebut mendapat penyinaran matahari secara langsung.
3.5.4 Pengambilan dan
analisis sampel
3.5.4 Sampel air
Sample air yang diambil
untuk melakukan penelitian ini adalah dilakukan dengan 3 stasiun atau 3 sampel
air yang akan diambil yang dapat mewakili keseluruhan luas kolam tersebut.
3.6 Analisa Data
Data-data yang
diperoleh dari hasil praktikum lapang yaitu parameter kualitas air secara
fisika, kimia, dan biologi, dapat kita simpulkan dalam bentuk tabel dan
kemudian disajikan dalam bentuk laporan praktikum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kolam
Pengamatan
Jenis kolam pengamatan
adalah kolam tanah, yaitu kolam yang bagian pinggir dan dasarnya dari tanah.
Kolam ini berbentuk empat persegi panjang. Di bagian pematang sebelah selatan
terdapat pohon sebagai naungan. Air yang masuk ke tambak dengan input sebelah
sebelah timur dan sekaligus berfungsi sebagai output. Sumber air pada kolam
tersebut berasal dari anakan muara sungai yang ada dipinggir tambak dengan
warna air yang jernih, jenis tanah adalah liat berpasir. Jenis komoditi yang
dibudidayakan yakni ikan Bandeng (Chanos
chanos) dan udang Windu (Penaeus monodon) .
4.2 Data Hasil
Pengamatan Kualitas Air
4.2.1 Parameter Fisika
a.Salinitas
Salinitas merupakan
berat garam dalam per kilogram air laut serta ukuran keasinan air laut dalam
satuan promil (mg/liter). Salinitas merupakan parameter penunjuk jumlah bahan
terlarut dalam air. Alat yang digunakan adalah Refraktometer.
0 comments:
Post a Comment