Klasifikasi dan Morfologi
Klasifikasi A. virescens Valenciennes, 1830 menurut Saanin (1968 dan 1984) adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Percoidea
Divisi : Perciformes
Family : Lutjanidae
Spesies :Aprion virescens
Sinonim :Mesoprion m
icrochir, Sparopsis elongates, Sparopsis latifrons, Aprion konekonis
Nama umum : Green jobfish
Nama lokal : Kurisi Bali (Indonesia), Gunturu(Makasar), Panakol bedug (Palabuhanratu)
Nama dagang : Gray Snappers (USA), Uku (Hawai), Aochibiki (Jepang), Vivaneau job (Perancis), Pargo verde (Spanyol).
A. virescens memiliki cirri khusus sirip dada yang pendek, membundar dan sepanjang hidung (Saanin, 1984). Badannya memanjang, kokoh, moncong di bawah lubang hidung dengan alur horizontal, rahang atas dan rahang bawah hamper sama. Rahang atas tidak bersisik, selaput sirip punggung dan sirip dubur tanpa sisik. Terdapat lingkar gigi pada kedua rahang, memiliki gigi taring yang terdapat di depan. Maxilla tanpa sisik dan memanjang vertical melalui garis tepi yang licin. Lengkungan insang pertama berkisar 7-11 buah melekat pada bagian atas dan pada oto bagian bawah 11-15 buah dengan total kisaran 18-26 buah. Sirip punggung keras dan sirip punggung lemah bersambung tetapi terdapat sedikit lekukan yang tidak terlalu dalam. Sirip ekor bercabang dua berbentuk forked (bercagak). Sirip punggung dengan jari-jari keras berkisar 10-2 buah, jari-jari sirip punggung lemah berkisar 6-10 buah, sirip dada berkisar 15-17 buah dan garis rusuk (linea lateralis) berjumlah 50-53 buah. Badan berwarna hijau gelap atau biru abu-abu, sirip-sripnya kuning atau ungu (Allen,2001)
A.virencens hidup menyendiri atau soliter.Makanannya berupa ikan-ikan kecil, udang, kepiting, plankton dan chepalapoda. Ikan ini tersebar pada daerah Indo Pasifik yang meliputi Afrika Timur, Kepulauan Hawai, utara Jepang, selatan Australia, dan Afrika Selatan (Allen,2001). Myers (1999) in Haight (2005) melaporkan A.virescens di Hawai mendiami perairan pada kedalaman 3-180 meter pada substrat yang keras dengan struktur yang kompleks. Haight (1989) in Haight (2005) melaporkan bahwa sebagian besar CPUE untuk A.virescens di Hawai terjadi pada kedalaman 50-100 m sedangkan di perairan barat Indonesia melalui servey kapal-kapal penelitian Bawal Putih 2 dan Jurong pada tahun 1974-1979, sebagian besar A.virescens tertangkap pada kedalaman 20-100 m (Pauly dan Martosubroto, 1996).
Reproduksi
Reproduksi merupakan mata rantai dalam siklus hidup ikan, yang berhubungan dengan mata rantai yang lain untuk menjamin keberlangsungan hidupnya (Nikolsky, 1963). Dalam biologi perikanan, analisis siklus hidup
yang berhubungan dengan reproduksi terutama difokuskan pada ikan betina karena produksi keturunan (telur) pada ikan betina sangat terbatas dibandingkan produksi sperma pada ikan jantan (Helfman et al., 1997 in Murua et al.,2003).
Pola reproduksi ikan-ikan laut dalam diperkirakan berlangsung sepanjang tahun berdasarkan stabilitas fisika dan kimia perairan laut dalam. Waktu dan durasi dari punca pemijahan dan kematangan umur berbeda dengan berbedanya spesies, daerah distribusi masing-masing spesies dan kedalaman dari masing-masing spesies. Reproduksi musiman pada ikan-ikan di laut dalam tidak dikontrol oleh cahaya dan temperature sebagaimana pada ikan-ikan di perairan yang lebih dangkal tetapi dikontrol oleh ketersediaan makanan, penenggelaman bahan organic, arus laut dalam dan migrasi vertical (Rotllant et al., 2002).
Parameter lingkungan yang konstan sepanjang tahun, diharapkan membuat reproduksi mengikuti suatu pola berkala.Rokop (1974) in Nybakken (1988) melaporkan reproduksi berbagai peghuni dasar laut dalam berlangung konstn sepanjang tahun tanpa adanya puncak musiman.Sedangkan di bagian mesopelagik (perairan tengah) seperti habitat A.virescens, daur reproduksi ikan-ikan terjadi secara musiman misalnya di musim semi dan musim panas.Dilaporkan, ikan kakap memijah pada waktu malam hari dekat perairan terbuka dan bersamaan dengan waktu pasang purnama atau bulan penuh dan dilakukan dalam keadaan dimana kecepatan arus angin minimum (Grimes, 1987 in Herianti dan Djamal, 1993).
Ikan kakap merah (Lutjanus sp.) mempunyai badan bulat putih memanjang dengan sirip punggung dapat mencapai 20 cm. Umumnya 25-100 cm, gepeng, batang sirip ekor lebar, mulut lebar, sedikit serong dan gigi-giginya halus. Ikan kakap merah mempunyai bagian bawah penutup insang yang berduri kuat dan bagian atas penutup insang terdapat cuping bergerigi.Bagian punggung warnanya mendekati keabuan, putih perak bagian bawah dan dengan sirip-sirip berwarna abu-abu gelap.Ikan kakap merah termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil dan crustacea.Ikan kakap merah hidup di perairan pantai, muara sungai,
teluk, dan air payau (Ditjen Perikanan 1990).
Klasifikasi ikan kakap merah (Lutjanus sp.) (Saanin 1968) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
bOrdo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Lutjanidae
Genus : Lutjanus
Spesies : Lutjanus sp.
Kapsul
Kata kapsul berasal dari bahasa Latin yaitu capsula, yang berarti kotak kecil,sedangkan pada pemakaian bahasa Inggris digunakan untuk banyak objek yang berbeda, mulai dari bunga(flowers) hingga pesawat luar angkasa (spacecraft). Kata tersebut dalam farmasi digunakan untuk mendeskripsikan edible package yang terbuat dari gelatin atau material lain yang sesuai yang kemudian diisi dengan obat untuk menghasilkan satuan dosis tertentu, biasanya untuk dimakan.Tipe kapsul ada dua yaitu ‘keras’ dan ‘lunak’; yang terdiri dari dua bagian untuk jenis keras, dan satu bagian untuk jenis lunak. Kapsul keras terdiri dari dua bagian: bagian yang lebih pendek disebut ‘cap’, dan bagian yang lebih panjang disebut ‘body’ (Aulton 2002).
Kapsul kosong dijual berdasarkan ukuran. Kapsul yang biasa digunakan untuk manusia berkisar dari ukuran 0 yang terbesar sampai ukuran 5 yang terkecil. Ukuran 00 kadang-kadang diperlukan karena volume bahan pengisi besar, tetapi ukuran ini tidak dipergunakan secara komersial. Tingkat kelembaban yang bervariasi dapat mempengaruhi perubahan ukuran kapsul sampai batas tertentu. Tabel 3 memberikan perkiraan volume bahan yang mungkin dikandung oleh kapsul, sekaligus dengan berat serbuk yang dapat masuk pada ukuran-ukuran tersebut. Berat serbuk yang tertera hanya berupa perkiraan, dan bervariasi dengan tekanan yang digunakan pada pengisian, atau tipe peralatan yang digunakan pada mesin pengisi (Lachman et al.1994).
Ikan kakap merupakan ikan dasar yang selalu berkelompok menempati karang, tandes atau rumpon Bentuk tubuhnyanya bulat pipih memanjang dengan mempunyai sirip di bagian punggung.Di bawah perut juga
terdapat sirip.Di bagian dekat anal juga terdapat sirip analnya.Sebagai ikan penguasa karang, ikan kakap dilengkapi dengan gigi untuk mengkoyak mangsanya.Karakternya dalam menyergap mangsanya, ikan kakap biasanya bersembunyi di balik karang atau rumpon dan mengambil lokasi tepat di muka arus. Ketika ada makanan apa saja yang hanyut langsung disergapnya untuk mengisi perutnya. Ikan-ikan yang paling besar di kawasanya selalu berada paling depan untuk memburu makanan, sedangan yang ukuran sedang memilih ‘sisa-sisa’ setelah yang besar puas makan. Maka janganlah heran bila memancing ikan kakap merah, bila pertama kali pancingan putus, ikan kakap yang besar akan kabur dan panik lantas diikuti dengan kawan ikan yang lebih kecil untuk bersembunyi. Kejadian ini oleh mania mancing sering disebut dengan cara guyonan si kakap manggil ‘kodim’ alias ‘komandan distrik-nya’ untuk kabur.Karakternya yang suka menyergap mangsa dari balik batu karang tempat persembunyiannya lalu kembali bersembunyi itulah, membuat ada ungkapan
peribahasa soal penjahat kelas kakap, alias memangsanya tidak tanggung-tanggung. Ikan kembung, como, tembang, cumi utuh bisa dicaploknya sekaligus. Cara makannya pun tergolong unik.Ikan ini tidak menyergap namun menghisap dengan mulut lebarnya.
KAKAP CUBERA
NAMA LAIN : Cubera Snapper, Cuban Snapper, Cuban Dog, Snapper
JENIS : Lutjanus Cyanopterus
UKURAN : Rata-rata 15-25 kg, dapat mencapai 50 kg lebih
REKOR DUNIA : 121 pounds
KARAKTER : Petarun
g sejati yang memanfaatkan ukuran dan kekuatannya serta semua rintangan yang ada disekitarnya demi keuntungan untuk perlawanannya.
KAKAP MERAH
NAMA LAIN : Red Snapper, North American, Genuine Red, Pargo Colorado
JENIS : Lutjanus Campechanus
UKURAN : Rata-rata 4-10 kg, dapat mencapai 20 kg lebih
REKOR DUNIA : 50 pounds
KARAKTER : Ikan petarung yang gigih dengan menggunakan kekuatannya, taktik dengan menggoyangkan kepalanya daripada berenang terus menerus.
KAKAP DOMBA
NAMA LAIN : Mutton Snapper, Muttonfish, Reef King, Pargo
JENIS : Lutjanus Analis
UKURAN : Rata-rata 2,5-7,5 kg, dapat mencapai 15 kg lebih
REKOR DUNIA : 28 pounds
KARAKTER : Jenis ini merupakan petarung yang kuat dikedalam-an, dan dapat menampilkan pesonanya di tempat dangkal atau melarikan diri dipermukaan, lalu turun dengan terus menerus untuk kemudian bertahan dengan memanfaatkan kekuatan dan sisi lebar tubuhnya.
KAKAP ANJING
NAMA LAIN : Dog Snapper, Yellow Snapper, Jocu
JENIS : Lutjanus Jocu
UKURAN : Rata-rata 1-7, 5 kg, dapat mencapai 15 kg lebih
REKOR DUNIA : 24 pounds
KARAKTER : Petarung yang kuat.
KAKAP BATU
NAMA LAIN : Gray Snapper, Mangrove Snapper, Black Snapper, Mango, Caballerote
JENIS : Lutjanus Griseus
UKURAN : Rata-rata 1-3 kg, dapat mencapai 10 kg lebih
REKOR DUNIA : 17 pounds
KARAKTER : Ketika terpancing, Kakap Batu akan melarikan diri dengan cepat, lalu melakukan pertarungan yang hebat hingga ke sisi perahu.
KAKAP SUTERA
NAMA LAIN : Silk Snapper, Yelloweye
JENIS : Lutjanus Vivanus
UKURAN : Rata-rata 1,5-2,5 kg, berat maximum tidak diketahui
REKOR DUNIA : 18 pounds
KARAKTER : Tidak ada pertarungan yang dapat diharapkan, berkat kedalaman laut dan piranti yang tidak sesuai yang biasanya digunakan.
JENAHA
NAMA LAIN : Lane Snapper,Spot Snapper,Cady Snapper,Biajaiba
JENIS : Lutjanus Synagris
UKURAN : Rata-rata 0,5 kg, dapat mencapai 2,5 kg
REKOR DUNIA : 7 pounds
KARAKTER : Sambarannya a
gresif pada umpan alami maupun tiruan, jenis ini asyik untuk dipancing namun bukanlah petarung yang istimewa, apalagi jika dilihat ukurannya yang kecil.
KAKAP RATU
NAMA LAIN : Queen Snapper
JENIS : Etelis Oculatus
UKURAN : Rata-rata 1,5-2,5 kg, berat maximum tidak diketahui
REKOR DUNIA : 11 pounds
KARAKTER : Tidak ada pertarungan yang dapat diharapkan, berkat kedalaman laut dan piranti yang tidak sesuai yang biasanya digunakan.
KAKAP SIRIP HITAM
NAMA LAIN : Black Snapper, Blackspot, Bahamas Red Snapper
JENIS : Lutjanus Buccanella
UKURAN : Rata-rata 1,5-2 kg, dapat mencapai 5 kg
REKOR DUNIA : 7 pounds
KARAKTER : Petarung yang kuat seperti jensi Kakap lainnya.
EKOR KUNING (Wakung Sawo)
NAMA LAIN : Yellowtail Snapper, Flag, Tail, Rabirubia
JENIS : Ocyurus Chrysurus
UKURAN : Rata-rata 0,5-1,5 kg, dapat mencapai 4 kg
REKOR DUNIA : 8 pounds
KARAKTER : Petarung yang seru untuk kelas piranti yang berimbang dengan berat ikan, dan merupakan yang terbaik diantara ikan-ikan karang lainnya. Karena kebanyakan terpancing dekat permukaan, jenis ini biasanya akan melarikan diri dengan kuatnya. Ekor Kuning sangat ahli dalam hal memutuskan tali pancing pada pinggir tebing karang, atau pada karang yang menjulang tinggi.
KAKAP VERMILLION
NAMA LAIN : Vermillion Snapper, Beeliner, Mingo, Cajon
JENIS : Rhomboplites Aurorubens
UKURAN : Rata-rata dibawah 0,5 kg, bisa mencapai 2,5 kg
REKOR DUNIA : 7 pounds
KARAKTER : Bukan gamefish. Kebanyakan terpancing oleh piranti besar pada kedalaman dan bukan merupakan kombinasi yang imbang untuk ikan sekecil ini.
SCHOOL MASTER
NAMA LAIN : Barred Snapper, Caji
JENIS : Lutjanus Apodus
UKURAN : Rata-rata dibawah 0,5 kg, bisa mencapai 3-3,5 kg
REKOR DUNIA : 4 pounds
KARAKTER : Setara dengan jenis Kakap lainnya untuk ukuran yang sama.
TANDA-TANDA
NAMA LAIN : Mahogany Snapper, Ojonco
JENIS : Lutjanus Mahogoni
UKURAN : Hingga 1,5 kg
REKOR DUNIA : Tidak ada
KARAKTER : Cukup baik sep
erti halnya Kakap kecil lain.
BUDIDAYA KAKAP
Kakap putih
Indonesia memiliki potensi sumber dayaperairan yang cukup besar untuk usahabudidaya ikan, namun usaha budidaya ikankakap belu
m banyak berkembang, sedangkandi beberapa negara seperti: Malaysia,Thailand dan Singapura, usaha budidaya ikankakap dalam jaring apung (floating net cage)di laut telah berkembang. Ikan Kakap Putih(Lates calcarifer, Bloch) atau lebih dikenaldengan nama seabass/Baramundi merupakanjenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis,baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsidalam negeri maupun ekspor. Produksi ikankakap di indonesia sebagian besar masihdihasilkan daripenangkapan di laut, dan hanya beberapasaja diantarannya yang telah di hasilkan dariusah pemeliharaan (budidaya). Salah satufaktor selama ini yang menghambatperkembangan usaha budidaya ikan kakap diIndonesia adalah masih sulitnya pengadaanbenih secara kontinyu dalam jumlah yangcukup.Untuk mengatasi masalah benih, BalaiBudidaya Laut Lampung bekerja sama denganFAO/UNDP melalui Seafarming DevelopmentProject INS/81/008 d
alam upaya untukmemproduksi benih kakap putih secaramassal. Pada bulan April 1987 kakap putihtelah berhasil dipijahkan ddengan rangsanganhormon, namun demikian belum diikuti dengankeberhasilan dalam pemeliharaan larva. Barupada awal 1989 kakap putih denga
n suksestelah dapat dipelihara larvanya secara massaldi hatchery Balai Budidaya Lampung. Dalamupaya pengembangan budidaya ikan kakapputih di indonesia, telah dikeluarkan PaketTeknologi Budidaya Kakap Putih di KarambaJaring Apung melalui rekomendasi DitjenPerikanan No. IK. 330/D2. 10876/93K, yangdilanjutkan dengan Pembuatan PetunjukTeknis Paket Teknologi. Ikan kakap putih adalah ikan yang mempunyaitoleransi yang cukup besar terhadap kadargaram (Euryhaline) dan merupakan ikankatadromous (dibesarkan di air tawar dankawin di air laut). Sifat-sifat inilah yangmenyebabkan ikan kakap putih dapatdibudidayakan di laut, tambak maupun airtawar. Pada beberapa daerah di Indonesiaikan kakap putih dikenal dengan beberapanama seperti: pelak, petakan, cabek, cabik(Jawa Tengah dan Jawa Timur), dubit tekong(Madura), talungtar, pica-pica, kaca-kaca(Sulawesi). Ikan kakap put
ih termasuk dalamfamili Ce
ntroponidae, secara lengkaptaksonominya adalah sebagai berikut:
Phillum : Chordata
Sub phillum : Vertebrata
Klas : Pisces
Subclas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Famili : Centroponidae
Genus : Lates
Species : Lates calcarifer
(Block)
Ciri-ciri morfologis antara lain adalah:
Badan memanjang, gepeng dan batang siripekor lebar.
Pada waktu masih burayak (umur 1 ~
bulan)warnanya gelap dan setelah menjadigelondongan (umur 3 ~ 5 bulan) warnanyaterang dengan bagian punggung berwarnacoklat kebiru-biruan yang selanjutnyaberubah menjadi keabu-abuan dengan siripberwarna abu-abu gelap.
Mata berwarna merah cemerlang.
Mulut lebar, sedikit serong dengan geligihalus.
Bagian atas penutup insang terdapat lubangkuping bergerigi.
Sirip punggung berjari-jari keras 3 danlema
h 7 ~ 8. Sedangkan bentuk sirip ekorbulat.
Ciri-ciri morfologis antara lain adalah:
Badan memanjang, gepeng dan batang siripekor lebar.
.Pada waktu masih burayak (umur 1 ~ 3 bulan)warnanya gelap dan setelah menjadigelondongan (umur 3 ~ 5 b
ulan) warnanyaterang dengan bagian punggung berwarnacoklat kebiru-biruan yang s
elanjutnyaberubah menjadi keabu-abuan dengan siripberwarna abu-abu gelap.
Mata berwarna merah cemerlang.
Mulut lebar, sedikit serong dengan geligihalus.
Bagian atas penutup insang terdapat lubangkuping bergerigi.
Sirip punggung berjari-jari keras 3 danlemah 7 ~ 8. Sedangkan bentuk sirip ekorbulat.
PEMILIHAN LOKASI
Sebelum kegiatan budidaya dilakukan terlebihdahulu diadakan pemilihan lokasi. Pemilihanlokasi yang tepat akan menentukankeberhasilan usaha budidaya ikan kakapputih. Secara umum lokasi yang baik untukkegiatan usaha budidya ikan di laut adalahdaerah perairan teluk, lagoon dan perairanpantai yang terletak diantara dua buah pulau(selat). Beberapa persyaratan teknis yangharus di penuhi untuk lokasi budidaya ikankakap putih di laut adalah:
Perairan pantai/ laut yang terlindung dariangin dan gelombang
Kedalaman air yang baik untuk
pertumbuhanikan kakap putih berkisar antara 5 ~ 7 meter.
Pergerakan air yang cukup baik d
engankecepatan arus 20-40 cm/detik.
Kadar garam 27 ~ 32 ppt, suhu air 28 ~ 30 0C dan oksigen terlarut 7 ~ 8 ppm
Benih mudah diperoleh.
Bebas dari pencemaran dan mudah dijangkau.
Tenaga kerja cukup tersedia dan terampil.
SARANA DAN ALAT BUDIDAYA
Sarana dan Alat
Pemeliharaan ikan kakap di laut umumnya
dilakukan dalam keramba jaring apung(floating net cage) dengan metodaoperasional secara mono kultur. Secara garis
besar keramba jaring apung terdiri daribeberapa bagian yaitu:
1. Jaring
Jaring terbuat dari bahan:Jaring PE 210 D/18 dengan ukuranlebar mata 1 ~ 1,25”, guna untuk menjagajangan sampai ada ikan peliharaan yang loloskeluar.Ukuran: 3x 3 m x 3 m, 1 Unit Pembesaran: 6 jaring (4 terpasang dan2 jaring cadangan)
2. Kerangka/Rakit: Kerangkan berfungsisebagai tempat peletakan kurungan.Bahan: Bambu atau kayuUkuran: 8 m x 8 m
3. Pelampung: Pelampung berpu
ngsi untukmengapungkan seluruh sarana budidaya atau
barang lain yang diperlukan untukkepentingan pengelolaanJenis: Drum (Volume 120 liter)Jumlah: 9 buah.
4. Jangkar: Agar seluruh sarana budidaya tidakbergeser dari tempatnya akibat pengaruh
angin, gelombang digunakan jangkar.Jenis yang dipakai: Besi atau beton (40 kg). Jumlah 4 buah. Panjang tali : Minimal 1,5 kali ke dala
m air
5. Ukuran benih yang akan Dipelihara: 50-75gram/ekor
6. Pakan yang digunakan: ikan rucah
7. Perahu : Jukung
8. Peralatan lain : ember,serok ikan,keranjang, gunting dll
2. Konstruksi wadah pemeliharaan
Perakitan karamba jaring bisa dilakukan didarat dengan terlebih dahulu dilakukanpembuatan kerangka rakit sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Keangkanditempatkan di lokasi budidaya yang telahdirentukan dan agartetap pada tempatnya (tidak terbawa arus)diberi jangkar sebanyak 4 buah.Jaring apungapa yang telah dibuat berbentuk bujursangkar pada kerangka rakit dengan caramengikat keempat sudut kerangka. Untuk membuat jaring agar berbentukbujur sangkar, maka pada sudutbagian bawah jaring diberi pemberat. JaringBerbentuk Bujur SangkarUntuk dapatmengikat bambu/kayu dengan mudah dapat.
OPERASIONAL BUDIDAYA
Metode Pemeliharaan
Benih ikan yang sudah mencapai ukuran50-70 gram/ekor dari hasil pendederan atauhatchery, selanjutnya dipelikara dalamkurungan yang telah
disiapkan. Penebaranbenih ke dalam karamba/jaring apungdilakukan pada kegiatan sore hari denganadaptasi terlebih dahulu. Padat penebaranyang ditetapkan adalah 50 ekor/m 3 volumeair. Pemberian pakan dilakukan 2 kali seharipada pagi dan sore hari dengan takaranpakan 8-10% botol total badan perhari. Jenispakan yang diberikan adalah ikan rucah(trash fish). Konversi pakan yang digunakanadlah 6:1 dalam arti untuk menghasilkan 1 kgdaging diperlukan pakan 6 kg. Selama periodepemeliharan yaitu 5-6 bulan, dilakukanpembersihan kotoran yang menempel padajaring, yang disebabkan oleh teritif, algae,kerang-kerangan dll. Penempelan organismesangat menggangu pertukaran air danmenyebabkan kurungan bertambah berat.Pembersihan kotoran dilakukan secaraperiodik paing sedikit 1 bulan sekali dilakukansecara berkala atau bisa juga tergantungkepada banyak sedikitnya organisme yangmenempel. Penempelan oleh algae dapatditanggulangi dengan memasukkan beberapaekor ikan herbivora (Siganus sp.) ke dalamkurungan agar dapat memakan algaetersebut. Pembersihan kurungan dapatdilakukan dengan cara menyikat ataumenyemprot dengan air bertekanan tinggi.Selain pengelolaan terhadap sarana /jaring,pengelolaan terhadap ikan peliharaan jugatermasuk kegiatan pemeliharaan yang harusdilakukan. Setiap hari dilakukan pengontrolanterhadap ikan peliharaan secara berkala,guna untuk menghindari sifat kanibalismeatau kerusakan fisik pada ikan. Disamping itujuga untuk menghindari terjadinyapertumbuhan yang tidak seragam karenaadanya persaingan dalam mendapatkanmakanan. Penggolongan ukuran (grading)harus dilakukan bila dari hasil pengontrolanterlihat ukuran ikan yang tidak seragam.Dalam melakukan pengontrolan, perludih
indari jangan sampai terjadi stress.
Panen
Lama pemeliharan mulai dari awal penebaransampai mencapai ukuran ± 500 gram/ekordiperlikan waktu 5-6 bulan. Dengan tingkatkelulusan hidup/survival rate sebesar 90%akan didapat produksi sebesar 2.250 kg/unit/periode budida
ya. Pemanenan dilakukandengan cara mengangkat jaring keluar rakit,kemudian dilakukan
penyerokan. Penyakit
Publikasi tentang penyakit yang menyerangikan-ikan yang dibudidayakan di laut sepertiikan kakap putih belum banyak dijumpai. Ikankakap putih ini termasuk diantara jenis-jenisikan teleostei. Ikan jenis ini sering kalidiserang virus, bakteri dan jamur. Gejala-gejala ikan yang terserang penyakit antaralain adalah, kurang nafsu makan, kelainantingkah laku, kelainan bentuk tubuh dll.Tindakan yang dapat dilakukan dalammengantisipasi penyakit ini adalah:
1. menghentikan pemberian pakan terhadap ikandan menggantinya dengan jenis yang lain;
2. memisahkan ikan yang terserang penyakit,serta mengurangi kepadatan;
3. memberikan obat sesuai dengan dosis yangtelah ditentukan.
Klasifikasi A. virescens Valenciennes, 1830 menurut Saanin (1968 dan 1984) adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Percoidea
Divisi : Perciformes
Family : Lutjanidae
Spesies :Aprion virescens
Sinonim :Mesoprion m
icrochir, Sparopsis elongates, Sparopsis latifrons, Aprion konekonis
Nama umum : Green jobfish
Nama lokal : Kurisi Bali (Indonesia), Gunturu(Makasar), Panakol bedug (Palabuhanratu)
Nama dagang : Gray Snappers (USA), Uku (Hawai), Aochibiki (Jepang), Vivaneau job (Perancis), Pargo verde (Spanyol).
A. virescens memiliki cirri khusus sirip dada yang pendek, membundar dan sepanjang hidung (Saanin, 1984). Badannya memanjang, kokoh, moncong di bawah lubang hidung dengan alur horizontal, rahang atas dan rahang bawah hamper sama. Rahang atas tidak bersisik, selaput sirip punggung dan sirip dubur tanpa sisik. Terdapat lingkar gigi pada kedua rahang, memiliki gigi taring yang terdapat di depan. Maxilla tanpa sisik dan memanjang vertical melalui garis tepi yang licin. Lengkungan insang pertama berkisar 7-11 buah melekat pada bagian atas dan pada oto bagian bawah 11-15 buah dengan total kisaran 18-26 buah. Sirip punggung keras dan sirip punggung lemah bersambung tetapi terdapat sedikit lekukan yang tidak terlalu dalam. Sirip ekor bercabang dua berbentuk forked (bercagak). Sirip punggung dengan jari-jari keras berkisar 10-2 buah, jari-jari sirip punggung lemah berkisar 6-10 buah, sirip dada berkisar 15-17 buah dan garis rusuk (linea lateralis) berjumlah 50-53 buah. Badan berwarna hijau gelap atau biru abu-abu, sirip-sripnya kuning atau ungu (Allen,2001)
A.virencens hidup menyendiri atau soliter.Makanannya berupa ikan-ikan kecil, udang, kepiting, plankton dan chepalapoda. Ikan ini tersebar pada daerah Indo Pasifik yang meliputi Afrika Timur, Kepulauan Hawai, utara Jepang, selatan Australia, dan Afrika Selatan (Allen,2001). Myers (1999) in Haight (2005) melaporkan A.virescens di Hawai mendiami perairan pada kedalaman 3-180 meter pada substrat yang keras dengan struktur yang kompleks. Haight (1989) in Haight (2005) melaporkan bahwa sebagian besar CPUE untuk A.virescens di Hawai terjadi pada kedalaman 50-100 m sedangkan di perairan barat Indonesia melalui servey kapal-kapal penelitian Bawal Putih 2 dan Jurong pada tahun 1974-1979, sebagian besar A.virescens tertangkap pada kedalaman 20-100 m (Pauly dan Martosubroto, 1996).
Reproduksi
Reproduksi merupakan mata rantai dalam siklus hidup ikan, yang berhubungan dengan mata rantai yang lain untuk menjamin keberlangsungan hidupnya (Nikolsky, 1963). Dalam biologi perikanan, analisis siklus hidup
yang berhubungan dengan reproduksi terutama difokuskan pada ikan betina karena produksi keturunan (telur) pada ikan betina sangat terbatas dibandingkan produksi sperma pada ikan jantan (Helfman et al., 1997 in Murua et al.,2003).
Pola reproduksi ikan-ikan laut dalam diperkirakan berlangsung sepanjang tahun berdasarkan stabilitas fisika dan kimia perairan laut dalam. Waktu dan durasi dari punca pemijahan dan kematangan umur berbeda dengan berbedanya spesies, daerah distribusi masing-masing spesies dan kedalaman dari masing-masing spesies. Reproduksi musiman pada ikan-ikan di laut dalam tidak dikontrol oleh cahaya dan temperature sebagaimana pada ikan-ikan di perairan yang lebih dangkal tetapi dikontrol oleh ketersediaan makanan, penenggelaman bahan organic, arus laut dalam dan migrasi vertical (Rotllant et al., 2002).
Parameter lingkungan yang konstan sepanjang tahun, diharapkan membuat reproduksi mengikuti suatu pola berkala.Rokop (1974) in Nybakken (1988) melaporkan reproduksi berbagai peghuni dasar laut dalam berlangung konstn sepanjang tahun tanpa adanya puncak musiman.Sedangkan di bagian mesopelagik (perairan tengah) seperti habitat A.virescens, daur reproduksi ikan-ikan terjadi secara musiman misalnya di musim semi dan musim panas.Dilaporkan, ikan kakap memijah pada waktu malam hari dekat perairan terbuka dan bersamaan dengan waktu pasang purnama atau bulan penuh dan dilakukan dalam keadaan dimana kecepatan arus angin minimum (Grimes, 1987 in Herianti dan Djamal, 1993).
Ikan kakap merah (Lutjanus sp.) mempunyai badan bulat putih memanjang dengan sirip punggung dapat mencapai 20 cm. Umumnya 25-100 cm, gepeng, batang sirip ekor lebar, mulut lebar, sedikit serong dan gigi-giginya halus. Ikan kakap merah mempunyai bagian bawah penutup insang yang berduri kuat dan bagian atas penutup insang terdapat cuping bergerigi.Bagian punggung warnanya mendekati keabuan, putih perak bagian bawah dan dengan sirip-sirip berwarna abu-abu gelap.Ikan kakap merah termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil dan crustacea.Ikan kakap merah hidup di perairan pantai, muara sungai,
teluk, dan air payau (Ditjen Perikanan 1990).
Klasifikasi ikan kakap merah (Lutjanus sp.) (Saanin 1968) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
bOrdo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Lutjanidae
Genus : Lutjanus
Spesies : Lutjanus sp.
Kapsul
Kata kapsul berasal dari bahasa Latin yaitu capsula, yang berarti kotak kecil,sedangkan pada pemakaian bahasa Inggris digunakan untuk banyak objek yang berbeda, mulai dari bunga(flowers) hingga pesawat luar angkasa (spacecraft). Kata tersebut dalam farmasi digunakan untuk mendeskripsikan edible package yang terbuat dari gelatin atau material lain yang sesuai yang kemudian diisi dengan obat untuk menghasilkan satuan dosis tertentu, biasanya untuk dimakan.Tipe kapsul ada dua yaitu ‘keras’ dan ‘lunak’; yang terdiri dari dua bagian untuk jenis keras, dan satu bagian untuk jenis lunak. Kapsul keras terdiri dari dua bagian: bagian yang lebih pendek disebut ‘cap’, dan bagian yang lebih panjang disebut ‘body’ (Aulton 2002).
Kapsul kosong dijual berdasarkan ukuran. Kapsul yang biasa digunakan untuk manusia berkisar dari ukuran 0 yang terbesar sampai ukuran 5 yang terkecil. Ukuran 00 kadang-kadang diperlukan karena volume bahan pengisi besar, tetapi ukuran ini tidak dipergunakan secara komersial. Tingkat kelembaban yang bervariasi dapat mempengaruhi perubahan ukuran kapsul sampai batas tertentu. Tabel 3 memberikan perkiraan volume bahan yang mungkin dikandung oleh kapsul, sekaligus dengan berat serbuk yang dapat masuk pada ukuran-ukuran tersebut. Berat serbuk yang tertera hanya berupa perkiraan, dan bervariasi dengan tekanan yang digunakan pada pengisian, atau tipe peralatan yang digunakan pada mesin pengisi (Lachman et al.1994).
Ikan kakap merupakan ikan dasar yang selalu berkelompok menempati karang, tandes atau rumpon Bentuk tubuhnyanya bulat pipih memanjang dengan mempunyai sirip di bagian punggung.Di bawah perut juga
terdapat sirip.Di bagian dekat anal juga terdapat sirip analnya.Sebagai ikan penguasa karang, ikan kakap dilengkapi dengan gigi untuk mengkoyak mangsanya.Karakternya dalam menyergap mangsanya, ikan kakap biasanya bersembunyi di balik karang atau rumpon dan mengambil lokasi tepat di muka arus. Ketika ada makanan apa saja yang hanyut langsung disergapnya untuk mengisi perutnya. Ikan-ikan yang paling besar di kawasanya selalu berada paling depan untuk memburu makanan, sedangan yang ukuran sedang memilih ‘sisa-sisa’ setelah yang besar puas makan. Maka janganlah heran bila memancing ikan kakap merah, bila pertama kali pancingan putus, ikan kakap yang besar akan kabur dan panik lantas diikuti dengan kawan ikan yang lebih kecil untuk bersembunyi. Kejadian ini oleh mania mancing sering disebut dengan cara guyonan si kakap manggil ‘kodim’ alias ‘komandan distrik-nya’ untuk kabur.Karakternya yang suka menyergap mangsa dari balik batu karang tempat persembunyiannya lalu kembali bersembunyi itulah, membuat ada ungkapan
peribahasa soal penjahat kelas kakap, alias memangsanya tidak tanggung-tanggung. Ikan kembung, como, tembang, cumi utuh bisa dicaploknya sekaligus. Cara makannya pun tergolong unik.Ikan ini tidak menyergap namun menghisap dengan mulut lebarnya.
KAKAP CUBERA
NAMA LAIN : Cubera Snapper, Cuban Snapper, Cuban Dog, Snapper
JENIS : Lutjanus Cyanopterus
UKURAN : Rata-rata 15-25 kg, dapat mencapai 50 kg lebih
REKOR DUNIA : 121 pounds
KARAKTER : Petarun
g sejati yang memanfaatkan ukuran dan kekuatannya serta semua rintangan yang ada disekitarnya demi keuntungan untuk perlawanannya.
KAKAP MERAH
NAMA LAIN : Red Snapper, North American, Genuine Red, Pargo Colorado
JENIS : Lutjanus Campechanus
UKURAN : Rata-rata 4-10 kg, dapat mencapai 20 kg lebih
REKOR DUNIA : 50 pounds
KARAKTER : Ikan petarung yang gigih dengan menggunakan kekuatannya, taktik dengan menggoyangkan kepalanya daripada berenang terus menerus.
KAKAP DOMBA
NAMA LAIN : Mutton Snapper, Muttonfish, Reef King, Pargo
JENIS : Lutjanus Analis
UKURAN : Rata-rata 2,5-7,5 kg, dapat mencapai 15 kg lebih
REKOR DUNIA : 28 pounds
KARAKTER : Jenis ini merupakan petarung yang kuat dikedalam-an, dan dapat menampilkan pesonanya di tempat dangkal atau melarikan diri dipermukaan, lalu turun dengan terus menerus untuk kemudian bertahan dengan memanfaatkan kekuatan dan sisi lebar tubuhnya.
KAKAP ANJING
NAMA LAIN : Dog Snapper, Yellow Snapper, Jocu
JENIS : Lutjanus Jocu
UKURAN : Rata-rata 1-7, 5 kg, dapat mencapai 15 kg lebih
REKOR DUNIA : 24 pounds
KARAKTER : Petarung yang kuat.
KAKAP BATU
NAMA LAIN : Gray Snapper, Mangrove Snapper, Black Snapper, Mango, Caballerote
JENIS : Lutjanus Griseus
UKURAN : Rata-rata 1-3 kg, dapat mencapai 10 kg lebih
REKOR DUNIA : 17 pounds
KARAKTER : Ketika terpancing, Kakap Batu akan melarikan diri dengan cepat, lalu melakukan pertarungan yang hebat hingga ke sisi perahu.
KAKAP SUTERA
NAMA LAIN : Silk Snapper, Yelloweye
JENIS : Lutjanus Vivanus
UKURAN : Rata-rata 1,5-2,5 kg, berat maximum tidak diketahui
REKOR DUNIA : 18 pounds
KARAKTER : Tidak ada pertarungan yang dapat diharapkan, berkat kedalaman laut dan piranti yang tidak sesuai yang biasanya digunakan.
JENAHA
NAMA LAIN : Lane Snapper,Spot Snapper,Cady Snapper,Biajaiba
JENIS : Lutjanus Synagris
UKURAN : Rata-rata 0,5 kg, dapat mencapai 2,5 kg
REKOR DUNIA : 7 pounds
KARAKTER : Sambarannya a
gresif pada umpan alami maupun tiruan, jenis ini asyik untuk dipancing namun bukanlah petarung yang istimewa, apalagi jika dilihat ukurannya yang kecil.
KAKAP RATU
NAMA LAIN : Queen Snapper
JENIS : Etelis Oculatus
UKURAN : Rata-rata 1,5-2,5 kg, berat maximum tidak diketahui
REKOR DUNIA : 11 pounds
KARAKTER : Tidak ada pertarungan yang dapat diharapkan, berkat kedalaman laut dan piranti yang tidak sesuai yang biasanya digunakan.
KAKAP SIRIP HITAM
NAMA LAIN : Black Snapper, Blackspot, Bahamas Red Snapper
JENIS : Lutjanus Buccanella
UKURAN : Rata-rata 1,5-2 kg, dapat mencapai 5 kg
REKOR DUNIA : 7 pounds
KARAKTER : Petarung yang kuat seperti jensi Kakap lainnya.
EKOR KUNING (Wakung Sawo)
NAMA LAIN : Yellowtail Snapper, Flag, Tail, Rabirubia
JENIS : Ocyurus Chrysurus
UKURAN : Rata-rata 0,5-1,5 kg, dapat mencapai 4 kg
REKOR DUNIA : 8 pounds
KARAKTER : Petarung yang seru untuk kelas piranti yang berimbang dengan berat ikan, dan merupakan yang terbaik diantara ikan-ikan karang lainnya. Karena kebanyakan terpancing dekat permukaan, jenis ini biasanya akan melarikan diri dengan kuatnya. Ekor Kuning sangat ahli dalam hal memutuskan tali pancing pada pinggir tebing karang, atau pada karang yang menjulang tinggi.
KAKAP VERMILLION
NAMA LAIN : Vermillion Snapper, Beeliner, Mingo, Cajon
JENIS : Rhomboplites Aurorubens
UKURAN : Rata-rata dibawah 0,5 kg, bisa mencapai 2,5 kg
REKOR DUNIA : 7 pounds
KARAKTER : Bukan gamefish. Kebanyakan terpancing oleh piranti besar pada kedalaman dan bukan merupakan kombinasi yang imbang untuk ikan sekecil ini.
SCHOOL MASTER
NAMA LAIN : Barred Snapper, Caji
JENIS : Lutjanus Apodus
UKURAN : Rata-rata dibawah 0,5 kg, bisa mencapai 3-3,5 kg
REKOR DUNIA : 4 pounds
KARAKTER : Setara dengan jenis Kakap lainnya untuk ukuran yang sama.
TANDA-TANDA
NAMA LAIN : Mahogany Snapper, Ojonco
JENIS : Lutjanus Mahogoni
UKURAN : Hingga 1,5 kg
REKOR DUNIA : Tidak ada
KARAKTER : Cukup baik sep
erti halnya Kakap kecil lain.
BUDIDAYA KAKAP
Kakap putih
Indonesia memiliki potensi sumber dayaperairan yang cukup besar untuk usahabudidaya ikan, namun usaha budidaya ikankakap belu
m banyak berkembang, sedangkandi beberapa negara seperti: Malaysia,Thailand dan Singapura, usaha budidaya ikankakap dalam jaring apung (floating net cage)di laut telah berkembang. Ikan Kakap Putih(Lates calcarifer, Bloch) atau lebih dikenaldengan nama seabass/Baramundi merupakanjenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis,baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsidalam negeri maupun ekspor. Produksi ikankakap di indonesia sebagian besar masihdihasilkan daripenangkapan di laut, dan hanya beberapasaja diantarannya yang telah di hasilkan dariusah pemeliharaan (budidaya). Salah satufaktor selama ini yang menghambatperkembangan usaha budidaya ikan kakap diIndonesia adalah masih sulitnya pengadaanbenih secara kontinyu dalam jumlah yangcukup.Untuk mengatasi masalah benih, BalaiBudidaya Laut Lampung bekerja sama denganFAO/UNDP melalui Seafarming DevelopmentProject INS/81/008 d
alam upaya untukmemproduksi benih kakap putih secaramassal. Pada bulan April 1987 kakap putihtelah berhasil dipijahkan ddengan rangsanganhormon, namun demikian belum diikuti dengankeberhasilan dalam pemeliharaan larva. Barupada awal 1989 kakap putih denga
n suksestelah dapat dipelihara larvanya secara massaldi hatchery Balai Budidaya Lampung. Dalamupaya pengembangan budidaya ikan kakapputih di indonesia, telah dikeluarkan PaketTeknologi Budidaya Kakap Putih di KarambaJaring Apung melalui rekomendasi DitjenPerikanan No. IK. 330/D2. 10876/93K, yangdilanjutkan dengan Pembuatan PetunjukTeknis Paket Teknologi. Ikan kakap putih adalah ikan yang mempunyaitoleransi yang cukup besar terhadap kadargaram (Euryhaline) dan merupakan ikankatadromous (dibesarkan di air tawar dankawin di air laut). Sifat-sifat inilah yangmenyebabkan ikan kakap putih dapatdibudidayakan di laut, tambak maupun airtawar. Pada beberapa daerah di Indonesiaikan kakap putih dikenal dengan beberapanama seperti: pelak, petakan, cabek, cabik(Jawa Tengah dan Jawa Timur), dubit tekong(Madura), talungtar, pica-pica, kaca-kaca(Sulawesi). Ikan kakap put
ih termasuk dalamfamili Ce
ntroponidae, secara lengkaptaksonominya adalah sebagai berikut:
Phillum : Chordata
Sub phillum : Vertebrata
Klas : Pisces
Subclas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Famili : Centroponidae
Genus : Lates
Species : Lates calcarifer
(Block)
Ciri-ciri morfologis antara lain adalah:
Badan memanjang, gepeng dan batang siripekor lebar.
Pada waktu masih burayak (umur 1 ~
bulan)warnanya gelap dan setelah menjadigelondongan (umur 3 ~ 5 bulan) warnanyaterang dengan bagian punggung berwarnacoklat kebiru-biruan yang selanjutnyaberubah menjadi keabu-abuan dengan siripberwarna abu-abu gelap.
Mata berwarna merah cemerlang.
Mulut lebar, sedikit serong dengan geligihalus.
Bagian atas penutup insang terdapat lubangkuping bergerigi.
Sirip punggung berjari-jari keras 3 danlema
h 7 ~ 8. Sedangkan bentuk sirip ekorbulat.
Ciri-ciri morfologis antara lain adalah:
Badan memanjang, gepeng dan batang siripekor lebar.
.Pada waktu masih burayak (umur 1 ~ 3 bulan)warnanya gelap dan setelah menjadigelondongan (umur 3 ~ 5 b
ulan) warnanyaterang dengan bagian punggung berwarnacoklat kebiru-biruan yang s
elanjutnyaberubah menjadi keabu-abuan dengan siripberwarna abu-abu gelap.
Mata berwarna merah cemerlang.
Mulut lebar, sedikit serong dengan geligihalus.
Bagian atas penutup insang terdapat lubangkuping bergerigi.
Sirip punggung berjari-jari keras 3 danlemah 7 ~ 8. Sedangkan bentuk sirip ekorbulat.
PEMILIHAN LOKASI
Sebelum kegiatan budidaya dilakukan terlebihdahulu diadakan pemilihan lokasi. Pemilihanlokasi yang tepat akan menentukankeberhasilan usaha budidaya ikan kakapputih. Secara umum lokasi yang baik untukkegiatan usaha budidya ikan di laut adalahdaerah perairan teluk, lagoon dan perairanpantai yang terletak diantara dua buah pulau(selat). Beberapa persyaratan teknis yangharus di penuhi untuk lokasi budidaya ikankakap putih di laut adalah:
Perairan pantai/ laut yang terlindung dariangin dan gelombang
Kedalaman air yang baik untuk
pertumbuhanikan kakap putih berkisar antara 5 ~ 7 meter.
Pergerakan air yang cukup baik d
engankecepatan arus 20-40 cm/detik.
Kadar garam 27 ~ 32 ppt, suhu air 28 ~ 30 0C dan oksigen terlarut 7 ~ 8 ppm
Benih mudah diperoleh.
Bebas dari pencemaran dan mudah dijangkau.
Tenaga kerja cukup tersedia dan terampil.
SARANA DAN ALAT BUDIDAYA
Sarana dan Alat
Pemeliharaan ikan kakap di laut umumnya
dilakukan dalam keramba jaring apung(floating net cage) dengan metodaoperasional secara mono kultur. Secara garis
besar keramba jaring apung terdiri daribeberapa bagian yaitu:
1. Jaring
Jaring terbuat dari bahan:Jaring PE 210 D/18 dengan ukuranlebar mata 1 ~ 1,25”, guna untuk menjagajangan sampai ada ikan peliharaan yang loloskeluar.Ukuran: 3x 3 m x 3 m, 1 Unit Pembesaran: 6 jaring (4 terpasang dan2 jaring cadangan)
2. Kerangka/Rakit: Kerangkan berfungsisebagai tempat peletakan kurungan.Bahan: Bambu atau kayuUkuran: 8 m x 8 m
3. Pelampung: Pelampung berpu
ngsi untukmengapungkan seluruh sarana budidaya atau
barang lain yang diperlukan untukkepentingan pengelolaanJenis: Drum (Volume 120 liter)Jumlah: 9 buah.
4. Jangkar: Agar seluruh sarana budidaya tidakbergeser dari tempatnya akibat pengaruh
angin, gelombang digunakan jangkar.Jenis yang dipakai: Besi atau beton (40 kg). Jumlah 4 buah. Panjang tali : Minimal 1,5 kali ke dala
m air
5. Ukuran benih yang akan Dipelihara: 50-75gram/ekor
6. Pakan yang digunakan: ikan rucah
7. Perahu : Jukung
8. Peralatan lain : ember,serok ikan,keranjang, gunting dll
2. Konstruksi wadah pemeliharaan
Perakitan karamba jaring bisa dilakukan didarat dengan terlebih dahulu dilakukanpembuatan kerangka rakit sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Keangkanditempatkan di lokasi budidaya yang telahdirentukan dan agartetap pada tempatnya (tidak terbawa arus)diberi jangkar sebanyak 4 buah.Jaring apungapa yang telah dibuat berbentuk bujursangkar pada kerangka rakit dengan caramengikat keempat sudut kerangka. Untuk membuat jaring agar berbentukbujur sangkar, maka pada sudutbagian bawah jaring diberi pemberat. JaringBerbentuk Bujur SangkarUntuk dapatmengikat bambu/kayu dengan mudah dapat.
OPERASIONAL BUDIDAYA
Metode Pemeliharaan
Benih ikan yang sudah mencapai ukuran50-70 gram/ekor dari hasil pendederan atauhatchery, selanjutnya dipelikara dalamkurungan yang telah
disiapkan. Penebaranbenih ke dalam karamba/jaring apungdilakukan pada kegiatan sore hari denganadaptasi terlebih dahulu. Padat penebaranyang ditetapkan adalah 50 ekor/m 3 volumeair. Pemberian pakan dilakukan 2 kali seharipada pagi dan sore hari dengan takaranpakan 8-10% botol total badan perhari. Jenispakan yang diberikan adalah ikan rucah(trash fish). Konversi pakan yang digunakanadlah 6:1 dalam arti untuk menghasilkan 1 kgdaging diperlukan pakan 6 kg. Selama periodepemeliharan yaitu 5-6 bulan, dilakukanpembersihan kotoran yang menempel padajaring, yang disebabkan oleh teritif, algae,kerang-kerangan dll. Penempelan organismesangat menggangu pertukaran air danmenyebabkan kurungan bertambah berat.Pembersihan kotoran dilakukan secaraperiodik paing sedikit 1 bulan sekali dilakukansecara berkala atau bisa juga tergantungkepada banyak sedikitnya organisme yangmenempel. Penempelan oleh algae dapatditanggulangi dengan memasukkan beberapaekor ikan herbivora (Siganus sp.) ke dalamkurungan agar dapat memakan algaetersebut. Pembersihan kurungan dapatdilakukan dengan cara menyikat ataumenyemprot dengan air bertekanan tinggi.Selain pengelolaan terhadap sarana /jaring,pengelolaan terhadap ikan peliharaan jugatermasuk kegiatan pemeliharaan yang harusdilakukan. Setiap hari dilakukan pengontrolanterhadap ikan peliharaan secara berkala,guna untuk menghindari sifat kanibalismeatau kerusakan fisik pada ikan. Disamping itujuga untuk menghindari terjadinyapertumbuhan yang tidak seragam karenaadanya persaingan dalam mendapatkanmakanan. Penggolongan ukuran (grading)harus dilakukan bila dari hasil pengontrolanterlihat ukuran ikan yang tidak seragam.Dalam melakukan pengontrolan, perludih
indari jangan sampai terjadi stress.
Panen
Lama pemeliharan mulai dari awal penebaransampai mencapai ukuran ± 500 gram/ekordiperlikan waktu 5-6 bulan. Dengan tingkatkelulusan hidup/survival rate sebesar 90%akan didapat produksi sebesar 2.250 kg/unit/periode budida
ya. Pemanenan dilakukandengan cara mengangkat jaring keluar rakit,kemudian dilakukan
penyerokan. Penyakit
Publikasi tentang penyakit yang menyerangikan-ikan yang dibudidayakan di laut sepertiikan kakap putih belum banyak dijumpai. Ikankakap putih ini termasuk diantara jenis-jenisikan teleostei. Ikan jenis ini sering kalidiserang virus, bakteri dan jamur. Gejala-gejala ikan yang terserang penyakit antaralain adalah, kurang nafsu makan, kelainantingkah laku, kelainan bentuk tubuh dll.Tindakan yang dapat dilakukan dalammengantisipasi penyakit ini adalah:
1. menghentikan pemberian pakan terhadap ikandan menggantinya dengan jenis yang lain;
2. memisahkan ikan yang terserang penyakit,serta mengurangi kepadatan;
3. memberikan obat sesuai dengan dosis yangtelah ditentukan.
0 comments:
Post a Comment