Dasar komunikasi dalam penyuluhan perikanan
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 disebutkan “Penyuluhan Perikanan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha perikanan agar mereka mau dan mampu menolong serta mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup”. Proses belajar bersama dalam penyuluhan sebenarnya tidak hanya diartikan sebagai kegiatan belajar secara insidental untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi, tetapi yang lebih penting dari itu adalah penumbuhan dan pengembangan semangat belajar seumur hidup (long life learning) secara mandiri dan berkelanjutan.
Secara aplikatif penyuluhan perikanan merupakan suatu proses pembelajaran bagi para pelaku utama dan pelaku usaha perikanan beserta keluarganya, menggunakan landasan falsafah kerja meningkatkan potensi dan kemampuan para pelaku utama dan keluarganya, sehingga mereka akan dapat mengatasi sendiri kebutuhan dan keinginannya, tanpa harus selalu tergantung pada orang lain. Sehingga dengan falsafah demikian, maka implikasinya akan sangat luas, tidak saja dalam bidang penyuluhan kelautan dan perikanan, tetapi juga dalam pembangunan kelautan dan perikanan, pembangunan perdesaan, dan pembangunan nasional. Dalam konsep penyuluhan perikanan juga dikenal beberapa prinsip yang terdiri dari: kesukarelaan, otonom, keswadayaan, partisipatif, egaliter, demokrasi, keterbukaan, kebersamaan, akuntabilitas, dan desentralisasi.
Sejalan dengan itu, tujuan utama dari penyuluhan perikanan adalah mempengaruhi para pelaku utama dan keluarganya agar berubah perilakunya sesuai dengan yang diinginkan oleh penyuluh, yang akhirnya mampu menyebabkan perbaikan mutu hidup dari pelaku utama kelautan dan perikanan. Perubahan perilaku yang terjadi dibagi kepada perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap dari sasaran penyuluhan. Untuk itulah, keberadaan dan peran penyuluh perikanan masih sangat diperlukan sebagai dinamisator, fasilitator, dan motivator dalam proses pembinaan dan pendampingan bagi para pelaku utama dan pelaku usaha tersebut dan sejalan dengan konsepsi itulah, penyuluhan perikanan sebagai rumpun ilmu hayat, ditengarai menjadi katalisator bagi upaya pembangunan perekonomian masyarakat dan eksistensinya menjadi penyokong bagi terwujudnya upaya kesejahteraan.
Seorang penyuluh perikanan harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat, pelaku utama dan pelaku usaha perikanan beserta keluarganya, sehingga maksud dan tujuan yang ingin disampaikan melalui komunikasi dapat diterima dengan baik dan jelas. Demikian pula dalam hal komunikasi melalui bahan-bahan tulisan seperti poster, folder, pamplet, dan sebagainya, tujuannya harus jelas. Kejelasan tujuan sangat penting dalam berkomunikasi. Tanpa tujuan yang jelas, sulit bagi kita untuk mengharapkan respon yang benar dari proses komunikasi. Hasil akhir yang ingin dicapai melalui pembelajaran modul ini adalah para peserta mampu berkomunikasi yang efektif dan memahami tahapan-tahapan dalam membangun komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan penyuluhan perikanan.
B. Deskripsi Singkat
Penyuluh perikanan harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat, pelaku utama dan pelaku usaha perikanan beserta keluarganya sebagai sasaran dalam kegiatan penyuluhan perikanan, agar maksud dan tujuan yang ingin disampaikan melalui komunikasi dapat diterima dengan baik dan jelas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami susun modul “Komunikasi Dalam Penyuluhan Perikanan”. Modul ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh perikanan pada Tingkat Ahli agar dapat memahami tentang komunikasi yang efektif serta dapat menerapkannya dalam kegiatan penyuluhan perikanan. Hal-hal pokok yang dibahas meliputi: Pengertian dan tujuan komunikasi dalam penyuluhan perikanan; Unsur-unsur komunikasi; Proses komunikasi dalam penyuluhan perikanan; Adopsi dan difusi inovasi dalam penyuluhan perikanan.
C. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari seluruh isi modul ini peserta diharapkan dapat memahami tentang komunikasi yang efektif serta dapat menerapkannya dalam kegiatan penyuluhan perikanan.
D. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari seluruh isi modul ini peserta diharapkan dapat:
a. Menjelaskan pengertian dan tujuan komunikasi dalam penyuluhan perikanan;
b. Menjelaskan unsur-unsur komunikasi
c. Menjelaskan dan menerapkan proses komunikasi dalam penyuluhan perikanan; dan
d. Menjelaskan dan menerapkan proses adopsi dan difusi inovasi dalam penyuluhan perikanan.
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1. Pengertian dan tujuan komunikasi dalam penyuluhan perikanan
a. Pengertian komunikasi
b. Tujuan komunikasi
2. Unsur-unsur komunikasi
a. Komunikator
b. Pesan
c. Saluran/media
d. Sasaran/penerima/komunikan
e. Dampak/efek/feedback
3. Proses komunikasi dalam penyuluhan perikanan
a. Model/bentuk komunikasi
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas dan efisiensi dari komunikasi
c. Karakteristik Saluran Komunikasi
d. Karakteristik Media
e. Tahapan komunikasi
f. Komunikasi yang Efektif
4. Proses Adopsi dan difusi inovasi dalam penyuluhan perikanan
a. Proses adopsi inovasi
b. Proses difusi inovasi
c. Penggolongan adopter
Metode pembelajaran yang digunakan adalah :
1 Ceramah
2 Diskusi / Tanya Jawab
3 Simulasi dan Praktek
4 Studi Kasus
H. Media/Sarana Pembelajaran
Media/sarana pembelajaran yang digunakan adalah :
1 Laptop dan Proyektor LCD
2 White board dan Spidol
3 Kertas koran
4 Bahan Tayang
I. Petunjuk Penggunaan Modul
Anda sebagai peserta Diklat, dan agar dalam proses pembelajaran mata Diklat ini dapat berjalan lebih lancar, dan tujuan pembelajaran tercapai secara baik, Anda kami sarankan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Bacalah secara cermat, dan pahami tujuan pembelajaran ( indikator keberhasilan ) yang tertulis pada setiap awal pembelajaran,
2. Pelajari setiap materi pembelajaran secara berurutan,
3. Kerjakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap tugas latihan pada setiap akhir pembelajaran,
4. Keberhasilan proses pembelajaran dalam mata pelajaran ini tergantung pada kesungguhan Anda. Untuk itu, belajarlah secara mandiri dan seksama. Untuk belajar mandiri, Anda dapat melakukannya seorang diri, berdua atau berkelompok dengan peserta Diklat lain yang memiliki pandangan yang sama dengan Anda dalam penguasaan materi pembelajaran yang baik, dan
5. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain, seperti yang tertera pada Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan segan-segan bertanya kepada Widyaiswara yang mengampu mata Diklat ini.
Baiklah, selamat belajar ! Semoga Anda sukses menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diuraikan dalam mata pelajaran ini dalam upaya mendalami modul yang baik, dan memadai untuk memenuhi kebutuhan Anda sebagai peserta.
BAB II
PENGERTIAN DAN TUJUAN KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN PERIKANAN
A. Pengertian Komunikasi
Penyuluhan Perikanan merupakan proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kapasitas kemampuan para pelaku utama dan pelaku usaha perikanan untuk mengorganisasikan dirinya dalam mengembangkan bisnis perikanan, untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya, dengan tetap memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan hidup (Undang – Undang No. 16 Tahun 2006). Untuk keberhasilan proses penyuluhan perikanan maka diperlukan komunikasi antara penyuluh dan sasaran penyuluhan. Manusia melakukan komunikasi karena:
1. Manusia sebagai mahluk sosial yang selalu berinteraksi dengan sesamanya dan dilakukan melalui komunikasi
2. Keinginan dan upaya manusia untuk mengontrol dan beradaptasi dengan lingkungan.
3. Upaya manusia untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain.
4. Upaya manusia untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dalam masyarakat.
Beberapa pengertian mengenai komunikasi dalam penyuluhan, antara lain :
1. Pengiriman atau tukar menukar informasi, ide.
2. Proses lewatnya informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain.
3. Proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti
4. Proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang dalam .
5. Proses dimana suatu ide dialirkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka .
6. Proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan mengggunakan media dan cara penyampaian informasi yang dipahami oleh kedua pihak serta saling memiliki kesamaan arti lewat transmisi pesan secara simbolis (Marpaung dan Renaldi, 2001)
7. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu dan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Onong Uchjana Effendy)
8. Komunikasi sebagai kombinasi skill, science dan art
9. Kata atau istilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “communication”) berasal dari Bahasa Latin “communicatus” yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Menurut Webster New Collogiate Dictionary dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku”.
10. Komunikasi merupakan suatu proses yang dilakukan individu dalam hubungannya dengan individu lainnya, atau individu dalam kelompok, organisasi maupun dalam masyarakat guna menciptakan, mengirimkan dan menggunakan serta mempertukarkan informasi untuk mengkoordinasikan lingkungannya dan orang lain.
11. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan-pesan dari seseorang (sumber, penyuluh) kepada orang lain (penerima, sasaran, pelaku utama/pelaku usaha) secara timbal balik (two-way traffic communication). Hal ini didukung oleh beberapa pendapat para ahli antara lain:
a. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” “mengatakan “apa” “dengan saluran apa”, “kepada siapa” , dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”
b. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego
Dari berbagai definisi tentang ilmu komunikasi tersebut di atas, terlihat bahwa para ahli memberikan definisinya sesuai dengan sudut pandangnya dalam melihat komunikasi. Masing-masing memberikan penekanan arti, ruang lingkup, dan konteks yang berbeda.Hal ini menunjukkan bahwa, ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial adalah suatu ilmu yang bersifat multi-disipliner. Berdasarkan definisi-definisi tentang komunikasi tersebut di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa komunikasi mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ;
1. Komunikasi adalah suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.
2. Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.
3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat. Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan.
Berdasarkan sifat dari komunikasi maka ada beberapa macam sebagai berikut:
1. Komunikasi bersifat simbolis
Maksudnya: Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasaverbal dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.
2. Komunikasi bersifat transaksional
Maksudnya: Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional.
3. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu
Maksudnya: Para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, internet, faximili, dan lain-lain, faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi.
Di dalam kegiatan penyuluhan perikanan, proses komunikasi terjadi karena penyuluh berusaha untuk menyampaikan pesan/informasi kepada pelaku utama, dari pelaku utama kepada penyuluh, dan juga dari pelaku utama kepada pelaku utama lainnya. Pesan-pesan dapat disampaikan secara verbal (dengan kata-kata) atau non-verbal (tidak dengan kata-kata, seperti isyarat, gerakan, tindakan, gambar, dsb.) oleh komunikator kepada komunikan/sasaran secara langsung atau melalui sarana untuk mempengaruhi kognisinya, intelektualitasnya, emosinya dan afeksinya, serta psikomotoriknya sehingga sasaran mau merubah perilaku (behavior) dan kepribadiannya (personality). Perilaku (behavior) yang diharapkan berubah adalah meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan kepribadian (personality) meliputi kemandirian, ketangguhan serta kepercayaan diri, ketidaktergantungan, serta posisi tawarnya (bargaining position)
Pengertian tersebut mengandung makna bahwa didalam proses pembelajaran dalam diri sendiri adanya proses-proses lain yang terjadi secara simultan, yaitu:
1. Proses komunikasi persuasif, yang dilakukan oleh penyuluh dalam memfasilitasi sasaran (pelaku utama dan pelaku usaha) beserta keluarganya guna membantu mencari pemecahan masalah berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan usahan mereka, komunikasi ini sifatnya mengajak dengan menyajikan alternatif-alternatif pemecahan masalah, namun keputusan tetap pada sasaran.
2. Proses pemberdayaan, maknanya adalah memberikan “kuasa dan wenang” kepada pelaku utama dan pelaku usaha serta mendudukkannya sebagai “subyek” dalam proses pembangunan perikanan, bukan sebagai “obyek”, sehingga setiap orang pelaku utama dan pelaku usaha (laki-laki dan perempuan) mempunyai kesempatan yang sama untuk a) Berpartisipasi; b) Mengakses teknologi, sumberdaya, pasar dan modal; c) Melakukan kontrol terhadap setiap pengambilan keputusan; dan d) Memperoleh manfaat dalam setiap lini proses dan hasil pembangunan perikanan.
3. Proses pertukaran informasi timbal-balik antara penyuluh dan sasaran (pelaku utama maupun pelaku usaha). Proses pertukaran informasi timbal-balik ini mengenai berbagai alternatif yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan usahanya.
Perubahan perilaku pelaku utama beserta keluarganya sebagai efek dari proses komunikasi adalah merupakan tujuan yang dikehendaki oleh para penyuluh perikanan dalam melaksanakan proses komunikasi dengan pelaku utama dan keluarganya. Untuk mencapai tujuan tersebut penyuluh perikanan harus mampu menyesuaikan tingkatan komunikasi yang dapat mempengaruhi pelaku utama dan keluarganya agar menghasilkan respons sesuai harapan, artinya antara penyuluh dan pelaku utama dalam berkomunikasi harus memiliki kemampuan bahasa yang sama agar terjadi hubungan pengertian dalam berkomunikasi. Kondisi ini akan memberikan efek sesuai dengan tujuan komunikasi.
B. Tujuan Komunikasi
Dipandang dari segi manfaat atau keuntungan, komunikasi dapat memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah:
1. Informatif
Memberi informasi pendekatan pada pikiran. Pada komunikasi secara informatif, Informasi-informasi yang disampaikan harus factual dan objektif. Memberikan informasi (pendekatan pada pikiran: gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya).
2. Persuasif
Menggugah perasaan orang seperti, senang, suka dan tidak suka. Dalam penyuluhan perikanan perlu untuk mengetahui perbedaan dari penerapan teknologi baru yang merupakan hasil kerja pikiran maupun akibat karena perasaan. Pikiran seseorang bersifat obyektif, sedangkan perasaan bersifat subyektif. Juga dalam pengadilan, perbedaan kedua hal tersebut sangat penting, hakim berusaha untuk membedakan antar tindakan atau perbuatan yang disebabkan perasaan dan tindakan atau perbuatan yang disebabkan oleh pikiran. Menggugah perasaan (pendekatan pada emosi: keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan lain-lain).
3. Entertainment/menghibur
Bertujuan untuk menghibur orang, misalnya seorang membuat dagelan atau lelucon bertujuan agar orang lain mempunyai perasaan gembira. Dalam komunikasi penyuluhan perikanan tujuan ini sering dianggap perlu dengan maksud agar sasaran (pelaku utama beserta keluarganya) memiliki perasaan gembira dan tidak bosan dalam mendengarkan segala informasi yang disampaikan oleh para penyuluh.
Proses komunikasi dalam penyuluhan perikanan bertujuan untuk menarik perhatian, menggugah hati dan perasaan, meyakinkan serta memotivasi sasaran agar mau melakukan tindakan atau perubahan-perubahan untuk pengembangan usahanya, peningkatan produktivitas dan kesejahteraannya serta peningkatan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Menghibur komunikan, membuat mereka senang, tidak bersikap apatis maupun pesimis.
4. Mengubah sikap/perilaku (to change the behavior)
5. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
6. Mengubah masyarakat (to change the society)
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 disebutkan “Penyuluhan Perikanan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha perikanan agar mereka mau dan mampu menolong serta mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup”. Proses belajar bersama dalam penyuluhan sebenarnya tidak hanya diartikan sebagai kegiatan belajar secara insidental untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi, tetapi yang lebih penting dari itu adalah penumbuhan dan pengembangan semangat belajar seumur hidup (long life learning) secara mandiri dan berkelanjutan.
Secara aplikatif penyuluhan perikanan merupakan suatu proses pembelajaran bagi para pelaku utama dan pelaku usaha perikanan beserta keluarganya, menggunakan landasan falsafah kerja meningkatkan potensi dan kemampuan para pelaku utama dan keluarganya, sehingga mereka akan dapat mengatasi sendiri kebutuhan dan keinginannya, tanpa harus selalu tergantung pada orang lain. Sehingga dengan falsafah demikian, maka implikasinya akan sangat luas, tidak saja dalam bidang penyuluhan kelautan dan perikanan, tetapi juga dalam pembangunan kelautan dan perikanan, pembangunan perdesaan, dan pembangunan nasional. Dalam konsep penyuluhan perikanan juga dikenal beberapa prinsip yang terdiri dari: kesukarelaan, otonom, keswadayaan, partisipatif, egaliter, demokrasi, keterbukaan, kebersamaan, akuntabilitas, dan desentralisasi.
Sejalan dengan itu, tujuan utama dari penyuluhan perikanan adalah mempengaruhi para pelaku utama dan keluarganya agar berubah perilakunya sesuai dengan yang diinginkan oleh penyuluh, yang akhirnya mampu menyebabkan perbaikan mutu hidup dari pelaku utama kelautan dan perikanan. Perubahan perilaku yang terjadi dibagi kepada perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap dari sasaran penyuluhan. Untuk itulah, keberadaan dan peran penyuluh perikanan masih sangat diperlukan sebagai dinamisator, fasilitator, dan motivator dalam proses pembinaan dan pendampingan bagi para pelaku utama dan pelaku usaha tersebut dan sejalan dengan konsepsi itulah, penyuluhan perikanan sebagai rumpun ilmu hayat, ditengarai menjadi katalisator bagi upaya pembangunan perekonomian masyarakat dan eksistensinya menjadi penyokong bagi terwujudnya upaya kesejahteraan.
Seorang penyuluh perikanan harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat, pelaku utama dan pelaku usaha perikanan beserta keluarganya, sehingga maksud dan tujuan yang ingin disampaikan melalui komunikasi dapat diterima dengan baik dan jelas. Demikian pula dalam hal komunikasi melalui bahan-bahan tulisan seperti poster, folder, pamplet, dan sebagainya, tujuannya harus jelas. Kejelasan tujuan sangat penting dalam berkomunikasi. Tanpa tujuan yang jelas, sulit bagi kita untuk mengharapkan respon yang benar dari proses komunikasi. Hasil akhir yang ingin dicapai melalui pembelajaran modul ini adalah para peserta mampu berkomunikasi yang efektif dan memahami tahapan-tahapan dalam membangun komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan penyuluhan perikanan.
B. Deskripsi Singkat
Penyuluh perikanan harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat, pelaku utama dan pelaku usaha perikanan beserta keluarganya sebagai sasaran dalam kegiatan penyuluhan perikanan, agar maksud dan tujuan yang ingin disampaikan melalui komunikasi dapat diterima dengan baik dan jelas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami susun modul “Komunikasi Dalam Penyuluhan Perikanan”. Modul ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi penyuluh perikanan pada Tingkat Ahli agar dapat memahami tentang komunikasi yang efektif serta dapat menerapkannya dalam kegiatan penyuluhan perikanan. Hal-hal pokok yang dibahas meliputi: Pengertian dan tujuan komunikasi dalam penyuluhan perikanan; Unsur-unsur komunikasi; Proses komunikasi dalam penyuluhan perikanan; Adopsi dan difusi inovasi dalam penyuluhan perikanan.
C. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari seluruh isi modul ini peserta diharapkan dapat memahami tentang komunikasi yang efektif serta dapat menerapkannya dalam kegiatan penyuluhan perikanan.
D. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari seluruh isi modul ini peserta diharapkan dapat:
a. Menjelaskan pengertian dan tujuan komunikasi dalam penyuluhan perikanan;
b. Menjelaskan unsur-unsur komunikasi
c. Menjelaskan dan menerapkan proses komunikasi dalam penyuluhan perikanan; dan
d. Menjelaskan dan menerapkan proses adopsi dan difusi inovasi dalam penyuluhan perikanan.
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1. Pengertian dan tujuan komunikasi dalam penyuluhan perikanan
a. Pengertian komunikasi
b. Tujuan komunikasi
2. Unsur-unsur komunikasi
a. Komunikator
b. Pesan
c. Saluran/media
d. Sasaran/penerima/komunikan
e. Dampak/efek/feedback
3. Proses komunikasi dalam penyuluhan perikanan
a. Model/bentuk komunikasi
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas dan efisiensi dari komunikasi
c. Karakteristik Saluran Komunikasi
d. Karakteristik Media
e. Tahapan komunikasi
f. Komunikasi yang Efektif
4. Proses Adopsi dan difusi inovasi dalam penyuluhan perikanan
a. Proses adopsi inovasi
b. Proses difusi inovasi
c. Penggolongan adopter
Metode pembelajaran yang digunakan adalah :
1 Ceramah
2 Diskusi / Tanya Jawab
3 Simulasi dan Praktek
4 Studi Kasus
H. Media/Sarana Pembelajaran
Media/sarana pembelajaran yang digunakan adalah :
1 Laptop dan Proyektor LCD
2 White board dan Spidol
3 Kertas koran
4 Bahan Tayang
I. Petunjuk Penggunaan Modul
Anda sebagai peserta Diklat, dan agar dalam proses pembelajaran mata Diklat ini dapat berjalan lebih lancar, dan tujuan pembelajaran tercapai secara baik, Anda kami sarankan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Bacalah secara cermat, dan pahami tujuan pembelajaran ( indikator keberhasilan ) yang tertulis pada setiap awal pembelajaran,
2. Pelajari setiap materi pembelajaran secara berurutan,
3. Kerjakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap tugas latihan pada setiap akhir pembelajaran,
4. Keberhasilan proses pembelajaran dalam mata pelajaran ini tergantung pada kesungguhan Anda. Untuk itu, belajarlah secara mandiri dan seksama. Untuk belajar mandiri, Anda dapat melakukannya seorang diri, berdua atau berkelompok dengan peserta Diklat lain yang memiliki pandangan yang sama dengan Anda dalam penguasaan materi pembelajaran yang baik, dan
5. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain, seperti yang tertera pada Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan segan-segan bertanya kepada Widyaiswara yang mengampu mata Diklat ini.
Baiklah, selamat belajar ! Semoga Anda sukses menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diuraikan dalam mata pelajaran ini dalam upaya mendalami modul yang baik, dan memadai untuk memenuhi kebutuhan Anda sebagai peserta.
BAB II
PENGERTIAN DAN TUJUAN KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN PERIKANAN
A. Pengertian Komunikasi
Penyuluhan Perikanan merupakan proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kapasitas kemampuan para pelaku utama dan pelaku usaha perikanan untuk mengorganisasikan dirinya dalam mengembangkan bisnis perikanan, untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya, dengan tetap memperhatikan pelestarian fungsi lingkungan hidup (Undang – Undang No. 16 Tahun 2006). Untuk keberhasilan proses penyuluhan perikanan maka diperlukan komunikasi antara penyuluh dan sasaran penyuluhan. Manusia melakukan komunikasi karena:
1. Manusia sebagai mahluk sosial yang selalu berinteraksi dengan sesamanya dan dilakukan melalui komunikasi
2. Keinginan dan upaya manusia untuk mengontrol dan beradaptasi dengan lingkungan.
3. Upaya manusia untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain.
4. Upaya manusia untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dalam masyarakat.
Beberapa pengertian mengenai komunikasi dalam penyuluhan, antara lain :
1. Pengiriman atau tukar menukar informasi, ide.
2. Proses lewatnya informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain.
3. Proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti
4. Proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang dalam .
5. Proses dimana suatu ide dialirkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka .
6. Proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan dengan mengggunakan media dan cara penyampaian informasi yang dipahami oleh kedua pihak serta saling memiliki kesamaan arti lewat transmisi pesan secara simbolis (Marpaung dan Renaldi, 2001)
7. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu dan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Onong Uchjana Effendy)
8. Komunikasi sebagai kombinasi skill, science dan art
9. Kata atau istilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “communication”) berasal dari Bahasa Latin “communicatus” yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Menurut Webster New Collogiate Dictionary dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku”.
10. Komunikasi merupakan suatu proses yang dilakukan individu dalam hubungannya dengan individu lainnya, atau individu dalam kelompok, organisasi maupun dalam masyarakat guna menciptakan, mengirimkan dan menggunakan serta mempertukarkan informasi untuk mengkoordinasikan lingkungannya dan orang lain.
11. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan-pesan dari seseorang (sumber, penyuluh) kepada orang lain (penerima, sasaran, pelaku utama/pelaku usaha) secara timbal balik (two-way traffic communication). Hal ini didukung oleh beberapa pendapat para ahli antara lain:
a. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” “mengatakan “apa” “dengan saluran apa”, “kepada siapa” , dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”
b. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego
Dari berbagai definisi tentang ilmu komunikasi tersebut di atas, terlihat bahwa para ahli memberikan definisinya sesuai dengan sudut pandangnya dalam melihat komunikasi. Masing-masing memberikan penekanan arti, ruang lingkup, dan konteks yang berbeda.Hal ini menunjukkan bahwa, ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial adalah suatu ilmu yang bersifat multi-disipliner. Berdasarkan definisi-definisi tentang komunikasi tersebut di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa komunikasi mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ;
1. Komunikasi adalah suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.
2. Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.
3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat. Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan.
Berdasarkan sifat dari komunikasi maka ada beberapa macam sebagai berikut:
1. Komunikasi bersifat simbolis
Maksudnya: Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasaverbal dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.
2. Komunikasi bersifat transaksional
Maksudnya: Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional.
3. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu
Maksudnya: Para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, internet, faximili, dan lain-lain, faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi.
Di dalam kegiatan penyuluhan perikanan, proses komunikasi terjadi karena penyuluh berusaha untuk menyampaikan pesan/informasi kepada pelaku utama, dari pelaku utama kepada penyuluh, dan juga dari pelaku utama kepada pelaku utama lainnya. Pesan-pesan dapat disampaikan secara verbal (dengan kata-kata) atau non-verbal (tidak dengan kata-kata, seperti isyarat, gerakan, tindakan, gambar, dsb.) oleh komunikator kepada komunikan/sasaran secara langsung atau melalui sarana untuk mempengaruhi kognisinya, intelektualitasnya, emosinya dan afeksinya, serta psikomotoriknya sehingga sasaran mau merubah perilaku (behavior) dan kepribadiannya (personality). Perilaku (behavior) yang diharapkan berubah adalah meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan kepribadian (personality) meliputi kemandirian, ketangguhan serta kepercayaan diri, ketidaktergantungan, serta posisi tawarnya (bargaining position)
Pengertian tersebut mengandung makna bahwa didalam proses pembelajaran dalam diri sendiri adanya proses-proses lain yang terjadi secara simultan, yaitu:
1. Proses komunikasi persuasif, yang dilakukan oleh penyuluh dalam memfasilitasi sasaran (pelaku utama dan pelaku usaha) beserta keluarganya guna membantu mencari pemecahan masalah berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan usahan mereka, komunikasi ini sifatnya mengajak dengan menyajikan alternatif-alternatif pemecahan masalah, namun keputusan tetap pada sasaran.
2. Proses pemberdayaan, maknanya adalah memberikan “kuasa dan wenang” kepada pelaku utama dan pelaku usaha serta mendudukkannya sebagai “subyek” dalam proses pembangunan perikanan, bukan sebagai “obyek”, sehingga setiap orang pelaku utama dan pelaku usaha (laki-laki dan perempuan) mempunyai kesempatan yang sama untuk a) Berpartisipasi; b) Mengakses teknologi, sumberdaya, pasar dan modal; c) Melakukan kontrol terhadap setiap pengambilan keputusan; dan d) Memperoleh manfaat dalam setiap lini proses dan hasil pembangunan perikanan.
3. Proses pertukaran informasi timbal-balik antara penyuluh dan sasaran (pelaku utama maupun pelaku usaha). Proses pertukaran informasi timbal-balik ini mengenai berbagai alternatif yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan usahanya.
Perubahan perilaku pelaku utama beserta keluarganya sebagai efek dari proses komunikasi adalah merupakan tujuan yang dikehendaki oleh para penyuluh perikanan dalam melaksanakan proses komunikasi dengan pelaku utama dan keluarganya. Untuk mencapai tujuan tersebut penyuluh perikanan harus mampu menyesuaikan tingkatan komunikasi yang dapat mempengaruhi pelaku utama dan keluarganya agar menghasilkan respons sesuai harapan, artinya antara penyuluh dan pelaku utama dalam berkomunikasi harus memiliki kemampuan bahasa yang sama agar terjadi hubungan pengertian dalam berkomunikasi. Kondisi ini akan memberikan efek sesuai dengan tujuan komunikasi.
B. Tujuan Komunikasi
Dipandang dari segi manfaat atau keuntungan, komunikasi dapat memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah:
1. Informatif
Memberi informasi pendekatan pada pikiran. Pada komunikasi secara informatif, Informasi-informasi yang disampaikan harus factual dan objektif. Memberikan informasi (pendekatan pada pikiran: gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya).
2. Persuasif
Menggugah perasaan orang seperti, senang, suka dan tidak suka. Dalam penyuluhan perikanan perlu untuk mengetahui perbedaan dari penerapan teknologi baru yang merupakan hasil kerja pikiran maupun akibat karena perasaan. Pikiran seseorang bersifat obyektif, sedangkan perasaan bersifat subyektif. Juga dalam pengadilan, perbedaan kedua hal tersebut sangat penting, hakim berusaha untuk membedakan antar tindakan atau perbuatan yang disebabkan perasaan dan tindakan atau perbuatan yang disebabkan oleh pikiran. Menggugah perasaan (pendekatan pada emosi: keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan lain-lain).
3. Entertainment/menghibur
Bertujuan untuk menghibur orang, misalnya seorang membuat dagelan atau lelucon bertujuan agar orang lain mempunyai perasaan gembira. Dalam komunikasi penyuluhan perikanan tujuan ini sering dianggap perlu dengan maksud agar sasaran (pelaku utama beserta keluarganya) memiliki perasaan gembira dan tidak bosan dalam mendengarkan segala informasi yang disampaikan oleh para penyuluh.
Proses komunikasi dalam penyuluhan perikanan bertujuan untuk menarik perhatian, menggugah hati dan perasaan, meyakinkan serta memotivasi sasaran agar mau melakukan tindakan atau perubahan-perubahan untuk pengembangan usahanya, peningkatan produktivitas dan kesejahteraannya serta peningkatan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Menghibur komunikan, membuat mereka senang, tidak bersikap apatis maupun pesimis.
4. Mengubah sikap/perilaku (to change the behavior)
5. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
6. Mengubah masyarakat (to change the society)
mantap artikel ny
ReplyDelete