Wednesday, July 8, 2015

SEBUAH DESINFEKTAN SPEKTRUM LUAS UNTUK PENGOLAHAN IKAN

July 08, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
1. APAKAH ITU DUTRION ®?
Dutrion® adalah sebuah tablet atau kit serbuk dengan dua komponen yang membentuk konsentrasi Klorin dioksida (ClO2) pada saat dicampurkan dengan air kran biasa. Dutrion® adalah sebuah metode yang tepat, aman, dan ekonomis untuk memproduksi ClO2 dalam bentuk cairan tanpa menghasilkan produk sampingan berupa Klorit, Klorat, Klorida atau Klorin bebas. Dutrion® tidak bersifat eksplosif dan dapat bertahan selama 60 hari pertama pada saat digunakan dalam air. Masa simpan Dutrion® dalam bentuk serbuk berkisar antara 2 – 5 tahun, tergantung pada kondisi penyimpanan. Tidak ubahnya seperti Ozon, ClO2 bersifat larut seperti gas yang sebenarnya. Karena sifatnya yang bisa larut dalam larutan seperti gas yang sebenarnya, ClO2 sangat mudah diencerkan ke dalam air target sebagai sebuah biosida. ClO2 dapat berpenetrasi terhadap lapisan lendir bakterial (biofilm) dan dapat menghancurkan bakteri pathogen. Dutrion® tidak beracun dan tidak akan menghasilkan produk sampingan klorinasi yang bersifat karsinogenik. Juga tidak menghasilkan akumulasi racun organik atau racun anorganik yang berasal dari produk sampingan, seperti Bromat, Trihalometana (THM), Asam haloasetat (HAA), dan Mutagen X (MX). Hal ini membuat ClO2 sebagai salah satu biosida yang paling ramah lingkungan.
Dutrion® digunakan sebagai desinfektan air minum, pemurnian air, industri makanan dan minuman, rumah sakit, hotel, hortikultura, akuakultur, pertanian, peternakan sapi, peternakan unggas, irigasi tanaman dan berbagai macam aplikasi lainnya.
2. WILAYAH PENGAPLIKASIAN
Industri Akuakultur:
Pengangkutan Ikan Hidup
• Air pengangkut
• Pengobatan penyakit selama penanganan
Akuakultur
• Pencegahan penyakit
• Pemeliharaan larva ikan
• Pemeliharaan larva udang
• Penyemprotan terhadap pakan ikan
• Pengobatan penyakit
Industri Perikanan
• Perahu perahu nelayan penangkap ikan
• Grosir/ eceran
• Perendaman ikan-ikan tanpa tulang dan tanpa organ-organ dalam (hanya dagingnya saja)
• Penyemprotan/ perendaman untuk ikan dan udang
• Penyortiran/ penilaian kadar air untuk udang
• Pembuatan es batu
• Desinfeksi tempat penyimpanan ikan
Pada saat perhatian dan perlakuan intensif dilakukan untuk meminimalkan resiko infeksi dari proses pengolahan oleh pekerja dan berbagai macam peralatan, seringnya biosida dan desinfektan yang ada relatif tidak efektif digunakan untuk mendesinfeksi peralatan dan air untuk proses pengolahan.
Perlu diperhatikan bahwa sekelompok makanan yang terkontaminasi, atau hasil produksi yang tidak bagus dapat menghancurkan reputasi sebuah perusahaan makanan dan bisnis yang sedang dijalankan.
Air adalah satu-satunya bahan baku terbesar yang digunakan dalam sistem pengolahan makanan. Kualitas dari proses pengolahan air itu sendiri menjadi sangat penting untuk mencegah adanya kontaminasi pada produk-produk makanan yang dihasilkan. Penggunaan dari air yang telah terkontaminasi pada proses pengolahan makanan dapat menyebarkan infeksi penyakit pada seluruh sistem distribusi dan mengkontaminasi semua produk yang saat itu diproduksi.
Air, yang diperoleh dari berbagai sumber, akan selalu membawa bakteri di dalamnya. Banyak diantaranya adalah bakteri-bakteri yang tidak berbahaya, tetapi yang lainnya ada kemungkinan termasuk bakteri koliform, E.coli, Salmonella, Legionella, Listeria dan virus yang mematikan pada ikan. Juga, industri perikanan memiliki potensi untuk menghasilkan sejumlah besar limbah padat dan limbah cair yang terkontaminasi/ air limbah.
Banyak perusahaan produsen yang menawarkan berbagai macam produk desinfektan, semuanya mengklaim sebagai yang terbaik di pasaran. Desinfektan yang umum tersedia di pasaran mengandung bahan kimia dari kelompok berikut:
• Klorin dan senyawa yang melepaskan Klorin
• Senyawa ammonium kuartener
• Senyawa amfoter (amfolitik)
• Senyawa fenolik
• Asam perasetat
Namun, banyak terdapat kerugian dari penggunaan beberapa desinfektan tersebut di atas. Sifat dari desinfektan-desinfektan tersebut di atas dibatasi oleh banyak faktor, seperti yang tercantum di bawah ini:
• Konsentrasi dari Klorin yang tersedia harus sebesar 100 hingga 200 mg/ liter.
• Asam perasetat dan senyawa ammonium kuartener hanya efektif pada dosis yang tinggi.
• Asam perasetat memproduksi asam asetat, yang merupakan nutrisi untuk pertumbuhan mikroorganisme. Maka dari itu, bakteri tumbuh lebih baik setelah penggunaan asam perasetat.
• Untuk mengurangi kerusakan selama penyimpanan, larutan hipoklorit harus dipertahankan pada pH 9 – 11, yang artinya larutan tersebut memiliki keterbatasan nilai pH.
• Kemampuan desinfektan berkurang dengan adanya presentasi lemak, minyak, protein, cairan tubuh, dll.
• Desinfektan konvensional tidak efektif melawan berbagai macam bakteri, spora, jamur dan virus.
• Hipoklorit akan lebih efektif apabila konsentrasi dan suhu dinaikkan dan / atau pH-nya diturunkan.
• Desinfektan konvensional bergantung pada suhu dan lamanya waktu kontak, untuk melakukannya, diperlukan waktu paparan yang lama.
• Bahan kimia konvensional bersifat korosif dan membuat bercak noda pada logam biasa.
• Bahan organik akan memakan Klorin dan mengurangi kapasitas desinfeksi tersebut.
• Desinfektan konvensional akan menghasilkan gas beracun dan mengiritasi mata, jaringan mukosa dan kulit pekerja.
Klorin biasanya digunakan untuk desinfektan air pencucian, meskipun sering timbul masalah dengan kecacatan rasa dan lingkungan kerja yang kurang menyenangkan pada tingkat yang serius.
Dutrion®, biosida yang sangat ampuh dengan berbagai macam keuntungan yang bisa diperoleh melebihi produk desinfektan pada umumnya yang sering digunakan di pasaran. Dutrion® mengandung ClO2 murni yang akan membunuh bakteri dan virus yang terdapat di dalam aliran air. Dutrion® dapat digunakan pada proses pengangkutan telur ke tempat penetasan.  Dutrion® dapat digunakan sebagai perendaman singkat pada awal permulaan infeksi bakteri atau jamur, untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi. Dutrion® dapat digunakan sebagai alat pengangkutan singkat untuk bayi-bayi ikan Salmon yang baru menetas, larva ikan Salmon atau ikan Salmon kecil yang beradaptasi dengan air asin dimana tingkat penyebarannya tinggi. Misalnya gerakan larva Salmon dari tempat penetasan ke kolam pembibitan atau kandang berkembang. Sangat penting untuk menggunakan biosida di wilayah-wilayah ini, dikarenakan resiko infeksi yang tinggi, yang disebabkan oleh kontak permukaan ke permukaan dari ikan yang belum bertulang tersebut.
Dutrion® dapat ditambahkan ke dalam air/ es batu yang digunakan untuk pengolahan berbagai macam ikan. Es batu yang digunakan untuk pengemasan ikan harus dibuat dengan penambahan ClO2. Pelepasan ClO2 secara perlahan ke atas permukaan ikan pada saat es batu mencair akan membantu mencegah pembusukan dan bau selama proses pengangkutan. ClO2 menjaga kualitas mikroba dalam air, bahkan dengan muatan organik dalam jumlah besar, sehingga berdampak pada pemeliharaan kualitas dan peningkatan substansial dari masa simpan produk.
ClO2 efektif dalam mengelola pembuangan air limbah dan menghilangkan permasalahan bau terkait dengan pabrik pengolahan ikan. ClO2 telah terbukti efektif melawan organisme botulismus dan bahan kontaminan makanan lainnya seperti Salmonella, Staphylococcus, Streptococcus, dll. Bahkan strain jamur yang paling resisten sekalipun akan hancur sempurna dalam waktu 60 detik. Trichophyton mentagrophytes akan mati dalam waktu 5 menit. Organisme yang paling sulit sekalipun untuk dihancurkan (bentuk spora) akan hancur dalam waktu 5 menit. Dutrion® terbukti lebih ampuh daripada kebanyakan bahan kimia yang ada di pasaran; namun Dutrion® bersifat aman dan tidak memerlukan pembatasan penggunaan dalam kontak langsung dengan makanan.
3. SPEKTRUM BAKTERI
Bakteri
Pseudomonas aeruginosa Campylobacter jejuni
Pseudomonas sp.
Flavobacterium sp.
Enterobacter cloacae
Yersinia enterocolitica
Enterobacter hafnia
Clostridium sporogenus
Proteus vulgaris
Clostridium difficile
Klebsiella pneumoniae
Clostridium perfringens
Salmonella typhi
Fusobacterium nucleatum
Salmonella enteritidis
Bacillus subtilis
Salmonella gallinarum
Bacillus circulansSalmonella typhimurium
Bacillus megaterium
Salmonella choleraesuis
Bacillus cereus
Salmonella typhosa
Bifidobacteria liberum
Corynebacterium nucleatum
Staphylococcus aureus
Sarcina lutea
Staphylococcus epidermidis
Streptococcus pyogenes
Streptococcus faecalis
Strep 1, 2, 3.
Mycobacterium bovis
Mycobacterium smegmatis
Mycobacterium kansasii
Jamur
Candida albicans Trichophyton rubrum
Scopulariopsis sp.
Aspergillus niger
Trichophyton mentagrophytes     Aspergillus flavusMucor sp.
Fusarium sp.
Saccharomyces cerevisiae
Fonsecaea pedrosoi
Virus
Herpes virus I Poliovirus
Herpes virus II
Encephalomyocarditis (EMS)
Adenovirus echovirus
Vaccinia virus
Coxsackie virus
Vesicular Stomatitis Virus (VSV)
Influenza
Parainfluenza    Feline parvovirus Blue-tongue Virus
Mouse Flu
Mouse Hepatitis Virus (MHV)
Minute Virus of Mice (MVM)
Mouse Encephalomyelitis Virus
Newcastle Disease Virus
Mouse Polio Virus (MEV)
Iridovirus
Perti virus – Togaviridae
Lainnya
Vibrio cholerae Culex quinquefasciatus     Mycoplasma
4. PERBANDINGAN HARGA
Sebuah perbandingan yang mutlak untuk per volume terhadap desinfektan lainnya yang tidak memberikan perbandingan biaya yang nyata dengan Dutrion®. Faktor biaya lain tersebut termasuk:
• Penghapusan biaya untuk pembelian reaktor Klorin yang mahal, ditambah biaya kepemilikan, termasuk pemeliharaan, sertifikasi dan sertifikasi ulang.
• Standar keamanan & resiko dan kebijakan untuk kewajiban asuransi.
• Pelatihan, sertifikasi dan sertifikasi ulang terhadap pekerja yang berkualitas.
• Faktor lingkungan, ledakan, kesehatan & keselamatan.
• Transportasi bahan berbahaya dan biaya penyimpanan.
• Korosi untuk sistem air, peralatan, pompa dan filter.
• Penggunaan bahan kimia tambahan, misalnya stabilisator pH.
• Hukuman untuk TIDAK memberikan informasi tentang hasil biosidal yang dibutuhkan.
• Tidak ada efek samping terhadap lingkungan atau ekologi.
• Manajemen dosis yang tepat
• Tidak ada investasi yang dibutuhkan di bidang infrastruktur atau peralatan.
Dutrion® Pada Budidaya Udang
Dutrion®adalah solusi Klorin dioksida yang ekonomis, bebas dari segala macam kontaminasi. Pelarutan komponen “A” dan “B” atau hanya satu tablet Dutrion® dalam air biasa, akan membuat konsentrat 0,2% dalam bentuk cair. Konsentrat ini dicampurkan ke dalam air target untuk bertindak sebagai desinfektan yang kuat. Dutrion® saat ini sedang digunakan di banyak negara sebagai desinfektan yang sangat efektif, aman dan berspektrum luas.
Dutrion® mengeliminasi kelemahan kinerja gas ClO2, yang sangat aktif dan rentan terhadap bahaya ledakan spontan pada kontak dengan udara. Dutrion® tidak hanya mempertahankan kebaikan dari gas ClO2, akan tetapi juga memberikan keuntungan tambahan. Termasuk di dalamnya kapasitas tinggi oksidasi, tidak ada degradasi, tidak menghasilkan produk sampingan yang berbahaya, tidak ada residu dan tidak bersifat korosif. Produk ini memiliki masa simpan yang lama dalam bentuk serbuk/ tablet dan dapat bertahan selama 60 hari dalam bentuk cair yang siap untuk digunakan, tergantung kondisi penyimpanan. Sejak tahun 1993, saat terjadi letusan epidemik udang yang menyerang semua kolam penangkaran pantai di wilayah Asia Tenggara, budidaya udang telah mengalami kerugian pada pertumbuhan ekonomi. Penelitian yang dilakukan di seluruh dunia menyimpulkannya sebagai penyakit kondisional, seperti penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri, yang merupakan penyebab utama terjadinya epidemi. Kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan ekologi perairan merupakan penyebab utama terjadinya penyakit pada udang.
Dutrion® berkapasitas spektrum luas untuk membunuh mikroba, seperti bakteri, spora, jamur dan epifit. Tidak memiliki efek samping pada spesies unggul. Mikroba tidak akan pernah menjadi resisten terhadap Dutrion® sebab produk ini akan bekerja menembus dinding sel mikroba dan menghancurkan DNA di dalamnya. Sebagai agen oksidatif yang kuat, Dutrion® akan menguraikan hampir semua bahan reduktif di dalam air. Termasuk di dalamnya adalah sisa pakan dan kotoran, sehingga akan terjadi perbaikan lingkungan pada kolam dan akuarium pembiakan. Dutrion® juga meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut. Efek bersih yang didapat adalah pencegahan terhadap penyebaran wabah penyakit pada budidaya ikan dan kerang.
Banyak penelitian telah menunjukkan efisiensi tinggi dari Dutrion® dalam membunuh bakteri mikroba dan virus.
Dutrion®  dalam bentuk cair dapat digunakan untuk mendesinfeksi air kolam dengan cara disebarkan dari atas perahu, air mancur pembentuk oksigen, atau rakit busa.
Untuk mendesinfeksi kolam pemberian pakan, setelah menghilangkan lumpur kotor di dasar kolam dan sebelum kolam diisi kembali dengan air, cukup semprotkan larutan Dutrion®  ke dasar dan dinding kolam untuk prosedur desinfeksi lengkap.
Desinfeksi air untuk pemberian pakan sangat diperlukan selama pembudidayaan dan pertumbuhan ikan. Sisa pakan dan kotoran dalam air akan mencemari air yang secara signifikan akan memburuk dan menyebabkan penyebaran mikroba pathogen secara cepat, yang akhirnya akan menyebabkan timbulnya penyakit dan kematian yang tinggi pada ikan dan kerang hasil budidaya.
Dutrion® menguraikan polipeptida dan menghancurkan ikatan protein mikroba, RNA dan DNA mikroba untuk membunuh semua mikroba. Produk ini juga bereaksi terhadap amina dan sulfida di dalam kolam budidaya, udara dan di permukaan kulit ikan dan udang dan bahan-bahan lainnya sehingga akan menghilangkan bau dan dapat menyediakan air dan udara yang bersih.
Untuk penggunaan Dutrion®, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan volume air di dalam kolam. Campurkan Dutrion® ke dalam air sebanyak 0,05 – 0,1 mg/ liter air untuk mendapatkan dosis yang tepat, lalu masukkan ke dalam kolam budidaya dengan kedalaman air mencapai 1 meter. Dosis harus disesuaikan dengan kualitas air yang dipergunakan. Efisiensi ini harus ditingkatkan apabila ada penambahan kapur sebanyak 20 kg/Mu (1 Mu = 0.066666666667 Hektar) ke dalam kolam pada hari berikutnya.
Untuk desinfeksi dan sterilisasi udang yang bunting selama periode setengah bulan sebelum udang bertelur, campurkan Dutrion® ke dalam kolam setiap 3 – 7 hari sekali dengan dosis 0,1 – 0,2 mg/ liter air, hal ini dilakukan hingga udang bertelur. Langkah desinfeksi ini dilakukan untuk meningkatkan kesehatan udang yang bunting dan menjaga kualitas keturunan yang dihasilkan.
Untuk desinfeksi lingkungan di dalam ruang penetasan telur, lakukan pengasapan Dutrion® dengan dosis 1,6 – 2,4 liter/ 100 m3 di ruang penetasan untuk dekontaminasi ruangan.
Pencegahan penyakit pada semua tahap selama pertumbuhan udang
Dutrion® dapat diterapkan pada 4 tahap pertumbuhan, mulai dari telur yang dibuahi hingga tahap pembibitan, sebagai berikut:
• Pada tahap pertama untuk telur yang dibuahi, larutkan Dutrion® ke dalam air dengan dosis 0,02 mg/ liter air.
• Pada tahap kedua, larutkan Dutrion® ke dalam kolam pembibitan dengan dosis 0,02 – 0,05 mg/ liter air.
• Pada tahap ketiga, pemeliharaan kualitas air, larutkan Dutrion® ke dalam air dengan dosis 0,05 – 0,1 mg/ liter air.
• Pada tahap keempat, dosis Dutrion® dijaga dalam kisaran 0,05 – 0,15 mg/ liter air.
Untuk menghilangkan penyakit bakteri dan virus pada udang, berikan dosis harian 0,15 – 15 mg/ liter air ke dalam kolam budidaya dengan kedalaman 1 meter. Ulangi langkah ini selama 3 – 5 hari. Hal ini akan mencegah serangan penyakit bakteri dan virus, serta menunjukkan efisiensi yang tinggi dalam melawan penyakit epifit.
Desinfeksi terhadap fasilitas yang terdapat di tempat budidaya udang, seperti perlengkapan, peralatan dan segala sesuatu yang digunakan untuk kontak dengan udang/ kolam budidaya harus direndam/ dicelupkan/ disemprot dengan Dutrion®, sehingga mencegah terjadinya infeksi, penyebaran penyakit dan terjangkitnya kembali.
Klorin dioksida “sangat luar biasa” lebih baik apabila dibandingkan dengan metode bahan kimia lain dalam mengeliminasi bakteri-bakteri pathogen.

0 comments:

Post a Comment