Tuesday, June 3, 2014

MANFAAT BUDIDAYA IKAN GRASS CARP DI WADUK

June 03, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Bagaimana cara menanggulangi Gulma di Waduk adalah dengan Ikan Graskap ikan herbovora yang sangat senang makan tumbuh-tumbuhan.
Grass carp / graskap merupakan ikan pemakan rerumputan yang ditemukan di sungai Amur di Siberia dan Cina yang mengalir menuju Lautan Pasifik. Karenanya, seringkali grass carp disebut juga sebagai amur putih (white amur). Sekarang ini, grass carp dibudidayakan secara intensif di Cina, Malaysia, Indonesia, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Filipina. Grass carp masuk ke daratan Eropa digunakan sebagai pengontrol hama tanaman dan meningkatkan produksi perikanan melalui polikultur.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Grass Carp (Stenopharyngodon idella)
2.1.1. Klasifikasi Ikan Grass Carp
Menurut Syaputra (2012), ikan koan atau grass carp di klasifikasikan sebagai berikut :
Filum
:
Chordata
Subfilum
:
Vertebrata (Crania)
Class
:
Osteichthyes
Subclass
:
Teleostei
Ordo
:
Cypriniformes
Subordo
:
Cyprinoidea
Famili
:
Cyprinidae
Subfamily
:
Cyprininae
Genus
:
Ctenopharyngodon
Spesies
:
Ctenopharyngodon idella
Nama Asing
:
Grasscarp
Nama Lokal
:
Ikan Koan
Filum
:
Chordata
Subfilum
:
Vertebrata (Crania)
Ikan ini berasal dari sungai-sungai besar di China, Siberia, Manchuria dan berhasil diintroduksi ke beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand dan juga ke negara lain seperti Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, Eropa Timur, Belanda dan Jerman (Cross, 1968 in Resmikasari, 2008).
2.1.2. Morfologi dan Anatomi Ikan Grass Carp
Ikan ini mempunyai bentuk tubuh yang agak memanjang dan ramping dengan perut yang besar, mulut berbentuk sub terminal mengarah ke bentuk terminal, kepala lebar dengan moncong bulat pendek dan gigi paringeal dalam deretan ganda dengan bentuk seperti sisir. Sirip dorsal dan anal pendek serta tidak memiliki duri dengan tipe sisik sikloid, tanpa tulang belakang. Usus berdiferensiasi menjadi esofagus pendek, katup pylorik dan rektum. Hati terletak di permukaan dorsal usus dan lobusnya selalu memanjang pada rongga tubuh. Hati dan pankreas dihubungkan oleh beberapa saluran kecil dengan saluran empedu yang memasuki bagian posterior usus hingga ke katup pylorik. Kantung empedu terletak diantara hati dengan usus dan kelenjar adrenal terletak pada ginjal pronephros. Pada ikan yang panjang totalnya mencapai 58 mm (berumur 50- 60 hari) gonadnya berdiferensiasi dan terletak di rongga peritoneum (Berry, 1970 in Resmikasari, 2008).
Ikan koan atau grasscarp merupakan famili dari ikan mas maupun ikan karper dan ada juga menyebut ikan ini ikan cina. Bentuk tubuh ikan koan memenjang agak pipih, ukuran kepala relatif besar dan memanjang dari pada rahang bawah menandakan sifat makannya di dasar perairan. Sisik berukuran sedang dengan warna kelabu gelap di bagian pungungnya sedangka di bagian perut berwarna putih. Jumlah sisik di bagian gurat sisi (linea lateralis) berjumlah 42 buah. Sebagai ikan herbivora usus ikan ini memiliki panjang dua kali dari panjang tubuhnya. Pada habitat aslinya ikan koan memiliki panjang 2 meter dengan berat 20-39 kg (Khaeruman dan Amri, 2011).
Ikan koan memiliki panjang tubuh empat kali dari tinggi badannya. Bentuk badan seperti torpedo (stream line). Tubuh ikan koan tertutup sisik sikloid berukuran sedang, warna sisik yang menutupi bagian  punggung berwarna kelabu hijau sedangkan bagian bawah atau perutnya berwarna putih. Mulut dapat disembulkan dan tidak memiliki sungut, mulut ikan koan tidak memiliki gigi yang besar namun mampu mencabik dan memotong daun yang cukup keras. Pada kerongkongan terdapat catok dan dua pasang tulang derbentuk sabit bergerigi yang berhadap-hadapan. Diantara catok dan sabit yang bergerigi terdapat tulang rawan yang dapat menghaluskan makanan (Raspati,1998 in Wahyuni, 2001).
2.1.3. Habitat
Habitat dari Ikan Koan secara umum adalah di perairan tawar. Banyak ditemukan pada perairan bebas seperti Sungai, Danau, maupun Rawa. Ikan Koan merupakan salah satu spesies yang bergerak cepat dalam perairan dan merupakan salah satu jenis ikan yang paling rentan apabila hidup pada keadaan oksigen yang rendah (Anonim, 2011).
Habitat utama ikan koan ialah sungai-sungai besar di Tiongkok. Ikan ini dikenal sebagai ikan liar penghuni lapisan permukaan perairan tawar, terutama di sungai-sungai berarus kuat dan danau yang kaya akan vegetasi air. Ikan koan hidup dan berkembang biak di wilayah yang beriklim sedang sampai pada suhu 0oC. di wilayah beriklim panas ikan koan dapat hidup sampai suhu 36o C. ikan koan juga dapat hidup pada perairan sedikit payau dengan salinitas 7 ppt (Kordi, 2009).
2.1.4. Makanan dan Kebiasan Makan
lkan koan (Ctenopharyngoaon idella), kebanyakan masih dipelihara secara tradisional dengan pemberian pakan nabati berupa daun segar, tetapi pakan dalam keadaan segar memiliki kadar protein yang rendah sehingga perlu penambahan pakan lain yang memiliki kadar protein yang tinggi. Protein merupakan sumber energi utama bagi ikan, protein dalam pakan akan digunakan secara optimal untuk pertumbuhan. Penggunaan protein secara optimal dapat dicapai apabila sebagian besar kebutuhan energi ikan dipenuhi dari komponen non protein seperti karbohidrat (Shiau, 1997 in Hariadi, 2005 ).
Aktivitas makan ikan koan dimulai pada umur 3-4 hari setelah menetas, pada umur ini larva ikan koan memakan protozoa dan rotifera. Setelah 2 minggu menetas ukuran larva mencapai 12-17 mm dan mulai memakan makanan yang lebih besar diantaranya larva insekta dan pada umur 3 minggu ikan koan mulai memakan tumbuhan, diantaranya alga dan makrofita, dan secara nyata terjadi pada 1-1,5 bulan setelah penetasan. Ikan yang termasuk herbivora ini mempunyai usus yang pendek yaitu 2-3 kali panjang badannya, sehingga 50 % dari bahan makanan yang dicerna akan keluar dalam keadaan tidak tercerna secara sempurna (Nikolsky, 1963 in Resmikasari, 2008).
2.1.5. Pertumbuhan
Pertumbuhan individu didefinisikan sebagai pertarnbahan ukuran panjang atau berat dalam periode waktu tertentu, sedangkan pada populasi merupakan peningkatan biomassa suatu populasi yang dihasilkan oleh akumulasi bahan-bahan dari dalam lingkungan. Pertumbuhan ikan merupakan suatu pola kejadian yang kompleks yang melibatkan banyak faktor pembeda, termasuk di dalamnya: (1) temperatur dan kualitas air; (2) Ukuran, kualitas dan ketersediaan organisrne makanan; (3) ukuran, umur dan jenis kelamin ikan itu sendiri; dan (4) jumlah ikan­ikan lain yang memanfaatkan sumber-sumber yang sama. Pertumbuhan  ikan dalam usaha budidaya tergantung pada padat penebaran, kondisi Iingkungan, pemberian pakan, dan jasad renik yang berada di perairan sebagai makanan alaminya (Aziz, 1989 in Wahyuni, 2001).
Grass carp muda lebih cepat tumbuh dari ikan yang lebih tua umurnya dan ikan betina lebih cepat tumbuh dibandingkan ikan jantan. Kerna kemampuan grass carp mengkonsumsi tumbuhan air tergantung pada ukuran tumbuhan air dan ikan, umur, kepadatan, serta lokasi tumbuhan air dalam kolom air (Sutton dan Vandier, 1989 in Wahyuni, 2001).
Rendahnya daya cerna terhadap rumput-rumputan akibat mekanisme pencernaan yang lemah dari saluran pencernaan ikan koan. Tetapi ikan koan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengabsorbsi pro­tein larut air dari dinding sel rumput yang pecah. Dari informasi ini, laju pertumbuhan ikan koan dapat diting­katkan dengan pemberian nutrien yang seimbang dalam ben­tuk pelet dibandingkan dengan rumput-rumputan dan daun yang digunakan dalam pakan seperti biasanya (Law, 1986 in Puspita, 1990).
Pemanfaatan grass carp sebagai pengontrol hama tanaman (seperti enceng gondok) didasarkan pada kemampuannya untuk mengkonsumsi tanaman (mikro atau makrofita). Grass carp memiliki kemampuan reproduksi yang sangat tinggi. Ikan ini, ketika hidup di Sungai Amur, betina yang secara reproduksi matang (7-15 tahun) dapat menghasilkan telur sebanyak 820.0000 telur. Sedangkan Grass carp yang hidup di perairan Eropa memiliki kemampuan untuk menghasilkan telur berkisar antara 500.000-700.000 / ikan yang berukuran 6-8 kg.
Jumlah vegetasi yang mampu dikonsumsi oleh grass carp bergantung atas ukuran dan jumlah ikan, suhu air, kepadatan hama, dan komposisi spesies, serta lamanya waktu ikan berada di perairan. Ikan berukuran 25-40 cm akan mengkonsumsi lebih banyak makanan (35-50% bb/hari) dibandingkan dengan ikan yang lebih besar (>40 cm) yang hanya mengkonsumsi 20-30% bb/hari. Suhu air terbaik untuk konsumsi pakan grass carp adalah 20-28 C. Konsumsi tanaman mulai stabil pada suhu 10-16 C, dan terjadi secara intensif ketika suhu mencapai 20 C atau lebih tinggi lagi. Pada suhu 20 C, grass carp dapat mengkonsumsi hingga 50% bb, ketika suhu mencapai 22 C konsumsi meningkat hingga 120% bb. Batas maksimal untuk konsumsi bagi grass carp adalah 25 C. Penurunan suhu secara tiba – tiba bisa mengganggu pola makan. Penurunan tiba-tiba suhu air sebesar 4-5 C dari 20 C dapat menyebabkan ikan berhenti makan. Sebaliknya, penurunan secara perlahan menyebabkan peningkatan pilihan pakan dari grass carp.
Petiola enceng gondok
Sama seperti kita, grass carp juga memiliki kesukaan terhadap jenis makanan tertentu. Grass carp berukuran 25-33 mm (TL) memakan alga berfilamen. Sedangkan ada ukuran 35-40 cm (umur sekitar 1-1,5 bulan), ikan ini memakan daun lunak dari makrofita yang tenggelam. Pilihan makanan pada grass carp dewasa menurun bersamaan dengan bertambahnya usia dan ukuran. Grass carp muda memiliki gigi faring yang lemah dan kecil, sehingga pilihan makanannya adalah tanaman yang lunak dan muda.
Ikan usia ini cenderung menghindari tanaman yang memiliki daun yang kasar atau liat seperti (Stratiotes aloides L dan berbagai jenis monokotiledon), daun berukuran besar yang mengapung (Nymphaea dan Nuphar spp), tanaman dengan rasa yang kuat (Polygonum hydropiper L) atau beracun (Ranunculus spp). Hampir sama, ikan dengan berat kurang dari 1 kg memilih akar, sedangkan ikan yang lebih besar juga memakan daun dan petiola enceng gondok . Ikan yang lebih besar dari 1 kg juga memakan tanaman jenis ini HANYA jika tidak ada makanan lainnya. Jenis makanan yang paling disukai oleh grass carp adalah elodea, water celery, dan pondweed (daun tipis). Sedangkan tanaman yang tidak begitu disukai diantaranya adalah cattail, bulrush, sedge, alga berfilamen, teratai, dan enceng gondok.
Elodea, makanan favorit grass carp
Sebagai biokontrol hama tanaman, kepadatan tebar yang sesuai bagi sebuah perairan bergantung pada berbagai faktor seperti cuaca, ukuran ikan yang ditebar, kecepatan pertumbuhan hama yang diharapkan, faktor biotik dan abiotik lingkungan. Overstocking adalah kondisi dimana seluruh tanaman air (baik target hama maupun tidak) sementara understocking bisa berarti bahwa hanya terjadi penurunan hama tertentu. Kepadatan tebar yang rendah dapat menjaga pertumbuhan hama, tetapi tanaman yan tidak disukai oleh grass carp akan tumbuh cepat dan tidak terkendali. Syarat padat tebar dari ikan herbivora dapat diperkirakan dari total biomassa vegetasi di sebuah perairan.
Kecepatan stocking 3 grass carp (25-30 cm)/ metrik ton tanaman (berat basah) secara signifikan menurunkan biomassa makrofita (Chara sp atau Najas gudalupensis) pada 2 waduk di FLorida. Kondisi ini tidak mencapai overstocking dalam waktu 4-5 tahun semenjak stocking dilakukan. Kecepatan stocking 4-8,4 grass carp (per metrik ton berat basah tanaman) mengurangi biomassa tanaman hingga 0 dalam waktuu 8-17 bulan. Kepadatan tebar grass carp untuk daerah tropis berkisar antara 90 – 120 kg/ha (dengan berat setiap ikan 20-40 gr). Beberapa peneliti merekomendasikan kepadatan tebar 25-30 individu/ha untuk hama tanaman air seperti Hydrilla sp, sambil mengelola populasi kecil dari tanaman air yang kelimpahannya predominan dan tidak disukai oleh grass carp. Biokontrol menjadi efektif jika grass carp ditebar terlebih dahulu di awal peningkatan pertumbuhan tanaman.
Fluktuasi kedalaman perairam juga harus diprediksi dan dipertimbangkan. Karena penurunan kedalaman secara drastis akan menyebabkan overstocking dan kondisi ini menyebabkan ikan sulit untuk dipindahkan dari perairan. Padat tebar haruslah dikalkulasi dari kedalaman terendah.
Tapeworm alias cacing pita, dan grass salah satu vektornya
Apakah grass carp termasuk spesies invasif? Setidaknya, saya menemukan 2 negara bagian (Minnesota dan Texas) yang memasukkan grass carp dalam daftar spesies invasif. Texas dan Oregon hanya mengijinkan penggunaan grass carp triploid (steril) untuk biokontrol. Grass carp normal (diploid) memiliki 48 kromosom, sedangkan triploid memiliki 72. Kromosom ekstra yang ditambahkan menyebabkan grass carp menjadi steril. Dibandingkan dengan Texas, Oregon memiliki peraturan yang lebih ketat. Setiap grass carp harus ditandai dengan Passive Induced Transmitter Tag (PIT). Apa yang membuat mereka khawatir tentang grass carp dan memasukkannya sebagai spesies invasif? Grass carp mampu hidup dengan kondisi oksigen yang rendah (2-3 mg/L), kemampuan reproduksi yang tinggi, dan mampu memakan tanaman hingga 300% berat tubuhnya.
Grass carp dapat memakan semua makrofita dan vegetasi yang menjalar sehingga mengurangi ketersediaan pakan bagi invertebrata dan ikan lainnya. Hal ini menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap komposisi makrofita, fitoplankton, dan invertebrata melalui perubahan rantai makanan dan struktur trofik di perairan. Hilangnya makrofita juga menyebabkan hilangnya media untuk ikan fitofil untuk memijah. Introduksi grass carp sebagai biokontrol juga meningkatkan potensi tertularnya ikan lokal dengan beberapa penyakit dan parasit. Grass carp dari Cina dipercaya menjadi sumber utama dan vektor untuk cacing pita Asia.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Budidaya Ikan Air Tawar. http// perikanan. umm.ac.id/ id/ umm-news-2833-budidaya-ikan-html. [1  Oktober 2012].
Anonim, 2011. Habitat ikan Koan. www.scribd.com/doc. 73747214/ 4/ habitat-ikan-koan. [1  Oktober 2012].
Khaeruman dan Amri, K., 2011. Usaha Budidaya Ikan Air Tawar. Pustaka. Jakarta.
Kordi, K., M. Gufran. 2009. Budidaya Perairan Buku Kedua. Bandung.
Puspita, F.M, 1990.  Pengaruh Frekuensi Pakan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Koan (Ctenopnaryngoaon idella). Jurusan Budidaya Perairan IPB. Bogor.
Resmikasari, Y, 2008. Tingkat Kemampuan Ikan Koan (Ctenopharyngodon idella Val.) Memakan Gulma Eceng Gondok (Eichhornia crassipes). Jurusan Budidaya Perairan IPB. Bogor.
Wahyuni, W. W, 2001. Pertumbuhan Ikan Koan (Ctenopharyngodon idella ) Pada Karamba Jaring Apung Di Waduk Cirata, Jawa Barat. Jurusan Budidaya Perairan IPB. Bogor.
Suyanto, R. S, 2009. Nila. Penebar Swadaya. Jakarta.
Syaputra, 2012. Klasifkasi Ikan Grass Carp. Sumber : Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi Website : www.bbpbat.net

0 comments:

Post a Comment