Ikan gabus merupakan ikan
predator bagi pembudidaya ikan di kolam, ikan ini bisa bertahan hidup dan masuk
melalui saringan air pada waktu masih kebul.
Ikan gabus sering kali di
bersihkan dari wadah budidaya dengan berbagai cara, tetapi di sisi lain ikan
gabus memiliki manfaat dan kandungan gizi yang bermanfaat bagi manusia. Ikan
gabus biasa didapati di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke
sawah-sawah. Ikan ini memangsa aneka ikan kecil-kecil, serangga, dan berbagai
hewan air lain termasuk berudu dan kodok.
Seringkali ikan gabus terbawa
banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan
ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan di sana. Jika sawah,
kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau
bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali
berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui ‘berjalan’ di daratan,
khususnya di malam hari di musim kemarau, mencari tempat lain yang masih
berair. Fenomena ini adalah karena gabus memiliki kemampuan bernapas langsung
dari udara, dengan menggunakan semacam organ labirin (seperti pada ikan lele
atau betok) namun lebih primitif.
Ikan gabus memiliki kandungan
protein lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Kandungan gizi
100 gram berat dapat dimakan dari ikan dari ikan gabus segar dapat dilihat pada
Tabel.
KOMPONEN KIMIA |
JUMLAH |
Kalori (kal) |
69 |
Protein (g) |
25,2 |
Lemak (g) |
1,7 |
Besi (mg) |
0,9 |
Kalsium (mg) |
62 |
Fosfor (mg) |
176 |
Vit A (Si) |
150 |
Vit B (mg) |
0,04 |
Air (g) |
69 |
Pada musim kawin, ikan jantan dan
betina bekerjasama menyiapkan sarang di antara tumbuhan dekat tepi air.
Anak-anak ikan berwarna jingga merah bergaris hitam, berenang dalam kelompok
yang bergerak bersama-sama kian kemari untuk mencari makanan. Kelompok muda ini
dijagai oleh induknya.
Manfaat Daging Ikan Gabus
Ikan gabus sangat kaya albumin,
jenis protein yang mempercepat penyembuhan pascaoperasi dan melahirkan. Zat ini
juga membantu pertumbuhan anak dan menambah berat badan orang dengan HIV/AIDS
(ODHA).
Keluar dari rumah sakit
pascaoperasi, seperti sehabis persalinan, merupakan fase yang cukup kritis
karena pasien harus berjuang untuk kesembuhannya. Kita sering mendengar
larangan mengonsumsi makanan tertentu. Informasi itu kadang masuk akal, tetapi
sering membuat bingung karena bertolak belakang satu sama lain.
Secara umum sebenarnya tidak ada
pantangan makan bagi pasien pascaoperasi, kecuali bila menderita alergi atau
mendapat pesan khusus dari dokter. Sehabis menjalani operasi usus misalnya,
tentu kita tidak boleh mengonsumsi makanan yang sulit dicerna. Sebaliknya,
pascaoperasi persalinan, makan banyak merupakan solusi untuk mempercepat proses
penyembuhan, terutama makanan kaya protein, vitamin, dan mineral.
Zat gizi sangat diperlukan untuk
membantu tubuh melakukan proses penyembuhan pascaoperasi, yaitu memperbaiki sel
dan jaringan. Zat gizi berkualitas juga diperlukan untuk memperkuat imunitas
(sistem kekebalan) tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.
kan gabus dikenal memiliki
kandungan albumin yang sangat tinggi. Albumin merupakan salah satu jenis
protein penting yang sangat diperlukan tubuh manusia setiap hari, terutama
dalam proses penyembuhan luka. Albumin juga berfungsi mempertahankan regulasi cairan
dalam tubuh. Bila kadarnya rendah, protein yang masuk ke dalam tubuh akan
pecah, dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Bahkan, penyerapan
obat-obatan yang seharusnya berfungsi menyembuhkan, tak akan maksimal.
Banyak penelitian yang telah menunjukkan
khasiat albumin dari ikan gabus. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Prof.
Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS pada tahun 2003 menyimpulkan bahwa kandungan
albumin pada ikan gabus berpotensi untuk menggantikan serum albumin yang
harganya cukup mahal (Rp1,3 juta per 10 ml). Albumin berfungsi dalam
pembentukan sel baru dan merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang
mencapai kadar 60 persen. Di dalam ilmu kedokteran, albumin ini dimanfaatkan
untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah, misalnya operasi
atau pembedahan.Salah satu bahan pangan yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi
pasca operasi adalah ikan gabus. Ikan gabus banyak dijual di pasar tradisional
dan modern, umumnya dalam bentuk kering asin. Karena itu, ikan gabus lebih
dikenal sebagai ikan asin yang bergengsi.
Kandungan Gizi
Dilihat dari kandungan gizinya,
ikan gabus tidak kalah dari ikan air tawar lain yang cukup populer, seperti
ikan mas dan ikan bandeng. ikan lain, keunggulan ikan gabus adalah kandungan
proteinnya yang cukup tinggi. Kadar protein per 100 gram ikan gabus setara ikan
bandeng, tetapi lebih tinggi bila dibandingkan dengan ikan lele maupun ikan mas
yang sering kita konsumsi.
Kandungan protein ikan gabus juga
lebih tinggi daripada bahan pangan yang selama ini dikenal sebagai sumber
protein seperti telur, daging ayam, maupun daging sapi. Kadar protein per 100
gram telur 12,8 gram; daging ayam 18,2 gram; dan daging sapi 18,8 gram. Nilai
cerna protein ikan juga sangat baik, yaitu mencapai lebih dari 90 persen.
Selain itu, protein kolagen ikan
gabus juga lebih rendah dibandingkan dengan daging ternak, yaitu berkisar 3-5
persen dari total protein. Hal tersebut yang menyebabkan tekstur daging ikan
gabus lebih empuk daripada daging ayam ataupun daging sapi.
Rendahnya kolagen menyebabkan daging
ikan gabus menjadi lebih mudah dicerna bayi, kelompok lanjutt usia, dan juga
orang yang baru sembuh dari sakit. Bayi memerlukan asupan protein tinggi,
tetapi belum memiliki saluran pencernaan yang sempurna.
Keunggulan protein ikan gabus
lainnya adalah kaya akan albumin, jenis protein terbanyak (60 persen) di dalam
plasma darah manusia. Peran utama albumin di dalam tubuh sangat penting, yaitu
membantu pembentukan jaringan sel baru.
Tanpa albumin; sel-sel di dalam
tubuh akan sulit melakukan regenerasi, sehingga cepat mati dan tidak
berkembang. Albumin inilah yang juga berperan penting dalam proses penyembuhan
luka.
Di dalam ilmu kedokteran, albumin
biasa dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang
terbelah, misalnya karena operasi atau pembedahan. Itulah sebabnya pasien
pascaoperasi sangat dianjurkan mengonsumsi ikan gabus, dengan harapan dapat
membantu proses penyembuhan di dalam tubuh.
Sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Prof. DR. Dr. Nurpudji A. Taslim dari Universitas Hasanudin, Makassar,
menunjukkan kadar albumin pasien di RS Wahidin Sudiro Husodo Makassar, Sulawesi
Selatan, meningkat tajam setelah beberapa kali mengonsumsi ikan gabus. Hal
tersebut mempercepat kesehatan pasien.
Penelitian serupa juga pernah
dilakukan pada bagian bedah RS Umum Dr. Saiful Anwar Malang. Hasil uji coba
tersebut menunjukkan pemberian 2 kg ikan gabus masak setiap hari kepada pasien
pascaoperasi dapat meningkatkan albumin dari kadar yang rendah (1,8 g/dl) menjadi
normal.
Penelitian yang dilakukan di
Universitas Hasanudin juga menunjukkan pemberian ekstrak ikan gabus selama
10-14 hari dapat meningkatkan kadar albumin darah 0,6-0,8 g/dl. Para ODHA
(orang dengan HIV/AIDS) yang diberi ekstrak ikan gabus secara teratur, dapat
meningkatkan kadar albumin di dalam darah, sehingga berat badannya akan naik
secara perlahan.
Selain membantu pembentukan
jaringan baru, albumin yang berada di dalam darah juga berfungsi untuk mengatur
keseimbangan air di dalam sel, memberikan gizi di dalam sel, dan membantu
mengeluarkan produk buangan. Albumin juga berfungsi mempertahankan pengaturan
cairan di dalam tubuh.
Tingginya kandungan albumin dari
ikan gabus membuat ekstrak ikan ini mulai dilirik pihak rumah sakit untuk
diberikan kepada pasien pascaoperasi, yaitu sebagai pengganti serum albumin
impor, yang sangat mahal harganya.
Sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS, dari Universitas Brawijaya, Malang,
telah membuktikan kemampuan ekstrak albumin dari ikan gabus untuk menggantikan
serum albumin impor.
Harga serum albumin impor
mencapai jutaan rupiah per 10 milimeter. Padahal, dalam satu kali operasi
paling tidak dibutuhkan 30 milimeter. Penggunaan ekstrak ikan gabus ini
diharapkan dapat mengurangi biaya operasi pembedahan yang selama ini dikenal
sangat mahal.
Membuat ekstrak ikan gabus dengan
cara sederhana, dapat dilakukan sendiri di rumah tangga. Bagi mereka yang belum
bisa mengonsumsi makanan berat, dapat merebus ikan gabus hingga seluruh sarinya
keluar. Sari ikan tersebut kemudian disaring dan dikonsumsi seperti minum air.
Agar tidak berbau amis, sari kaldu ikan gabus dapat juga dicampur jeruk nipis.
Ikan gabus dapat diolah dengan
berbagai cara. Masyarakat Sulawesi Selatan dan Papua biasa mengolah ikan gabus
menjadi sup asam pedas, sedangkan masyarakat jawa dan Sunda mengolahnya dengan
cara digoreng. Masyarakat Banjarmasin biasa menggunakan ikan gabus untuk
membuat kerupuk. Variasi lain yang dapat dilakukan adalah dalam bentuk abon
atau disantan seperti ikan kakap. Untuk bayi, ikan gabus dapat dipipil dan
disajikan seperti nasi tim.
Ikan gabus sebaiknya disajikan
dengan cara direbus, dikukus, ataupun dibuat sup. Ikan gabus goreng atau bakar
memang lebih nikmat, tetapi nilai gizinya turun. Selain itu, menggoreng
biasanya dilakukan dengan minyak berlebih, sehingga dapat meningkatkan kadar
lemak pada ikan.
Padahal, ikan gabus termasuk
bahan makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi karena kadar lemak dan
kolesterolnya masih di bawah rata-rata. Bahaya lain yang mengintai dari ikan
bakar dan goreng adalah racun karsinogenik yang dapat mengganggu kesehatan
tubuh.
Seperti ikan air tawar lainnya,
salah satu kelemahan ikan gabus adalah memiliki bau lumpur. Namun, hal tersebut
bukanlah alasan untuk tidak mengonsumsinya mengingat manfaatnya sangat luar
biasa. Untuk menyiasatinya, ikan gabus dapat dicuci dengan air kapur. Bisa juga
direbus lebih dulu dengan berbagai rempah, seperti kunyit ataupun jeruk nipis,
baru kemudian diolah sesuai selera.
0 comments:
Post a Comment