Friday, March 14, 2014

Daphnia sp. SEBAGAI SALAH SATU PAKAN ALAMI UNTUK LARVA IKAN

March 14, 2014 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Apakah yang dimaksud dengan Daphnia sp., benda ini adalah jenis zooplankton yang hidup di air tawar, mendiami kolam-kolam atau danau-danau. Daphnia sp. dapat hidup di daerah tropis dan subtropis. Kehidupan Daphnia sp. dipengaruhi oleh beberapa faktor ekologi perairan antara lain: suhu, oksigen terlarut dan pH. Daphnia sp. dapat beradaptasi dengan baik pada perubahan lingkungan hidupnya dan termasuk dalam ketegori hewan eutitropik dan tahan terhadap fluktuasi suhu harian atau tahunan. Kisaran suhu yang dapat ditolerir bervariasi sesuai adaptasinya pada lingkungan tertentu.
Daphnia sp. dapat hidup dalam air yang kandungan oksigen terlarutnya sangat bervariasi yaitu dari hampir nol sampai lewat jenuh. Ketahanan Daphnia sp. pada perairan yang miskin oksigen mungkin disebabkan oleh kemampuannya dalam mensintesis haemoglobin. Dalam kenyataannya, laju pembentukan haemoglobin berhubungan dengan kandungan oksigen lingkungannya. Naiknya kandungan haemoglobin dalam darah Daphnia sp. dapat juga diakibatkan oleh naiknya temperatur, atau tingginya kepadatan populasi. Untuk dapat hidup dengan baik Daphnia sp. memerlukan oksigen terlarut yang cukup besar yaitu di atas 3,5 ppm.
Daphnia sp. hidup pada kisaran pH cukup besar, tetapi nilai Ph yang optimal untuk kehidupannya sukar ditentukan. Lingkungan perairan yang netral dan relatif basah yaitu pada pH 7,1 – 8,0 baik untuk pertumbuhannya. Pada kandungan amoniak antara 0,35 – 0,61 ppm, Daphnia sp. masih dapat hidup dan berkembangbiak dengan baik.
Benih ikan pada umumnya sangat memerlukan pakan alami. Benih berkembang dari larva yang belum sempurna perkembangan organnya. Larva yang baru ditetaskan dari telur mempunyai saluran usus yang sangat sederhana berupa tabung yang lurus. Struktur organ pencernaan belum jelas terlihat seperti lambung dan usus halus, demikian pula mulut belum terbuka. Secara histologis dapat diketahui juga bahwa lapisan jaringan saluran pencernaan belum terbentuk secara sempurna, antara lain villi. Demikian pula enzim-enzim pencernaan masih sanagt sedikit.
Sejalan dengan bertambahnya umur larva maka struktur organ pencernaan berkembang, lambung mulai terlihat berbeda dengan bagian usus halus.  Pada bagian luar dinding saluran pencernaan mulai terbentuk lipatan-lipatan ini makin bertambah banyak sesuai pertambahan umur larva. Lipatan-lipatan ini disebut villi, yang berguna untuk memperluas permukaan usus yang bersentuhan dengan makanan yang masuk ke saluran pencernaan. Dengan demikian makanan dapat dicerna dengan baik.
Setiap spesies ikan memerlukan waktu yang berbeda-beda untuk perkembangan saluran pencernaannya. Pada ikan gurami saluran pencernaan sempurna setelah umur 35 hari. Ikan baung 22 hari. Pada ikan yang mempunyai diameter telur yang besar biasanya saluran pencernaan telah terbentuk sempurna pada saat kuning telurnya habis.
Larva yang baru ditetapkan dari telur biasanya masih mengandalkan cadangan makanan dari kuning telur, belum mengambil makanan dari luar. Setelah beberapa hari (ikan lele 2-3 hari, ikan gurami 7-8 hari, ikan mas 2-3 hari) mulut larva mulai terbuka dan larva mulai dapat mengambil pakan dari luar tubuhnya. Walaupun larva sudah mulai makan tetapi saluran pencernaannya masih belum berkembang, seperti yang sudah disebutkan di atas. Oleh sebab itu larva masih sangat memerlukan pakan alami. Pakan buatan kurang tepat untuk diberikan sebab kemampuan mencerna makanan pada larva masih sangat rendah.
Di alam genus Daphnia mencapai lebih dari 20 spesies dan hidup pada berbagai jenis perairan tawar, terutama di daerah sub tropis. Daphnia sp. Sebagai hewan air, juga dikenal sebagai kutu air (= water fleas). Daphnia sp. dapat diklasifikasikan dalam:
Philum      : Arthropoda
Kelas      : Crustacea
Sub Klas : Branchiopoda
Divisi      : Oligobranchiopoda
Ordo      : Cladocera
Famili      : Daphnidae
Genus      : Daphnia
Spesies  : Daphnia sp.
Bentuk tubuh Daphnia sp. lonjong dan segmen badan tidak terlihat. Pada bagian ventral kepala terdapat paruh. Kepala mempunyai lima pasang apendik, yang pertama disebut antenna pertama, kedua disebut antenna kedua yang mempunyai fungsi utama sebagai alat gerak. Tiga pasang yang terakhir adalah bagian-bagian dari mulut.
Tubuh ditutupi oleh cangkang dari kutikula yang mengandung khitin yang transparan, di bagian dorsal bersatu, tetapi dibagian ventral terbuka dan terdapat lima pasang kaki.
Ruang antara cangkang dan tubuh bagian dorsal merupakan tempat pengeraman telur. Pada ujung post abdomen terdapat dua kuku yang berduri kecil-kecil. Pada habitat aslinya, Daphnia sp. berkembangbiak secara parthenogenesis. Perbandingan jenis kelamin atau “sex ratio” pada Daphnidae menunjukkan keragaman dan tergantung pada kondisi lingkungannya. Pada lingkungan yang baik, hanya terbentuk individu betina tanpa individu jantan. Pada kondisi ini, telur dierami di dalam kantong pengeraman hingga menetas dan anak Daphnia sp. dikeluarkan pada waktu pergantian kulit. Didalam kondisi yang mulai memburuk, disamping individu betina dihasilkan individu jantan yang dapat mendominasi populasi dengan perbandingan 1 : 27. Dengan munculnya individu jantan, populasi yang bereproduksi secara seksual akan membentuk efipia atau “resting egg” disebut juga siste yang akan menetas jika kondisi perairan baik kembali. Terbentuknya telur-telur yang menghasilkan individu jantan dirangsang oleh : (a) Melimpahnya individu betina yang mengakibatkan akumulasi hasil ekspresi; (b) Berkurangnya makanan yang tersedia; (c) Menurunnya suhu air dari 25-30 menjadi 14-170C.
Kondisi-kondisi tersebut dapat mengubah metabolisme Daphnia sp. sehingga dapat mempengaruhi mekanisme kromosomnya. Di daerah tropis, Daphnia sp. yang didatangkan dari daerah subtropis seringkali juga membentuk efipia pada musim kemarau.
Daphnia sp. dewasa berukuran 2,5 mm anak pertama sebesar 0,8 mm dihasilkan secara parthenogenesis. Daphnia sp. mulai menghasilkan anak pertama kali pada umur 4-6 hari. Pada lingkungan yang bersuhu antara 22 – 310C pH antara 6,6 – 7,4 Daphnia sp. sudah menjadi dewasa dalam waktu empat hari dengan umur yang dapat dicapai hanya 12 hari.
Setiap satu atau dua hari sekali, Daphnia sp. akan beranak 29 ekor. Jadi selama hidupnya hanya dapat beranak tujuh kali dengan jumlah yang dihasilkan 200 ekor.
Selama hidupnya Daphnia sp. mengalami empat periode yaitu telur, anak, remaja dan dewasa. Pertambahan ukuran terjadi sesaat setelah telur menetas didalam ruang pengeraman. Setelah dua kali instar pertama, anak Daphnia sp. yang bentuknya mirip Daphnia sp. dewasa dilepas dari ruang pengeraman. Jumlah instar pada stadium anak ini hanya dua sampai lima kali, tetapi tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada stadium ini.
Periode remaja adalah instar tunggal antara instar anak terakhir dan instar dewasa pertama. Pada periode ini sekelompok telur pertama mencapai perkembangan penuh di dalam ovarium. Segera setelah Daphnia sp. ganti kulit pada akhir instar remaja memasuki instar dewasa pertama, sekelompok telur pertama dilepaskan ke ruang pengeraman.
Selama instar dewasa pertama, kelompok telur kedua berkembang di ovarium dan seterusnya. Namun adakalanya terdapat periode steril pada Daphnia sp. tua.
Pertambahan panjang dan bobot Daphnia sp. selama pertumbuhan cukup pesat, terutama setelah ganti kulit. Selama instar anak terjad pertumbuhan hampir dua kali lipat dibandingkan sebelum ganti kulit. Sedangkan pertambahan volume terjadi dalam beberapa detik atau menit sebelum eksoskeleton baru mengeras dan kehilangan elastisitasnya.
Pada akhir setiap instar Daphnia sp. dewasa terdapat peristiwa berurutan yang berlangsung cepat, biasanya terjadi dalam beberapa menit sampai beberapa jam, yaitu: (1) Lepasnya atau keluarnya anak dari ruang pengeraman; (2) Ganti kulit (molting); (3) Pertambahan ukuran; dan (4) Lepasnya sekelompok telur baru ke ruang pengeraman.
SUMBER:
Mokoginta I., 2003.  Modul Budidaya Daphnia - Budidaya Pakan Alami Air Tawar. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
REFERENSI:
Delbare, D. and Dhert, P. 1996. Cladoecerans, Nematodes and Trocophara Larvae, p. 283 – 295. In Manual on The Production and Use of Live Food (P. Lavens and P. Sorgelos, eds). FAO Fisheries Technical Paper 361.
Sulasingkin, D. 2003. Pengaruh konsentrasi ragi yang berbeda terhadap pertumbuhan populasi Daphnia sp. Skripsi. FPIK. IPB.

0 comments:

Post a Comment