Ada bintang baru
dalam usaha budidaya laut. Adalah ikan bawal bintang yang saat ini sudah
dibudidayakan dalam keramba jaring apung (KJA). Bawal bintang memeiliki bentuk
tubuh yang mirip dengan ikan bawal air tawar. Yang berbeda dari keduanya adalah
ukuran bawal bintang bisa mencapai lebih dari 5 kg per ekor. Harga jual ikan
karnivora ini juga termaksud mahal sekelas dengan ikan kakap dan kerapu ekspor.
Ikan bawal
bintang ialah salah satu jenis ikan nan banyak penggemarnya. Hal itu bisa
dilihat dari menu kuliner ikan bawal bintang di loka makan di kota besar nan
semakin menjamur. Kepopuleran ikan bawal bintang ini berawal dari kesuksesan
beberapa petani ikan di daerah pantai Sumatra, terutama Batam.
Ikan bawal
bintang bisa dibuat menjadi berbagai kuliner nan menggiurkan sebab dagingnya
nan tebal, gurih, dan memiliki sedikit duri. Selain lezat, ternyata ikan
berdaging tebal ini memiliki kandungan gizi nan luar biasa. Bahkan, ikan bawal
bintang tak memiliki kolesterol atau lemak dursila bagi tubuh nan biasanya ada
pada daging-daging hewan ternak, seperti kambing, ayam dan sapi.
Ikan bawal
bintang memiliki nama spesies biologi Trachinotus blochii dan banyak
dibudidayakan di negara Taiwan. Ikan bawal bintang ini memiliki harga jual nan
cukup mahal bila dibandingkan dengan ikan budidaya lainnya, seperti ikan mas,
lele, mujair, bandeng, tombro, dan nila. Dengan harga jual nan tinggi tersebut,
ikan berbentuk bintang ini mulai mengalahkan jagoan ikan budidaya, seperti ikan
gurami dan kerapu.
Bawal bintang memiliki nama ilimiah
Trachinotus blochii dan dalam bahasa inggris disebut sebagai silver pompano.
Bawal bintang merupakan ikan pemakan segala, perenang cepat dengan bentuk tubuh
gepeng agak membulat, ekor bercagak dan warna perak keabu-abuan. Sisik bertipe
ctenoid (sisir) yang halus. Ikan dewasa yang sudah matang gonad berukuran lebih
dari 1 kg dengan panjang lebih dari 25 cm. Ukuran dewasa biasanya berumur
sekitar 3 tahun. Daging ikan ini tebal, memiliki rasa yang gurih, kandungan
gizi yang luar biasa dan sedikit duri.
Bawal bintang
adalah komoditas perikanan laut yang dapat dijadikan alternatif usaha perikanan
budidaya laut. Berikut ini keuntungan atau kelebihan usaha budidaya bawal
bintang, yaitu :
2. Laju
Pertumbuhan relatif cepat (6-8 bulan)
Pertumbuhan ikan
bawal bintang relatif cepat dengan ukuran panjang 2,5-3,0 cm, setelah
dipelihara di dalam tangki dan KJA selama 7,5 – 9,0 bulan mencapai bobot
350-500 gram, sedangkan pemeliharaan selama 16 – 20 bulan mencapai bobot 1.200
– 1.850 gram dapat digunakan sebagai calon induk (Nur Muffich Junianto et al,
2008).
3. Adaptasi
pakan sangat mudah
Adaptasi ikan
bawal terhadap pakan yang diberikan terbilang mudah. Pakan dapat diberikan
berupa pelet ataupun ikan rucah. Untuk ikan yang masih berupa bibit, dapat
diberikan pakan dengan frekuensi 4-5 kali sehari. Pemberian pakan pada benih
ikan bawal bintang yang telah dilepas ke dalam petakan dilakukan dengan
frekuensi 4 kali/hari yaitu pada pukul 07.00, 10.00, 13.00, dan 15.00 WIB.
Sedangkan untuk ikan yang sudah besar berilah pakan sebanyak dua kali dalam
sehari.
Pertumbuhan
harian ikan bawal bintang dengan menggunakan pakan buatan adalah sebesar 2,89
gram/hari, sedangkan dengan pemberian pakan ikan rucah pertumbuhan hariannya
sebesar 1,6 gram/hari. FCR yang diperoleh selama masa pemeliharaan 6 bulan
dengan menggunakan pakan buatan sebesar 1 : 2, sedangkan dengan menggunakan
pakan ikan rucah sebesar 1 : 7. Manajemen pemberian pakan induk harus
diperhatikan kualitas dan kuantitas pakan. Kualitas pakan akan terpenuhi dengan
pemberian ikan rucah segar, pelet, pencampuran vitamin dan multivitamin.
Sedangkan untuk kuantitas pakan yang baik diberikan 3-5% dari berat total induk
yang akan dipijahka
4. Tahan
terhadap serangan penyakit dan tidak bersifat kanibalisme
Ikan bawal
bintang termasuk komoditas perikanan yang tahan terhadap serangan penyakit.
Namun walaupun termasuk kategori ikan yang tahan penyakit tetap saja perlu
diperhatikan terhadap kualitas lingkungan pemeliharaan budidaya ikan
bawal.selain itu ikan bawal bintang tidak bersifat predator sehingga ikan ini tidak
akaan memakan sesamanya. Dengan tidak adanya sifat ini maka proses budidaya
ikan bawal bintang akan lebih mudah karena kontrol pertumbuhan ikan tidak
serumit ikan dengan sifat predator.
5. Padat tebar
cukup tinggi dengan SR tinggi
Padat tebar ikan
bawal bintang dalam proses pembudidayaan ikan cukup tinggi yakni anatara 150 –
200 ekor per petak keramba jaring apung (KJA) dengan ukuran petak 3x3x3 .
Dengan kepadatan tebar yang cukup tinggi ini tentu menguntungkan karena hasil
panen yang didapat jadi lebih banyak. Pemilahan ukuran perlu dilakukan walaupun
ikan ini tidak bersifat kanibalisme. Hal ini berguna untuk menghindari variasi
ukuran yang menyebabkan ikan yang kecil akan kalah bersaing makanan dengan ikan
yang besar sehingga pertumbuhanya terganggu, maka dilakukan pemilahan atau
penyeragaman ukuran. Dengan demikian pada satu waring atau jaring hanya
dipelihara ikan yang satu ukuran.
Penyeragaman
ukuran (Sortir) pada awal pemeliharaan dilakukan minimal dua minggu sekali dan
selanjutnya dapat dilakukan setiap satu bulan. Tingkat kehidupan atau Survival
Rate (SR) ikan bawal bintang yang dibudidayakan di karamba jaring apung cukup
tinggi dan bisa mencapai 90 persen.
6. Ketersediaan
Benih Cukup Melimpah
Jenis ini
sebagai ikan introduksi baru yang dikembangkan, indukannya berasal dari Taiwan
dan baru dibenihkan secara komersial tahun 2007. Pada awalnya benih ikan bawal
bintang didapat dari alam. Seiring dengan semakin menipis ketersediaan benih di
alam maka keberlangsungan sempat menemui kendala. Namun dengan keberhasilan
Balai Budidaya Laut Batam dalam pembenihan maka masalah benih tidaklah menjadi
kendala dalam proses pembudidayaan ikan bawal bintang ini. Sejak 2 tahun
terakhir Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali sudah mulai melakukan
kegiatan pembesaran calon induk dengan ukuran 20-25 cm, bobot 450-600 g dan
pada tahun ini sudah mencapai ukuran panjang total 38,0-46,50 cm dan bobot
sekitar 1.200-1.850 g sudah berhasil memijah.
7. Teknologi
Budidaya sudah tersedia
Menurut Balai Budidaya
Laut Batam, proses budidaya ikan bawal dimulai dari pemilihan telur agar
memperoleh benih yang berkualitas. Telur yang telah dipanen diseleksi antara
yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Untuk menjaga dari penyakit (agar steril)
dilakukan perendaman dengan acriflavin. Bak pemeliharaan larva adalah fiber
glass bulat dilengkapi dengan sistem sirkulasi air dan oksigen.
Kepadatan telur
adalah 50 butir/liter, setelah itu secara periodik dilakukan penjarangan pada
D3O sebanyak 10 ekor/liter. Pakan yang diberikan pada tahap awal (D2-D12)
adalah algae (Chlorella/Tetracelmis) dan Rotifera (Brachionus sp.). Copepoda
dan Naupli Artemia adalah pakan alami yang diberikan setelah larva berumur 12
hari s.d. umur 30 hari. Untuk menjaga kondisi larva tetap stabil pengelolaan
media pemeliharaan dilakukan dengan pergantian air sebanyak 10-20% / hari.
Setelah umur 30
hari dilakukan pendederan terhadap benih yang telah dihasilkan. Bak yang
digunakan adalah fiber glass dengan dilengkapi sistem aerasi dan air mengalir selama
24 jam. Pakan yang digunakan adalah kombinasi ikan cincangan, biomassa artemia
dewasa dan pellet sebanyak tiga kali sehari ( pagi, siang dan sore). Guna
meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan percepatan pertumbuhan diberikan
multivitamin, dan untuk mengontrol kualitas air supaya tetap baik setiap hari
dilakukan penyiponan dasar bak.
Benih siap tebar
berukuran 3 inchi yang dicapai setelah pendederan selama 2 bulan dipelihara di
keramba jaring apung untuk dibesarkan. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada
pagi atau sore hari. Aklimatisasi perlu dilakukan karena adanya perbedaan, suhu
dan salinitas antara daerah asal benih atau media transportasi dengan kondisi
air tempat pemeliharaan. Apabila sistem transportasi dengan menggunakan kantong
plastik, maka aklimatisasi dilakukan dengan membuka kantong plastik dan
memasukkan air laut kedalam kantong sedikit demi sedikit. Setelah suhu dan
salinitas hampir sama maka benih dapat ditebarkan.
Untuk
pengangkutan jarak pendek, aklimatisasi dilakukan dengan cara menambahkan air
laut sedikit demi sedikit kedalam wadah pengangkutan. Padat tebar berkaitan
erat dengan pertumbuhan dan angka kelulushidupan. Apabila kepadatan terlalu
tinggi pertumbuhannya lambat akibat adanya persaingan ruang, oksigen dan pakan.
Jadi, budidaya ikan bawal bintang adalah sebuah alternatif usaha perikanan
budidaya yang cukup menggiurkan untuk dilaksanakan. Dengan harga yang cukup
mahal, penghasilan yang didapat cukup menjanjikan dengan keuntungan mencapai
puluhan juta rupiah. Apalagi keuntungan yang besar ini dengan masa pemeliharaan
yang tidak terlalu lama.
0 comments:
Post a Comment