Wednesday, December 19, 2012

CARA PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP LONG LINE

December 19, 2012 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Dengan diproklamirkannya Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia ( ZEEI ) 200 mil dari batas perairan teritorial tanggal 21 Maret 1980, maka luas perairan Indonesia bertambah menjadi ± 5,8 juta Km2. Bertambah luasnya perairan Indonesia memberi harapan baru yang menguntungkan bagi perkembangan perikanan laut.
Potensi lestari sumberdaya hayati perikanan tuna di perairan teritorial dan ZEEI diperkirakan 258,8 ribu ton per tahun ( Anonymus,1983 ). Bertambahnya potensi perikanan tuna dari ZEEI merupakan tantangan bagi kita untuk dapat mengelola dan memanfaatkannya secara rasional.
Long Line merupakan salah satu alat tangkap yang efektif dan khusus ditujukan untuk menangkap ikan tuna, karena konstruksinya mampu menjangkau kedalaman renang ( Swimming layer ) dan sangat sesuai untuk dioperasikan di perairan ZEEI 200 mil.
Long line adalah tali yang memanjang yang dimasukkan ke dalam laut, terdiri dari main line ( tali utama ) dan branch line ( tali cabang ) yang diikatkan pada tali utama tersebut. Tali cabang adalah tali sebagai cabang dari tali utama, yang menjorok ke dalam laut, dan di bawahnya digantungkan pancing – pancing yang diberi umpan.
KAPAL TUNA LONG LINE
Kapal untuk ikan tuna long line, termasuk jenis kapal untuk laut lepas. Hal itu dikarenakan daerah penangkapan ikan tuna ataupun jenis ikan tuna lainnya berada jauh dari lepas pantai, maka kemampuan kapal juga tergantung pada ukuran besar kecilnya kapal.
1. Kapal ikan tuna long line dilengkapi dengan mesin seperti
· Line hauler : Mesin untuk menarik tali dari laut
· Side roller : Roll dipakai ketika menarik tali dari laut
· Line roller : Mesin untuk membuang tali ke laut
· Branch reel : Mesin untuk menggulung tali cabang dari laut
2. Alat penangkapan ikan tuna
Alat penangkapan ikan tuna terdiri dari tali utama, tali cabang, tali pelampung, pelampung dan pancing.
· Tali utama ( main line )
a Tali utama tali ini adalah tali utama ( main line ) pada tuna long line
b Di tali utama dipasang tali cabang setiap 50 m

· Tali cabang ( branch line )
a Tali cabang ini adalah tali cabang pancing sepanjang 20 – 50 m
b Di ujung tali cabang dipasang mata pancing
· Tali pelampung ( buoy line )
a Tali ini adalah tali – tali untuk mengapungkan tali utama
b Tali ini menyambungkan pelampung dengan tali utama
c Mudah dipasang dan dicabut dengan tali utama karena ada snaph
· Pelampung ( float )
a Pelampung adalah alat untuk mengapungkan tali utama di laut
b Pelampung berbentuk bola plastik yang cukup besar
· Pelampung berlampu ( light buoy )
a Pelampung ini, pada malam hari digunakan untuk mencari posisi ujung tali tuna di laut.
b Diatas pelampung dipasang lampu tanda
· Mata pancing ( hook )
a Mata pancing dipasang diujung tali cabang
b Mata pancing ini memiliki kaitan supaya ikan yang telah memakan umpan tidak terlepas ( tetap terkait )
PERSIAPAN PENANGKAPAN
1. Persiapan Berangkat.
Sebelum berangkat diperlukan waktu satu minggu untuk persiapan. Kapten harus betul – betul sudah merencanakan apa yang diharapkan dari hasil penangkapan itu dan menentukan untuk rencana pelayaran baru.
Para ABK bersiap untuk memuat barang perbekalannya, selain itu juga para pegawai perusahaan perikanan yang di darat harus sudah memulai keperluan operasi pemancingan ikan dan barang – barang yang diminta dari anak buah kapal tersebut.
Seiring perkembangan zaman dengan adanya teknologi canggih, baik mesin – mesin maupun peralatan penangkapan ikan yang semakin modern, begitu pula cara memesan barang atau memperbaiki peralatan yang rusak, cukup dengan memesan ke pabriknya langsung sebelum bertolak, dengan kata lain persiapan untuk bertolak waktunya semakin pendek.
Bagi ABK, karena pelayaran long line ini jangka panjang, maka dapat membawa barang – barang pribadi yang diperlukan, selain itu saat ini alat komunikasi semakin canggih, untuk berhubungan dengan darat dapat dilakukan sewaktu – waktu.
2. Berlayar
Berkenaan dengan hasil laporan ke darat ( kantor pusat ) pada kapal ikan tuna jenis Long Line ini, semakin ditingkatkan kualitasnya. Persiapan alat pancing akan dimuat ke kapal, tidak perlu dikerjakan sendiri oleh ABK, maka bagi dirinya lebih enak. Hanya setelah sampai ke Daerah Penangkapan, ABK tinggal siap untuk memulai operasi memancing, jadi tidak perlu membenahi alat – alat pancingnya, dengan jalan ini jelas waktunya semakin hemat. Alat – alat ini semua umumnya telah disediakan oleh toko penjual alat – alat pemancingan, untuk itu berarti penanganan atau pemeliharaannya sedikit.
    Perijinan kapal
Untuk memenuhi persyaratan peraturan pelayaran, maka setiap kapal harus memenuhi standar kelayakan laut, guna menjamin keselamatan kapal serta untuk mengendalikan usaha perikanan melalui perijinan. Perijinan berfungsi untuk membina usaha perikanan dan memberikan kepastian usaha perikanan itu sendiri. untuk memenuhi ketentuan yang berlaku adapun persyaratan kelayakan laut kapal Long Line meliputi :
    Ijin Usaha Perikanan ( IUP ) • Sertifikat Kesempurnaan
    Surat Penangkapan Ikan ( SPI ) • Surat Tanda Kebangsaan
    Surat Ijin Penangkapan Ikan ( SIPI ) • Surat Ukur
    Surat ijin berlayar dari syahbandar • Sijil Awak Kapal
    Sertifikat garis muat
    Perbekalan
Dibawah petunjuk dari Kapten dan Bosun semua ABK memuat umpan, alat – alat deck, alat – alat pancing dan air tawar. Fishing master secara langsung menentukan jumlah umpan dan jenisnya, ukuran dan kesegaran ikan. Pengisian air minum dilakukan pada saat bongkar di pelabuhan. Jumlah air minum yang dimuat kira – kira 15 – 45 ton.
Perbekalan yang harus disiapkan sebelum kapal bertolak dari pelabuhan ke daerah fishing ground diantaranya :
· Umpan
· Fuel Oil dan Pelumas
· Perlengkqpqn alat tangkap cadangan
· Deck / engine supply
· Makanan dan Air tawar
· Obat – obatan
5. Persiapan lainnya
Melakukan pemeriksaan peralatan navigasi, teropong, mesin utama, alat pengganti ( suku cadang ), mesin pendingin, pompa, generator, perlengkapan, penangkapan dan lain –lain. Selain itu juga mempekerjakan orang untuk turun kapal, meyiapkan perlengkapan kesehatan, alat komunikasi, menentukan pasar dan lainnya.
E. FISHING GROUND TUNA LONG LINE
1. Prinsip fishing ground
Suatu perairan dapat dikatakan daerah penangkpan ikan ( fishing ground ) dari suatu alat, apabila alat itu dapat digunakan secara terus menerus dan menguntungkan. Dengan demikian fishing ground harus ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
- Faktor adanya ikan ( musim ikan )
- Faktor jenis ikan yang ada dan dapat ditangkap dengan alat tersebut
- Faktor yang menguntungkan usaha penangkapan
- Faktor meteorologi dan oceanografi serta hal lain yang mempengaruhi
2. Sifat fishing ground
Sangat tergantung dari sasaran yang akan ditangkap, sasaran utama yakni tuna dan jenis ikan pelagis lainnya yang mempunyai sifat hampir sama dengan tuna. Migrasi jenis ini jauh lebih luas sehubungan dengan itu sifat fishing ground Tuna adalah :
- Perairan dalam dan berkadar garam tinggi ( diatas 30 o/00 )
- Perairan bersih terhindar dari pencemaran dan penyebaran luas
Sifat-sifat tersebut di perairan Indonesia terdapat di samudera Indonesia dan samudera Pasifik. Karena luasnya kita bagi menjadi :
o Daerah Andaman dan Nicobar
o Daerah sebelah barat pulau Sumatera
o Daerah sebelah selatan pulau Jawa
o Daerah Nusa Tenggara
o Daerah Samudera Tengah
o Daerah Australia Barat
3. Musim Ikan
Sepanjang tahun ikan tuna dapat ditangkap. Tetapi karena pengaruh temperatur air, iklim dan arus, maka terjadilah perbedaan musim ikan di berbagai daerah, sebagai berikut:
v Bulan Januari dan Agustus : Samudera Indonesia tengah
v Bulan Februari dan Maret : Sebelah barat pulau Sumatera
v Bulan April : Daerah Andaman dan Nicobar
v Bulan Mei, Oktober s/d Desember : Sebelah barat Australia
v Bulan Juni dan September : Nusa Tenggara
v Bulan Juli dan September : Sebelah selatan pulau Jawa.
F. OPERASI PENANGKAPAN
1. Bagian penting dalam operasi
a. Keadaan kapal saat setting
Fishing Master dan kapten di ruang kemudi mengemudikan kapal sambil memperhatikan, keamanan / keselamatan pada saat setting, kecepatan setting, adanya kapal lain dan jaraknya, lintasan tali pancing, laju kapal, suhu air, pusaran arus, burung laut, lumba – lumba dan kayu yang terbawa arus.
b. Pada saat memasang umpan
Hal yang perlu diperhatikan adalah pencarian umpan, pemasangan pada mata pancing ( biasanya ikan dikait pada bagian kepalanya ). Pada ikan kembung pada bagian punggung, urutan mata pancing, melepas gulungan tali cabang, dan memeriksa cacat pada setiap bagian tali cabang.
c. Radio – buoy dan lampu
Untuk penarikan saat tengah malam, pada tali utama ( main line ) dipasang lampu sebanyak 5 – 6 buah dan radio buoy sebanyak 12 – 13 buah.
3. Teknik Setting
a. Waktu setting
Setting dilaksanakan pukul 2 – 3 pagi. Tali yang di setting terlebih dahulu adalah tali cabang untuk perairan laut dalam. Lama setting kira –kira 5 jam. Panjang tali utama mencapai 100 mil.
b. Pada saat sebelum setting
Pekerjaan setting dilakukan secara berurutan seperti, mengeluarkan umpan dari palka, mencairkan umpan, mulai menjalankan mesin, mengukur kedalaman air ( menggunakan alat yang dioperasikan di ruang kemudi ), menyambung antar bagian pancing dari main line ke branch line, memasang snaph, bola tali, memasang umpan pada mata pancing, memasang pelampung di tali bola, radio buoy dan mempersiapkan lampu, serta pembagian kerja diatur oleh Fishing Master dan Bosun.
Tali cabang untuk perairan laut dalam dipisahkan di sisi kapal dan tali yang akan dipakai diletakkan di bagian sebelah kiri. Bola yang tidak dipakai dan yang tidak berhubungan dengan tali yang dipasang dikumpulkan di atas ruang kemudi. Pemasangan bola diameter 30 cm dilakukan setelah pemasangan 4 buah bola diameter 20 cm.
4. Teknik Hauling
a. Waktu hauling
Untuk pengoperasian hauling dimulai kira – kira jam 12 siang. Lamanya hauling antara 12 – 18 jam.
b. Saat hauling
Sambil menggulung main line perlu diperhatikan, arah bentangan tali, keadaan hasil tangkapan dan pemotongan tali yang kusut jika diperlukan.
- Dilakukan pengaturan dan pengawasan tempat penyimpanan main line
- Penggunaan mesin pengumpul main line
- Melepas snaph
- Mengatur kembali tempat penyimpanan alat – alat
- Mengatur penggunaan tempat bola
- Membetulkan tali cabang, mengganti mata pancing, serta membetulkan tali yang       kusut.
CARA MEMASANG UMPAN
1. Jenis umpan :
Pada penangkapan dengan long line mengenai masalah umpan sangatlah menentukan jumlah hasil tangkap. Oleh karena itu perlu perhatian yang sebaik – baiknya, perlu kita ketahui bahwa ikan tuna dan sejenis ikan pelagis lainnya tidak suka umpan dalam bentuk irisan.
Ikan pelagis tujuan penangkapan adalah jenis ikan perenang cepat dan memiliki kebiasaan memburu mangsa. Untuk memberi kesan bahwa umpan kita itu ikan hidup, maka diusahakan menyediakan umpan dalam bentuk utuh, segar dan tidak rusak. Walaupun tidak dapat memenuhi semua syarat sebagai umpan, jenis umpan Long Line antara lain :

Cumi – cumi ( terbaik tapi harganya mahal, jumlahnya terbatas )
Sarden / lemuru, memiliki leher pendek dan kurang kuat
Ikan Terbang ( jumlah terbatas dan sulit diperoleh )
Mackerel tuna ( tongkol kecil ), lehernya kuat dan keras.
2. Cara memasang umpan
Pemasangan umpan pada long line berbeda dengan line fishing lainnya. Prinsip kerja cara pemasangan umpan yang benar menjaga agar umpan tidak terlalu rusak dan menyangkut dengan kuat.
Untuk menghasilkan cara pemasangan yang baik, maka terdapat beberapa cara bagian umpan yang terkait pancing, antara lain :
1. Mata tembus mata
2. Kepala bagian bawah atau atas segaris dengan tutup insang
3. Bagian bawah sirip dada tembus sebelah menyebelah
4. Bagian ekor

0 comments:

Post a Comment