Ikan
Madidihang atau tuna sirip kuning (Thunnus albacares) adalah sejenis ikan
pelagis besar yang mengembara di lautan tropika dan ugahari di seluruh dunia.
Ikan ini merupakan salah satu jenis tuna yang terbesar, meski masih kalah besar
jika dibandingkan dengan tuna sirip biru dan tuna mata besar. Madidihang juga
merupakan ikan tangkapan samudra yang penting karena bernilai ekonomi tinggi.
Dalam perdagangan dunia, ikan ini dikenal sebagai yellowfin tuna (Ingg.) dan
juga albacore (Pr. dan Sp.).
Ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) adalah
spesies tuna yang ditemukan di perairan pelagik samudera tropis dan subtropis
di seluruh dunia. Ikan tuna sirip kuning
atau akrab di sebut yellowfin tuna sering dipasarkan di Hawaii, nama juga
digunakan di sana untuk bigeye tuna terkait erat. Nama spesies, albacares
("daging putih") dapat juga menyebabkan kebingungan:. Dalam bahasa
Inggris tuna albacore ( Thunnus alalunga) adalah spesies yang berbeda,
sedangkan kuning secara resmi ditetapkan albacore dalam bahasa Prancis dan
disebut sebagai Albacora oleh nelayan Portugis.
Karakteristik
Yellowfin
tuna adalah salah satu spesies tuna yang lebih besar, mencapai bobot lebih dari
180 kg, tetapi secara umum lebih kecil dari tuna sirip biru Atlantik dan
Pasifik, yang bisa mencapai lebih dari 450 kg, dan sedikit lebih kecil dari
bigeye tuna dan tuna sirip biru selatan.
Sirip
punggung dan perut yang panjang menjadi ciri khas yellowfin tuna, berwarna
kuning cerah, memberi ikan ini nama umum nya. kedua sirip bisa sangat panjang
dalam spesimen dewasa, mencapai hampir melebihi panjang ekor dan terlihat
seperti sabit atau pedang. Sirip dada juga lebih panjang daripada tuna sirip
biru, tapi tidak sepanjang dari albacore tersebut. Bagian utama adalah biru
metalik sangat gelap, berubah menjadi perak di perut, yang memiliki sekitar 20
garis vertikal.
Biologi
Ukuran
di ketahui dalam literatur berkisar panjang 2,4 m dan 200 kg beratnya. The International Game Fish
Association (IGFA) rekor untuk spesies ini berdiri di 176 kg, untuk ikan yang
ditangkap pada tahun 1977 di dekat San Benedicto Pulau di perairan Pasifik
Meksiko. Pada tahun 2010, sebuah yellowfin 184-kg tertangkap di lepas ujung
Meksiko Baja Peninsula, 2,2 meter panjang dengan ketebalan 1,5 m. Hasil
tangkapan masih menunggu verifikasi oleh IGFA. Pada tahun 2012, seorang nelayan
di Baja California menangkap 193-kg sirip kuning. Jika tangkapan dikonfirmasi
oleh IGFA, nelayan akan menerima hadiah sebesar $ 1 juta.
Yellowfin
tuna adalah ikan epipelagic yang menghuni lapisan permukaan campuran dari laut
di atas termoklin. Pelacakan Sonic telah menemukan bahwa yellowfin tuna, bigeye
tuna tidak seperti yellowfin tuna, sebagian besar berkisar di atas 100 m dan
menembus termoklin relatif jarang, mereka mampu menyelam sampai kedalaman yang
cukup. menghabiskan 85% dari waktu di kedalaman dangkal dari 75 m namun tercatat sudah membuat tiga menyelam
untuk 578 m, 982 m dan 1.160 m.
Madidihang
dewasa memiliki tubuh yang berukuran besar, dengan panjang dari ujung moncong
hingga ujung percabangan sirip ekor (FL, fork length) mencapai 195 cm; namun
umumnya hingga 150 cm. Bentuknya gilig panjang serupa torpedo (fusiform), agak
memipih dari sisi ke sisi.
Sirip
punggung (dorsal) terdiri dari dua berkas, terpisah oleh celah yang kecil saja;
berkas yang kedua segera diikuti oleh 8–10 sirip-sirip tambahan berukuran kecil
(finlet). Sirip anal diikuti oleh 7–10 finlet. Pada spesimen berukuran besar,
sirip punggung kedua dan sirip anal ini kadang-kadang memanjang hingga 20% FL.
Sirip dada (pectoral) lumayan panjang (22–31% FL), biasanya mencapai pangkal
bagian depan sirip dorsal kedua, namun tidak melewati pangkal bagian
belakangnya. Ada dua lipatan kulit (tonjolan interpelvis) di antara sirip-sirip
perut. Batang ekor amat ramping, dengan sebuah lunas samping yang kuat di
tiap-tiap sisi, yang masing-masing diapit oleh dua lunas yang lebih kecil.
Sirip ekor bercabang kuat (forked, bercagak).
Punggungnya
berwarna biru gelap metalik, berangsur-angsur berubah menjadi kekuningan atau
keperakan di bagian perut. Sirip-sirip punggung kedua dan anal, serta
finlet-finlet yang mengikutinya, berwarna kuning cerah, yang menjadi asal
namanya. Bagian perut kadang-kadang dihiasi oleh sekitar 20 garis putus-putus
yang hampir vertikal arahnya.[1]
Madidihang
dapat mencapai berat melebihi 300 pon (136 kg), walau demikian ini masih jauh
di bawah tuna sirip biru Pasifik (Thunnus orientalis) yang bisa memiliki berat
lebih dari 1000 pon (454 kg), dan juga sedikit di bawah tuna mata besar
(Thunnus obesus) dan tuna sirip biru selatan (Thunnus maccoyii). Ukuran
madidihang yang tercatat dalam literatur adalah hingga sepanjang 239 cm dan
seberat 200 kg.
Habitat
Segerombolan
madidihang di laut dalam
Madidihang
merupakan ikan epipelagis yang menghuni lapisan atas perairan samudra di atas
lapisan termoklin. Penelitian memperlihatkan bahwa meski madidihang kebanyakan
mengarungi lapisan kolom air 100 m teratas, dan relatif jarang menembus lapisan
termoklin, namun ikan ini mampu menyelam jauh ke kedalaman laut. Seekor
madidihang yang diteliti di Samudra Hindia menghabiskan 85% waktunya di
kedalaman kurang dari 75 m, namun tercatat tiga kali menyelam hingga kedalaman
578 m, 982 m dan yang paling ekstrem hingga 1.160 m.
Tuna
sirip kuning ini mempunyai kebiasaan berenang cepat dan bergerombol bersama
ikan yang seukuran, kadang-kadang juga bercampur dengan tuna jenis lainnya.
Musim berbiaknya berlangsung selama musim panas. Ikan-ikan ini memangsa aneka
jenis ikan, krustasea, dan juga cephalopoda. Di laut Halmahera dan Sulawesi,
madidihang terutama memangsa ikan (malalugis dan teri), udang dan kepiting;
dengan ikan malalugis (ikan layang) menempati porsi terbesar.
Penyebaran
dan produksi
Madidihang
dimuat ke truk berpendingin di Palabuhanratu, Sukabumi
Madidihang
ditemukan di seluruh perairan tropis dan ugahari dunia di antara garis lintang
40° LU dan 40° LS. Ikan ini merupakan komoditas nelayan yang penting; buku FAO
Yearbook of Fishery Statistics melaporkan antara 1990 hingga 1995 tangkapan
madidihang di perairan Pasifik barat-tengah berkisar antara 323.537 sampai
346.942 ton per tahun.
Indonesia
adalah tempat bertemunya stok madidihang dari Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik; kemungkinan tempat pertemuan kedua kelompok itu adalah di sekitar Laut
Flores dan Laut Banda. Potensi tuna sirip kuning yang terbesar di Indonesia
memang diperkirakan berada di Laut Flores dan Selat Makassar, dengan luas area
penangkapan sekitar 605 ribu km². Alat tangkap yang banyak digunakan adalah pancing
huhate (pole and line), pancing ulur (hand line), pancing rawai (long line) dan
pukat cincin (purse seine).
Para
pemancing berpose dengan ikan tangkapannya; beberapa di antaranya memperoleh
madidihang.
Madidihang
dipasarkan dalam bentuk ikan segar, tuna beku, atau dikalengkan[1]. Ikan ini
digemari dalam berbagai macam masakan, termasuk untuk dipanggang dan dijadikan
sashimi. Madidihang juga merupakan tantangan yang menarik bagi penggemar
olahraga memancing.
0 comments:
Post a Comment