Ikan
kerapu merupakan salah satu ikan laut ekonomis penting yang sekarang ini banyak
dibudidayakan dan merupakan komoditas ekspor. Sebagai contoh kerapu tikus atau
kerapu bebek pada saat berukuran 5-10 cm merupakan ikan hias yang mahal dengan
harga Rp 6.000-10.000/ekor . Sedangkan ikan yang berukurtan konsumsi dalam keadaan
masih hidup di jual dengan harga Rp 300.000-350.000/kg. Permintaan ikan kerapu
dipasaran untuk ukuran 5-10 cm sebanyak 30.000-60.000 ekor/bulan dan untuk ikan
kerapu ukuran konsumsi sebanyak 20-30 ton/bulan
Perkembangan
kehidupan kerapu tikus sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat
hidupnya. Faktor lingkungan tersebut antara lain : suhu, cahaya, salinitas,
arus. Fluktuasi kedaan lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
periode, migrasi musiman serta terdapatnya ikan. Keadaan perairan serta
perubahannya juga mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan ikan (Baskoro, et al.
2010).
Komarova
(1939) dalam Baskoro. et al (2010) menerangkan bahwa suhu yang terlalu tinggi,
tidak normal dan tidak stabil ternyata akan mengurangi kecepatan makan ikan.
Ada kalanya ikan yang berukuran besar akan mencari daerah makanan yang bersuhu
lebih rendah daripada ikan-ikan yang berukuran lebih kecil dari jenisnya, hal
tersebut mungkin disesuaikan dengan kebutuhan fisiologisnya.
BIOLOGI IKAN KERAPU
Taksonomi
Ikan
kerapu memiliki 15 genera yang terdiri atas 159 spesis. Satu diantaranya adalah
Cromileoptes altivelis yang selain sebagai ikan konsumsi juga juvenilnya juga
sebagai ikan hias. Ikan kerapu termasuk famili Serranidae, Subfamili
Epinephelinea, yang umumnya di kenal dengan nama groupers, rockcods, hinds, dan
seabasses. Ikan kerapu ditemukan diperairan pantai Indo-Pasifik sebanyak 110
spesies dan diperairan Filipina dan Indonesia sebanyak 46 spesies yang tercakup
ke dalam 7 genera Aethaloperca, Anyperodon, Cephalopholis, Cromileptes,
Epinephelus, Plectropomus, dan Variola (Marsambuana dan Utojo, 2001).
Ikan
Kerapu diklasifikasikan sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Sub
kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub
ordo : Percoidea
Devisi : Perciformis
Famili : Serranidea
Sub
famili : Epinephelinea
Genus : Epinephelus
Spesies : Epinephelus sp.
Ciri-ciri
morfologi ikan kerapu adalah sebagai berikut
Bentuk
tubuh pipih, yaitu lebar tubuh lebih kecil dari pada panjang dan tinggi
tubuh. Rahang atas dan bawah dilengkapi
dengan gigi yang lancip dan kuat. Mulut lebar, serong ke atas dengan bibir
bawah yang sedikit menonjol melebihi bibir atas. Sirip ekor berbentuk bundar,
sirip punggung tunggal dan memanjang dimana bagian yang berjari-jari keras
kurang lebih sama dengan yang berjari-jari lunak. Posisi sirip perut berada dibawah sirip dada.
Badan ditutupi sirip kecil yang bersisik stenoid.
Pada
ikan kerapu genus Aethaloperca merupakan monotipik, tediri atas satu spesies,
warna coklat gelap, tubuh melebar, sirip dada tidak simetris, sirip punggung
terdiri atas 9 jari-jari keras, sirip ekor tegak. ikan kerapu genus Anyperodon
merupakan monotipik, warna abu-abu sampai abu-abu kecoklatan, bintik coklat
pada kepala, tidak ada gigi pada langit-langit, kepala dan tubuh panjang, tebal
badan 11-15 % dari panjang standard, dan 3-4 kali dari panjang kepala serta
sirip bundar.
kan
kerapu genus Cephalopholis terdiri atas: warna gelap, yaitu cokelat kemerahan
sampai cokelat tua dan warna terang, yaitu merah kecokelatan sampai merah atau
kuning atau jingga, panjang standard 2,2 – 3,1 kali dari panjng kepala, rahang
pada ikan dewasa dilengkapi dengan bonggol, sirip ekor berbentuk bundar. Ikan
kerapu genus Epinephelus tubuh ditutupi oleh bintik-bintik berwarna cokelat
atau kuning, merah atau putih, tinggi badan pada sirip punggung pertama
biasanya lebih tinggi dari pada sirip dubur, sirip ekor berbentuk bundar.
Ikan
kerapu genus Plectropomus warna gelap bergaris (menyerupai pita) dan yang tidak
bergaris, warna tubuh agak putihan, sirip berwarna kuning, tulang sirip dubur
lemah, panjang standard 2,8 – 3,1 kali dari panjang kepala, sirip ekor umumnya
tegak. dan yang terakhir ikan kerapu dari genus Variola warna tubuh ditutupi
oleh bintik merah, sirip ekor berwarna putih tipis pada bagian pinggir, panjang
standard 2,5 – 2,8 kali dari panjang kepala, sirip ekor berbentuk sabit.
Siklus Hidup, Reproduksi dan Kematangan
Gonad
Ikan
kerapu merupakan jenis ikan bertipe hermaprodit protogini, dimana proses
diferensiasi gonadnya berjalan dari fase betima ke fase jantan atau ikan kerapu
ini memulai siklus hidupnya sebagai ikan betina kemudian berubah menjadi ikan
jantan. Fenomena perubahan jenis kelamin pada ikan kerapu sangat erat
hubungannya dengan aktivitas pemijahan, umur, indeks kelamin dan ukuran, ikan
kerapu jenis Epinephelus diacantus kecendrungan perubahan kelamin terjadi
selama tidak bereproduksi yaitu antara umur 2-6 tahun, tetapi perubahan terbaik
terjadi antara 2-3 tahun, ikan kerapu merah Epinephelus akaara untuk jenis ikan
betina ukuran berat 500 gram, panjang 26 cm dan jenis kerapu jantan ukuran
berat 1000 gram dan ukuran panjang 34 cm. Sedangkan untuk ikan kerapu Lumpur
Epinephelus tauvina jenis kelamin betina berat 3-4 kg panjang 45 cm dan jenis
kerapu jantan ukuran panjang 65 cm.
Mayunar
et al., (1995), Menyatakan bahwa pada ikan kerapu lumpur (Epinephelus tauvina)
panjang minimum betina yang matang adalah 45-50 cm (sebagian besar 50-70 cm)
dan transisi gonadnya terjadi pada panjang total (TL) 66-72 cm dan testis mulai
matang pada TL 74 cm atau bobot berat tubuh 10-11 kg.
Fekunditas dan Musim Pemijahan
Fekunditas
ikan kerapu spesies Epinephelus akaara yang berukuran panjang standard 23-24 cm
dapat mengandung telur sebanyak 75.000- 530 000 butir. Epinephelus morio ukuran
panjang 45-65 cm mengandung telur sebanyak 1.500.000 butir, Epinephelus
guttatus ukuran panjang 35 cm mengandung telur sebanyak 233.237 butir, dan
Epinephelus diacanthus berukuran panjang 12.6-18.8 cm mengandung telur sebanyak
64.00-233.000 butir.
Pada
induk kerapu macan yang diimplantasi pelet hormon LHRHa dosis 150ug (1 ekor)dan
dosis 240ug (2 ekor) serta 1 ekor dari kontrol. Jumlah telur yang dihasilkan
dari induk kontrol adalah 7.500.000 butir dengan frekwensi pemijahan 3 kali.
Sedangkan derajat pembuahan (FR) 93.7 – 96.5 %. Dan derajat penetasan (HR) 70.5
– 78.5 %. Selanjutnya dari induk yang diimplantasi dihasilkan telur sebanyak 14.650.000
butir atau 4.883.000 butir/ekor dengan frekwensi pemijahan 4 kali derajat
pembuahan 95.6-98.5 % derajat penetasan 21,7-89.5 % (Mayunar et al., 1995).
Diperairan
tropis musim pemijahan dapat terjadi pada setiap tahun atau sepanjang tahun,
akan tetapi ada puncak musim pemijahan. Dimana musim benih kerapu di alam
ditentukan oleh angin musim ( musim barat dan musim timur), kedua musim ini
mempengaruhi kondisi arus, salinitas, suhu, dan nutrien yang terkandung. Musim
pemijahan umumnya pada ikan kerapu terjadi atau berlangsung dari bulan april
sampai juni dan antara bulan januari sampai september.
Pendugaan
puncak musim pemijahan dapat dilakukan dengan cara membuka dan meneliti
perkembangan gonad sampel induk betina secara periodik selama 1 tahun. Dugaan pemijahan
dapat diperoleh sebagai dasar untuk menentukan pendugaan musim benih alam.
Untuk benih ikan kerapu lumpur yang diperoleh dari alam dengan ukuran 2-5 cm
dengan umur 2-3 bulan, menyukai perairan pantai ditandai dengan banyaknya
jumlah populasi jenis crustacea diperairan.
Beberapa
data mengenai musim pemijahan ikan kerapu di negara-negara Asia sebagai berikut
:
Epinephelus tauvina musim pemijahan bulan
agustus di Singapura
Epinephelus diacanthus musim pemijahan
april sampai mei di Taiwan
Epinephelus akaara musim pemijahan juni
sampai september di Japan
Epinephelus malabaricus musim pemijahan
september-november di Thailand
Epinephelus microdon musim pemijahan mei
sampai september di Japan
Epinephelus salmoides musim pemijahan april
sampai juni di Japan.
REFERENSI
Baskoro,
Mulyono S., Taurusman, Am Azbas dan Sudirman. 2010. Tingkah Laku Ikan
Hubungannya dengan Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap. Lubuk Agung. Bandung.
258 Hlm.
Mayunar,
P.T. Imanto, S. Diani dan T. Yokokawa, 1991. Pemijahan Ikan Kerapu Macan,
Epinephelus fuscoguttatus. Bull. Pen. Perikanan Spec. Edi. No. 2:15-22.
0 comments:
Post a Comment