Ada beberapa kiat untuk
membudidaya ikan mas dengan memanfaatkan lahan yang tidak produktif dan bekas
rawa-rawa. Lahan tersebut merupakan lahan marginal dan apabila dimanfaatkan
dengan optimal dapat memperoleh bebeerapa manfaat bagi masyarakat setempat.
Ada beberapa
persyaratan yang bisa diterapkan untuk memperoleh hasil optimal antara lain :
1.
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan
kolam berkisar antara 3 – 5 % untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
2.
Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan
adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat
menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat
pematang/dinding kolam.
3.
Ikan mas dapat tumbuh normal, jika
lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian tempat antara 150 – 1.000 m dpl.
Ikan mas dapat
berkembang pesat di kolam, sawah, karamba, dan sungai air deras. Kolam dengan
sistem pengairannya yg mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan
fisik ikan mas, karena oksegen baru selalu tersedia dan banyak. Debit air utk
kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air
deras debitnya 100 liter/menit/m³.
Kualitas air untuk
pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar
bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
Syarat lainya :
1.
Suhu air yg baik berkisar antara 200
C – 25°C.
2.
Keasaman air (pH) yg baik adalah antara
7 – 8.
Ciri-Ciri Strain Ikan
Mas adalah sebagai berikut:
Ikan mas punten:
potongan badan paling pendek; sisik berwarna hijau gelap; mata agak menonjol;
gerakannya gesit; bagian punggung tinggi melebar; perbandingan antara panjang
badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
Ikan mas si nyonya:
sisik berwarna kuning muda; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan
dewasa bermata sipit; badan relatif panjang;
gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang
badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
Ikan mas majalaya:
punggung tinggi; badannya relatif pendek; sisik berwarna hijau keabu-abuan
dengan tepi sisik lebih gelap; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka
berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara
3,2:1.
Ikan mas taiwan: badan
relatif panjang; penampang punggung membulat; sisik berwarna hijau
kekuning-kuningan; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif;
perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1.
Ikan mas koi: bentuk
badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti
putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut.
Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm
nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, platinum
nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail
taishusanshoku nishikigoi. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yg banyak
dibudidayakan.
Teknis tentang sistem
pembenihan/pemijahan ikan mas dan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pemijahan ikan mas.
Saat ini dikenal dua
macam sistim pemijahan pada budidaya ikan mas, yaitu
1. Sistem pemijahan
tradisional. Dikenal beberapa cara melakukan pemijahan secara tradisional,
yaitu:
a. Cara sunda:
Luas kolam pemijahan
25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu
diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari, disediakan ijuk untuk
menempelkan telur,setelah proses pemijahan selesai, ijuk dipindah ke kolam
penetasan.
b. Cara cimindi:
Luas kolam pemijahan
25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu
diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan
merupakan kolam penetasan;
Dengan disediakan ijuk
utk menepelkan telur, ijuk dijepit bambu / kakaban dan diletakkan dipojok kolam
dan dibatasi pematang antara dari tanah;
Setelah proses
pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain; tujuh hari stlh pemijahan
ijuk ini dibuka kemudian sekitar 2-3 minggu stlh itu dapat dipanen benih-benih
ikan.
c. Cara rancapaku:
Luas kolam pemijahan
25-30 meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu
diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan
merupakan kolam penetasan, batas pematang antara terbuat dari batu;
Disediakan rumput
kering utk menepelkan telur, rumput disebar merata di seluruh permukaan air
kolam dan dibatasi pematang antara dari tanah;
Setelah proses
pemijahan selesai induk tetap di kolam pemijahan.;
Setelah benih ikan kuat
maka akan berpindah tempat melalui sela bebatuan, stlh 3 minggu maka benih
dapat dipanen.
d. Cara sumatera:
Luas kolam pemijahan 5
meter persegi, dasar kolam sedikit berlumpur, kolam dikeringkan lalu diisi air
pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari; kolam pemijahan merupakan kolam
penetasan;
Disediakan injuk utk
menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air;
Setelah proses
pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
Setelah benih berumur 5
hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
e. Cara dubish:
Luas kolam pemijahan
25-50 meter persegi, dibuat parit keliling dengan lebar 60 cm dlm 35 cm, kolam
dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk dimasukan pada sore hari;
kolam pemijahan merupakan kolam penetasan;
Sebagai media penempel
telur digunakan tanaman hidup seperti Cynodon dactylon setinggi 40 cm;
Setelah proses
pemijahan selesai induk dipindahkan ke kolam lain;
Setelah benih berumur 5
hari lalu pindahkan ke kolam pendederan.
f. Cara hofer:
Sama seperti cara
dubish hanya tidak ada parit dan tanaman Cynodon dactylon dipasang di depan
pintu pemasukan air.
2. Sistim kawin suntik.
Pada sisitim ini induk
baik jantan maupun betina yg matang bertelur dirangsang utk memijah stlh
penyuntikan ekstrak kelenjar hyphofise ke dlm tubuh ikan. Kelenjar hyphofise
diperoleh dari kepala ikan donor (berada dilekukan tulang tengkorak di bawah
otak besar). Stlh suntikan dilakukan dua kali, dlm tempo 6 jam induk akan
terangsang melakukan pemijahan. Sistim ini memerlukan biaya yg tinggi, sarana
yg lengkap dan perawatan yg intensif.
Hal yg perlu
diperhatikan dlm melakukan pemijahan ikan mas:
Dasar kolam tidak
berlumpur, tidak bercadas.
Air tidak terlalu keruh,
kadar oksigen dalam air cukup, debit air cukup dan suhu air berkisar 250
C.
Diperlukan bahan
penempel telur seperti ijuk atau tanaman air, misal enceng gondok, teratai.
Jumlah induk yg disebar
tergantung dari luas kolam, sebagai patokan seekor induk berat 1 kg memerlukan
kolam seluas 5 meter persegi.
Pemberian makanan
dengan kandungan protein 25%. Utk pellet diberikan secara teratur 2 kali sehari
(pagi dan sore hari) dengan takaran 2-4% dari jumlah berat induk ikan.
Ciri-ciri induk jantan dan
induk betina unggul yg sudah matang untuk dipijah adalah sebagai berikut:
Betina: umur antara
1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2 kg/ekor; Jantan: umur minimum 8 bulan dengan
berat berkisar 0,5 kg/ekor.
Sisik tersusun rapih,
cerah tidak kusam.
Bentuk tubuh ikan mas
secara keseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip ekor mulus, sehat, sirip
tidak cacat.
Pangkal ekor kuat dan
normal dengan panjang panmgkal ekor harus lebih panjang dibandingkan
lebar/tebal ekor.
Tutup insan normal
tidak tebal dan bila dibuka tidak terdapat bercak putih; panjang kepala minimal 1/3 dari panjang
badan; lensa mata tampak jernih.
Sedangkan “ciri-ciri
untuk membedakan induk jantan dan induk betina ikan mas” adalah sebagai
berikut:
Ciri-Ciri Ikan Mas
Betina
a.
Badan bagian perut besar, buncit dan
lembek.
b.
Jika perut distriping mengeluarkan
cairan berwarna kuning.
c.
Gerakan lambat, pada malam hari biasanya
loncat-loncat.
Ciri-Ciri Ikan Mas
Jantan
a.
Badan tampak langsing.
b.
Gerakan lincah dan gesit.
c.
Jika perut distriping mengeluarkan
cairan sperma berwarna putih.
Dalam membudidayakan
ikan mas banyak sekali hambatan yang dihadapi berupa hama dan penyakit. Berikut
adalah hama dan penyakit ikan mas:
Hama Ikan Mas
Bebeasan (Notonecta)
Berbahaya bagi benih karena sengatannya.
Pengendalian: menuangkan minyak tanah ke permukaan air 500 cc/100 meter
persegi.
Ular
Menyerang benih dan ikan kecil.
Pengendalian: lakukan penangkapan; pemagaran kolam.
Lingsang
Memakan ikan pada malam hari.
Pengendalian:pasang jebakan berumpun.
Ikan gabus
Memangsa ikan kecil. Pengendalian:pintu
masukan air diberi saringan atau dibuat bak filter.
Belut dan kepiting
Pengendalian: lakukan penangkapan.
Ucrit (Larva cybister)
Menjepit badan ikan dengan taringnya hingga
robek. Pengendalian: sulit diberantas; hindari bahan organik menumpuk di
sekitar kolam.
Kodok
Makan telur telur ikan. Pengendalian:
sering membuang telur yg mengapung; menagkap dan membuang hidup-hidup.
Burung
Memakan benih yg berwarna menyala seperti
merah, kuning. Pengendalian: diberi penghalang bambu agar supaya sulit
menerkam; diberi rumbai-rumbai atau tali penghalang.
Penyakit Ikan Mas
Bakteri aeromonas
punctata
Gejala: warna badan suram, tidak cerah;
kulit kesat dan melepuh; cara bernafas mengap-mengap; kantong empedu gembung;
pendarahan dlm organ hati dan ginjal.
Pengendalian: penyuntikan chloramphenicol
10-15 mg/kg ikan atau streptomycin 80-100 mg/kg ikan; pakan dicampur
terramicine 50 mg/kg ikan selama 7 hari berturut-turut.
Bengkak insang dan
badan ( Myxosporesis)
Gejala: tutup insang selalu terbuka oleh
bintik kemerahan, bagian punggung terjadi pendarahan.
Pengendalian; pengeringan kolam secara
total, ditabur kapur tohon 200 gram/m 2 , biarkan selama 1-2 minggu.
Cacing insang, sirip,
kulit (Dactypogyrus dan girodactylogyrus)
Gejala: ikan tampak kurus, sisik kusam,
sirip ekor kadang-kadang rontok, ikan menggosok-gosokkan badannya pada benda
keras disekitarnya, terjadi pendarahan dan menebal pada insang.
Pengendalian: direndam dlm larutan formalin
250 gram/m3 selama 15 menit dan direndam dlm Methylene blue 3 gram/m3 selama 24
jam; hindari penebaran ikan yg berlebihan.
Bintik merah (White
spot)
Gejala: pada bagian tubuh (kepala, insang,
sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan
putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yg ada disekitarnya dan berenang
sangat lemah serta sering muncul di permukaan air.
Pengendalian: direndam dlm larutan Methylene
blue 1% (1 gram dlm 100 cc air) larutan ini diambil 2-4 cc dicampur 4 liter air
selama 24 jam dan Direndam dlm garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1-3
gram/100 cc air.
Kutu ikan (argulosis)
Gejala: benih dan induk menjadi kurus,
karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya
bercak merah (hemorrtage).
Pengendalian: ikan yg terinfeksi direndan
dlm garam dapur 20 gram/liter air selama 15 menit dan direndam larutan PK 10
ppm (10 ml/m3) selama 30 menit; dengan pengeringan kolam hingga retak-retak.
Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan.
Gejala: gerakan lamban; suka
menggosok-gosokan badan pada sisi kolam/aquarium.
Pengendalian: rendam selam 15 menit dlm
larutan formalin 150-200 ppm.
Bakteri psedomonas
flurescens
Gejala: pendarahan dan bobok pada kulit;
sirip ekor terkikis.
Pengendalian: pemberian pakan yg dicampur
oxytetracycline 25-30 mg/kg ikan atau sulafamerazine 200mg/kg ikan selama 7
hari berturut-turut.
Jamur (Saprolegniasis)
Menyerang bagian kepala, tutup insang,
sirip dan bagian yg lainnya.
Gejala: tubuh yg diserang tampak seperti
kapas. Telur yg terserang jamur, terlihat benang halus seperti kapas.
Pengendalian: direndam dlm larutan
Malactile green oxalat (MGO) dosis 3 gram/m3 selama 30 menit; telur yg
terserang direndam dengan MGO 2-3 gram/m3 selama 1 jam.
Berikut ini adalah cara mencegah hama dan
penyakit pada ikan mas.
Sistem pemasukan air yg ideal adalah
paralel, tiap kolam diberi satu pintu pemasukan air.
Pemberian pakan cukup, baik kualitas maupun
kuantitasnya.
Penanganan saat panen atau pemindahan benih
hendaknya dilakukan secara hati-hati dan benar.
Binatang seperti burung, siput, ikan seribu
(lebistus reticulatus peters) sebagai pembawa penyakit jangan dibiarkan masuk
ke areal perkolaman.
Pengeringan dasar kolam secara teratur
setiap selesai panen.
Pemeliharaan ikan yg benar-benar bebas
penyakit.
Hindari penebaran ikan secara berlebihan
melebihi kapasitas.
0 comments:
Post a Comment