Cacing tubifex merujuk kepada
sejenis cacing dari alam animalia, filum annelid dan genus tubificid. Spesies
cacing ini secara biogeografinya mempunyai gaya pelataan metropolitan
(metropolitan distribution), dimana ia boleh ditemukan hampir kebanyakkan
tempat diseluruh dunia dan dilihat rentan dengan perbandingan atau perubahan
iklim dan cuaca yang tidak menentu dan tidak seragam. Habitat atau biotope
cacing ini merangkumi kawasan mendapan di tasik, sungai, dan kadang-kala boleh
merebak ke kawasan berair kumbahan. ia juga boleh ditemukan hampir kesemua persekitaran
kolam, dan akuarium. At least 13 species of
Cacing tubifex mudah untuk
dikenal pasti, jumlah bilangannya dalam sesuatu koloni biasanya banyak,
bertimbun dan sukar untuk dikira. Namun spesies ini jika dilihat mudah untuk
dibezakan dengan spesies lain. Ia juga boleh hidup dengan baik dalam kolam,
akuarium dan tasik yang tercemar dengan enapan bahan organik yang tinggi,
dimana biasanya haiwan akuatik lain tidak mampu bertahan.Usaha budidaya ikan
air tawar menunjukkan perkembangan yang kian pesat saat ini. Jenis ikan yang
dibudidayakan juga semakin beragam, mulai dari ikan konsumsi hingga ikan hias.
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya ikan adalah ketersediaan
pakannya. Jenis pakan yang diberikan pada ikan berupa pakan alami maupun pakan
buatan, dan ketersediaan pakan alami merupakan faktor penting dalam usaha
budidaya ikan khususnya pada kegiatan pembenihannya.
Pakan alami yang dimaksud
mencakup fitoplankton, zooplankton dan bentos. Fitoplankton, zooplankton dan
bentos berperan sebagai sumber karbohidrat, lemak, protein dengan susunan asam
amino yang lengkap serta mineral bagi larva atau benih ikan. Disamping
mengandung gizi yang lengkap dan mudah dicerna, pakan alami juga tidak
mencemari lingkungan perairan dan media pemeliharaan. Salah satu jenis pakan
alami yang dibudidayakan di BPBAT Tatelu antara lain cacingTubifex sp (cacing
rambut), jenis pakan alami ini mempunyai arti penting dalam dunia budidaya, terutama
untuk benih ikan patin, lele, gurame dan benih sidat (Glass eel).
Makanan Cacing tubifex boleh
memakan banyak sumber organik yang mereput dikawasan air, memakan detritus, dan
makanan berasaskan sayuran dan tumbuhan yang biasanya boleh dilihat ditepi
longkang, sungai atau parit.
Pengkulturan Cacing tubifex
Sekurang-kurangnya terdapat 2
spesies cacing Tubifex yang dibiakkan untuk tujuan komersial. Tujuannya sebagai
sumber makanan berprotein tinggi untuk ikan. Cacing tubifex yang berwarna merah
iaitu Tubifex tubifex biasanya lebih besar. Manakal spesies hitam disebut
"cacing hitam". Cacing tubifex mudh untuk dikultur, penghasilan
individu sepunya baharu boleh mucul hanya semalaman dalam koloni yang kecil.
Penghasilan baka berskala besar
boleh dibuat dalam bekas tebal berukuran 50- hingga 75-mm, atau kolam yang
dalamnya terdapat mendapan organik, seperti sebatian sayuran, lebihan jisim
bran dan roti. Aliran air tenang berterusan mesti dikawal supaya cacing tidak
boleh dihanyutkan. Selain itu sistem perparitan juga mesti diselenggara dengan
baik supaya tidak terlalu tercemar. Kemudian adunkan induk-induk Cacing tubifex
yang diperolehi dari terusan atau kawasan kumbahan terdekat. Dalam tempoh 15
hari sahaja, lambakan kluster cacing akan terbentuk diatas mendapan, lalu
buangkan lebihan mendapan. cacing tubifex akan muncul ke permukaan kerana
memerlukan kepekatan oksigen yang tinggi untuk hidup, ambil cacing yang telah naik
ke permukaan bilas dengan air bersih yang tenang untuk membuang kotoran pada
tubuhnya. Cacing yang sudah dibersihkan boleh dijual segar atau disejuk bekukan
dalam bentuk kiub.Cacing tubifex bersifat hermafrodit: seekor cacing mempunyai
dua alat kelamin baik jantan (testis) dan betina (ovari). Organ pembiakan ini
terletak di bahagian ventral didinding badan tepatnya dibahagian kaviti
selomik. Dalam spesimen yang lebih matang, organ pembiakan boleh dijumpai
dengan lebih jelas deibahagian ventral badan.Cacing Tubifex sp. dikenal dengan
nama cacing sutra atau cacing rambut dimana diklasifikasikan sebagai berikut,
Kingdom: Animalia; Filum: Annelida; Kelas: Clitella; Sub Kelas: Oligochaeta;
Ordo: Haplotaxida; Sub Ordo: Tubificina; Famili: Tubificidae; Genus: Tubifex;
dan Spesies: Tubifex sp. Biota ini memiliki bentuk tubuh panjang dan sangat
halus. Tubifex sp. memiliki warna tubuh yang dominan kemerah-merahan. Ukuran
tubuhnya 10 – 30 mm berwarna merah kecoklatan, terdiri dari 30 – 60 segmen.
Cacing ini mempunyai dinding tebal terdiri dari 2 lapis otot membujur dan
melingkar sepanjang tubuhnya. Dari setiap segmen pada bagian punggung dan
perut, keluar seta dan ujung seta bercabang dua tanpa rambut. saluran
pencernaannya berupa celah kecil mulai dari mulut sampai anus. Cacing Tubifex
tidak mempunyai insang dan bentuk tubuhnya kecil dan tipis. Karena bentuk
tubuhnya kecil dan tipis, pertukaran oksigen dan karbondioksida sering terjadi
pada permukaan tubuh yang banyak mengandung pembuluh darah. Kebanyakan cacing
Tubifexmembuat tabung pada lumpur di dasar perairan, di mana bagian akhir
posterior tubuhnya menonjol keluar dari tabung bergerak bolak-balik sambil
melambai-lambai secara aktif di dalam air, sehingga terjadi sirkulasi air dan
cacing akan memperoleh oksigen melalui permukaan tubuhnya.
Cacing ini dapat hidup di sungai
atau danau bersedimen lembek. Cacing dewasa dapat ditemukan dipermukaan sedimen
dengan kedalaman 2 cm. Cacing rambut hidup diperairan dengan kondisi dasar
berpasir (41,4%), tanah halus (46,0%) dan lempung (11,3%). Penyebaran cacing
rambut ditentukan oleh kadar oksigen, lingkungan dan tipe dasar sedimen. Pada
kadar oksigen air 1,7 mg/l dan kecepatan arus 300 sampai 600 ml/menit, pertumbuhan
populasi cacing merupakan yang paling tinggi. [caption
id="attachment_1101" align="aligncenter" width="300"]2Siklus
hidup cacing Tubifex[/caption]
Sama seperti cacing yang lain,
spesies cacing Tubifex sp ini merupakan jenis hermaprodit tetapi untuk mebuahi
sel telurnya diperlukan sperma dari cacing lainya dan berkembang biak dengan
car bertelur dari betina yang telah matang telur. Kebiasaan makanTubifex adalah
dengan cara mencerna sedimen dan memperoleh nutrisi dengan mencerna bakteri
secara selektif dan menyerap molekul melalui dinding tubuh. Untuk memacu
pertumbuhan cacing Tubifex perlu penambahan pakan yang cukup. Cacing Tubifex
membutuhkan suplai pakan yang mengandung bahan organik tinggi sehingga
kebutuhan pakan bagi cacing Tubifex terpenuhi.
Tahapan kegiatan kultur
cacingTubifex adalah sebagai berikut:
Persiapan Bak Pemeliharaan
Bak pemeliharaan cacing Tubifex
berukuran 2 x 1 m2 dan 3 x 1,5 m2. Bak dibersihkan dari segala kotoran dan
diberi atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut. Setelah dicuci, bak dijemur
minimal 1 hari untuk membunuh sisa kuman penyakit.
Persiapan Bak Pemeliharaan
Bak pemeliharaan cacing Tubifex
berukuran 2 x 1 m2 dan 3 x 1,5 m2. Bak dibersihkan dari segala kotoran dan
diberi atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut. Setelah dicuci, bak dijemur
minimal 1 hari untuk membunuh sisa kuman penyakit.
Pembuatan Media Kultur
Komposisi substrat yang digunakan
pada kultur cacing tubifex adalah sebagai berikut: Lumpur 87,8 %, Pupuk organik
5,56 % gram, Dedak halus 5,56 %, dan Tepung ikan/pellet 1,1 % dengan ketebalan
substrat 7-10 cm. Bahan yang telah disiapkan dicampur rata dan tebar secara
merata di dasar bak pemeliharaan yang telah disiapkan.
Pemasukan Air
Air dimasukkan secara perlahan
pada media kultur dengan mengatur debit air yang mengalir, yaitu sekitar 200
ml/detik. Kedalaman air maksimal 5 cm. Media direndam dan di biarkan selama 4
hari supaya terjadi dekomposisi. Setelah terjadi dekomposisi diharapkan pakan
alami sudah mulai tumbuh dan cacing siap ditebar.
Penebaran Bibit
Bibit cacing Tubifex ditimbang
sebanyak 100 gr/m2, lalu dimasukkan kedalam ember atau baskom kemudian disiram
air agar gumpalan buyar. Cacing Tubifex yang sudah terurai ini kemudian ditebar
keseluruh permukaan pada media budidaya secara merata. Selanjutnya mengatur
aliran air yang masuk kedalam media budidaya dan terus dikontrol agar jangan
sampai media budidaya kering atau kelebihan air. Setelah bibit atau starter
ditebar, kita tebar lagi ampas tahu pada permukaan media dengan maksud untuk
mempercepat proses tumbuhnya cacing Tubifex.
Pemasangan Penutup Media
Penutup dipasang diatas media
kultur untuk menghindari cahaya matahari langsung.
Pemeliharaan
Dalam masa pemeliharaan yang
perlu diperhatikan adalah pengelolaan air dan pengelolaan pakan. Pengelolaan
air selama pemeliharaan yaitu Debit air (Q) : 200 ml/detik = 1200 ml/menit,
Volume air yang digunakan per hari = 1728 per hari dan pergantian air secara
kontinyu. Sedangkan Pengelolaan pakannya yakni: waktu pemberian pakan dimulai
satu minggu setelah penebaran starter cacing Tubifex yang ditandai dengan
cacing tubifex mulai kelihatan dipermukaan substrat. Masa pemeliharaan cacing
tubifex sekitar 3-4 minggu. Setelah semua proses selesai, selanjutnya adalah
mengawasi perkembangannya hingga saat panen tiba.
Panen
Biasanya dalam waktu 7 – 11 hari
cacing sudah mulai berkembang biak dan 1 – 2 bulan kemudian sudah dapat
dipanen. Panen dilakukan dengan cara panen selektif, yaitu dengan cara
mengambil gumpalan cacing yang terlihat pada permukaan media. Cacing tubifex yang
sudah diangkat dari media kemudian di cuci dan dibilas dengan air untuk
membuang lumpurnya, kemudian didiamkan pada tempat yang gelap dan ditutup
dengan kain agar cacing Tubifex keluar dari pori-pori kain dan sudah bersih
100%. Selanjutnya cacing yang sudah bersih diangkat dan ditampung pada
styrofoam atau bak penampungan yang dialiri air secara terus menerus. Rata-rata
produksi cacing sutera di BPBAT Tetelu adalah 25 kg perbulan.
Peremajaan budidaya cacing
Tubifexjuga dilakukan yakni dengan membuang semua media budidaya pada bak
budidaya cacing. Peremajaan cacing Tubifex dilakukan untuk menghasilkan cacing
yang lebih halus, dikarenakan permintaan cacing yang lebih halus sangat tinggi
dibandingkan dengan cacing Tubifex ukuran besar.
Mengapa cacing Tubifex ini sangat
diperlukan, hal ini tidak lain karena selain praktis dan tidak mencemari air
kolam, cacing Tubifex dapat dikultur secara massal dan dalam waktu singkat.
Dari segi harga, cacing ini tergolong relatif murah jika dibandingkan dengan
pakan benih lainnya semisal Artemia sp. yang bibitnya masih diimpor. Kandungan
nutrisi cacing Tubifexjuga tidak kalah dengan kandungan nutrisi pakan alami
lainnya sepertiInfusoria, Chlamydomonas, Rotifera, Brachionus sp., Jentik
nyamuk,Moina sp., Daphnia sp., dan Artemiasp.
Di BPBAT Tatelu sendiri,
komoditas yang banyak memerlukan cacing Tubifex untuk produksi benih adalah
ikan lele, ikan gurami dan sidat. Komoditas lele dan gurami merupakan komoditas
yang sangat membutuhkan cacing Tubifex karena pakan alami sangat diperlukan
bagi benih untuk masa pertumbuhannya, selain itu juga komoditas dari sidat
memerlukan cacing ini untuk makanan starter stadia elver. ndk108
Sumber:
Khairuman, Amri K., dan
Sihombing, T. 2008. Peluang Budidaya Cacing Sutra. Agromedia Pustaka. Jakarta
Suparman, M. 2014. Tekhnik
Produksi Cacing Tubifex sp. Laporan Tahunan BPBAT Tatelu. Sulawesi Utara.
0 comments:
Post a Comment