Friday, October 14, 2011

MEMANFAATKAN LAHAN MARGINAL MENJADI PRODUKTIF DENGAN BUDIDAYA BANDENG AIR TAWAR

October 14, 2011 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
Pemanfaatan daerah bekas rawa-rawa yang tidak produktif dan marginal dapat menjadi berdaya lahan yang guna dan berhasil guna. Dengan memanfaatkan dibudidaya perikanan maka dapat menghasilkan dan bisa berkembang.
Bandeng merupakan salah satu komoditas bidang perikanan yang terkenal dan mudah didapat dimana-mana, dalam program Industrialisasi perikanan ikan bandeng menjadi komoditas unggulan pada industrialisasi Mina Politan, disamping itu banyak permintaan untuk konsumsi ataupun untuk sebagai umpan pancing kapal-kapal ikan di Bali.
Ikan bandeng atau dengan nama Latin Bandeng Chanos-chanos forks. Bandeng memiliki sifat Euryhalien artinya bandeng memiliki sifat bisa hidup pada salinitas yang berubah-ubah mulai dari 15 0 / 00  - 20 0 /00 tetapi bisa hidup dan besar pada salinitas 0 0 / 00, atau mulai di tengah laut bila dewasa dan menepi kalau mau memijah di alam dan bertelur,  sehingga bandeng bisa dibudidayakan di payau maupun air tawar. Kebutuhan Nener bandeng diambil dari alam dan hasil dari pembenihan atau backyard. Nener bandeng berasal dari daerah pesisir hasil tangkapan, sedangkan nener dari pemijahan berasal dari industri atau Hachery pembenihan Gondol Bali, atau didapat dari alam.
Bandeng termasuk ikan herbivora memiliki usus panjang, karena memiliki kebiasaan makan berasal dari tumbuh-tumbuhan air klekap atau plankton. Tetapi sekarang telah berkembang teknologi berupa pakan untuk ikan bandeng, sehingga untuk tambak intensif pembesaran bandeng memakai pakan tambahan berupa pellet.
Usaha pembesaran ikan bandeng air tawar bisa dilakukan di kolam tanah dan tambak air payau dengan luasan kolam yang cukup. Tenik budidaya dapat dilakukan secara monokultur maupun polikultur, tetapi pada air tawar sistem yang diterapkan dengan polikultur. Untuk sistem polikultur di tambak air payau dicampur dengan udang windu, sedangkan untuk budidaya bandeng air tawar polikultur dicampur dengan, ikan Nila dan ikan Karper/ Tombro, dan ikan patin.
Pada budidaya ikan bandeng air tawar pakan dari alami berupa plankton yang di tumbuhkan dari penambahan pupuk Urea dan SP-36, dengan dilakukanya pemupukan ini bisa menumbuhkan phytoplanton untuk makanan ikan bandeng dan ikan lainya dalam polikultur seperti nila, tombro/ karper. Pengunaan pupuk pabrikan semakin lama semakin meningkat dosisnya sehingga perlu di lakukan pengendalian dampaknya, untuk itu perlu di berikan pupuk organik agar penumbuhan plankton secara organik dan tidak berdampak pada kekurangan unsur hara yang lainya. Karena dengan pemupukan anorganik berupa pupuk Urea dan SP-36 unsur hara mayoritas segera memang bisa terpenuhi, tetapi unsur hara makro dan mikro lainya tidak terpenuhi disampaing itu pupuk organik mengandung unsur mikroba pengurai yang sangat berdampak positif pada kolam.

A. Cara-cara budidaya di kolam :
1.      Cara Budidaya intensif
Cara intensif yaitu dengan mengembangkan teknis budidaya ikan bandeng air tawar sistem polikultur, mempergunakan teknis yang lebih maju, tepat guna dan berdaya hasil tinggi, misal dengan penambahan pakan.
2.      Cara budidaya ekstensif
Caraekstensif berbudidaya ikan bandeng air tawar sistem polikultur dengan menambah luasan tambak dengan teknis sederhana.
B. Wadah budidaya
1. Di kolam air tawar
2. Di tambak air payau
C. Cara pemasaran :
1. Penjualan bibit dalam bentuk nener atau bentuk ukuran glondong.
2. Penjualan ikan konsumsi.
3. Penjualan ikan Bandeng olahan.
Indikator Keberhasilan :
Apabila peserta mengerti, memahami, menyelenggarakan tentang cara Budidaya sampai dengan pemasaran ikan bandeng air tawar setelah selesai pelatihan.
D.  Tahapan Budidaya :
1. Persiapan lahan.
2. Pemilihan benih yang berkualitas CPIB/ bersertifikat SNI.
3. Pemeliharaan ikan bandeng sistem polikultur
4. Pemanenan
Cara budidaya ikan bandeng polikultur
1. Persiapan lahan.
Persiapan budidaya dengan pengeringan dasar kolam bila musim kemarau tanah sampai retak retak permukaanya, atau bila penghujan dengan di bakar jerami pada permulaan kolam.  Dengan tujuan untuk menguapkan sisa gas beracun pada kolam dan menetralisir kolam.
3.      Teknik pengisian air.
Apabila kolam telah dikeringkan di bawah terik matahari sampai retak-retak ± 1 minggu s/d 10 hari, maka bau busuk mulai hilang artinya gas beracun menguap dan bahan yang sifatnya organik terurai.
4.      Pengapuran dan pemupukan organik
Tanah kolam yang telah kering di berikan pengapuran untuk meningkatkan pH tanah guna menetralkan kondisi tanah dasar kolam dosis disesuaikan dengan kondisi derajad pH tanah, setelah dikapur kemudian diberikan pupuk organik dari kompos tumbuhan atau pupuk kandang, dengan tujuan untuk menambah unsur hara makro dan mikro agar plankton bisa tumbuh untuk memenuhi kebutuhan ikan.
5.      Pengisian air
Pengisian air kolam bisa berasal dari saluran atau sumber air dengan ketinggian ± 25 cm guna memacu pertumbuhan plankton, setelah plankton tumbuh air bisa ditambah sampai ± 50 cm.
6.      Padat tebar
Padat tebar kolam bandeng air tawar sistem polikultur 10.000 ekor / Ha, nila 2.500 ekor/ ha, tombro/ karper 2.500 ekor / ha patin 1.000 ekor/ ha.
7.      Penebaran dengan teknik aklimatisasi/penyesuaian suhu air tambak.
Waktu tebar benih dianjurkan pagi atau sore hari, ketika benih akan di tebarkan di kolam di aklimatisasi dahulu, caranya benih ikan dalam plastik yang berisi oksigen dimasukan dalam air kolam dan dibiarkan sampai beberapa menit sampai bungkus plastik mengembun. Setelah plastik buram kena embun kemudian di buka tali pengikat satu per satu.
F. Pemanenan ;
1. Panen sebagian cara panen dengan cara memilih ikan yang dikehendaki
2. Panen serempak cara panen keseluruhan ikan dalam kolam tersebut.

0 comments:

Post a Comment