Tuesday, October 11, 2011

CARA PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN BANDENG TANPA DURI

October 11, 2011 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Ikan Bandeng  (Latin: Chanos chanos atau  Inggris: Milkfish) merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki rasa yang spesifik, dan telah dikenal di Indonesia bahkan di luar negeri. Menurut penelitian Balai Pengembangan dan Penelitian Mutu Perikanan (1996),  kandungan omega-3 Bandeng sebesar 14.2% melebihi kandungan omega-3 pada ikan salmon (2.6%), ikan tuna (0.2%) dan ikan sardines/ mackerel (3.9%). Kandungan gizi Bandeng  secara  lebih lengkap  dapat  dilihat pada  komposisi kimia yang terdapat pada Bandeng.

Tabel 1.1 Komposisi Kimia Bandeng

Jenis
Jumlah
Fat
0.06%
Protein
20.38  %
Phosphorus
53 mg %
Manganese
19.19  mg %
Sodium
12.0 mg %
Calcium
4.89 mg %
Pottassium
0.38 mg %
Omega-3
14.2 %
Lioleic Acid
1.25 %
Eicosapentanoic  Acid (EPA)
3.39 %
Decosahexanoic  Acid (DHA)
9.48 %
Energy
820.60 cal

Sumber: Balai Pengembangan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan,  1996

Dengan   kandungan  protein   yang  tinggi  (20.38%),  Bandeng   merupakan salah satu  sumber  pangan yang sangat  bergizi. Adanya diversifikasi olahan  produk Bandeng  merupakan salah  satu  upaya  untuk  memenuhi selera  masyarakat  dalam mengkonsumsi ikan sebagai sumber protein, yang juga merangsang berkembangnya budidaya  Bandeng.  Akan tetapi,  kelemahan dari Bandeng  ini yaitu adanya  tulang dan  duri yang cukup  banyak  di dalam  tubuh  Bandeng  sehingga  berisiko tinggi bila dikonsumsi oleh manusia terutama anak-anak. Hal ini mengurangi minat masyarakat untuk  mengkonsumsi Bandeng.  Jumlah  duri yang  terdapat pada  Bandeng  adalah sebagai   berikut;   pada   bagian   punggung  ada   42  pasang   duri  bercabang  yang menempel di dalam daging dekat permukaan kulit luar, bagian tengah ada 12 pasang duri pendek,  pada rongga  perut ada 16 duri pendek  dan bagian perut dekat ekor ada
12 pasang  duri.
Gambar ikan bandeng di belah dengan jumlah durinya
 
Di daerah kabupaten Pati Jawa Tengah khususnya di Kecamatan Juwana usaha bandeng tanpa duri telah berkembang sangat banyak, untuk usaha bandeng dengan berbagai olahanya telah terkenal luas antara lain :
Bandeng presto, bandeng tanpa duri, otak-otak bandeng, krupuk bandeng, bandeng krispi, bakso bandeng dan lain sebagainya. Pengolahan Bandeng yang selama  ini telah  dilakukan  agar  aman  dikonsumsi  yaitu dengan mengolahnya menjadi Bandeng  Presto atau  terkenal  dengan Bandeng  Duri Lunak. Bandeng  Presto adalah   menghilangkan  duri  dengan  cara  memasak   Bandeng   pada   suhu   tinggi dalam  jangka  waktu  yang  lama.  Tetapi  terdapat  kelemahan dari  Bandeng  Presto

BANDENG TANPA DURI
ini, yaitu adanya  kemungkinan berkurangnya gizi makanan yang terkandung pada Bandeng akibat pengolahan yang dilakukan pada suhu tinggi, serta dapat  berpotensi menimbulkan rasa bosan jika mengkonsumsi Bandeng Presto ini dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, sebagai salah satu variasi makanan dengan menggunakan Bandeng  ini dan juga memperhatikan kendala  banyaknya  duri pada  Bandeng,  maka dikembangkan usaha penghilangan tulang/ duri Bandeng yang menghasilkan produk yang disebut Bandeng Tanpa Duri.
Bandeng  Tanpa  Duri merupakan produk  perikanan   setengah jadi  berupa Bandeng  mentah segar  yang  telah  dibuang  tulang  dan  durinya.  Bandeng  mentah segar ini diperoleh pengusaha Bandeng Tanpa Duri melalui pedagang Bandeng skala kecil maupun skala mikro yang mengumpulkan dari petani  tambak  Bandeng,  atau produsen ini langsung  membeli  dari petani  tambak.  Kelebihan dari Bandeng  Tanpa Duri ini yaitu tidak mengurangi atau  menghilangkan kandungan gizi yang terdapat pada  Bandeng  mentah, karena   pengolahannya hanya  menghilangkan  duri  yang ada pada  Bandeng,  bukan  memasaknya.  Bandeng  Tanpa Duri ini selanjutnya  dapat dimanfaatkan menjadi  berbagai   variasi makanan sesuai  dengan selera.  Beberapa produk  olahan  dari Bandeng  Tanpa Duri ini antara  lain Bandeng  Pepes,  Bandeng Asap,  Bandeng  Nugget,  Bandeng  Fillet dan  sebagainya.   Hasil produksi  Bandeng Tanpa Duri kemudian  dijual kepada  konsumen, dimana  konsumen ini setengahnya adalah  konsumen pengguna (end user) dan sisanya adalah  pedagang yang menjual kembali  produk  ini dalam  keadaan mentah (fresh frozen) atau  menjualnya  setelah diolah menjadi produk makanan olahan.
Bandeng  Tanpa Duri ini memang belum  dikenal  banyak  oleh  masyarakat, banyak  yang  mengira  Bandeng  Tanpa Duri ini sama  dengan Bandeng  Presto  yang memang  lebih  dulu  telah  dikenal  oleh  masyarakat,   sehingga   produksi  Bandeng Tanpa Duri ini masih sangat  kecil bila dibandingkan dengan Bandeng  Presto. Alasan sedikitnya produksi Bandeng Tanpa Duri ini yaitu proses produksi yang relatif sulit bagi pemula  (meskipun setelah  mahir, proses ini menjadi sederhana) serta membutuhkan ketekunan  serta  ketelitian  tinggi,  khususnya   pada saat mencabut duri  Bandeng tersebut.  Seseorang   yang   telah   mahir   membutuhkan  waktu   3-4   menit   untuk melakukan  pencabutan tulang  dan duri Bandeng. Tetapi bila belum mahir maka bisa mengerjakannya dalam waktu 15-20 menit untuk setiap ekor Bandeng.

Pengolahan Bandeng Tanpa Duri
Ikan Bandeng (Latin: Chanoschanos atau Inggris: Milkfish) merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki rasa yang spesifik, dan telah dikenal di Indonesia bahkan di luar negeri. Menurut penelitian Balai Pengembangan dan Penelitian Mutu Perikanan(1996), kandungan omega-3 bandeng sebesar 14.2% melebihi kandungan omega-3 pada ikan salmon (2.6%), ikan tuna (0.2%) dan ikan sardines/mackerel (3.9%). Dengan kandungan protein yang tinggi (20.38%), bandeng merupakan salah satu sumber pangan yang sangat bergizi.  Kelemahan dari bandeng yaitu banyaknya tulang dan duri di dalam tubuhnya sehingga berisiko tinggi bila dikonsumsi oleh anak-anak. Susunan duri yang terdapat pada bandeng kurang lebih sebagai berikut:
Pada bagian punggung ada 42 pasang duri bercabang yang menempel di dalam daging dekat permukaan kulit luar.
Bagian tengah ada 12 pasang duri pendek.
Pada rongga perut ada 15 pasang duri pendek.
Bagian perut dekat ekor ada 12 pasang duri.
Salah satu jenis olahan bandeng agar mudah dan aman dikonsumsi oleh segala usia adalah masakan bandeng tanpa duri. Pengolahan bandeng tanpa duri merupakan solusi alternatif dengan metoda yang sangat sederhana, dimana hanya membutuhkan sedikit keterampilan dalam mencabut duri. Ketelitian sangat diperlukan dalam melakukan pengolahan ini. Pengetahuan mengenai letak duri pada ikan dan jumlah duri yang terdapat pada setiap ruas daging ikan bandeng sangat diperlukan, juga pengetahuan mengenai rantai dingin karena selama pengolahan ini kesegaran ikan sangat diutamakan.
Berikut ini tahapan pengolahan bandeng tanpa duri/hanaduro sebagai berikut :
1. Pembelian Bahan Baku
Dalam melakukan pembelian bahan baku, terlebih dahulu harus mengetahui ciri-ciri ikan bandeng segar yaitu: mata bening, tekstur kenyal, sisik tidak terkelupas, insang berwarna merah dan tidak berbau tanah apabila kita mencium dari insangnya. Hindari membeli ikan yang kurang segar karena akan mempengaruhi kualitas produk akhir.
2. Pencucian
Dalam melakukan pencucian harus menggunakan air yang bersih dan dingin dengan menggunakan es supaya kualitas ikan tidak menurun akibat kenaikan suhu.
3. Pembuangan Sisik, Insang, dan Isi Perut
Hal ini dilakukan agar ikan bersih dari kotoran. Ikan yang telah dibersihkan secepatnya diberi es supaya kualitas tetap terjaga.

4. Penyortiran
Penyortiran dilakukan berdasarkan ukuran ikan sehingga seragam. Gunakan keranjang yang telah diberi es sebagai wadah ikan yang telah disortir.
5. Pembuangan Sirip Punggung dan Tulang Tengah
Setelah insang dan isi perut dibuang kemudian dilakukan perapihan bagian punggung dengan pisau. Perapihan bagian punggung dilakukan mulai dari ekor hingga kepala. Perapihan ini dilakukan untuk merapikan bentuk bandeng.
Pembuangan tulang tengah dimulai dari bagian kepala hingga ekor. Pada saat di bagian ekor, tulang tengah dipotong menggunakan pisau. Gunakan pisau yang tajam, talenan, dan sarung tangan yang bersih.
6. Pencucian
Ikan dicuci satu persatu dengan menggunakan air mengalir atau menyiram ikan dengan air (jangan lakukan perendaman dalam wadah karena kotoran air dapat menempel kembali pada ikan).
7. Pencabutan Duri
Bandeng yang telah dicuci ditiriskan terlebih dahulu selama 3 menit didalam keranjang agar airbtidak lengket di tubuh ikan. Pada tahap pencabutan, gunakan pinset yang bersih dan sarung tangan. Pencabutan duri dimulai dari bagian tengah. Hal ini untuk memastikan duri yang tidak lepas pada saat membuang tulang tengah. Pencabutan dilanjutkan pada sisi punggung ikan dengan membuat ruas tempat duri terletak. Perhatikan posisi duri dengan melihat gambar susunan duri/tulang bandeng yang telah dilampirkan. Lakukan pengecekan duri pada bandeng dengan cara menggeser pinset dari kepala hingga ekor pada ruas duri. Apabila masih terdapat duri maka akan terasa berbentur dengan ujung pinset. Bandeng yang telah dicabut durinya secepat mungkin diletakkan pada wadah yang berisi es.
8. Pencucian
Setelah bandeng dicabut durinya kemudian dicuci untuk membersihkan kotoran yang masih menempel pada ikan selama tahapan sebelumnya. Ikan dicuci satu persatu dengan menggunakan air mengalir yaitu dengan cara menyiramnya dengan air dalam wadah yang dapat menyebabkan kotoran air tidak menempel kembali pada ikan. Gunakanlah air yang bersih dan dingin dengan menggunakan es supaya kualitas ikan tidak menurun akibat kenaikan suhu. Bandeng yang telah dicuci tetap dalam keadaan dijaga. Bandeng yang telah dicuci diletakkan dalam wadah yang berisi es.
9. Pengemasan
Bandeng yang telah dicuci ditiriskan terlebih dahulu selama 5 menit di keranjang lalu dikemas satu persatu. Untuk jenis pengemasannya menggunakan plastik jenis PE (polyethylene) yang banyak dijual di toko plastik dan tidak membutuhkan plastik spesifik seperti bandeng presto. Sealer ikan yang telah dikemas dalam plastik dengan menggunakan mesin hand sealer. Bandeng yang telah beku siap untuk dipasarkan.

0 comments:

Post a Comment