Thursday, August 11, 2011

TRANSPLANTASI KARANG

August 11, 2011 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Transplantasi terumbu karang mempunyai pengertian sebagai salah satu teknik pelestarian (rehabilitasi) terumbu karang yang semakin terdegradasi dengan teknik pencangkokan. Tujuan Transplantasi pada dasarnya adalah untuk pelestarian ekosistem terumbu karang.
Terumbu karang yang ditransplantasi adalah dari jenis acropora dan non acropora yang sejak kini tampak mulai tumbuh subur.
Ia menjelaskan, terumbu karang jenis pocillopra dan sejumlah jenis karang bercabang (Seriatopora sp) yang juga ditransplantasi hasil stek terumbu karang itu terlihat telah menyatu dengan substrat berupa wadah dari semen yang dijadikan dudukan.
Namun sebagian besar hasil transplantasi itu terlihat mulai didekati sedimen, tambahnya.
Dalam pelaksanaan transplantasi pada Oktober 2012 penyelam dari UKM Diving Proklamator UBH bersama masyarakat dan pelajar telah menanami sekitar 4.000 buah subtrat-subtrat beton diatas rangka besi dan yang di benamkan ke dasar laut pada kedalaman lima meter.
Sebelum turun kelapangan, terlebih dahulu diadakan pengenalaan tentang terumbu karang dan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk pelestariannyaTransplantasi terumbu karang berperan dalam mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak. Atau untuk membangun daerah terumbu karang yang baru yang sebelumnya tidak ada.
Teknik dan prosedur pelaksanaan transplantasi terumbu karang mesti disesuaikan dengan tujuan transplantasi karang itu sendiri. Prosedur transplantasi berdasarkan masing-masing tujuan secara lebih spesifik adalah sebagai berikut:
1. Pemulihan Terumbu Karang yang Telah Rusak.
Pemasangan karang dalam transplantasi terumbu karang
Pemasangan karang dalam transplantasi terumbu karang
Transplantasi karang dengan tujuan pemulihan terumbu karang yang telah rusak dilakukan dengan memindahkan potongan karang hidup dari terumbu karang yang kondisinya masih baik ke lokasi terumbu karang telah rusak. Teknik dan prosedurnya sebagai berikut:
Lokasi pengambilan bibit di sekitar terumbu karang yang telah rusak (tidak boleh jauh dari lokasi penanaman) dengan kondisi terumbu karang yang masih baik.
Antara lokasi pengambilan bibit dengan lokasi terumbu karang yang telah rusak mempunyai kondisi lingkungan (kedalaman dan keadaan arus) yang mirip.
Pengambilan bibit dilakukan dengan memotong cabang karang induk di tempat, dan tidak melakukan pemotongan koloni karang induk yang letaknya saling berdekatan untuk menghindari kerusakan ekosistem secara menyolok.
transportasi bibit dari lokasi pengambilan bibit dengan lokasi transplantasi tidak lebih dari satu jam.
2. Pemanfaatan Terumbu Karang Secara Lestari (Perdagangan Karang Hias).
Transplantasi untuk tujuan perdagangan karang hias, dilakukan dengan memindahkan potongan jenis-jenis karang hias yang diperdagangkan ke substrat buatan yang diletakkan di sekitar habitat terumbu karang alami, yang nantinya akan menjadi induk karang hias yang akan diperdagangkan. Teknik dan prosedurnya sebagai berikut:
    Dilakukan oleh pengusaha karang hias yang telah mempunyai izin sebagai eksportir karang hias.
    Jenis-jenis karang hias yang dibiakkan adalah jenis-jenis karang hias yang diperdagangkan untuk pembuatan aquarium dan tidak diperdagangkan sebagai karang mati.
    Jumlah bibit karang hias yang akan ditanam sebagai induk karang hias sesuai dengan kuota yang telah memperoleh persetujuan dari MA.
    Pengusaha melaporkan kepada MA tentang waktu kapan penanaman dimulai, lokasi pembiakan, jumlah, dan jenis karang hias yang akan ditanam.
3. Perluasan Terumbu Karang
Transplantasi terumbu karang dengan tujuan perluasan terumbu karang merupakan suatu usaha untuk membuat habitat terumbu karang baru atau merubah habiat lain di luar habitat terumbu karang menjadi habitat terumbu karang.
Persyaratan teknik dan prosedur pengambilan bibit dan tempat pengambilan bibit sama dengan persyaratan pada transplantasi terumbu karang untuk tujuan pemulihan terumbu karang yang rusak.
4. Tujuan Pariwisata
Transplantasi karang untuk tujuan wisata dibedakan dari transplantasi karang untuk tujuan perluasan terumbu karang. Tujuannya adalah untuk membuat habitat terumbu karang yang tinggi keanekaragaman hayatinya. Atau membuat panorama yang indah didasar laut seperti halnya di ekosistem terumbu karang. Untuk itu bibit karang yang akan dipindahkan harus terdiri dari jenis-jenis karang yang beraneka ragam bentuk dan warnanya.
Substrat dasar buatan harus menggambarkan bentuk dasar yang menarik dan tahan terhadap arus dan air laut. Selain itu, juga harus dibuat peta lokasi trasplantasi karang menurut kelompok atau jenis karang dan kedalamannya. Peta ini sangat berguna bagi para wisatawan maupun kelompok pelestarian terumbu karang.
5. Membangun Kesadaran Masyarakat
Transplantasi karang dengan tujuan membangun kesadaran masyarakat dilakukan oleh masyarakat pesisir yang sudah menyadari dampak negatif akibat kerusakan terumbu karang. Kegiatan pelatihan teknik transplantasi karang, cara penentuan lokasi pembibitan, cara pengambilan bibit dari induknya, cara pengangkutan bibit, cara penempelan bibit pada substratnya, dan selanjutnya cara pemeliharaannya dilaksanakan secara konsisten kepada masyarakat pesisir. Dengan menjaga keutuhan hasil transplantasi terumbu karang, masyarakat nelayan akan dapat merasakan hasilnya.
6. Pengelolaan Perikanan
Transplantasi karang dengan tujuan meningkatkan produksi perikanan sering disebut “Fish Aggregation Device” (FAD), yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengubah suatu perairan yang sepi ikan menjadi perairan yang banyak ikan. Terumbu karang buatan dibangun di sekitar terumbu karang, sehingga nelayan tidak lagi menangkap ikan di terumbu karang, tetapi berpindah di terumbu karang buatan.
7. Penelitian
Transplantasi karang untuk tujuan penelitian, dibedakan dari persyaratan yang harus dilakukan oleh pelaksana keenam transplantasi diatas, transplantasi untuk tujuan penelitian ini diberbolehkan mengambil bibit di sekitar lokasi penelitian, dengan teknik pemotongan cabang di tempat, tanpa memindahkan induknya. Karena transplantasi untuk tujuan penelitian biasanya tidak memerlukan banyak specimen, dan dengan biaya dan waktu sangat terbatas.
Tujuan transplantasi terumbu karang yang mempunyai karakteristik masing-masing. Jika sahabat ingin ikut berpartisipasi dalam pelestarian (khususnya transplantasi terumbu karang) bisa dipertimbangkan tujuan pencapaian kegiatan yang diinginkan. Untuk metode dan tahapan transplantasi terumbu karang saya tulis di kesempatan lain. Tutupan karang di Kepulauan Seribu hanya sekitar 36,48 %, sedangkan upaya memulihkan atau merehabilitasikannya masih terkendala pada kurangnya dana dan tingkat keberhasilan yang relatif kurang baik.
Pada tahun 2003, Petugas Lapangan Taman Nasional Kepulauan Seribu, disamping melakukan Kegiatan Transplantasi Karang dengan Sistem Transplantasi di Beton berukuran 30X30 Cm, juga melakukan kegiatan sambilan, yaitu menempelkan bibit karang yang masih ada dengan semen yang masih tersisa, pada batu karang mati.
Selanjutnya 6 bulan berikutnya pada saat monitoring hasil transplantasi karang, tercermati bahwa sekitar 70 % transplantasi karang sistem beton hilang/mati/berlumut, sedangkan 90 % karang yang ditransplantasi di batu karang mati, HIDUP dengan baik.
Sejak itu, pada tahun 2004, Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu, mencermati secara mandiri dengan menggerakkan Petugas Lapangan yang sedang bertugas di Pulau untuk mencoba kembali sistem Transplantasi Karang yang menggunakan Batu Karang Mati
Hasil percermatan kegiatan mandiri pada tahun 2004 tersebut, maka Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu mulai melakukan kegiatan secara formal Transplantasi Karang dengan menggunakan Batu Karang Mati, dan menetapkan Sistemnya adalah Sistem ROCKPILE, serta merekomendasikan untuk dapat dilakukan di seluruh program Transplantasi Rehabilitasi di Indonesia atau Dunia.
Sistem Transplantasi Rehabilitasi Karang Rockpile dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
    Pilih batu karang mati yang panjang/lebar berukuran minimal 30 cm dan tinggi maksimal 50 % dari panjang/lebar terpendeknya, serta berporous/lubang kecil.
    Siapkan campuran kental/pekat semen, air dan garam secukupnya (1 kg semen dicampur 1 sendok makan garam).
    Pilih karang yang sehat (berwarna) berukuran minimal 5 cm atau sesuai lubang batu karang matinya.
    Penanaman dapat dilakukan di atas air atau di dalam air. Penanaman diatas air diupayakan ditempat teduh dan tidak lebih dari 10 menit.
    Peletakan batu karang mati yang ditanam karang, diupayakan pada batu karang mati/hidup yang ada dengan posisi dijepitkan.
    Pemeliharaan atau pembersihan dilakukan minimal setiap bulan sekali.

SISTEM TRANSPLANTASI REHABILITASI KARANG ROCKPILE telah dicanangkan untuk dapat diterapkan di Kepulauan Seribu dan direkomendasikan dapat diterapkan di seluruh lokasi Rehabilitasi.


 

0 comments:

Post a Comment