Ikan
gabus (Channa striata) merupakan salah satu ikan rawa yang belum banyak
dibudidayakan. Salah satu kendala dalam budidaya ikan gabus adalah ketersediaan
pakan yang dapat dimakan oleh ikan gabus. Keterbatasan organisme akuatik yang
berperan sebagai pakan alami bagi benih ikan gabus dapat menimbulkan persaingan
dalam mendapatkan makanan. Adanya sifat saling memangsa akibat kekurangan pakan
dapat berdampak pada penurunan persentase kelangsungan hidup benih ikan gabus.
Dengan demikian diperlukan suatu upaya untuk mengurangi ketergantungan ikan
gabus terhadap pakan alaminya sehingga persentase kelangsungan hidupnya dapat
dipertahankan.
Memberikan
tambahan makanan berupa pakan buatan pada budidaya ikan gabus merupakan salah
satu solusi untuk menyediakan alternatif makanan pada ikan gabus. Dengan
demikian penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi pakan buatan yang
dapat dimakan oleh benih ikan gabus, mengadaptasikan benih ikan gabus terhadap
pakan buatan serta untuk mengetahui pengaruh pakan buatan yang diberikan
terhadap pertumbuhan dan persentase kelangsungan hidup benih ikan gabus.
BAHAN
DAN METODE
Penelitian ini dimulai dari bulan Juli
2012
sampai dengan Oktober 2012, bertempat di Laboratorium Dasar Perikanan, Program
Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya. Tahapan
penelitian terdiri dari : pembuatan tepung keong mas, formulasi dan pembuatan
pakan, dan pemeliharaan benih ikan gabus.
Tepung
keong mas dibuat berdasarkan Margono et al. 1993. Pakan uji yang digunakan
dalam penelitian merupakan pakan yang berbahan baku tepung keong mas, tepung
kedelai, dedak halus, tepung tapioka, tepung kunyit, minyak kedelai, vitamin
mix dan mineral mix dengan kandungan protein pakan sekitar 30%.
Formulasi pakan uji yang digunakan dalam penelitian disajikan pada Tabel
1.
Ikan
yang digunakan adalah benih ikan gabus berukuran panjang 5 cm+1 cm. Ikan yang
akan digunakan dalam penelitian sebelumnya dibiasakan terhadap pakan yang
dibuat. Proses pengenalan ikan terhadap pakan buatan dilakukan sampai ikan uji
mau memakan pakan yang diberikan. Selama masa adaptasi pakan, ikan uji
dipelihara dalam akuarium berukuran 50 cm x 35 cm x 25 cm dengan densitas tiap
akuarium 2 ekor per liter.Ikan uji dipelihara selama satu bulan. Selama ikan
dipelihara, dilakukan penyiponan dan ganti air sebanyak 20 % setiap harinya.
Pakan
yang diberikan per hari selama masa pemeliharaan adalah 3% dari bobot tubuh ikan.
Pakan diberikan empat kali sehari setiap delapan jam sekali.
Rancangan
penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan
berupa perbedaan formulasi pakan berbahan baku tepung bekicot. Masing-masing
perlakuan akan diulang sebanyak tiga kali. Parameter yang diamati adalah
pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan gabus.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dari 1 kg daging keong mas segar (tanpa cangkang)
diperoleh tepung keong mas sebanyak 375 g. Dari penelitian ini diketahui bahwa
ketiga perlakuan formula pakan memiliki karakteristik warnadan aroma berbeda.
Perbedaan karakteristik warna dan aroma pakan perlakuan disajikan pada Tabel
2.
Selama
penelitian dilakukan pengukuran panjang dan berat benih ikan gabus. Adapun data
rerata laju pertumbuhan panjang dan bobot harian benih ikan gabus pada
penelitian ini disajikan pada Tabel 3. Selain pertumbuhan, pada penelitian ini
juga dilakukan pengukuran terhadap persentase kelangsungan hidup ikan. Data
rerata persentase kelangsungan hidup benih ikan gabus tersaji pada Tabel 4.
Dari
hasil pengamatan diketahui bahwa antar perlakuan menghasilkan respon yang
berbeda-beda baik untuk laju pertumbuhan panjang maupun laju pertumbuhan bobot
harian. Perlakuan B (40% tepung keong mas) menghasilkan laju pertumbuhan
panjang harian terbesar, tetapi tidak diiringi dengan laju pertumbuhan bobot
harian. Laju pertumbuhan bobot harian tertinggi ditunjukkan oleh ikan uji pada
perlakuan A (45% tepung keong mas).
Perlakuan
C menghasilkan laju pertumbuhan panjang dan bobot harian terendah. tetapi
apabila dilihat dari nilai yang dihasilkan, ikan uji pada perlakuan C memiliki
laju pertumbuhan bobot lebih
160
Sasanti & Yulisman: Respon benih
ikan gabus terhadappakan dari tepung keong mas
cepat
dibandingkan panjangnya. Dengan demikian benih ikan gabus pada perlakuan C
memiliki penambahan bobot lebih baik dibandingkan dua perlakuan lainnya.
Berdasarkan analisa sidik ragam diketahui bahwa
perlakuan penggunaan tepung keong mas dalam pakan buatan tidak berpengaruh
nyata terhadap laju pertumbuhan panjang dan bobot harian serta persentase
kelangsungan hidup benih ikan gabus.
Tabel
1. Formulasi pakan uji yang digunakan dalam penelitian (%).
A
B C
1
Tepung Keong mas 35 40 45
2
Tepung Kedelai 30 30 30
3
Dedak halus 10 10 10
4
Tepung Tapioka 15 10 5
5
Tepung Kunyit 5 5 5
6
Minyak Kedelai 3 3 3
7
Vitamin Mix 1 1 1
8
Mineral Mix 1 1 1
Total 100 100 100
Tabel
2. Perbedaan karakteristik warna
dan aroma antar pelet perlaku
an
Jenis
Pelet Warna Aroma
Perlakuan
A Warna
cokelat cerah Kurang tercium bau anyir
Perlakuan
B Warna
cokelat Ada
bau anyir
Perlakuan
C Lebih
pekat warna cokelatnya Bau anyir lebih kuat
Tabel
3. Laju pertumbuhan panjang harian dan laju pertumbuhan bobot harian benih ikan
gabus
Laju
pertumbuhan harian
Panjang (%) Bobot
(%)
A 0.59 3.77
B 0.61 3.69
C 0.27 3.59
Perlakuan
PEMBAHASAN
Adanya
perbedaan karakteristik warna dan bau pada pelet dikarenakan adanya perbedaan
jumlah tepung keong mas yang digunakan. Semakin besar presentase tepung keong
mas dalam pakan akan menghasilkan warna yang lebih pekat dan aroma anyir yang
lebih kuat. Dengan demikian pelet perlakuan C (45 % tepung keong mas dalam
pelet) berwarna lebih pekat dan memiliki bau yang lebih tajam.
Rukmini
(2012) menyatakan ada beberapa kriteria bahan baku pembuat pakan ikan. Kriteria
tersebut adalah sebagai berikut : (1) memiliki nilai gizi tinggi; (2) mudah
mendapatkannya; (3) mudah
Tabel
4. Rerata persentase kelangsungan hidup benih ikan gabus
Perlakuan Kelangsungan
hidup (%)
A 25
B 28,33
C 48,33
pengolahannya;
(4) tidak mengandung racun; (5) bukan merupakan bahan pangan bagi manusia; (6)
memiliki harga relatif murah. Berdasarkan kriteria tersebut, tepung keong mas
dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuat pakan ikan karena
tersedia banyak di alam, bahkan bagi sebagian masyarakat keong mas dianggap
sebagai hama, bukan merupakan bahan pangan utama bagi manusia serta memiliki
nilai gizi tinggi. Menurut Muflikhah et al. 2008 daging keong mas kering
mengandung protein sekitar 54% .
Rendahnya
pertumbuhan yang dihasilkan dalam penelitian ini diduga karena kandungan
nutrisi yang terdapat dalam pelet atau pakan ikan yang diberikan belum dapat
mencukupi kebutuhan energi
Jurnal Lahan Suboptimal, 1(2) Oktober 2012 161
ikan untuk tumbuh. Menurut Setiawati (2004)
keseimbangan komponen asam amino dan protein dalam pakan merupakan faktor utama
dalam mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan ikan. Diduga komponen asam amino
dan protein dalam pakan yang digunakan pada penelitian ini belum sesuai dengan
komponen asam amino dan protein pada tubuh ikan gabus sehingga menghasilkan
rerata pertumbuhan panjang dan berat yang sedikit. Paiko et al. 2010 menyatakan
bahwa komponen protein dalam pakan beserta rasio energi pakan juga berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan gabus.
Selain
itu, ikan gabus merupakan ikan karnivor. Pakan buatan untuk ikan-ikan karnivor
biasanya mengandung protein tinggi karena makanan utama ikan-ikan karnivor
adalah organisme hidup seperti udang, serangga air dan ikan. Dengan demikian
dalam pembuatan pakan untuk ikan karnivor, bahan baku hewani menempati proporsi
yang lebih besar (Kordi, 2009). Diduga pakan yang digunakan pada penelitian ini
masih membutuhkan bahan baku hewani lainnya selain tepung keong mas. Dengan
demikian melalui penelitian ini dapat diketahui, meskipun kandungan protein
pada daging keong mas kering sebesar 54% (Muflikhah et al. 2008) tetapi tepung
keong mas masih tetap belum dapat sepenuhnya mengganti peran tepung ikan dalam
bahan baku pembuat pakan ikan.
Masih
rendahnya rerata persentase kelangsungan hidup benih ikan gabus pada penelitian
diduga karena ikan gabus belum sepenuhnya mau memakan pakan buatan yang
diberikan. Hal ini terlihat dari rendahnya respon ikan gabus dalam memakan
pelet yang diberikan pada saat pemberian pakan. Apabila pakan yang dikonsumsi
oleh benih ikan gabus sedikit jumlahnya maka energi yang dihasilkan tidak
optimal baik untuk pertumbuhan maupun untuk pemeliharaan. Sehingga persentase
mortalitas benih ikan gabus pada penelitian ini masih cukup tinggi.
Pada
penelitian Sarowar et al. 2010, benih ikan gabus yang diberi pakan hidup berupa
cacing Tubifex sp. memiliki nilai kelangsungan hidup lebih baik dibandingkan
benih ikan gabus yang diberi pakan buatan dan pakan ikan rucah. Dengan demikian
diduga ikan gabus pada fase benih dalam pola pemberian pakannya masih
membutuhkan pakan alami hewani untuk menunjang pertumbuhan dan kelangsungan
hidupnya.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
ini adalah tepung keong mas dapat dijadikan salah satu bahan baku pembuat pakan
ikan.Benih ikan gabus dapat beradaptasi dengan pakan buatan yang
diberikan. Pakan buatan yang diberikan
belum menghasilkan nilai pertumbuhan dan persentase kelangsungan hidup benih
ikan gabus yang optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Kordi
MGHK. 2009. Budidaya Perairan Buku Kedua. PT Citra Aditya Bakti. Bandung.
Margono
T, Detty S, Sri H. 1993. Panduan Teknologi Pangan. Pusat Infromasi Wanita dalam
Pembangunan. PDII – LIPI. Jakarta.
162
Sasanti & Yulisman: Respon benih
ikan gabus terhadappakan dari tepung keong mas
Perairan Umum. BRPPU Sumatera Sarowar MN, Jewel MZH, Sayeed MA,
Selatan.
Mollah FA. 2010. Impacts of different Paiko M, Hashim R, Shu-Chien AC. 2010.
diets on growth and survival OF Influence of dietary lipid/protein ratio Channa
striatus. Int. J. BioRes. 1(3): on survival, growth, body indices and
08-12
digestive
lipase activity in Snakehead Setiawati
M. 2004. Kebutuhan Nutrien
Muflikhah
N, Safran M, Komang NS. 2008. Gabus. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Pusat
Riset Perikanan Tangkap. Balai Riset Perikanan (Channa striatus, Bloch 1793)
fry reared in re circulating water system. J. Aquaculture Nutrition
16(5):466-474.
Rukmini.
2012. Teknologi Budidaya Biota Air. CV. Karya Putra Darwati. Bandung.
Pakan
Peningkat Daya Tahan Tubuh Ikan Dalam Akuakultur. Makalah Falsafah Sains (pps
702) Program Pasca Sarjana (S3) Institut Pertanian Bogor.
0 comments:
Post a Comment