Ikan
botia merupakan ikan asal Sumatera dan Kalimantan. Ikan ini diketahui pertama
kali di eksport ke luar negeri pada tahun 1935 (Grund, 1988). Sampai saat ini,
mereka termasuk ikan favorit dan memiliki banyak penggemar di luar negeri.
Di
habitat aselinya, Botia hidup pada air mengalir di sungai-sungai. Oleh karena
itu, untuk pemeliharaan dalam akuarium sering disarankan agar dilengkapi dengan
arus buatan. Botia toleran terhadap selang parameter air yang luas. Sedangkan
di habitatnya mereka hidup pada selang pH 6 - 7.5, kesadahan: 8 - 12 dH, dan
suhu 24 - 26 °C.
Botia
merupakan ikan dari famili Cobtidae. Jenis ikan botia tersebar di perairan
utamanya daerah tropis. Diantara jenis ikan botia yang laku sebagai ikan hias
adalah ikan Botia Badut, Botia Macan, Botia Morleti, Botia India dan Botia
Myanmar. Sejak tahun 2004 ikan botia telah ditangkarkan di Loka Riset Budidaya
Ikan Hias Air Tawar (LRBIHAT) di Depok.
Sedangkan
daerah yang sedang melakukan uji coba pengembangan budidaya ikan ini antara
lain adalah Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias di Jambi,
Pontianak dan Banyuasin. Bahkan untuk saat ini hasil pendederan di Kalimantan
memiliki hasil yang lebih besar, hal ini dimungkinkan masih baiknya kondisi
lingkungan sehingga mempengaruhi pembudidayaan ikan botia.Botia termasuk ikan
yang berumur panjang, diduga bisa puluhan tahun. Dilaporkan botia bisa hidup
dalam akuarium selama 20 tahun. Panjang bisa mencapai 30 - 40 cm. Tetapi dalam
lingkungan akuarium jarang yang mencapai panjang potensialnya tersebut.
Pembudidayaan
ikan botia yang dimaksud adalah proses dari pencarian induk, kawin suntik,
penetasan telur, hingga pendederan. Pembudidayaan ikan botia biasanya dilakukan
dengan cara kawin suntik. Tingkat keberhasilan pendederan ikan botia yang padat
dalam satu akuarium /kolam sangat dipengaruhi oleh aerator. Ikan botia hingga
saat ini cukup rentan pakan pellet. Resiko kematian akibat pemberian pellet
mencapai 40 – 80%. Untuk itu, pakan utamanya adalah pakan alami berupa cacing
dan udang, hal ini karena botia bersifat karnivora.
Ikan
Botia yang berasal dari Indonesia adalah Botia Badut dan Botia Macan. Namun
ikan Botia yang paling terkenal di kalangan hobiis, sangat laku di pasar ekspor
dan nilainya terus meningkat dari tahun ke tahun adalah Botia Badut dengan nama
spesies Chromobotia macrachantus. Nama daerah ikan botia adalah bajubung
sedangkan nama dagangnya Clown Loach. Ikan ini berasal dari sungai-sungai di
Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan.
Bentuk
ikan botia agak bulat memanjang dan agak pipih kesamping, badan tidak bersisik
dengan mulut agak ke bawah (seperti torpedo) dengan empat pasang sungut
diatasnya. Ikan botia berwarna kuning cerah dengan 3 garis lebar berwarna hitam
(Satyani et al., 2007). Habitat hidupnya di perairan jernih dengan bebatuan
dasar, sehingga ikan ini termasuk ikan dasar. Selain itu ikan ini juga
merupakan nokturnal yaitu aktif mencari makan pada malam hari. Botia akan
sangat bergembira apabila dipelihara secara berkelompok 5-6 ekor atau lebih.
Mereka akan berenang bergerombol berkeliling akuarium dan saling bercengkerama
diantara mereka, saling meggesekan badan dengan sirip menegak, sehingga dapat
menyajikan tontonan sangat menarik bagi pemeliharanya. Perilaku lain yang
menarik adalah tiduran tergelatak pada satu sisi tubuhnya. Hal ini sering
menimbulkan salah pengertian bagi pemeliharanya karena disangka ikan tersebut
sakit atau mati. Perilaku tersebut merupakan perilaku normal ikan Botia. Agar
Botia betah, sediakan tempat persembunyian yang banyak dalam akuarium. Tempat
persembunyian ini dapat berupa tanaman, atau dekorasi lain yang memadai tapi
jangan lupa pula menyediakan ruang berenang yang cukup. Sediakan pula substrat
yang "lembut" karena sebagai ikan bawah mereka akan kerap
mencari-cari makanan pada substrat dengan mulutnya.
Botia
dapat menerima berbagai jenis pakan. Meskipun demikian perlu diingat bahwa
mereka sebenarnya adalah karnivora, sehingga perlu diberi pakan dengan diet
protein tinggi. Mereka dapat menerima hampir semua jenis pakan hidup atau beku,
seperti artemia, bloodworm, daging udang, daging ikan, beefheart, bahakn kacang
polong rebus. Botia akan senang apabila diberi makan dalam jumlah sedikit
tetapi sering (beberapa kali sehariĆ . Botia dewasa secara umum akan lebih
pemilih dalam hal pakan dibandingkan dengan ikan muda.
Berikut
klasifikasi ikan botia lengkapnya :
*
Kingdom : Animalia
*
Fillum : Chordate
*
Kelas : Osteichthyes
*
Subkelas : Actinopterygii
*
Ordo : Teleostei
*
Subordo : Cyprinoidea
*
Famili : Cobitidae
*
Genus : Botia
*
Spesies : Botia macaracanthus,Botia hymenphysa, Botia reversaSebagai ikan tidak
bersisik Botia diketahui rentan terhadap penyakit ick dan boleh dikatakan
hampir tidak memiliki perlindungan terhadap bahan-bahan beracun dalam akuarium.
Oleh karena itu hindarkan segala jenis kondisi lingkungan yang dapat memicu
berjangkitanya ick atau keracunan.
Botia
memiliki duri dibagian bawah matanya. Hati-hatilah dengan duri tersebut,
terutama saat pemindahan atau pada waktu dijaring. Macracantha sendiri (nama
latin dari ikan ini) berarti ikan yang memiliki duri "besar".
Jenis Kelamin:
Betina
pada umumnya memiliki tubuh lebih ramping dibandingkan dengan jantan. Sedangkan
jantan ditandai dengan sirip ekor lebih panjang dibandingkan dengan betina.
Breeding:
Pemijahan
dilaporkan berhasil dilakukan dalam akuarium, akan tetapi dengan tingkat
kesulitan yang tinggi. Beberapa analisis menyebutkan bahwa sering kali yang
menjadi penghambat adalah faktor umur. Banyak yang menyangka ikan ini termasuk
ikan berukuran kecil sehingga sering mencoba dipijahkan pada usia yang
sebenarnya belum dewasa.
Ikan
dengan panjang 15-20 cm dalam akuarium boleh dikatakan sudah matang untuk
dipijahkan. Beberapa hobiis melaporkan bahwa botia betina mengandung terlur
setelah mencapai panjang tersebut.
Botia
termasuk dalam golongan egg layer. Di alam mereka memijah di musim hujan.
Sehingga direkomendasikan dalam memijahkan mereka dibuat simulasi musim hujan
ini, yaitu: pH diturunkan dan air diganti sebanyak 15%, setiap 20 menit.
Pemilihan
Indukan Ikan Botia
Di
alam ikan ini dapat mencapai ukuran 30 – 40 cm sedangkan di akuarium dapat
mencapai panjang maksimal 11 – 14 cm. ikan botia betina dapat mencapai berat 80
gram setelah dewasa. Sementara jantannya dapat mencapai 40 gram. Umur ikan
botia termasuk panjang. Usianya dapat mencapai umur 20 tahun.
Indukan
yang di pilih berumur 8-10 bulan
Karakteristik
Perairan Ikan Botia
Karakteristik
perairannya sesuai dengan habitat ikan botia yang menyukai perairan tenang,
gelap dan suka bersembunyi tapi ia tidak menyukai adanya lumpur. Ikan botia
yang suka hidup berkelompok
Pemijahan
Buatan Ikan Botia
Rangsangan
Pemijahan
Dilakukan
dengan cara stimulasi yaitu dengan menyuntikan hormon gonadotropin. Biasanya
hormaon yang sering digunakan untuk merangsang pemijahan adalah “Ovaprim”.
Ovaprim
merupakan hormaon GNRH dan domperidon. Dosis yang digunakan dalam penyuntikan
yaitu 1 ml/kg berat induk. Penyuntikan biasanya dilakukan dua kali.
Penyuntikan
pertama dilakukan bertujuan untuk pematangan sel telur dengan dosis 0,4 ml/kg.
Setelah
6 jam dilakukan penyuntikan kedua
Sedangkan
penyuntikan kedua bertujuan untuk proses pemijahan dengan dosis 0,6 ml/kg.
Stripping
/ Pengeluaran Telur Ikan Botia
Stripping adalah proses pengeluaran telur dan dan sperma dari induk
betina maupun jantan dengan cara mengurut bagian genetal induk.
Sebelum
induk dilakukan stripping dilakukan pembiusan dengan menggunakan MS22 (phenoxy
ethanol) dengan dosis 0,3 ml/L air.
Setelah
dilakukan stripping, telur dan sperma dimasukan pada wadah terpisah. Biasanya
sperma diencerkan dengan larutan fisiologis (perbandingan 1:3).
Pembuahan
Ikan Botia
Pembuahan
ika botia dilakukan secaran buatan yaitu dengan mencampur telur dan sperma.
Setelah telur dan sperma tercampur, ditambahkan air untuk mengaktifkan sperma
dan diaduk perlahan dengan bulu ayam. Selanjutya telur diletakan pada corong
penetasan selama 15-26 jam pada suhu 26-27C.
Pemanenan
Larva Ikan Botia
Pemanenan
larva dilakukan setelah telur menetas atau setelah 15-26 inkubasi. Larva yang
baru menetas tidak langsung dipindahkan ke dalam akuarium sebab larva botia
sangat sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Setelah
4 hari didalam corong penetasan dan larva sudah dapat makan artemia, larva
botia baru bisa dipindahkan ke dalam bak pemeliharaan larva atau akuarium.
Pemeliharaan
Larva Ikan Botia
Pemeliharaa
larva ikan botia dilakukan pada akuarium dengan padat tebar 5 ekor/liter. Pada
larva berumur 4 hari, larva diberi makan dengan aetrmia sampai latva berumur 13
hari. Setelah itu larva diberi makan
cacing darah sampai panen.
Ikan
botia asli Indonesia berwarna kuning dengan garis sebanyak tiga buah dengan
warna hitam serta memiliki sirip dan ekor berwarna oranye. Ikan botia yang
banyak disukai berasal dari Kalimantan karena memiliki warna yang cerah
dibandingkan botia dari Sumatera. Perairan Sumatera yang agak tercemar menjadi
salah satu indikasi buramnya warna ikan botia. Untuk meningkatkan kualitas
warna dapat dilakukan dengan upaya pemberian suplemen makanan. Warna ikan botia
lama kelamaan akan memudar seiring bertambahnya usia. Warna ikan ini akan
memudar saat ukurannya kurang lebih 11,5 inchi. Oleh sebab itu, penjualan ikan
botia biasanya dilakukan saat berukuran 1 – 2 inchi yang ketika warnanya mulai
terlihat cerah.
Ikan
botia yang banyak diperdagangkan adalah berukuran 0,5 – 2 inchi, sedangkan
untuk ekspor biasanya berukuran 2 – 4 inchi. Untuk ikan botia berukuran > 15
cm tidak boleh diekspor karena diperlukan untuk menjadi indukan. Adapun syarat
mutu ikan botia untuk diperdagangkan adalah memiliki nilai organoleptik minimal
7, dengan penilaian organoleptik sesuai SNI 2346:2011. Sedangkan media air
sesuai standar mutu yang dibutuhkan oleh ikan botia memiliki suhu 24 – 30 ‘C,
pH 6,5 – 7, oksigen terlarut > 3 ppm, Amonia maksimal 1 ppm, Nitrit maksimal
0,2 ppm dan Nitrat maksimal 50 ppm (Rancangan Standar Nasional Indonesia, BSN).
Usaha
ikan botia saat ini lebih banyak pada level pengumpul , pedagang eceran hingga
eksportir. Hal ini karena pemenuhan permintaan ikan Botia didominasi dari alam,
sehingga kontinyuitas ketersediaannya tidak dapat diprediksi dengan tepat.
Harga jual ikan botia masih sangat dipengaruhi oleh musim. Saat musim botia di
alam melimpah, biasanya terjadi pada musim hujan yaitu sekitar bulan Oktober
hingga Januari, harga ikan botia hanya Rp. 2.000 – Rp. 6.000 per ekor,
sedangkan pada saat ikan jarang ditemukan, harga ikan botia dapat mencapai Rp.
15.000 per ekor.
Hingga
saat ini belum ada asosiasi yang khusus menangani ikan botia. Sedangkan peran
pemerintah untuk ikan botia yang sedang diusahakan saat ini adalah Pembudidayaan
Ikan Botia di instansi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dikarenakan
ketersediaan ikan botia di alam sangat terbatas sehingga tidak dapat mencukupi
permintaan pasar. Berdasarkan undang-undang prrdagangan satwa dan tumbuhan yang
dilindungi, ikan botia termasuk dalam komoditas CITES 2 atau sumberdaya yang
jika tidak dilindungi kelestariannya akan mengakibatkan kepunahan dalam jangka
waktu tertentu. Oleh karena itu, untuk menjaga kelestarian ikan hias di
Indonesia terutama ikan Botia, mari kita jaga keberadaannya dengan cara
pembudidayaan yang bertanggung jawab. (NDK108
0 comments:
Post a Comment