Nuget
adalah makanan yang berprotein tinggi yang biasanya terbuat dari daging yang
mengandung protein hewani ataupun dari biji-bijian yang mengandung protein
nabati. Nuget merupakan makanan yang lezat dengan bahan campuran tepung tapioka
dan telur, serta bahan rempah-rempah serta garam sebagai penyedap ( Rehman,
2007).
Ikan
merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat,
mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat mengalami proses
pembusukan. Oleh sebab itu pengolahan ikan perlu diketahui oleh masyarakat.
Untuk mendaptakan hasil olahan yang bermutu tinggi diperlukan perlakuan yang
baik selama proses pengolahan, seperti : menjaga kebersihan bahan dan alat yang
digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang bersih. Manfaat
mengkonsumsi ikan sudah banyak diketahui orang karena ikan merupakan makanan
utama dalam lauk sehari-hari yang memberikan efek awet muda dan harapan untuk
hidup lebih tinggi dari negara yang lain.
Pengolahan
ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang mengkonsumsi ikan lebih
banyak. Nugget ikan adalah jenis makanan yang terbuat dari ikan yang diberi
bumbu dan diolah secara modern. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk
persegi, bau yang khas, awet dan mengandung protein yang tinggi. Ali Khomsan
(2004) menyatakan bahwa keunggulan ikan laut terutama bisa dilihat dari
komposisi asam lemak Omega-3 yang bermanfaat untuk pencegahan penyakit jantung.
Ada beberapa fungsi asal Omega-3. Pertama dapat menurunkan kadar kolestrol
darah yang berakibat terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Kedua, manfaat lain
dari lemak Omega-3 adalah berperan dalam proses tumbuh kembang otak.
Lemak
ikan mempunyai keunggulan khusus dibandingkan lemak hewani lainnya. Keunggulan
khusus tersebut terutama dilihat dari konsumsi asam lemaknya. Ikan diketahui
banyak mengandung asam lemak takjenuh dan beberapa diantaranya esensial bagi
tubuh. Asam lemak Omega-3, semua jenis ikan laut, tetapi kandungan asam
lemaknya bervariasi antara satu jenis ikan dengan jenis ikan lainnya. Namun
dalam pembuatan nugget dari ikan haruslah pas baik konsentrasi ikan, tepung dan
bumbu serta cara pembuatannya agar tidak salah dalam produk akhirnya.
B. Tujuan
Untuk
mengetahui pengaruh pembuatan nugget ikan nila dengan perlakuan jumlah bahan
dan lama
A. Tempat dan Waktu
Proses
pengolahan nugget ikan nila ini dilaksanakan pada hari Rabu 29 Maret 2012, di
rumah salah satu praktikan yang beralamat di Jalan komplek griya cipta utama,
indralaya.
B. Bahan dan Alat
Alat yang di gunakan pada praktikum
kali ini adalah sebagai berikut : 1) baskom, 2) kompor, 3) kuwali, 4) nampan 5)
pengukusan.
Bahan yang di gunakan pada
praktikum ini adalah sebagai berikut : 1) garam, 2) margarin, 3) minyak goreng,
4) lada, 5) tapioka, 6) tepung roti, 7) telur.
C. Metode
Metode
penelitian yang diguna- kan yaitu rancangan acak lengkap. Karena hanya melihat
pengaruh dari penambahan konsentrasi tepung dan galat yang dihasilkan. Yaitu
terdiri dari 2 perlakuan dengan persentase penggunaan ikan nila 80%,dan 90%.
Percobaan ini di ulang sebanyak 2 kali dari masing-masing perlakuan yaitu
dengan lama perlakuan 20 menit dan 30 menit.
D.
Cara Kerja
Langkah-langkah
pemrosesan utama yang terlibat dalam pembuatan nugget tahu yaitu meliputi:
1. Pengupasan bawang
2. Penggilingan bawang dan lada serta
penghalusan daging ikan nila.
3. Penimbangan Bahan ( penimbangan tapioka
dan ikan nila sesuai dengan perlakuan)
4. Pencampuran bahan ( seluruh bahan yaitu
telur, tapioka, ikan nila, dan bumbu giling)
5. Pengadonan bahan hingga merata
6. Cetakan di olesi margarin dan adonan di
masukkan
7. Adonan di kukus selama 30 menit dan 20
menit
8. Adonan yang telah di kukus di potong
memanjang (setelah di dinginkan)
9. Potongan nuget di lumuri telur
10. Potongan nuget di gulingkan pada tepung roti
11. Nuget di goreng hingga kecoklatan dan di
tiriskan
E. Parameter
Parameter
yang diamati adalah tekstur nugget.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pembuatan
nugget ikan nila menggunakan tepung tapioka sebagai bahan utama yang berfungsi
sebagai bahan pengikat pada nuget, ia berperan mengikat partikel dari ikan nila
dengan menggunakan air bebas yang terkandung di dalamnya. Fungsi pati di sini
jelas sekali berfungsi sebagai perekat pada nugget yang di bantu dengan
tambahan telur.
Ciri
khas produk nugget ini adalah memiliki tekstur yang elastis dan kenyal. Sifat elastis nugget ikan nila dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
jenis tahu, tingkat kesegaran tahu, pH dan kadar air tahu, pencucian, umur
tahu, suhu dan waktu pemanasan serta jenis dan konsentrasi zat tambahan
(Anonim, 2008).
Ikan
nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar Ikan nila disukai oleh berbagai
masyarakat karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah
(Bappenas, 2000).
Garam
yang digunakan dalam proses pembuatan nugget adalah garam dapur (NaCl). Garam
berfungsi sebagai pemberi rasa gurih dan memantapkan rasa nugget . Hal ini
sesuai dengan Anonim (2009), bahwa garam pada umumnya digunakan untuk
memantapkan rasa dalam pembuatan makanan termasuk dalam pembuatan nugget,
fungsi garam adalah memberi rasa gurih pada nugget .
Proses
terakhir dalam pembuatan nugget ikan nila ini adalah pembekuan. Pembekuan
nugget berfungsi untuk mempertahankan mutu nugget dan memperpanjang waktu
simpan nugget karena perubahan kimia produk selama pembekuan dapat ditekan
seminimum mungkin sehingga masa simpannya lebih lama. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Eddy (1989), bahwa perubahan kimiawi produk makanan selama pembekuan
dan penyimpanan dingin dapat dipertahankan sampai batas minimum, maka mutu
makanan beku dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang lama.
Konsentrasi
bahan 90 persen ikan nila pada nuget memberikan pengaruh yang berbeda dengan
perlakuan 80 persen bahan. Pada konsentrasi 90 persen bahan, nuget tahu
memiliki tekstur yang lebih lembut di bandingkan perlakuan 80 persen bahan. Hal
ini karena pengikat air pada perlakuan
ini tidak sebanding dengan jumlah bahan yang harus di ikat.
Lama pengukusan pada setiap
perlakuan yang di berikan pada pembuatan nuget ikan nila ini tidak terlihat
berpengaruh nyata. Semakin lama pengukusan yang di berikan pada nuget ternyata
tidak berefek pada sifat fisik nuget baik dari penampakan yaitu warna, maupun
tekstur. Tekstur pada nuget memiliki kekenyalan yang sama meskipun lama
pengukusan di bedakan, dengan catatan melebihi waktu kematangan minimal yang
harus di berikan pada pengukusan nugget ikan nila yaitu 20 menit.
Pengaruh yang nyata hanya pada
jumlah pemberian tepung tapioka pada setiap perlakuan nuget ikan nila. Semakin
banyak tepung tapioka yang di berikan maka nuget akan semakin bertekstur kenyal.
Hal ini karena kandunga kadar air pada ikan nila tergolong lumayan tinggi
sehingga memerlukan pengikat yang lebih banyak di bandingkan bahan yang
mengandung sedikit air.
Pengolahan
nugget juga menentukan hasil terbaik dari nugget. Proses yang perlu
diperhatikan dalam pengolahan diantaranya pencampuran bahan, lama pengukusan,
suhu saat pembekuan, dan lama penggorengan. Setelah dikukus selama waktu yang
ditentukan, sebelum digoreng nugget terlebih dahulu dimasukkan kedalam freezer
hingga suhu -4oC. kemudian setelah didiamkan beberapa saat disuhu ruang, nugget
dilumuri tepung roti dan digoreng.
Penurunan kadar protein selama penyimpanan beku pada nugget daging putih
dan merah diduga karena adanya denaturasi protein. Karena pada nugget
pengamatan tidak memakai anti denaturasi pada pembuatannya, sehingga saat
membekuan terjadi denaturasi protein.
Semakin
lama waktu penggorengan tentu akan berpengaruh pada penampakan nuget. Nuget
yang terlalu lama di goreng akan mengalami reaksi pencoklatan karena adanya reaksi
antara protein dan panas yang terjadi selama penggorengan, sehingga nuget akan
kehilangan kesan menarik.
Nugget
memiliki tingkat protein yang tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan protein pada
masyarakat. Protein pada nugget berasal dari bahan yang digunakan yaitu ikan.
Protein daging ikan dapat digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu protein
miofibril, sarkosplasma, dan jaringan ikat (protein stroma).
Hasil terbaik untuk tekstur juga
A2, karena teksturnya lebih lembut. Hal itu dikarenakan persentase tepung yang
hanya 10%. Konsentrasi tepung tapioka
sangat menentukan mutu nugget. Kebanyakan tepung tapioka dapat mengubah tekstur
nugget. Semakin banyak tepung, nugget menjadi semakin keras.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
pembuatan makalah ini adalah :
1. Protein daging ikan dapat digolongkan
menjadi 3 kelompok yaitu protein miofibril, sarkosplasma, dan jaringan ikat
(protein stroma).
2. Jumlah air yang dilepaskan dipengaruhi
oleh lama pembekuan, suhu pembekuan dan suhu pencairan.
3. Penurunan kadar protein selama
penyimpanan beku pada nugget daging putih dan merah diduga karena adanya
denaturasi protein.
4. Proses yang perlu diperhatikan dalam
pengolahan diantaranya pencampuran bahan, lama pengukusan, suhu saat pembekuan,
dan lama penggorengan.
5. Konsentrasi tepung tapioka sangat
menentukan mutu nugget.
0 comments:
Post a Comment