PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang luar biasa banyaknya. Luas laut Indonesia yaitu dua pertiga dari daratannya. Total luas laut Indonesia adalah 3,544 juta km2 (Perikanan dan kelautan dalam angka, 2010). Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang kedua didunia setelah Kanada dengan panjang 104 ribu km (Bakokorsunal, 2006). Selain garis pantai yang panjang, Indonesia memiliki jumlah pulau terbanyak yaitu 17.504 pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke (kemendagri, 2008) dimana di dalamnya banyak mengandung sumber-sumber alam yang sangat melimpah. Sangat disayangkan apabila sumber alam tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu sumber alam tersebut adalah hasil perikanan. Dimana sumber alam ini merupakan kebutuhan pokok manusia. Hal ini menyebabkan banyak permintaan dari masyarakat berupa produk-produk perikanan. Untuk Mencapai semua itu maka diperlukan alat yang efisien untuk mendapatkan hasil laut dengan jumlah yang maksimal dan aman.
Sumber daya perikanan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumber daya perikanan yang paling melimpah di Indonesia (Widodo, 2000). Sumberdaya ini adalah merupakan sumberdaya neritik, terutama penyebarannnya adalah di perairan yang paling utama yaitu perairan dekat pantai. Didaerah dimana terjadi proses penaikan massa air atau berubahnya air dari satu tempat rendah ke tempat yang tinggi yang disebut (Upwelling).
Purse seine adalah alat (gear) yang efektif digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan. Purse Seine disebut juga “Pukat Cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “Tali cincin” atau “Tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan. Kapal purse seine adalah kapal yang dioperasikan di perairan air tawar, payau atau laut untuk menangkap ikan, dan hewan air lainya (selain paus) yang dikonstruksi khusus serta dilengkapi dengan jaring kantong (purse seine) (Ardidja, 2007). Ukuran jaring, yaitu ukuran panjang dalam dan besar mata jaring yang diambil sebagai ukuran keseluruhan satu unit jaring. Hubungan antara panjang dan dalam berkisar antara 10:1 (Ardija, 2007). Kecepatan kapal, terdiri dari kecepatan normal (service speed) dan kecepatan percobaan (trial speed) (Ardidja, 2007). Prinsip menangkap ikan dengan purse seine ialah melingkari gerombolan ikan dengan jaring sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertikal, dengan demikian gerakan ikan kearah horizontal dapat dihalangi. Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah ikan lari ke bawah jaring.
2.1 Alat Tangkap Purse Seine
Purse seine adalah suatu alat penangkap ikan yang digolongkan dalam kelompok jaring lingkar (surrounding net) yang dilengkapi tali kerut dan cincin untuk menguncupkan jaring bagian bawah pada saat dioperasikan. Cincin mempunyai fungsi ganda sebagai tempat lewat tali cincin dan juga berfungsi sebagai pemberat. Purse seine sampai saat ini masih merupakan alat penangkap ikan pelagis kecil yang paling produktif. Peranan jaring terhadap ikan hasil tangkapan adalah sebagai sebagai pengurung ikan agar tidak lari dari sergapan jaring ketika dilingkarkan.
Alat tangkap purse seine (Pukat cincin) merupakan alat tangkap yang tergolong berukuran besar, sehingga membutuhkan ABK dan nelayan dengan jumlah yang banyak. Kemampuan mendeteksi gerombolan ikan secara tepat dan keterampilan untuk mengoperasikannya merupakan faktor penting untuk terhindar dari resiko kegagalan dalam setiap operasi penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine. Pengoperasian purse seine harus aktif mencari, mengejar, dan mengurung ikan pelagis yang bergerombol dan bergerak cepat dalam jumlah besar; dengan melalui alat pengumpul ikan (rumpon atau lampu).
Menurut Andrew (1960) purse seine atau pukat cincin adalah jenis alat tangkap yang “seine” yaitu alat tangkap yang aktif untuk menangkap ikan-ikan pelagis yang hidup umumnya membentuk kawanan atau bergerombol dalam suatu kelompok besar. Purse seine dapat digolongkan dalam jaring lingkar karena dalam pengoperasiannya jaring akan membentuk pagar dinding melingkar yang mengelilingi kawanan ikan yang akan ditangkap. Setelah jaring mengurung (mengelilingi) kawanan ikan, maka pada tahap akhir penyelesaian penangkapan bagian bawahnya tertutup seolah membentuk suatu kantong besar.
Di Jepang purse seine dapat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) One Boat Horse Sardine Purse Seine
2) Two Boat Sardine Purse Seine
3) One Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
4) Two Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
5) One Boat Skipjack and Tuna Purse Seine
6) Two Boat skipjack and Tuna Purse Seine
Dari keenam macam purse seine di atas no (2), (3), (5) merupakan purse seine yang banyak digunakan.
2.2Bagian Alat
Satu unit purse seine terdiri dari jaring, kapal, dan alat bantu (roller, lampu, echosounder, dsb). Bagian-bagian purse seine:
• Kantong (bag, bunt)
• Badan jaring
• Tepi jaring
• Pelampung (float)
• Tali pelampung (float line)
• Sayap (wing)
• Pemberat (sinker, lead)
• Tali penarik (purse line)
• Tali cincin (purs ring)
• Selvage
Bagian-bagian dari purse seine(Rahardjo,1978)
1. Netting; 2. Upper selvage; 3. Lawer salvage; 4. Float line 5. Singker line; 6.Breast rope; 7. Purse line; 8. Side purse line; 9. Lacing lines; 10. Bridles; 11. Side bridles; 12. Purs rings; 13. Side pursring; 14.Float; 15.Singker
2.1.1 Bahan
Untuk mendesain pukat cincin (purse seine), harus diketahui bahan dan ukuran pelampung, tali pelampung, tali ris atas, tali penggantung badan jaring atas, srampad atas, mata jaring, srampad bawah, tali penggantung (bila ada), tali ris bawah, tali pemberat, pemberat, tinggi jaring, cincin, tali kolor,dan lainnya. Penentuan tipe pukat cincin yang didasari pada ikan yang menjadi tujuan penangkapan, daerah penangkapan, metode penangkapan yang akan diterapkan dan kapal pukat cincin yang akan dipergunakan, sangat penting untuk keperluan mendesainnya.
Pukat cincin didesain supaya dapat dibuat menjadi alat tangkap ikan sehingga mampu menangkap ikan dalam jumlah besar yang membentuk kelompok/gerombolan (schooling). Untuk maksud ini maka pukat cincin harus dapat:
1. Melingkari secara horisontal, sehingga panjang jaring dan kecepatan melingkarnya harus dipertimbangkan secara baik,
2. Memagari secara vertikal dari permukaan laut hingga kedalaman tertentu, dimana ikan sulit keluar dari lingkaran jaring, sehingga lebar jaring dan kecepatan tenggelam tali pemberat harus cukup,
3. Mengurung dengan menutupi bagian bawah jaring melalui penarikan tali kolor (purse line). Jadi bagian bawah jaring harus berada lebih dalam dari pada kedalaman menyelam ikan.
Secara umum, material penyusun pukat cincin (purse seine) terdiri dari :
A. Kantong (bund)
Bagian kantong yang terletak dibagian jaring dengan material pembentuknya PACf 210 D/9. Yang dimaksudkan dengan kantong adalah bagian jaring yang pada waktu penarikan tali kolor dengan serentaknya membentuk suatu kantong, yang nantinya akan berfungsi sebagai tempat untuk mengurung/mengumpulkan ikan. Karena berfungsi sebagai penadah maka kantong memiliki ukuran mata jaring yang lebih kecil dibandingkan dengan mata jaring yang terletak pada kantong dan sayap sehingga diharapkan ikan-ikan yang telah terkumpul pada bagian kantong tidak dfapat meloloskan diri.
B. Badan (body)
Badan jaring terletak pada bagian kiri dan kanan dari pada kantong. Material pembentuknya adalah nylon PACf 210 D/6, yang berfungsi sebagai pengiring ikan kebagian jaring. Dengan demikian maka ikan-ikan akan dengan mudah terkumpul pada bagian kantong.
C. Sayap (wing)
Sayap terletak pada bagian kiri dan kanan badan jaring, dengan material pembentuknya nylon PACf 210 D/6. sayap jaring berfungsi sebagai alat untuk mengiring ikan kedalam areal tangkap dari alat ini. Konstruksi dari bagian-bagian jaring ini dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
D. Pelampung (float)
Sesuai dengan namanya sudah barang tentu pelampung ini berfungsi sebagai alat untuk mengapungkan sesuatu alat atau bagian-bagian alat tertentu adari suatu jenis alat sesuai dengan tujuannya. Ada beberapa fungsi dari pelampung pada pukat cincin yaitu :
1. Sebagai pengapung untuk memberikan adanya daya apung pada alat secara keseluruhan yang dioperasikan dipermukaan air.
2. Sebagai material pengapung untuk mempertahankan jaring pukat cincin agar selalu berada di permukaan air.
3. Sebagai tanda atau batas mengurung ikan pada saat operasi penangkapan, sehingga ikan tidak lolos melewati permukaan air.
Pelampung yang digunakan pada bagian sayap dan badan jaring adalah pelampung dengan tipe Y-30 dan tipe Y-8, sedangkan pelampung yang digunakan pada bagian kantong adalah pelampung dengan tipe Y-60 karena pada bagian kantong memiliki beban yang sangat besar, yang diakibatkan oleh adanya hasil tangkapan sehingga perlu adanya gaya apung yang sangat besar pula.
E. Tali Temali
Beberapa tali temali pada alat tangkap pukat cincin sesuai dengan fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Tali pelampung berfungsi sebagai tempat pelampung dan digunakan untuk dapat menempatkan pelampung dan merupakan penghubung antara pelampung yang satu dengan pelampung yang lain.
b. Tali ris berfungsi sebagai tempat untuk mengantungkan daging jaring, dan merupakan penghubung antara tali pelampung juga berfungsi sebagai tempat untuk mengikat pepetan sebelah atas.
c. Tali pemberat berfungsi untuk menempatkan/memasang pemberat yang satu dengan yang lain, serta berfungsi sebagai penghubung dengan jaring pada tepi bagian bawah.
d. Tali cincin (tali kolor) berfungsi untuk mengantungkan cincin. yang dipasang diantara tali pemberat dengan cincin sepanjang bahagian dasar dari pada jaring. yang dimaksudkan untuk menutup bagian sisi tepi jaring pada waktu ‘’pursing’’
e. Bridle line Tali tempat untuk mengantungkan tepi jaring (selvage) sebelah samping yang berfungsi untuk menarik tali pemberat serta tali kolor kepermukaan.
f. Tali sama-sama Tali yang dipasangkan pada bagian ujung sebelah kiri dan kanan jaring yang dapat berfungsi untuk mempertemukan kedua ujung jaring serta dapat berfungsi sebagai alat bantu (perahu semang) sebagai tanda untuk dapat mengetahui ujung jaring pada waktu penebaran (setting).
g. Tali bantu Tali yang dipasang untuk memisahkan sero dengan tali jangkar. Tali ini juga khusus dipakai untuk membantu dalam penangkapan dengan cara melingkar sero.
h. Cincin Adalah merupakan tempat lewatnya tali kolor, cincin yang terletak tepat ditengah jaring yang telah diberi tanda khusus untuk dapat memudahkan pada saat penyusunan alat kembali.
F. Pemberat (singker)
Pemberat pada jaring berfungsi untuk dapat menarik jaring kebawah secara fertikal agar jaring dapat terentang dengan sempurna. Material pembentuk pemberat yang digunakan adalah timah hitam yang diletakan pada bagian sayap dari pada jaring.
G. Galah
Terbuat dari kayu atau bambu yang pada bagian ujungnya diberi cabang yang digunakan untuk mengeluarkan jaring dari sero (rakit rumpon) pada saat melakukan operasi penangkapan, caranya yaitu pelampung pada sisi kiri dan kanan dari sero (rakit rumpon) ditekan kedalam air pada saat permukaan jaring akan meliwati sero, sedangkan yang satu lagi berfungsi untuk mengangkat tali bantu keatas perahu jaring pada saat kegiatan melingkari sero (rakit rumpon).
2.1.2 Jenis Purse Seine
Berdasarkan bentuknya, purse seine diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut :
1. Berbentuk persegi panjang yang dioperasikan dengan satu kapal;
2. Berbentuk satu lengkungan (trapesium terbalik) yang dioperasikan dengan satu kapal;
3. Berbentuk dua lengkungan simetris yang dioperasikan dengan dua kapal.
Di Indonesia berkembang tipe atau jenis nomor 2, yang pada bagian bawahnya dimodifikasi sehingga berbentuk trapesium terbalik sama kaki. Pengoperasian purse seine melingkari ikan yang bergerombol disekitar rumpon dan atau lampu (lure purse seine), atau secaralangsung tanpa menggunakan alat bantu ini.
Berdasarkan dimensinya purse seine diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Purse seine mini : panjang tidak lebih dari 300 meter, berkembang di laut dangkal (Laut Jawa, Selat Malaka, perairan Timur Aceh) atau disepanjang perairan pantai pada umumnya coastal fisheries. Sasaran utamanya adalah ikan pelagis kecil, seperti : ikan layang, ikan tembang, lemuru, dan kembung.
2) Purse seine berukuran sedang : panjang lebih dari 300 meter hingga 600 meter yang dioperasikan di perairan yang lebih jauh atau di perairan lepas pantai (off shore fisheries). Sasaran utamanya adalah ikan tongkol dan kembung.
3) Purse seine berukuran besar : panjang lebih dari 600 meter hingga 1000 meter, yang dioperasikan diperairan di perairan laut dalam di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Deep sea fisheries). Sasaran utamanya : ikan cakalang dan ikan tuna.
4) Purse seine super : panjang hingga lebih dari 1000 meter, berkembang di perairan laut bebas (High sea fisheries).
Prototipe purse seine diberbagai perairan telah berkembang sesuai dengan fenomena laut dan tingkah laku renang gerombolan ikan sasaran di masing-masing daerah penangkapan ikan dan penamaan purse seine sering dikaitkan dengan ikan sasaran utama penangkapan sehingga berkembang beberapa tipe purse seine, antara lain :
a) Purse seine Lemuru/Tembang (sardine purse seine/anchovy purse seine),
b) Purse seine Kembung (purse seine),
c) Purse seine Tongkol (Jack mackerel purse seine),
d) Purse seine Cakalang (skipjack purse seine)
e) Purse seine Tuna (tuna purse seine),
f) Purse seine Cakalang dan Tuna skipjack and tuna purse seine).
Menurut klasifikasi atau penggolongan alat penangkapan ikan dunia yang distandarisasi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), purse seine termasuk kelompok jaring lingkar (surrounding net). Jaring lingkar menurut FAO terdiri dari jaring (lingkar) yang bertali kerut dan jaring (lingkar) tanpa tali kerut. Purse seine yang disingkat PS dimasukkan ke dalam kelompok jaring lingkar bertali kerut dengan kode 01.01.00, sedangkan Lampara yang disingkat LA dimasukkan ke dalam kelompok jaring lingkar tanpa tali kerut dengan kode 01.2.0.
2.1.3 jenis Puire Seine
Pada dasarnya purse seine memiliki 2 tipe yaitu One Boat System dan Two Boat System. Berikut perbandingan antara 2 tipe purse seine, diantaranya :
1. Cara operasi lebih mudah. Pada operasi malam hari, lebih mungkin menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan pada one boat system, sedang untuk two boat system lebih cenderung hanya untuk menangkap jenis-jenis ikan yang bergerak dengan pergerakan yang cepat pada siang hari;
2. Memungkinkan pemakaian kapal yang lebih besar, dengan demikian area operasi akan menjadi lebih luas;
3. Pengaruh cuaca relatif kecil (lebih dapat dikuasai, dengan demikian jumlah operasi akan lebih banyak;
4. Menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dan pekerjaan lain di dek memungkinkan dimekanisir, sehingga kerja akan lebih efisien;
5. Dengan ukuran jaring yang sama, ukuran kapal akan lebih besar dibanding two boat system.
2.1.3 Fungsi Alat Purse Seine
Purse seine sampai saat ini memiliki fungsi sebagai alat penangkap ikan pelagis kecil yang paling produktif. Fungsi jaring terhadap ikan hasil tangkapan adalah sebagai sebagai pengurung ikan agar tidak lari dari sergapan jaring ketika dilingkarkan. Hasil tangkap yang diperoleh dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine bisa mencapai puluhan hingga ratusan ton, karena sifat operasinya yang memburu, mengumpulkan, kemudian mengurung kawanan ikan. Dibandingkan dengan beberapa alat tangkap yang lain, purse seine merupakan salah satu alat penangkap ikan yang paling efektif karena dapat memperoleh hasil tangkap yang besar, sehingga kalau dikelola dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar pula.
2.1.4 Dimensi Alat
Dimensi purse seine ditentukan oleh ukuran panjangnya, yaitu dari ujung sayap yang satu ke ujung sayap yang lain dan lebar purse seine, yaitu jarak antara tali ris atas dan tali ris bawah (dalam satuan meter). Lebar atau tinggi purse seine yang berbentuk trapesium terbalik, diukur pada bagian tengah atau pada bagian pembentuk kantongnya.
2.2 Konstruksi Alat Tangkap
Konstruksi purse seine menurut Subani dan Barus (1988), terdiri atas:
1. Bagian jaring, terdiri atas jaring utama, jaring sayap, dan jaring kantong.
2. Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang berfungsi memperkuat jaring sewaktu dioperasikan, terutama saat penarikan jaring.
3. Tali temali, terdiri atas tali pelampung, tali ris atas, tali ris bawah, tali pemberat,tali kolor, dan tali selambar.
4. Pelampung
5. Pemberat
6. Cincin
2.3 Alat Bantu atau Kelengkapan
Purse seine sebagai alat tangkap ikan yang pengoperasiannya dilingkarkan terhadap ikan pelagis yang bergerombol (schooling) agar gerakannya terhadang, sehingga berada di dalam lingkaran jaring. Penghadangan gerakan schooling ikan ini akan menentukan kecepatan tenggelamnya jaring. Selanjutnya tali ris bawah jaring yang dilengkapi dengan tali kerut (purse seine) melalui cincin-cincin (rings) dikuncupkan dengan cara menarik kedua ujung tali kerut dari atas kapal sehingga membentuk setengah bola (seperti bakul). Untuk pengoperasian alat tangkap purse seine ini alat bantu yang sering digunakan adalah rumpon dan lampu. Rumpon digunakan pada saat pengoperasian siang hari, biasanya rumpon ini sudah dipasang sebelumnya. Rumpon diletakkan pada tengah-tengah untuk mengumpulkan ikan lalu alat tangkap utama yang mengelilinginya. Sedangkan lampu digunakan pada saat pengoperasian malam hari, fungsinya sama seperti rumpon yaitu sebagai pengumpul ikan. Biasanya nelayan menggunakan sumber lampu ini dari oncor atau obor, petromaks, dan lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri) (Subani dan Barus, 1989).
2.3.1 Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Lampu Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine. Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, seperti oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri).
Ikan-ikan itu tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak terlalu dipermasalahkan sebab adalah sudah menjadi anggapan bahwa hampir semua organisme hidup termasuk ikan yang media hidupnya itu air dapat terangsang (tertarik) oleh sinar / cahaya (phototaxis positif) dan karena itu mereka selalu berusaha mendekati asal / sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya. Teknik operasinya adalah sebagai berikut :
1. Alat bantu lampu biasanya diletakkan pada kapal/perahu khusus. Jika hari mulai gelap maka lampu yang berada pada perahu lampu dinyalakan sambil melakukan labuh jangkar. Sekitar 4-5 jam lampu dinyalakan atau sudah banyak ikan yang bergerombol maka awak kapal yang ada di perahu lampu tersebut akan memberikan kode kepada perahu jaring bahwa operasi pelingkaran siap dilakukkan. Bersamaan dengan itu, penarikkan jangkar perahu lampu dimatikkan.
2. Mengetahui arah arus. Hal ini penting diketahui sehubungan dengan arah hanyutnya jaring pada saat pelingkaran
3. Penurunan jaring. Pada saat penurunan jaring kecepatan kapal lebih rendah jika dibandingkan dengan mengjar gerombolan ikan, karena posisi gerombolan ikan , karena posisi gerombolan ikan tetap berada di sekitar lampu.
4. Selanjutnya sama dengan operasi dengan mengejar gerombolan ikan.
2.3.2 Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Rumpon
Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) menyerupai pepohonan yang dipasang (ditanam) di suatu tempat ditengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers/anchor). Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat yang digunakan.
Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat itu diatur sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak (skoci, jukung, canoes). Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini yang disebut “pranggoan” (jatim) atau “leret” (Sumut, Sumtim). Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa macam misalnya dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui pelampung-pelampungnya. Cara lain yang ditempuh yaitu seakan-akan meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu dengan cara menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat separo dari rumpo yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air. Terjadilah sekarang ikan-ikan yang semula berkumpul di ekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan. Berikut teknik pengoperasian menggunakan rumpon :
1. Melepaskan tali rumpon. Pada tali rumpon ini diberikkan pelampung. Dengan demikian, rumpon akan hanyut sesuai dengan arah arus permukaan air.
2. Melihat arah dan kecepatan arus untuk memprediksi kecepatan arus untuk memprediksi kecepatan dan arahnya rumpon yang telah dilepaskan.
3. Melingkari gerombolan ikan yang ada dibawah rumpon.
4. Menarik tali kolor dari jaring.
Setelah jaring bagian bawah tertutup maka rumpon tadi dikeluarkan dari jaring dan dikembalikan ke tali pelampung seperti semula. Dengan demmikian, ada awak yang bertugas khusus untuk menyelesaikan rumpon tersebut sehingga kembali ke posisi semula. Kegiatan selanjutnya sama dengan operasi penangkapan dengan mengejar gerombolan ikan.
2.3.3 Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Echosounder
Teknik operasi penangkapan yang menggunakan echosounder tidaklah jauh berbeda dengan menggunakan alat bantu lainnya. Perbedaanya hanya terletak pada pencarian gerombolan ikan. Dengan echosounder setiap saat dapat dimonitor ada tidaknya ikan pada suatu perairan serta pada kedalaman berapa ikan tersebut berada. Bahkan densitas atau kepadatan gerombolan ikan dapat diprediksi. Dengan demikian, para penangkap ikan dengan menggunakan echosounder tidak lagi tergantung pada siang atau malam.
2.4 Metode Penangkapan
Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) sungguhpun ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau senja hari setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut. Tetapi dewasa ini dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jika gerombolan ikan diketemukan segera jaring dipasang.
b. Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya. Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
c. Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang. Penentuan keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain sebagainya. Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam. Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul diserok/disedot ke atas kapal.
2.6. Ikan Target dan Hasil Tangkapan
Ayodya (1988) menyatakan bahwa ikan yang menjadi tujuan penangkapan jaring purse seine adalah ikan pelagis yang bergerombol dan dekat dengan permukaan air laut. Jika ikan-ikan belum terkumpul pada suatu penangkapan (cachtable area) atau di luar kemampuan tangkap jaring, maka harus diusahakan agar ikan datang berkumpul dengan cara menggunakan bantuan cahaya, rumpon, floating faft, dan lain-lain (Sismadi, 2006). Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dan lain-lain. Namun ada juga ikan yang sering kali tertangkap jaring purse seine sebagai berikut :
• Madidihang (Yellowfin tuna)
• Tuna mata besar (Bigeye tuna)
• Cakalang (Skipjack tuna)
• Ikan layaran/Jangilus (Indo-Pacific sailfish)
• Tongkol krai (Frigate tuna)
• Tongkol como (Kawa-kawa/Eastern little tuna)
• Tenggiri (Narrow-barred Spanish mackerel)
• Cucut botol (Longnose velvet dogfish)
• Cucut martil/capingan (Scalloped Hammerhead sharks, Wingehead)
• Cucut lanjam (Spinner shark)
• Layang/Benggol (Indian scad)
• Selar kuning (Yellowstripe scad)
• Sunglir (Rainbow runner)
• Kwee (Bigeye trevally)
• Tetengkek (Torpedo scad)
• Layang deles (Shortfin scad)
• Teri (Anchovies)
• Lemuru (Bali sardinella)
• Japuh (Rainbow sardine)
• Tembang (Goldstripe sardinella)
• Siro (Spotted sardinella)
• Banyar/Kembung Lelaki (Indian mackerel)
• Slengseng (Spotted chub mackerel)
• Cendro/Saku/Kacangan/Kajang/Loncong (Needle fishes)
• Manyung (Giant catfish)
• Bawal hitam (Black pomfret)
• Bawal putih (Silver pomfret)
• Swanggi (Purple-spotted bigeye)
• Gulamah/Tigawaja (Croackers)
• Layur (Hairtails)
• Peperek (Slipmouths or Pony fishes)
• Beloso/Buntut kerbo (Greater lizardfish)
• Kuniran (Sulphur goatfish)
• Kurisi (Threadfin bream)
• Pari kembang/Pari macan (Stingrays)
• Ikan kakap merah/Bambangan (Red snappers)
• Kakap putih (Barramundi, Giant sea perch)
• Lencam (Emperors)
• Ekor kuning (Redbelly yellowtail fusilier)
• Kupas-kupas (Wire-netting leatherjacket)
• Udang Jerbung/Udang putih (Banana prawn/ White shrimp)
2.7. Kapal yang Digunakan
Armada perikanan purse seine di lokasi kajian umumnya dioperasikan oleh usaha perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar kayu. Mesin yang digunakan cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah operasi penangkapan. Kapal purse seine yang dioperasikan di Indramayu merupakan kapal-kapal purse seine berukuran kecil (10-30 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 20 HP. Operasi penangkapan dilakukan secara one day fishing. Kapal purse seine yang dioperasikan di Tegal merupakan kapal-kapal purse seine berukuran sedang (30-50 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari trip antara 7 – 20 hari per trip. Kapal purse seine yang dioperasikan di Pekalongan merupakan kapal-kapal purse seine berukuran besar (30-50 GT dan 100-130 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120 - 360 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari, yaitu 10 – 40 hari per trip. Sedang Kapal purse seine yang dioperasikan di Juwana Pati merupakan kapal-kapal purse seine juga berukuran besar (30 – 50 GT dan 50 - 100 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 300 - 360 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari 10 – 40 hari per trip.
2.8. Hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan Menggunakan Purse Seine
Saat melakukan kegiatan penangkapan menggunakan alat tangkap purse seine, para ABK atau nelayan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kecerahan Perairan
Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang menyebar di dalam air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi efek pada ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.
2. Adanya gelombang
Angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan mempengaruhi kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut yang akan merubah sinar-sinar yang semula lurus menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan akhirnya menimbulkan sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin besar gelombang makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikan maupun biota lainnya menjadi lebih besar karena ketakutan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, misalnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau dengan menempatkan under water lamp.
3. Sinar Bulan
Pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan menggunakan lampu (ligth fishing) karena cahaya terbagi rata, sedang untuk penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya ;ampu terbias sempurna ke dalam air.
4. Musim
Untuk daerah tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak positif untuk penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya terhadap pengaruh gelombang besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.
5. Ikan dan Binatang Buas
Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahay lampu, namun umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang binatang-binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut. Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akhirnya mencerai beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.
6. Panjang dan Kedalaman Jaring
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring yang tidak terlalu panjang tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di bawah lampu tidak bergerak terlalu menyebar . jaring harus cukup dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di bawah lampu.
7. Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan
Jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera terkepung.
8. Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke bawah.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan. Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong. Mesin yang digunakan cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah operasi penangkapan.
Hasil tangkap yang diperoleh dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine bisa mencapai puluhan hingga ratusan ton, karena sifat operasinya yang memburu, mengumpulkan, kemudian mengurung kawanan ikan. Dibandingkan dengan beberapa alat tangkap yang lain, purse seine merupakan salah satu alat penangkap ikan yang paling efektif karena dapat memperoleh hasil tangkap yang besar, sehingga kalau dikelola dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar pula.
3.2 Saran
Agar usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine bisa berkelanjutan, maka perlu dilakukan penataan armada penangkapan ikan yang digunakan untuk menangkap jenis ikan tertentu. Penataan armada selain menyangkut ukuran dan jumlah armada penangkapan, yang lebih penting lagi adalah mengatur input produksi penangkapan sehingga penangkapan ikan menjadi lebih efisien. Bila usaha penangkapan ikan efisien, maka akan didapatkan keuntungan dan armada penangkapan ikan tidak melakukan penangkapan ikan yang melebihi kapasitas maksimumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ardidja, S 2000. Metoda Penangkapan Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.
Atmaja, S. B. Komposisi dan Aspek Reproduksi Beberapa Spesies Hasil Tangkapan Pukat Cincin di Perairan Bagian Selatan Laut Cina Selatan. JPPI Volume 6 No. 3 – 4 Tahun2000.
Au. Ayodya. Dosen Fakultas Perikanan. Cetakan Pertama. Penerbit : Yayasan Dewi Sri. IPB. Bogor.
Ayodhya, A. V. 1981. Metoda Penangkapan Ikan. Yayasan Dwi Sri. Bogor.
Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. http://aryansfirdaus.wordpress.com. Diakses : 10 Oktober 2014
Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/purse-seine/. Diakses : 10 Oktober 2014
Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. rizarahman.staff. umm.ac.id/files/2010/03/M_7_Purse-Seine.pdf. Diakses : 10 Oktober 2014
Anonim. 2012. Konstruksi Purse Seine. http://nautika-perikanan-laut. blogspot.com/2009/04/purse-seine-jaring-lingkar.html. Diakses : 10 Oktober 2014
Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.
Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.ALAT PENANGKAPAN IKAN DAN
UDANG LAUT DI INDONESIA. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.
Mukhtar Api.Msi “Dimensi Kapal perikanan” 26 junu 2013.
http://mukhtar-api.blogspot.com/2013/06/kapal-perikanan.html (Diakses pada 17-Oktober-2014 pukul 12.30 WIB)
Au. Ayoda “DASEN FAKULTAS PERIKANAN ” cetakan pertama.penerbit: yayasan Dewi Sri.IPB. Bogor
Waluyo Subani dan Barus.1989.“Alat Penangkapan Ikan Dan Udang Laut di Indonesia”.Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.
http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/purse-seine/ (Diakses pada 17 Oktober 2014 pukul 13.15 WIB) (Diakses pada 17 Oktober 2014 pukul 13.25 WIB)
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang luar biasa banyaknya. Luas laut Indonesia yaitu dua pertiga dari daratannya. Total luas laut Indonesia adalah 3,544 juta km2 (Perikanan dan kelautan dalam angka, 2010). Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang kedua didunia setelah Kanada dengan panjang 104 ribu km (Bakokorsunal, 2006). Selain garis pantai yang panjang, Indonesia memiliki jumlah pulau terbanyak yaitu 17.504 pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke (kemendagri, 2008) dimana di dalamnya banyak mengandung sumber-sumber alam yang sangat melimpah. Sangat disayangkan apabila sumber alam tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu sumber alam tersebut adalah hasil perikanan. Dimana sumber alam ini merupakan kebutuhan pokok manusia. Hal ini menyebabkan banyak permintaan dari masyarakat berupa produk-produk perikanan. Untuk Mencapai semua itu maka diperlukan alat yang efisien untuk mendapatkan hasil laut dengan jumlah yang maksimal dan aman.
Sumber daya perikanan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumber daya perikanan yang paling melimpah di Indonesia (Widodo, 2000). Sumberdaya ini adalah merupakan sumberdaya neritik, terutama penyebarannnya adalah di perairan yang paling utama yaitu perairan dekat pantai. Didaerah dimana terjadi proses penaikan massa air atau berubahnya air dari satu tempat rendah ke tempat yang tinggi yang disebut (Upwelling).
Purse seine adalah alat (gear) yang efektif digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan. Purse Seine disebut juga “Pukat Cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “Tali cincin” atau “Tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan. Kapal purse seine adalah kapal yang dioperasikan di perairan air tawar, payau atau laut untuk menangkap ikan, dan hewan air lainya (selain paus) yang dikonstruksi khusus serta dilengkapi dengan jaring kantong (purse seine) (Ardidja, 2007). Ukuran jaring, yaitu ukuran panjang dalam dan besar mata jaring yang diambil sebagai ukuran keseluruhan satu unit jaring. Hubungan antara panjang dan dalam berkisar antara 10:1 (Ardija, 2007). Kecepatan kapal, terdiri dari kecepatan normal (service speed) dan kecepatan percobaan (trial speed) (Ardidja, 2007). Prinsip menangkap ikan dengan purse seine ialah melingkari gerombolan ikan dengan jaring sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertikal, dengan demikian gerakan ikan kearah horizontal dapat dihalangi. Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah ikan lari ke bawah jaring.
2.1 Alat Tangkap Purse Seine
Purse seine adalah suatu alat penangkap ikan yang digolongkan dalam kelompok jaring lingkar (surrounding net) yang dilengkapi tali kerut dan cincin untuk menguncupkan jaring bagian bawah pada saat dioperasikan. Cincin mempunyai fungsi ganda sebagai tempat lewat tali cincin dan juga berfungsi sebagai pemberat. Purse seine sampai saat ini masih merupakan alat penangkap ikan pelagis kecil yang paling produktif. Peranan jaring terhadap ikan hasil tangkapan adalah sebagai sebagai pengurung ikan agar tidak lari dari sergapan jaring ketika dilingkarkan.
Alat tangkap purse seine (Pukat cincin) merupakan alat tangkap yang tergolong berukuran besar, sehingga membutuhkan ABK dan nelayan dengan jumlah yang banyak. Kemampuan mendeteksi gerombolan ikan secara tepat dan keterampilan untuk mengoperasikannya merupakan faktor penting untuk terhindar dari resiko kegagalan dalam setiap operasi penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine. Pengoperasian purse seine harus aktif mencari, mengejar, dan mengurung ikan pelagis yang bergerombol dan bergerak cepat dalam jumlah besar; dengan melalui alat pengumpul ikan (rumpon atau lampu).
Menurut Andrew (1960) purse seine atau pukat cincin adalah jenis alat tangkap yang “seine” yaitu alat tangkap yang aktif untuk menangkap ikan-ikan pelagis yang hidup umumnya membentuk kawanan atau bergerombol dalam suatu kelompok besar. Purse seine dapat digolongkan dalam jaring lingkar karena dalam pengoperasiannya jaring akan membentuk pagar dinding melingkar yang mengelilingi kawanan ikan yang akan ditangkap. Setelah jaring mengurung (mengelilingi) kawanan ikan, maka pada tahap akhir penyelesaian penangkapan bagian bawahnya tertutup seolah membentuk suatu kantong besar.
Di Jepang purse seine dapat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) One Boat Horse Sardine Purse Seine
2) Two Boat Sardine Purse Seine
3) One Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
4) Two Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
5) One Boat Skipjack and Tuna Purse Seine
6) Two Boat skipjack and Tuna Purse Seine
Dari keenam macam purse seine di atas no (2), (3), (5) merupakan purse seine yang banyak digunakan.
2.2Bagian Alat
Satu unit purse seine terdiri dari jaring, kapal, dan alat bantu (roller, lampu, echosounder, dsb). Bagian-bagian purse seine:
• Kantong (bag, bunt)
• Badan jaring
• Tepi jaring
• Pelampung (float)
• Tali pelampung (float line)
• Sayap (wing)
• Pemberat (sinker, lead)
• Tali penarik (purse line)
• Tali cincin (purs ring)
• Selvage
Bagian-bagian dari purse seine(Rahardjo,1978)
1. Netting; 2. Upper selvage; 3. Lawer salvage; 4. Float line 5. Singker line; 6.Breast rope; 7. Purse line; 8. Side purse line; 9. Lacing lines; 10. Bridles; 11. Side bridles; 12. Purs rings; 13. Side pursring; 14.Float; 15.Singker
2.1.1 Bahan
Untuk mendesain pukat cincin (purse seine), harus diketahui bahan dan ukuran pelampung, tali pelampung, tali ris atas, tali penggantung badan jaring atas, srampad atas, mata jaring, srampad bawah, tali penggantung (bila ada), tali ris bawah, tali pemberat, pemberat, tinggi jaring, cincin, tali kolor,dan lainnya. Penentuan tipe pukat cincin yang didasari pada ikan yang menjadi tujuan penangkapan, daerah penangkapan, metode penangkapan yang akan diterapkan dan kapal pukat cincin yang akan dipergunakan, sangat penting untuk keperluan mendesainnya.
Pukat cincin didesain supaya dapat dibuat menjadi alat tangkap ikan sehingga mampu menangkap ikan dalam jumlah besar yang membentuk kelompok/gerombolan (schooling). Untuk maksud ini maka pukat cincin harus dapat:
1. Melingkari secara horisontal, sehingga panjang jaring dan kecepatan melingkarnya harus dipertimbangkan secara baik,
2. Memagari secara vertikal dari permukaan laut hingga kedalaman tertentu, dimana ikan sulit keluar dari lingkaran jaring, sehingga lebar jaring dan kecepatan tenggelam tali pemberat harus cukup,
3. Mengurung dengan menutupi bagian bawah jaring melalui penarikan tali kolor (purse line). Jadi bagian bawah jaring harus berada lebih dalam dari pada kedalaman menyelam ikan.
Secara umum, material penyusun pukat cincin (purse seine) terdiri dari :
A. Kantong (bund)
Bagian kantong yang terletak dibagian jaring dengan material pembentuknya PACf 210 D/9. Yang dimaksudkan dengan kantong adalah bagian jaring yang pada waktu penarikan tali kolor dengan serentaknya membentuk suatu kantong, yang nantinya akan berfungsi sebagai tempat untuk mengurung/mengumpulkan ikan. Karena berfungsi sebagai penadah maka kantong memiliki ukuran mata jaring yang lebih kecil dibandingkan dengan mata jaring yang terletak pada kantong dan sayap sehingga diharapkan ikan-ikan yang telah terkumpul pada bagian kantong tidak dfapat meloloskan diri.
B. Badan (body)
Badan jaring terletak pada bagian kiri dan kanan dari pada kantong. Material pembentuknya adalah nylon PACf 210 D/6, yang berfungsi sebagai pengiring ikan kebagian jaring. Dengan demikian maka ikan-ikan akan dengan mudah terkumpul pada bagian kantong.
C. Sayap (wing)
Sayap terletak pada bagian kiri dan kanan badan jaring, dengan material pembentuknya nylon PACf 210 D/6. sayap jaring berfungsi sebagai alat untuk mengiring ikan kedalam areal tangkap dari alat ini. Konstruksi dari bagian-bagian jaring ini dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
D. Pelampung (float)
Sesuai dengan namanya sudah barang tentu pelampung ini berfungsi sebagai alat untuk mengapungkan sesuatu alat atau bagian-bagian alat tertentu adari suatu jenis alat sesuai dengan tujuannya. Ada beberapa fungsi dari pelampung pada pukat cincin yaitu :
1. Sebagai pengapung untuk memberikan adanya daya apung pada alat secara keseluruhan yang dioperasikan dipermukaan air.
2. Sebagai material pengapung untuk mempertahankan jaring pukat cincin agar selalu berada di permukaan air.
3. Sebagai tanda atau batas mengurung ikan pada saat operasi penangkapan, sehingga ikan tidak lolos melewati permukaan air.
Pelampung yang digunakan pada bagian sayap dan badan jaring adalah pelampung dengan tipe Y-30 dan tipe Y-8, sedangkan pelampung yang digunakan pada bagian kantong adalah pelampung dengan tipe Y-60 karena pada bagian kantong memiliki beban yang sangat besar, yang diakibatkan oleh adanya hasil tangkapan sehingga perlu adanya gaya apung yang sangat besar pula.
E. Tali Temali
Beberapa tali temali pada alat tangkap pukat cincin sesuai dengan fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Tali pelampung berfungsi sebagai tempat pelampung dan digunakan untuk dapat menempatkan pelampung dan merupakan penghubung antara pelampung yang satu dengan pelampung yang lain.
b. Tali ris berfungsi sebagai tempat untuk mengantungkan daging jaring, dan merupakan penghubung antara tali pelampung juga berfungsi sebagai tempat untuk mengikat pepetan sebelah atas.
c. Tali pemberat berfungsi untuk menempatkan/memasang pemberat yang satu dengan yang lain, serta berfungsi sebagai penghubung dengan jaring pada tepi bagian bawah.
d. Tali cincin (tali kolor) berfungsi untuk mengantungkan cincin. yang dipasang diantara tali pemberat dengan cincin sepanjang bahagian dasar dari pada jaring. yang dimaksudkan untuk menutup bagian sisi tepi jaring pada waktu ‘’pursing’’
e. Bridle line Tali tempat untuk mengantungkan tepi jaring (selvage) sebelah samping yang berfungsi untuk menarik tali pemberat serta tali kolor kepermukaan.
f. Tali sama-sama Tali yang dipasangkan pada bagian ujung sebelah kiri dan kanan jaring yang dapat berfungsi untuk mempertemukan kedua ujung jaring serta dapat berfungsi sebagai alat bantu (perahu semang) sebagai tanda untuk dapat mengetahui ujung jaring pada waktu penebaran (setting).
g. Tali bantu Tali yang dipasang untuk memisahkan sero dengan tali jangkar. Tali ini juga khusus dipakai untuk membantu dalam penangkapan dengan cara melingkar sero.
h. Cincin Adalah merupakan tempat lewatnya tali kolor, cincin yang terletak tepat ditengah jaring yang telah diberi tanda khusus untuk dapat memudahkan pada saat penyusunan alat kembali.
F. Pemberat (singker)
Pemberat pada jaring berfungsi untuk dapat menarik jaring kebawah secara fertikal agar jaring dapat terentang dengan sempurna. Material pembentuk pemberat yang digunakan adalah timah hitam yang diletakan pada bagian sayap dari pada jaring.
G. Galah
Terbuat dari kayu atau bambu yang pada bagian ujungnya diberi cabang yang digunakan untuk mengeluarkan jaring dari sero (rakit rumpon) pada saat melakukan operasi penangkapan, caranya yaitu pelampung pada sisi kiri dan kanan dari sero (rakit rumpon) ditekan kedalam air pada saat permukaan jaring akan meliwati sero, sedangkan yang satu lagi berfungsi untuk mengangkat tali bantu keatas perahu jaring pada saat kegiatan melingkari sero (rakit rumpon).
2.1.2 Jenis Purse Seine
Berdasarkan bentuknya, purse seine diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut :
1. Berbentuk persegi panjang yang dioperasikan dengan satu kapal;
2. Berbentuk satu lengkungan (trapesium terbalik) yang dioperasikan dengan satu kapal;
3. Berbentuk dua lengkungan simetris yang dioperasikan dengan dua kapal.
Di Indonesia berkembang tipe atau jenis nomor 2, yang pada bagian bawahnya dimodifikasi sehingga berbentuk trapesium terbalik sama kaki. Pengoperasian purse seine melingkari ikan yang bergerombol disekitar rumpon dan atau lampu (lure purse seine), atau secaralangsung tanpa menggunakan alat bantu ini.
Berdasarkan dimensinya purse seine diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Purse seine mini : panjang tidak lebih dari 300 meter, berkembang di laut dangkal (Laut Jawa, Selat Malaka, perairan Timur Aceh) atau disepanjang perairan pantai pada umumnya coastal fisheries. Sasaran utamanya adalah ikan pelagis kecil, seperti : ikan layang, ikan tembang, lemuru, dan kembung.
2) Purse seine berukuran sedang : panjang lebih dari 300 meter hingga 600 meter yang dioperasikan di perairan yang lebih jauh atau di perairan lepas pantai (off shore fisheries). Sasaran utamanya adalah ikan tongkol dan kembung.
3) Purse seine berukuran besar : panjang lebih dari 600 meter hingga 1000 meter, yang dioperasikan diperairan di perairan laut dalam di dalam Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (Deep sea fisheries). Sasaran utamanya : ikan cakalang dan ikan tuna.
4) Purse seine super : panjang hingga lebih dari 1000 meter, berkembang di perairan laut bebas (High sea fisheries).
Prototipe purse seine diberbagai perairan telah berkembang sesuai dengan fenomena laut dan tingkah laku renang gerombolan ikan sasaran di masing-masing daerah penangkapan ikan dan penamaan purse seine sering dikaitkan dengan ikan sasaran utama penangkapan sehingga berkembang beberapa tipe purse seine, antara lain :
a) Purse seine Lemuru/Tembang (sardine purse seine/anchovy purse seine),
b) Purse seine Kembung (purse seine),
c) Purse seine Tongkol (Jack mackerel purse seine),
d) Purse seine Cakalang (skipjack purse seine)
e) Purse seine Tuna (tuna purse seine),
f) Purse seine Cakalang dan Tuna skipjack and tuna purse seine).
Menurut klasifikasi atau penggolongan alat penangkapan ikan dunia yang distandarisasi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), purse seine termasuk kelompok jaring lingkar (surrounding net). Jaring lingkar menurut FAO terdiri dari jaring (lingkar) yang bertali kerut dan jaring (lingkar) tanpa tali kerut. Purse seine yang disingkat PS dimasukkan ke dalam kelompok jaring lingkar bertali kerut dengan kode 01.01.00, sedangkan Lampara yang disingkat LA dimasukkan ke dalam kelompok jaring lingkar tanpa tali kerut dengan kode 01.2.0.
2.1.3 jenis Puire Seine
Pada dasarnya purse seine memiliki 2 tipe yaitu One Boat System dan Two Boat System. Berikut perbandingan antara 2 tipe purse seine, diantaranya :
1. Cara operasi lebih mudah. Pada operasi malam hari, lebih mungkin menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan pada one boat system, sedang untuk two boat system lebih cenderung hanya untuk menangkap jenis-jenis ikan yang bergerak dengan pergerakan yang cepat pada siang hari;
2. Memungkinkan pemakaian kapal yang lebih besar, dengan demikian area operasi akan menjadi lebih luas;
3. Pengaruh cuaca relatif kecil (lebih dapat dikuasai, dengan demikian jumlah operasi akan lebih banyak;
4. Menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dan pekerjaan lain di dek memungkinkan dimekanisir, sehingga kerja akan lebih efisien;
5. Dengan ukuran jaring yang sama, ukuran kapal akan lebih besar dibanding two boat system.
2.1.3 Fungsi Alat Purse Seine
Purse seine sampai saat ini memiliki fungsi sebagai alat penangkap ikan pelagis kecil yang paling produktif. Fungsi jaring terhadap ikan hasil tangkapan adalah sebagai sebagai pengurung ikan agar tidak lari dari sergapan jaring ketika dilingkarkan. Hasil tangkap yang diperoleh dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine bisa mencapai puluhan hingga ratusan ton, karena sifat operasinya yang memburu, mengumpulkan, kemudian mengurung kawanan ikan. Dibandingkan dengan beberapa alat tangkap yang lain, purse seine merupakan salah satu alat penangkap ikan yang paling efektif karena dapat memperoleh hasil tangkap yang besar, sehingga kalau dikelola dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar pula.
2.1.4 Dimensi Alat
Dimensi purse seine ditentukan oleh ukuran panjangnya, yaitu dari ujung sayap yang satu ke ujung sayap yang lain dan lebar purse seine, yaitu jarak antara tali ris atas dan tali ris bawah (dalam satuan meter). Lebar atau tinggi purse seine yang berbentuk trapesium terbalik, diukur pada bagian tengah atau pada bagian pembentuk kantongnya.
2.2 Konstruksi Alat Tangkap
Konstruksi purse seine menurut Subani dan Barus (1988), terdiri atas:
1. Bagian jaring, terdiri atas jaring utama, jaring sayap, dan jaring kantong.
2. Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang berfungsi memperkuat jaring sewaktu dioperasikan, terutama saat penarikan jaring.
3. Tali temali, terdiri atas tali pelampung, tali ris atas, tali ris bawah, tali pemberat,tali kolor, dan tali selambar.
4. Pelampung
5. Pemberat
6. Cincin
2.3 Alat Bantu atau Kelengkapan
Purse seine sebagai alat tangkap ikan yang pengoperasiannya dilingkarkan terhadap ikan pelagis yang bergerombol (schooling) agar gerakannya terhadang, sehingga berada di dalam lingkaran jaring. Penghadangan gerakan schooling ikan ini akan menentukan kecepatan tenggelamnya jaring. Selanjutnya tali ris bawah jaring yang dilengkapi dengan tali kerut (purse seine) melalui cincin-cincin (rings) dikuncupkan dengan cara menarik kedua ujung tali kerut dari atas kapal sehingga membentuk setengah bola (seperti bakul). Untuk pengoperasian alat tangkap purse seine ini alat bantu yang sering digunakan adalah rumpon dan lampu. Rumpon digunakan pada saat pengoperasian siang hari, biasanya rumpon ini sudah dipasang sebelumnya. Rumpon diletakkan pada tengah-tengah untuk mengumpulkan ikan lalu alat tangkap utama yang mengelilinginya. Sedangkan lampu digunakan pada saat pengoperasian malam hari, fungsinya sama seperti rumpon yaitu sebagai pengumpul ikan. Biasanya nelayan menggunakan sumber lampu ini dari oncor atau obor, petromaks, dan lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri) (Subani dan Barus, 1989).
2.3.1 Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Lampu Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine. Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, seperti oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri).
Ikan-ikan itu tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak terlalu dipermasalahkan sebab adalah sudah menjadi anggapan bahwa hampir semua organisme hidup termasuk ikan yang media hidupnya itu air dapat terangsang (tertarik) oleh sinar / cahaya (phototaxis positif) dan karena itu mereka selalu berusaha mendekati asal / sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya. Teknik operasinya adalah sebagai berikut :
1. Alat bantu lampu biasanya diletakkan pada kapal/perahu khusus. Jika hari mulai gelap maka lampu yang berada pada perahu lampu dinyalakan sambil melakukan labuh jangkar. Sekitar 4-5 jam lampu dinyalakan atau sudah banyak ikan yang bergerombol maka awak kapal yang ada di perahu lampu tersebut akan memberikan kode kepada perahu jaring bahwa operasi pelingkaran siap dilakukkan. Bersamaan dengan itu, penarikkan jangkar perahu lampu dimatikkan.
2. Mengetahui arah arus. Hal ini penting diketahui sehubungan dengan arah hanyutnya jaring pada saat pelingkaran
3. Penurunan jaring. Pada saat penurunan jaring kecepatan kapal lebih rendah jika dibandingkan dengan mengjar gerombolan ikan, karena posisi gerombolan ikan , karena posisi gerombolan ikan tetap berada di sekitar lampu.
4. Selanjutnya sama dengan operasi dengan mengejar gerombolan ikan.
2.3.2 Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Rumpon
Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) menyerupai pepohonan yang dipasang (ditanam) di suatu tempat ditengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers/anchor). Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat yang digunakan.
Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat itu diatur sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak (skoci, jukung, canoes). Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini yang disebut “pranggoan” (jatim) atau “leret” (Sumut, Sumtim). Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa macam misalnya dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui pelampung-pelampungnya. Cara lain yang ditempuh yaitu seakan-akan meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu dengan cara menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat separo dari rumpo yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air. Terjadilah sekarang ikan-ikan yang semula berkumpul di ekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan. Berikut teknik pengoperasian menggunakan rumpon :
1. Melepaskan tali rumpon. Pada tali rumpon ini diberikkan pelampung. Dengan demikian, rumpon akan hanyut sesuai dengan arah arus permukaan air.
2. Melihat arah dan kecepatan arus untuk memprediksi kecepatan arus untuk memprediksi kecepatan dan arahnya rumpon yang telah dilepaskan.
3. Melingkari gerombolan ikan yang ada dibawah rumpon.
4. Menarik tali kolor dari jaring.
Setelah jaring bagian bawah tertutup maka rumpon tadi dikeluarkan dari jaring dan dikembalikan ke tali pelampung seperti semula. Dengan demmikian, ada awak yang bertugas khusus untuk menyelesaikan rumpon tersebut sehingga kembali ke posisi semula. Kegiatan selanjutnya sama dengan operasi penangkapan dengan mengejar gerombolan ikan.
2.3.3 Teknik Pengoperasian Menggunakan Alat Bantu Echosounder
Teknik operasi penangkapan yang menggunakan echosounder tidaklah jauh berbeda dengan menggunakan alat bantu lainnya. Perbedaanya hanya terletak pada pencarian gerombolan ikan. Dengan echosounder setiap saat dapat dimonitor ada tidaknya ikan pada suatu perairan serta pada kedalaman berapa ikan tersebut berada. Bahkan densitas atau kepadatan gerombolan ikan dapat diprediksi. Dengan demikian, para penangkap ikan dengan menggunakan echosounder tidak lagi tergantung pada siang atau malam.
2.4 Metode Penangkapan
Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) sungguhpun ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau senja hari setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut. Tetapi dewasa ini dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jika gerombolan ikan diketemukan segera jaring dipasang.
b. Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya. Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
c. Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang. Penentuan keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain sebagainya. Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam. Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul diserok/disedot ke atas kapal.
2.6. Ikan Target dan Hasil Tangkapan
Ayodya (1988) menyatakan bahwa ikan yang menjadi tujuan penangkapan jaring purse seine adalah ikan pelagis yang bergerombol dan dekat dengan permukaan air laut. Jika ikan-ikan belum terkumpul pada suatu penangkapan (cachtable area) atau di luar kemampuan tangkap jaring, maka harus diusahakan agar ikan datang berkumpul dengan cara menggunakan bantuan cahaya, rumpon, floating faft, dan lain-lain (Sismadi, 2006). Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dan lain-lain. Namun ada juga ikan yang sering kali tertangkap jaring purse seine sebagai berikut :
• Madidihang (Yellowfin tuna)
• Tuna mata besar (Bigeye tuna)
• Cakalang (Skipjack tuna)
• Ikan layaran/Jangilus (Indo-Pacific sailfish)
• Tongkol krai (Frigate tuna)
• Tongkol como (Kawa-kawa/Eastern little tuna)
• Tenggiri (Narrow-barred Spanish mackerel)
• Cucut botol (Longnose velvet dogfish)
• Cucut martil/capingan (Scalloped Hammerhead sharks, Wingehead)
• Cucut lanjam (Spinner shark)
• Layang/Benggol (Indian scad)
• Selar kuning (Yellowstripe scad)
• Sunglir (Rainbow runner)
• Kwee (Bigeye trevally)
• Tetengkek (Torpedo scad)
• Layang deles (Shortfin scad)
• Teri (Anchovies)
• Lemuru (Bali sardinella)
• Japuh (Rainbow sardine)
• Tembang (Goldstripe sardinella)
• Siro (Spotted sardinella)
• Banyar/Kembung Lelaki (Indian mackerel)
• Slengseng (Spotted chub mackerel)
• Cendro/Saku/Kacangan/Kajang/Loncong (Needle fishes)
• Manyung (Giant catfish)
• Bawal hitam (Black pomfret)
• Bawal putih (Silver pomfret)
• Swanggi (Purple-spotted bigeye)
• Gulamah/Tigawaja (Croackers)
• Layur (Hairtails)
• Peperek (Slipmouths or Pony fishes)
• Beloso/Buntut kerbo (Greater lizardfish)
• Kuniran (Sulphur goatfish)
• Kurisi (Threadfin bream)
• Pari kembang/Pari macan (Stingrays)
• Ikan kakap merah/Bambangan (Red snappers)
• Kakap putih (Barramundi, Giant sea perch)
• Lencam (Emperors)
• Ekor kuning (Redbelly yellowtail fusilier)
• Kupas-kupas (Wire-netting leatherjacket)
• Udang Jerbung/Udang putih (Banana prawn/ White shrimp)
2.7. Kapal yang Digunakan
Armada perikanan purse seine di lokasi kajian umumnya dioperasikan oleh usaha perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar kayu. Mesin yang digunakan cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah operasi penangkapan. Kapal purse seine yang dioperasikan di Indramayu merupakan kapal-kapal purse seine berukuran kecil (10-30 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 20 HP. Operasi penangkapan dilakukan secara one day fishing. Kapal purse seine yang dioperasikan di Tegal merupakan kapal-kapal purse seine berukuran sedang (30-50 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari trip antara 7 – 20 hari per trip. Kapal purse seine yang dioperasikan di Pekalongan merupakan kapal-kapal purse seine berukuran besar (30-50 GT dan 100-130 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 120 - 360 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari, yaitu 10 – 40 hari per trip. Sedang Kapal purse seine yang dioperasikan di Juwana Pati merupakan kapal-kapal purse seine juga berukuran besar (30 – 50 GT dan 50 - 100 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 300 - 360 HP. Operasi penangkapan dilakukan dengan jumlah hari 10 – 40 hari per trip.
2.8. Hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan Menggunakan Purse Seine
Saat melakukan kegiatan penangkapan menggunakan alat tangkap purse seine, para ABK atau nelayan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kecerahan Perairan
Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang menyebar di dalam air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi efek pada ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.
2. Adanya gelombang
Angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan mempengaruhi kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut yang akan merubah sinar-sinar yang semula lurus menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan akhirnya menimbulkan sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin besar gelombang makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikan maupun biota lainnya menjadi lebih besar karena ketakutan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, misalnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau dengan menempatkan under water lamp.
3. Sinar Bulan
Pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan menggunakan lampu (ligth fishing) karena cahaya terbagi rata, sedang untuk penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya ;ampu terbias sempurna ke dalam air.
4. Musim
Untuk daerah tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak positif untuk penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya terhadap pengaruh gelombang besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.
5. Ikan dan Binatang Buas
Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahay lampu, namun umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang binatang-binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut. Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akhirnya mencerai beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.
6. Panjang dan Kedalaman Jaring
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring yang tidak terlalu panjang tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di bawah lampu tidak bergerak terlalu menyebar . jaring harus cukup dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di bawah lampu.
7. Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan
Jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera terkepung.
8. Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke bawah.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan. Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong. Mesin yang digunakan cukup bervariasi, dengan kekuatan mesin antara 20-360 HP, tergantung dari besarnya ukuran kapal dan wilayah operasi penangkapan.
Hasil tangkap yang diperoleh dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan purse seine bisa mencapai puluhan hingga ratusan ton, karena sifat operasinya yang memburu, mengumpulkan, kemudian mengurung kawanan ikan. Dibandingkan dengan beberapa alat tangkap yang lain, purse seine merupakan salah satu alat penangkap ikan yang paling efektif karena dapat memperoleh hasil tangkap yang besar, sehingga kalau dikelola dengan baik akan memberikan keuntungan yang besar pula.
3.2 Saran
Agar usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine bisa berkelanjutan, maka perlu dilakukan penataan armada penangkapan ikan yang digunakan untuk menangkap jenis ikan tertentu. Penataan armada selain menyangkut ukuran dan jumlah armada penangkapan, yang lebih penting lagi adalah mengatur input produksi penangkapan sehingga penangkapan ikan menjadi lebih efisien. Bila usaha penangkapan ikan efisien, maka akan didapatkan keuntungan dan armada penangkapan ikan tidak melakukan penangkapan ikan yang melebihi kapasitas maksimumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ardidja, S 2000. Metoda Penangkapan Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.
Atmaja, S. B. Komposisi dan Aspek Reproduksi Beberapa Spesies Hasil Tangkapan Pukat Cincin di Perairan Bagian Selatan Laut Cina Selatan. JPPI Volume 6 No. 3 – 4 Tahun2000.
Au. Ayodya. Dosen Fakultas Perikanan. Cetakan Pertama. Penerbit : Yayasan Dewi Sri. IPB. Bogor.
Ayodhya, A. V. 1981. Metoda Penangkapan Ikan. Yayasan Dwi Sri. Bogor.
Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. http://aryansfirdaus.wordpress.com. Diakses : 10 Oktober 2014
Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/purse-seine/. Diakses : 10 Oktober 2014
Anonim. 2012. Alat Tangkap Purse Seine. rizarahman.staff. umm.ac.id/files/2010/03/M_7_Purse-Seine.pdf. Diakses : 10 Oktober 2014
Anonim. 2012. Konstruksi Purse Seine. http://nautika-perikanan-laut. blogspot.com/2009/04/purse-seine-jaring-lingkar.html. Diakses : 10 Oktober 2014
Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.
Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.ALAT PENANGKAPAN IKAN DAN
UDANG LAUT DI INDONESIA. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.
Mukhtar Api.Msi “Dimensi Kapal perikanan” 26 junu 2013.
http://mukhtar-api.blogspot.com/2013/06/kapal-perikanan.html (Diakses pada 17-Oktober-2014 pukul 12.30 WIB)
Au. Ayoda “DASEN FAKULTAS PERIKANAN ” cetakan pertama.penerbit: yayasan Dewi Sri.IPB. Bogor
Waluyo Subani dan Barus.1989.“Alat Penangkapan Ikan Dan Udang Laut di Indonesia”.Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.
http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/purse-seine/ (Diakses pada 17 Oktober 2014 pukul 13.15 WIB) (Diakses pada 17 Oktober 2014 pukul 13.25 WIB)
terimakasih kak informasinya sangat menarik,jangan lupa juga kunjungi balik website resmi kami http://bit.ly/2KVFnk0
ReplyDelete