Ikan nila (Oreochromis nilotiicus). berkerabat
dekat dengan mujair (Oreochromis mossambicus). Dan sebagaimana kerabatnya itu
pula, ikan nila memiliki potensi sebagai ikan yang invasif apabila terlepas ke
badan-badan air alami.
Ikan nila yang masih
kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Setelah berat badannya mencapai
50 gram, dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina. Perbedaan antara
ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri
kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang
genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran
kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap, dengan tulang
rahang melebar ke belakang yang memberi kesan kokoh, sedangkan yang betina
biasanya pada bagian perutnya besar.
Ikan nila dilaporkan
sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan aneka
tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali
gulma air.
Ikan ini sangat peridi,
mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile, Sungai Nil)
ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan
Liberia; yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya.
Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah berlangsung semenjak peradaban
Mesir purba.
Telur ikan nila
berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan diameter sekitar 2,8 mm. Sekali
memijah, ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir,
tergantung pada ukuran tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik
setelah memijah, induk betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di
dalam rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth breeder (pengeram telur dalam
mulut).
Karena mudahnya
dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara sebagai
ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat
rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga
yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering
pula dijadikan filet.
Ikan ini menjadi hama
di seluruh sungai-sungai dan danau di Indonesia ketika di tebar ke dalam sungai
dan danau karena ikan ini memakan banyak tumbuhan air dan menggantikian posisi
ikan pribumi indonesia, akan tetapi ikan nila masih tetap ditebar oleh
pemerintah di sungai-sungai dan danau Indonesia tanpa memperhatikan dampaknya.Ikan
balita merupakan anak ikan nila yang berukuran kecil (kira-kira sebesar
kelingking) yang digoreng kering sehingga bisa dimakan beserta
tulang-tulangnya. Salah satunya adalah keripik ikan (Baby Fish Chips) merupakan
suatu produk yang dapat digunakan sebagai usaha baru yang memiliki nilai
ekonomi tinggi.Pembuatan keripik ikan dapat digunakan sebagai suatu peluang
wirausaha yang sangat menguntungkan. Selain sebagai lauk, ikan balita juga bisa
dijadikan buah tangan.Hal ini disebabkan belum adanya keseriusan dalam mengolah
sumberdaya ikan yang ada.
Oleh sebab itu,
diperlukan adanya suatu pengolahan yang baik sehingga mendapatkan suatu produk
yang berkualitas memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Untuk meningkatkan
konsumsi ikan, perlu upaya diversifikasi pengolahan ikan terutama pada
produk-produk yang biasa dikonsumsi masyarakat sehingga peluang keterjangkauan
dan penerimaan produk lebih besar.Salah satu produk olahan yang biasa
dikonsumsi masyarakat yaitu keripik ikan.Keripik ikan ( Baby Fish Chips) adalah
salah satu bentuk olahan pangan dari ikan yang dibalut oleh tepung krispi yang
banyak dikonsumsi dan digemari oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia.
Hal ini dikarenakan
keripik ikan dapat disajikan secara cepat, mudah, renyah dan bercita-rasa
tinggi, juga dapat disajikan sebagai makanan camilan dalam kehidupan
sehari-hari.Keripik ikan merupakan salah satu produk makanan yang sangat
digemari oleh masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, penjualan produk ditujukan
kepada seluruh kalangan masyarakat secara umum dan masyarakat golongan menengah
keatas secara khusus yang selalu menginginkan suatu produk makanan bercita rasa
lezat, renyah dan sehat yang dapat mencukupi kebutuhan akan kalsium tulang
mereka.
Nilai gizi
Ikan nila dan mujair
merupakan sumber protein hewani murah bagi konsumsi manusia. Karena budidayanya
mudah, harga jualnya juga rendah. Budidaya dilakukan di kolam-kolam atau tangki
pembesaran. Pada budidaya intensif, nila dan mujair tidak dianjurkan dicampur
dengan ikan lain karena memiliki perilaku agresif.
Nilai kurang bagi ikan
ini sebagai bahan konsumsi adalah kandungan asam lemak omega-6 yang tinggi
sementara asam lemak omega-3 yang rendah. Komposisi ini kurang baik bagi mereka
yang memiliki penyakit yang berkait dengan peredaran darah.
Syarat hidup ikan nila
a. Suhu
Suhu atau temperatur
air sangat berpengaruh terhadap metabolisme dan pertumbuhan organisme serta
memengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi organisme perairan. Suhu juga
memengaruhi oksigen terlarut dalam perairan. Suhu optimal untuk hidup ikan nila
pada kisaran 14-38 °C. Secara alami ikan ini dapat memijah pada suhu 22-37 °C
namun suhu yang baik untuk perkembangbiakannya berkisar antara 25-30 °C.
pH
Nilai pH merupakan
indikator tingkat keasaman perairan . Beberapa faktor yang memengaruhi pH
perairan di antaranya aktivitas fotosintesis, suhu, dan terdapatnya anion dan
kation. Nilai pH yang ditoleransi ikan nila berkisar antara 5 hingga 11, tetapi
pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal adalah pada kisaran pH 7–8 .
Amonia
Amonia merupakan bentuk
utama ekskresi nitrogen dari organisme akuatik. Sumber utama amonia (NH3)
adalah bahan organik dalam bentuk sisa pakan, kotoran ikan maupun dalam bentuk
plankton dari bahan organik tersuspensi. Pembusukan bahan organik, terutama
yang banyak mengandung protein, menghasilkan ammonium (NH4+) dan NH3. Bila
proses lanjut dari pembusukan (nitrifikasi) tidak berjalan lancar maka dapat
terjadi penumpukan NH3 sampai pada konsentrasi yang membahayakan bagi ikan.
Oksigen terlarut
Oksigen terlarut
diperlukan untuk respirasi, proses pembakaran makanan, aktivitas berenang,
pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain. Sumber oksigen perairan dapat berasal
dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas
fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Kadar oksigen terlarut yang
optimal bagi pertumbuhan ikan nila adalah lebih dari 5 mg/l.
Kekeruhan air yang
disebabkan oleh pelumpuran di dasar kolam juga akan memperlambat pertumbuhan
ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh adanya plankton; air yang
kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau kecoklatan karena
banyak mengandung diatom. Plankton ini baik sebagai makanan ikan nila,
sedangkan plankton biru kurang baik. Tingkat kecerahan air karena plankton
harus dikendalikan. .
Cara mengolah
a. Alat:
- Penggorengan
- Kompor
- dll
b. Bahan :
250 gram ikan balita (ikan nila ukuran
kecil), cuci bersih
3 siung bawang putih, haluskan
Garam, merica bubuk secukupnya
c. Proses pembuatan
Keripik Ikan Mas Balita (Baby Fish Chips)
Tahapan proses
pengolahan:
1. Pilih bahan baku
yang segar dan berkualitas
2. Ikan dicuci sampai
bersih, hilangkan kotoran dalam perut
3. Beri perasan jeruk
untuk mengurangi bau amis pada ikan
4. Haluskan berbagai
bumbu yang telah disiapkan
5. Campurkan kedalam
baskom yang telah berisi tepung beras, tepung terigu dan telur
6. Tambahkan larutan
santan
7. Aduk sampai tidak
menggumpal, tambahkan air jika terlalu menggumpal
8. Masukkan ikan
kedalam campuran adonan tepung
9. Panaskan minyak
kemudian goreng ikan hingga matang dan krispi
10. Kemas dalam wadah plastik.
0 comments:
Post a Comment