Dahulu pembudidaya ikan
hanya mengenal kolam tanah , kolam tembok, dan keramba sebagai wadah budidaya
ikan. Seiring dengan perkembangan teknologi pertanian dan ketersediaan bahan
material, banyak peternak yang berimprovisasi menerapkan ujicoba pemeliharaan
ikan di kolam alternatif.Salah satunya yang lagi ngetren adalah kolam
terpal.Ikan yang termasuk Pangasidae ini tidak memerlukan air mengalir untuk
membesarkan diri.Bahkan ikan patin ini mampu tumbuh normal di perairan yang
minim oksigen.
Namun perlu diketahui terutama pada
stadia benih ( larva ) sangat sensitif terhadap perubahan cuaca.Banyak
dilaporkan terjadinya kematian masal akibat perubahan suhu air dan udara secara
mendadak.Kondisi ini terjadi ketika anomali cuaca berlangsung, seperti kemarau
panjang atau musim hujan yang berbeda dari biasanya.
Namun dibalik itu ada satu hal yang
menguntungkan dari ikan patin ini. Ikan ini sangat toleran terhadap pH air.
a. Pompa
Pompa ini berfungsi
untuk mengalirkan air dari sumur, atau sungai menuju kolam terpal. Umumnya
pompa banyak dijual di pasaran dengan kapasitas 42 liter per menit.
b. Slang atau paralon
c. Aerator atau blower
Alat ini dipakai jika
tingkat penebaran tinggi, terutama pada stadia benih.
d. Ember atau baskom
e. Krakat atau waring
yang sudah dimodifikasi dengan ditambahkan pemberat /timah
Fungsinya untuk panen
benih.
a. Sistematika
Didaerah , ikan patin
lebih dikenal dengan sebutan ikan jambal atau pangasius,termasuk jenis ikan catfish.
adapun sususnan lengakap sistematika ikan patin sbb :
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo :
Siluroidea
Family :
Pangasidae
Genus :
Pangasius
Species :
Pangasius pangasius
Nama inggris :
Catfish
Nama lokal :
Patin
b. Syarat hidup
Toleran terhadap pH
dengan kisaran 5 - 9, dengan kandungan oksigen terlarut 3 - 6 ppm, CO2 9 - 20
ppm, dan alkalinitas 80 - 250 ppm. Suhu air pada kisaran 28 - 30 derajat
celcius.
c. Kebiasaan hidup
Di alam bebas ikan
patin biasanya bersembunyi di dalam lubang. ikan ini keluar dari tempat
persembunyiannya setelah hari mulai gelap atau dikenal dengan istilah
nokturnal. Di habitat aslinya ikan ini lebih menetap di dasar perairan
ketimbang di permukaan atau dikenal dengan ikan dasar ( demersal ). Hal ini
dibuktikan dengan bentuk mulutnya yang lebar. Secara alami , makanan ikan patin
di alam adalah ikan-ikan kecil, cacing, serangga, udang-udangan, molusca, dan
biji-bijian, sehingga digolongkan kedalam ikan omnivora.
d. Karakteristik daging
Ikan patin mempunyai
rasa yang khas dibanding ikan dari keluarga lele-lelean yang lain dengan
kandungan gizi sbb:
Prot : 68,6%
Lemak : 5,8%
Abu : 3,5%
Air :59,3%
Selain itu bobot ikan
setelah disiangi sebesar 79,7% dari bobot awal
TEKNIK PENDEDERAN IKAN
PATIN
a. Pendederan 1 di bak
terpal
Pendederan 1 adalah kegiatan
pemeliharaan patin pada stadia larva sampai ukuran 1-2 inchi (2,5-5cm). Berikut
tahapan kegiatan pendederan 1:
1. Menyiapkan kolam dan
perlengkapannya
Disarankan kegiatan pendederan 1
dilakukan di dalam ruangan tertutup, pasalnya ikan patin pada stadia benih ini
sangat rentan terhadap perubahan suhu, oksigen terlarut, dan parameter kimia
lainnya. Biasanya 1 unit pendederan patin menggunakan ruangan berukuran 75m2 .
Ruangan tersebut dapat menampung sekitar 15 bak terpal dengan ukuran
2x1x0,5.Peralatan pendukung kegiatan ini sebagai berikut :
-blower
-air bersih
-peralatan perikanan
seperti alat tangkap dan alat sortir
-listrik
-genset
-unit penetasan artemia
berupa galon bekas air atau ember
2. Penebaran benih
Meliputi :
a. Pengisian air kolam
Dilakukan pada 1-2 hari sebelum
penebaran benih.Untuk tahap awal, ketinggian air sekitar 15-20 cm
saja.Selanjutnya pada hari ke-5 air ditambah sedikit demi sedikit.
b. Penebaran benih
Untuk kolam ukuran 2x1x0,5 m dapat
dipelihara sebanyak 15000-20000 ekor.
c. Pemeliharaan hari
1-7
Benih patin pada tahap pendederan 1
ini dipelihara selama 3-4 minggu. hari ke2 atau hari ke3 setelah netas diberi
pakan artemia sampai hari ketujuh setiap 1-2 jam sekali.
d. Pemeliharaan setelah
hari ketujuh
Diberi pakan kutu air (dapnia) atau
cacing sutra. yang dicacah terlebih dahulu dan didesinfektan dengan direndam di
larutan kunyit dan temulawak.
e. Pemeliharaan setelah
hari ke-14
Sudah bisa dikasih pelet dalam bentuk tepung.
Pemberian pelet setiap 3-4 jam sekali.Usahakan pakan yang diberikan sesuai
kebutuhan benih. Pakan yang tersisa harus disifon.
f. Pemanenan
Dilakukan dengan cara di krakat.Selanjutnya di packing
menggunakan kantong plastik berukuran 40x60 cmdan diberi oksigen.Perbandingan
oksigen dan air 50 : 50. Kantong ukuran ini bisa menampung 500 ekor benih
ukuran 2 inchi dengan lama perjalanan 5-6 jam.
Selama pemeliharaan
pada hari k-4 sampai hari k-14 dilakukan sirkulasi.
b. Pendederan 2 di bak
terpal
Kegiatan ini merupakan lanjutan
dari pendederan 1. Kegiatan pendederan 2 sebaiknya dilakukan di tempat yang
tidak terkena cahaya langsung. Apabila dilakukan diluar ruangan, hendaknya
kolam diberi naungan terpal. Berikut urutan kegiatan pendederan 2 di bak terpal
:
1. Keringkan kolam
beberapa hari untuk membunuh bibit penyakit.
2. Isi bak dengan air
bersih setinggi 20-25 cm, lalu biarkan selama sehari.
3. Pada hari kedua
masukan benih ukuran 1 inchi sebanyak 5000-7000 ekor.
4. Berikan pakan 3-4
jam sekali, berupa pelet dalam bentuk crumble.
5. Penggantian air
sebaiknya dilakukan setiap hari ,yakni pagi dan sore hari.Penggantian air
dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit.
6. Panen dilakukan
setelah berukuran 2 inchi dengan lama pemeliharaan sekitar 3 minggu.
PEMBESARAN PATIN DI
KOLAM TERPAL
Sebelum mulai , pastikan terpal
tidak bocor. Selain itu sebaiknya di sekitar kolam tidak ada pohon besar yang
dapat menghambat sinar matahari masuk. Jika benih yang ditebar berasal dari
tempat lain, sebaiknya pengangkutan benih dilakukan pada saat pagi atau sore
hari dengan menggunakan plastik yang diberi oksigen. Sebelum benih ditebar, lakukan
aklimatisasi terlebih dahulu dengan cara membiarkan kantong plastik berisi
benih terapung apung di atas permukaan air selama 10-15 menit. Setelah itu buka
plastik dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Padat tebar patin untuk
pembesaran ukuran 2,5 inchi umumnya 5-10 ekor per m2 Benih yang baik adalah
benih yang kondisinya sehat, tidak cacat dan ukuran seragam. Berikut ini
ciri-ciri benih patin yang baik berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) :
1. Benih hasil
pemijahan induk kelas pokok antara induk jantan dan betina sebaiknya bukan
berasal dari satu keturunan.
2. Bagian kepala dan
punggungnya berwarna hitam keabu-abuan, sedangkan perutnya putih keperakan.
3. Bentuk mata bulat
menonjol.
4. Bentuk tubuh seperti
ikan dewasa.
5. Gerakan aktif dan
berenang horizontal.
Untuk mempercepat pertumbuhan
patin, selama dipelihara di kolam terpal. berikan pakan buatan seperti pelet
komersil, maupun pakan alternatif. Untuk menyiasati harga pelet yang semakin
mahal, umumnya pembudidaya menggunakan pelet komersil untuk tahap awal
pemeliharaan yakni kurang lebih selama satu bulan. Selanjutnya mereka mengganti
dengan pakan racikan sendiri. Selain itu ikan patin juga bisa diberi pakan
alternatif berupa roti atau mie bekas,sosis atau nugget kadaluarsa dan makanan
sisa lainnya.
Penggantian air
dilakukan jikan kondisi air sudah jelek , yakni kotor, keruh , bau dan
berlumut.
PEMENENAN
Panen pada akhir
pembesaran setelah 6-8 bulan pemeliharaan, sejak pendederan 1 sampai
pembesaran. Umumnya berat patin yang diinginkan pasar sekitar 250 gram per
ekornya.
Kekurangan Kolam Terpal
Berikut beberapa
kelemahan kolam terpal dibandingkan dengan kolam tanah maupun kolam beton:
a. Rawan
bocor
Lahan tempat meletakkan
kolam terpal harus bebas dari sudut-sudut lancip. Hati-hati juga dalam
memberikan pakan tambahan untuk ikan, karena terkadang makanan juga dapat
menyebabkan kebocoran pada terpal. Hewan pengerat seperti tikus juga senang
mengunyah terpal sehingga tikus juga merupakan salah satu penyebab utama
bocornya kolam terpal. Terpal juga mungkin tertusuk kawat atau paku dari bambu
penegak dinding kolam.
b. Mudah
lapuk karena hujan
Pembudidaya harus
mencari cara agar bagian luar kolam terpal tidak sering terkena hujan, karena
dapat menyebabkan terpal lapuk. Hal ini juga akan mengakibatkan rusaknya terpal
sebelum waktunya.
c. Tidak
awet
Usia rata-rata kolam
terpal hanya sekitar 2 tahun kadang malah 1 tahun. Sementara kolam tanah dan
kolam beton dapat berusia hingga puluhan tahun selama dijaga agar tidak terlalu
berlumut.
d. Miskin
ion-ion dan mineral dari tanah
Salah satu keunggulan
kolam tanah adalah karena tanah banyak mengandung mineral renik yang penting
bagi nutrisi ikan. Tanah juga berfungsi sebagai penstabil ion dalam air. Ketika
air kekurangan ion, tanah akan memberikannya. Ketika air kelebihan ion, tanah
akan mengikatnya. Ikan yang dibiakkan di kolam terpal mungkin tidak tumbuh
sebesar dan secepat ikan yang dibiakkan di kolam tanah kecuali jika pemilik
menambahkan zat tambahan seperti mineral ke dalam air kolam terpal.
e. Air
kolam terpal lebih cepat bau
Hal ini disebabkan
karena kolam terpal tidak memiliki bakteri yang dimiliki oleh kolam tanah yang
berfungsi sebagai perombak bahan organik dan penyuplai mineral bagi bakteri.
Perombakan bahan organik yang cepat akan membantu mengurai pakan ikan yang
tidak habis sehingga tidak berada terlalu lama di dalam air. Kolam terpal akan
lebih cepat bau karena proses pembusukan pakan ikan yang tidak habis akan
memakan waktu lebih lama dan dapat mengurangi kadar oksigen dalam air karena
proses pembusukan (oksidasi) membutuhkan oksigen.
Pemilihan jenis kolam
tentu akan sangat bergantung pada tujuan anda beternak ikan. Jika anda
mempertimbangkan masalah biaya, mobilitas, dan kemudahan pengembangan, tentu
anda akan memilih kolam terpal. Namun jika prioritas anda adalah kualitas ikan,
penggunaan kolam dalam jangka panjang, dan anda tipe orang yang tidak mau repot
mengganti kolam tiap tahun, dan memiliki budget, maka tentunya anda akan
memilih kolam yang lebih permanen seperti kolam beton atau kolam tanah.
https://bit.ly/2xuTXLs
ReplyDeleteThanks for info