Pemanfaatan Bahan Pangan Berbasis Rumput Laut (Euchemma
cottonii) untuk meminimalisir problem defisiensi Fe sebagai upaya peningkatan pola hidup sehat masyarakat Indonesia
•
Anemia
gizi → masalah kesehatan → penyebab
tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi serta rendahnya produktivitas
kerja, prestasi olahraga dan kemampuan belajar.
•
Anemia
terjadi karena Hb ↘
→ minimnya oksigen ke seluruh tubuh.
•
ADB
→ remaja putri, ibu hamil, balita, anak usia sekolah, WUS, usia produktif, dan
usia lanjut.
•
Angka
prevalensi defisiensi zat besi di Indonesia sendiri cukup tinggi.
•
Di
Asia Tenggara sendiri prevelensi defisiensi zat besi lebih dari 79% dengan
total penderita sebanyak 616 juta orang
Berbagai cara ditempuh oleh semua aspek masyarakat
guna meminimalisir problema defisiensi zat besi tersebut, di mana mulai
dicarinya alternative melalui
pemanfaatan bahan pangan lokal antara lain
rumput laut
Aspek Sosio Cultural Teknologi Pangan
•
Rumput laut adalah salah satu sumberdaya hayati yang
terdapat di wilayah
pesisir dan laut.
•
Selain hidup bebas di alam, beberapa
jenis rumput laut juga banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir
Indonesia.
•
Secara
kimia rumput laut terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat
(33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain karbohidrat,
protein, lemak dan serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam
amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K), serta mineral seperti nitrogen, oksigen,
kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan
natrium.
•
Kandungan
asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10-20 kali lipat
dibandingkan dengan tanaman darat
•
Adanya
mineral esensial berupa zat besi ini diharapkan dapat meminimali-sir angka
defisiensi zat besi di Indonesia.
•
Bahan
pangan ber-basis rumput laut ini dapat diolah menjadi berbagai jenis hidangan
baik berupa : kudapan, minuman, lauk pauk, sayur, maupun olahan lainnya melalui
penerapan teknologi pengolahan pangan.
•
Mengingat
dewasa ini masyarakat mulai kembali peduli akan kesehatan dan kebutuhaan faali
tubuh.
•
Peranan
keluarga sebagai elemen masyarakat terkecil dalam masalah ini diharapkan
menunjang tercapainya status kesehatan masyarakat secara maksimal serta
terpenuhinya kebutuhan mineral esesial berupa zat besi (Fe) melalui pemanfaatan
bahan pangan berbasis rumput laut.dalam konsumsi kesehariannya.
Pemecahan Masalah
•
Keberhasilan
program difusi iptek akan ditentukan oleh kesesuaian teknologi yang
dikembangkan dengan kebutuhan masyarakat, kemampuan masyarakat untuk mengakses
dan mengimplementasikan teknologi, serta mekanisme/proses transfer teknologi
Diversivikasi olahan rumput laut
•
Rumput
laut merupakan ganggang yang hidup di laut dan tergolong dalam divisio thallophyta.
•
Rumput
laut potensial yang dimaksud disini adalah jenis rumput laut yang sudah
diketahui dapat digunakan diberbagai industri sebagai sumber karagin,
agar-agar, dan alginat.
Wilayah potensial untuk pengembangan budidaya rumput
laut Eucheuma
•
perairan
pantai Sabang
•
Sumatera
Barat (Pesisir Selatan, Mentawai)
•
Sumatera
Selatan & Bangka Belitung
•
Banten
(dekat Ujung Kulon, Teluk Banten/P. Panjang)
•
DKI
Jakarta (Kepulauan Seribu)
•
Jawa
Tengah (Karimun Jawa)
•
Jawa
Timur (Situbondo dan Banyuwangi Selatan, Madura)
•
Bali
(Nusa Dua/Kutuh Gunung Payung, Nusa Penida, Nusa Lembongan) dan Buleleng;
Ada
luga wilayah potensial
untuk pengembangan budidaya rumput laut Eucheuma
•
Nusa
Tenggara Barat (Lombok Barat dan Lombok Selatan, pantai Utara Sumbawa Besar,
Bima, dan Sumba)
•
Nusa
Tenggara Timur (Maumere, Larantuka, Kupang, P. Roti selatan)
•
Sulawesi
Utara & Gorontalo
•
Sulawesi
Tengah, Sulawesi Tenggara, & Sulawesi Selatan
•
Kalimantan
Barat & Kalimantan Timur
•
Kalimantan
Selatan (Pulau Laut)
•
Maluku
(P. Seram, P. Osi, Halmahera, Kep. Aru dan Kei)
•
Papua (Biak, Sorong).
Melimpahnya rumut laut saat ini belum bisa memanfaatkan dengan baik oleh masyarakat awam hal ini juga disebabkan
lambannya difusi teknologi pangan dimasyarakat tradisional.Diversifikasi Olahan
Rumput Laut merupakan inovasi produk pangan yang dapat diupayakan sebagai
penerapan intervensi teknologi pangan pada skala rumah tangga. Antara lain :
Kemasan
•
Wadah
yang dipakai sebaiknya yang terbuat dari plastik, karena para konsumen dapat
melihat langsung isi di dalamnya.
•
Perlu
ingat, bahwa daya tarik olahan ini terletak pada bentuk rumput laut yang
seperti aslinya.
•
Ukuran
wadah dapat bermacam-macam sesuai dengan harga yang diberikan.
Sosialisasi yang perlu dilakukan
antara lain :
•
Pertama, memberikan dasar atau fondasi kepada individu bagi terciptanya
partisipasi yang efektif dalam masyarakat
•
Pembuatan
permen jelly rumput lut ini dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah rumput
laut dan diversifikasi olahan rumput laut. Pembuatan jelly dilakukan dengan
mencampur gula atau glukosa dengan rumput laut yang dapat membentuk gel dan
menyerap air sehingga dapat mempengaruhi tekstur permen jelly yang dibuat.
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan permen jelly rumput laut adalah
rumput laut Eucheuma spinosum. Kelebihan dari Eucheuma spinosum adalah
kandungan iota karagenan. Iota karagenan memiliki daya gel tinggi dan daya
higroskopisnya rendah, sehingga sangat sesuai untuk bahan permen jelly rumput
laut.Bahan lainnya yang digunakan adalah glukosa atau fruktosa cair, sukrosa,
asam sitrat, pewarna, essens, dan natrium benzoate.
•
Kedua
meningkatkan
nilai jual dan memungkinkan
lestarinya suatu masyarakat sosial.
•
Dalam
upaya menanggulangi permasalahan di atas (ADB) maka hal utama yang bisa dilakukan
adalah mensosilisasikan hasil diversifikasi olahan rumput laut tersebut dengan pemberdayaan wanita dan keluarga.
Sayangnya
keberhasilan besarnya produksi rumput laut, tidak di barengi kapasitas produksi
rumput laut kering. Hingga saat ini, kapasitas produksi rumput laut kering
hanya 180 ribu ton dari kemampuan panen 5,2 juta ton di tahun 2012.
Masalah
yang dihadapi dengan adanya di toko-toko retail waralaba telah dibanjiri produk
rumput laut sejenis makanan ringan yang sangat disukai oleh anak-anak, namun
makanan ini berasal dari luar seperti Thailand dan Korea. Kita semua berharap
agar rumput laut Indonesia mampu menjadi tuan pasar sendiri di dalam negeri. Jangan
sampai produksi melimpah, namun hasil olahannya dikuasai oleh negara luar.
0 comments:
Post a Comment