I. PENDAHULUAN
Ikan patin (pangasius sp.) yang
terdapat di Indosia terdapat 14 spesies,namum tetap saja pangasianodon
hypopthalmus yang berasal dari Thailand merupakan satu-satunya yang
dibudidayakan di Indonesia.
Dalam rangka memanfaatkan
keanekaragaman hayati ikan air tawar Indonesia,khususnya potensi spesies ikan
patin lokal untuk budidaya, sejak tahun 1996 telah dilakukan penelitian kerja
sama dengan Uni Eropa. dimana spesies ikan patin ini, pangasius djambal bleker,
1846 telah menjadi calon komoditi budidaya baru karna potensi ukurannya yang
besar ( bisa mencapai lebih dari 20 kg/ekor ). Penyebaran geografisnya yang
luas serta popularitasnya diantara konsumen jenis ini di Sumatra dan
pulau-pulau lain di Indonesia. Evaluasi budidaya secara teknis menunjukan
banyak keunggulan yang bernilai lebih bagi aquaculture. Sedangkan sosialisasi
pembudidayaan jenis ini telah dilakukan pada tahun 1997.
Dewasa ini apabila diperhatikan
sudah banyak restoran yang menyajikan menu makanan utama berupa ikan patin
bakar/goreng. Untuk memenuhi kebutuhan pasokan ikan tersebut tidak dapat hanya
dipenuhi dari hasil tangkapan diperairan umum, sehingga perlu adanya
pembudidayaan secara lebih intensif.
Apabila ditinjau dari aspek pembudidayaan,
teknologi budidaya ikan patin relatif telah dikuasai. Ketersediaan benih yang
semula dianggap sebagai kendal, namun sekarang telah banyak pembenih baik
perorangan maupun perusahaan yang berhasil memproduksi benih ikan patin.
Beberapa keunggulan komparatif
budidaya ikan patin adalah bahwa ikan patin ukuran indifidunya cukup besar,
pemakan segalanya dan dapat bertoleransi terhadap kondisi perairan yang kurang
menguntungkan karena kondosi oksigen (02) terlarut relatif lebih rendah serta
dapat beroleransi PH air lingkungan yang ber pH 3-4. Demikian juga ikan patin
mau mengkonsumsi makanan buatan atau pakan yang beredar di pasaran sebagai
makanannya.
II.PENGENALAN JENIS
A.Sistematika dan Klasifikasi
Ikan patin (pengasius Sp.)
termasuk family pengasidae, yaitu jenis ikan yang memiliki lubang mulut kecil
berpinggiran bola mata yang bebas, sirip punggung tambahan sangat kecil dan
bersungut di hidung.
Sesuai dengan klasifikasi, ikan patin jambal
adalah sebagai berikut ;
Phylum
|
:
|
Chordata
|
Sub Phylum
|
:
|
vetebrata
|
Super Class
|
:
|
Pisces
|
Class
|
:
|
Ostechtyes
|
Sub Class
|
:
|
Actinophysi
|
Marga
|
:
|
Pangasius
|
Jenis
|
:
|
pangasius hypoptermus
|
B.Habitat dan Tingkah Laku
Ikan
patin habitatnya di alam, hidup di perairan umum seperti di Kalimantan dan
Sumatra Selatan.Jenis ikan ini termasuk ikan dasar dan biasanya banyak
melakukan aktifitas di malam hari.Kebiasaan ikan ini suka bergelombol.Nafsu
makan ikan akan terangsang (akan bertambah) apabila ikan-ikan tersebut
bergelombol.
Ikan patin biasanya memijah pada musim
penghujan yang biasanya jatuh pada bulan november s/d maret.
C.Kebiasaan Makan dan makannya
Ikan
patin berdasarkan kebiasaan makannya termasuk ikan pemakan segala (Omnivora)
dan secara alami makannya terdiri dari serangga, biji-bijian, ikan rucah,
udang-udangan dan moluska.
III.SUMBER AIR
Sumber air
untuk pemeliharaan ikan patin di kolam dapat di peroleh dari alam misalnya
sungai, sumber bor dan air hujan, yang pasti air nya layak untuk kehidupan
pembesaran.
Beberapa parameter kualitas air yang di
perlukan untuk pembudidayaan ikan patin adalah:
No
|
PARAMETER
|
KANDUNGAN
|
1
|
Oksigen (O2)
|
3-6 ppm
|
2
|
Karbondioksida (C02)
|
9-20 ppm
|
3
|
pH
|
5-9
|
4
|
Alkalinitas
|
80-250
|
5
|
Suhu
|
28-30oc
|
Sumber : Prosiding Seminar Hasil Penelitian
Perikanan Air Tawar 1993
IV. BAHAN DAN SARANA
A.Konstruksi Kolam
Ukuran kolam
yang diperlukan untuk pembesaran ikan patin tergantung dari luas lahan yang
tersedia. Demikian juga konstruksi kolam dapat terbuat dari tanah maupun dari
konstruksi beton tergantung pemodalan yang ada. Namun pada tanah yang porous
sebaiknya di buat kolam dengan konstruksi tembok.
Berdasarkan
pengalaman para pebudidaya, bentuk ideal untuk kolam pemeliharaan ikan patin
berupa kolam tanah adalah empat persegi panjang dengan ukuran luas lebih besar
dari 50 M2. Kedalaman kolam berkisar antara 0,5 - 1,5 m. Kemiringan dasar kolam
dari permukaan kepembuangan 0,5%, tinngi pematang 1-1,5 M.
Pada bagian
tengah dasar kolam dibuat parit/kemalir yang memanjang dari arah pemasukan air
kearah pengeluaran air ( monik). Ukuran parit memiliki lebar 30-50 cm dengan
kedalaman 10-15 cm.
Sebagaimana
pada pemeliharaan ikan nila dan emas, maka kolam pemeliharaan ikan patin juga
memerlukan pintu pemasukan dan pengeluaran air yang bentuk dan spesifikasinya
kurang lebih sama. Untuk kolam yang sederhana pintu pemasukan dan pengeluaran
air bahan nya terbuat dari bambu atau paralon. Pada pintu pemasukan dan
pengeluaran air dipasangi saringan yang terbuat dari kawat atau anyaman bambu
untuk mencegah agar ikan tidak lolos.
Untuk kolam
yang lebih intensif, sebaiknya pintu pengeluaran air dibuat dengan sistem
siphon atau monik dengan maksud agar air yang keluar dari kolam adalah air yang
berasal dari bagian dasar kolam, yakni air yang mengandung sisa pakan, kotoran
ikan dan air kotor.
B. Sarana
Jenis-jenis sarana budidaya yang diperlukan
pada pembudidayaan ikan patin adalah :
a.
|
kapur
|
|
kapur diperlukan untuk memberantas hama dan
penyakit yang adapada kolan.Kapur dapatjuga menaikkan pH air kolam. Banyak
nya kapur yang di berikan pada kolam tergantung pada keadaan kolam, biasanya
berkisar antara 20-100 gram/m2.
|
b.
|
Pupuk
|
|
pupuk di perlukan untuk mempercepat
pertambahan makan alami di dalam kolam.Pupuk yang di perlukan/dipergunanakan
adalah pupuk TSP sebanyak 22-25 gram/m2
|
c.
|
Benih
|
|
pada pembesaran ikan patin, padat penebaran
benih ikan patin dapat bervariasi berkisar antara 8-15 ekor permeter persegi
dengan ukuran 3-6 inci per ekor atau 40-50 gram per ekor.
|
d.
|
Pakan
|
|
makanan tambahan yang di berikan dapat berupa
pellet (buatan pabrik) dengan kandungan protein berkisar 20-30 persen, atau
pakan buatan sendiri bahan bakunya dari dedak 25 %, menir 50 %, tepung ikan
25 % (1:2:1).
|
Jumlah makanan tambahan di berikan 2-3 persen dari
berat total ikan per hari. Frekuensi pemberian makanan 2 (dua) kali sehari
yaitu pagi hari dan sore hari.
V. TEKNIK PEMBUDIDAYAAN
A.Persiapan kolam
- Pengolahan tanah dasar kolam meliputi pencankulan/pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Pematan kolam diperbaiki, menutupi bagian-bagian kolam yang bocor.
- Memperbaiki parit/kemalir dan kubangan untuk tempat persiapan pemanenan.
- Penaburan kapur pertanian dengan dosis antara 20-200 gram/meter persegi (tergantung keadaan kolam). Untuk kolam yang pH-nya rendah pemakaian kapur akan lebih banyak, juga sebaliknya. Tanah yang pH-nya sudah cukup baik pemberian kapur sekedar untuk membasmi hamadan penyakit yang mungkin ada di kolam.
- Pemasangan saringan pada pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air untuk mencegah agar ikan tidak lolos/keluar.
- Pengisian air dengan ketinggian 1-1,5 meter biarkan selama 1 (satu) minggu.
- Satu minggu setelah pengisian air, kemudian dilakukan pemupukan dengan TSP sebanyak 22 gram/meter persegi.
- Satu minggu kemudian dilakukan penebaran benih.
B. Penebaran Benih
Benih yang di besarkan di kolam sebaiknya
berukuran seragam 40-50 gram/ekor dengn padat penebaran 8-15 ekor/m2.
C. Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan selama masa pemeliharaan
adalah 2-3% dari berat total ikan perhari. Frekuensi pemberian pakan 2 (dua)
kali sehari dengan waktu pemberian pagi dan sore hari.
D. Pencegahan Hama dan Penyakit
Untuk pencegahan hama dan penyakit sebaiknya
benih ikan patin jambal yang akan ditebar dicucihamakan terlebih dulu dengan
KMn04 atau PK ( Kalium Permanganat) dengan dosis 35 gram/m3 selama 24 jam atau
dengan formalin dosis 25ppm selama 5-10 menit.
VI. PANEN
Masa pemeliharaan ikan patin jambal dapat
berfariasi tergantung dari ukuran awal benih yang ditebar dan berat ikan yang
diinginkan serta permintaan pasar.
Pengalaman pembudidayaan ikan menunjukkan untuk
mencapai ukuran berat 1 (satu) kg/ekor dengan berat awal tebar 50 gram/ekor
memerlukan waktu selama 7-12 bulan.
Pemanenan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara,
yaitu pemanenan secara bertahap dan total. Pada pemanenan bertahap dilakukan
dengan cara menyurutkan air sedikit demi sedikit lalu memilih ikan-ikan yang
siap untuk dipanen dan dapat di gunakan dengan jala. Setelah selesai pemanena
lalu air di isikan kembali seperti semula. Sedangkan pada pemanenan total
dilakukan dengan cara pengeringan kolam sehingga ikan mengumpul pada parit dan
kubangan dengan demikian dengan mudah ditangkap menggunakan serok atau jaring.
Sebaiknya ikan yang selesai di panen disimpan
di tempat penampungan sementara sambil menunggu pengangkutan kepasar ikan.
0 comments:
Post a Comment