Budidaya
nila NIRWANA (Nila Ras Wanayasa) dimulai tahun 2007 pasca direlease oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan. Ikan ini
merupakan hasil perbaikan genetik, kerja sama antara Balai Pengembangan Benih Ikan
Air Tawar (BPBIAT) Wanayasa. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Secara umum, teknik budidaya nila Nirwana
tidak jauh berbeda dengan jenis nila lainnya.
Nila
Nirwana salah satu strain ikan yang termasuk baru, jenis ikan nila (Orecrhomis niloticus) ini memiliki
beberapa keunggulan. Di Desa Talun, kecamatan Kayen, Kabupaten Pati ikan nila
sangat banyak dan mudah di budidayakan serta dengan biaya produksi yang murah. Tanpa
mengeluarkan biaya pakan buatan untuk membudidayakan ikan nila, tetapi untuk
pembenihan ikan nila maupun pendederan ikan nila membutuhkan pakan ikan yang
cukup. Dengan lahan yang begitu luasnya maka ikan nila bisa dibudidayakan hanya
menggunakan pakan alami yaitu, plankton.Tujuan perbanyakan calon induk ikan
Nila Nirmala, adalah dapat induk jenis unggul dari induk hasil dari induk
pemuliaan.
Nila
nirmala mengacu pada ()nila ras wanayasa, nila Nirmala merupakan hasil seleksi
famili dari Nila gift ( genetic improvement farm tilapia) dan nila get
(genetically enchanceh tilapia) dari Filipina. Untuk menghasilkan nila nirwana
dilakukan seleksi dengan menggunakan metode “seleksi famili” nila gift dan 24
famili nila get. Untuk memproduksi induk yang dilaksanakan mengacu pada
protokol P.07. Perbanyakan calon induk ikan nila yang dikeluarkan oleh Pusat
Pengembangan Induk Ikan Nila Nasional (PPIIN) tahun 2010.
a. Sejarah
dan asal-usul
Ikan nila pertama kali
di datangkan dari Taiwan ke Bogor (Balai Perikanan Air tawar) pada tahun 1969.
Setahun kemudian ikan ini baru disebarkan ke beberapa daerah. Pemberian nama
nila berdasarkan ketetapan Direkturjendral Perikanan pada tahun 1972, nama
species ini diambil dari nilotica kemudian di ubah mnjadi nila. Nama nilotica
menunjukan daerah asal dari ikan ini, yaitu sungai Nil di benua Afrika. Secara
alami ikan nila mengadakan migrasi dari habitata aslinya di sungai Nil di
Uganda (bagian hulu syngai Nil). Karena campur tangan manusia ikan nila
sekarang ada dimana-mana, antara lain di ; benua Afrika, Amerika, Eropa, Asia
dan Australia.
Pada awalnya ikan nila
di golongkan dalam jenis Tilapia nilotica atau ikan dari golongantilapia yang
tidak mengerami telur danlarva di dalam mulut induknya. Dalam perkembangan
selanjutnya para pakar perikanan menggolongkan dalam jenis Sarotherodon niloticus atau kelompok ikan tilapia yang mengeram
telur dan larvanya di mulut induk jantan maupun betina. Berikut ini
klasifikasinya.
Fillum : Chordata
Subfillum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Subkelas : Acanthopterigii
Ordo : Perciformes
Familia : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Species : Orechromis niloticus
Nama asing : nila tilapia
Nama lokal : nila
Untuk
mendapatkan induk nila jenis unggul diperlukan beberapa prosedur dalam
pengelolaannya.
1. Persyaratan
kualitas air.
a. Oksigen
terlarut : 4 -5 0/00
atau 4 – 5 gr/lt
b. pH : 6,5 – 8,5
c. Suhu : 24 – 300C
d. Alkilinitas : > 50 mg/liter Ca Co3
e. NO2-N : < 0,001 mg/liter
2. Kolam
a. Luas
kolam minimal : 300 – 500 m2
b. Kedaaman
air : 75 – 100 cm
c. Debit : 0,5 – 1 liter/detik
3. Alat
dan Bahan
a. Alat
Hapa berukuran 1 x 1 x
1 m2, mata jaring 1 mm2
Hapa penampungan larva
2 x 2 x 1 m2, mata jaring 1mm2
Kantong jaring
penampingan induk sementara
Alat grading diameter
lubang 2mm atau waring bermata jaring 4 mm.
Hapa hitam penampungan
sementara hasil panen untuk benih 4 x 2
x 1 m2, dengan mata jaring 2 mm
Ember plastik volume 40
lt dan 10 lt
Lambit diameter 30 cm
Serok / scoop net
b. Bahan
Induk ikan nila hasil
pemuliaan / induk unggul populasi awal minimal 400 ekor betina dan 250 ekor
jantan.
Pakan pellet berprotein
28 – 30 %.
Kapur pertanian ( 25 –
50 gr/m2 dan pupuk organik 250 – 500 gr/m2)
Garam dapur 5 gr/lt
Prosedur
kerja :
1.
Pematangan Gonad
Pematangan Gonad di kolam tanah
Pematangan
gonad nila Nirwana bisa dilakukan di
kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 2 – 4 hari
dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 60 – 80 cm dan alirkan
secara kontinyu; masukan 400 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3
persen/hari (3 kg) setiap hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara
terpisah.
Pematangan
gonad juga bisa dilakukan di bak.
Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 6 m, lebar 4 m dan tinggi 1 m;
keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 80 – 100 cm dan alirkan secara
kontinyu; masukan 100 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3
persen/hari.
2. Seleksi induk
Seleksi induk
dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk betina : tubuh
memanjang; warna agak kusam; perut agak gendut, gerakan lamban, lubang kelamin
ada dua dan mebulat, satu lubang telur, satu lubang kencing dan berukuran 300 –
500 gram. Tanda induk jantan : tubuh membulat; warna cerah; bersirip kemerahan;
gerakan lincah, satu buah lubang kelamin yang memanjang, terkadang keluar
cairan putih bening bila dipijit lubang kelaminnya, dan berukuran antara 400 –
500 gram.
3. Pemijahan
Cara I
Pemijahan dilakukan di
kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya;
keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 40 – 60 cm dan alirkan secara
kontinyu; masukan 300 ekor induk betina; masukan pula 100 ekor induk jantan;
biarkan memijah; panen larva dilakukan pada hari ke 14 – 20 dengan sekup net di
permukaan kolam.
Cara
II
Pemijahan dilakukan di
kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; buat kobakan di dasar kolam
(di salah sudut dekat pintu pembuangan), dengan ukuran panjang panjang 4 m,
lebar 2 m dan tinggi 1 m; perbaiki seluruh bagiannya; keringkan selama 3 – 5
hari; isi air setinggi 40 – 60 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor
induk betina; masukan pula 100 ekor induk jantan; biarkan memijah.
Panen larva dilakukan pada
hari ke 14 pagi hari, dengan cara mengeringkan kolam. Induk akan tertampung
dalam kobakan dan agar tidak mabuk, beri aliran dari kolam sebelah. Sementara
larva akan naik menuju aliran air dari pintu pemasukan dan akhirnya akan
tertampung dalam kemalir. Penangkapan larva dilakukan pada kubangan depan pintu
pengeluaran.
Setelah larva tertangkap
semua, seluruh bagian kolam diperbaiki, permukaan pematang yang bocor ditutup,
kemalir tengah digali lagi (lebar 40 dan tinggi 10 cm), permukaan tanah dasar
(bekas sarang pemijahan) diratakan. Kolam yang sudah diperbaiki dijemur hingga
sore hari. Pada sore itu juga kolam diisi air lagi hingga ketinggian semula.
Panen dilakukan 14 hari kemudian, dan terus dilakukan setiap 14 hari sekali.
Cara III
Pemijahan dilakukan di
kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya;
keringkan selama 3 – 5 hari; isi air setinggi 40 – 60 cm dan alirkan secara
kontinyu; masukan 300 ekor induk betina; masukan pula 100 ekor induk jantan;
biarkan memijah; tebar pupuk (kotoran ayam atau puyuh) pada hari ke 12; biarkan
pupuk itu bereaksi hingga tumbuh pakan alami; setelah itu, seluruh induk betina
yang sedang mengerami akan mengeluarkan larvanya hingga larva tersebar pada
seluruh permukaan air kolam; biasanya terjadi pada hari ke 16; tangkap larva
dengan scoop net di permukaan kolam hingga habis.
4.
Pendederan
Pendederan I
Pendederan pertama
dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 –
5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya;
tebarkan 5 – 7 karung kotoran ayam; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5
hari (air tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2
hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari;
setelah 2 minggu, sebar ke kolam lain bila penuh; panen dilakukan setelah
berumur 3 minggu.
Pendederan II
Pendederan kedua dilakukan
di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2; keringkan 4 – 5 hari;
perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya;
tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam ; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama
5 hari (air tidak dialirkan); tebar 40.000 ekor (telah diseleksi); beri 3 – 5
kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen setelah
berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga
dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 1.000 m2;
keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan
tanah dasarnya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam ; isi air setinggi 40 cm
dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor ukuran 5 – 8
cm (telah diseleksi); beri 3 – 5 kg tepung pelet atau pelet yang telah
direndam; panen setelah berumur sebulan.
5.
Pembesaran
Pembesaran di kolam tanah
Pembesaran nila Nirwana
bisa dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 1.000 m2;
perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam atau puyuh;
isi air setinggi 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 50 kg benih (10.00
ekor ukuran 10 – 12 cm atau 20 gram/ekor atau disebut juga sangkal) hasil
seleksi; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan dan
bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan
panen setelah 3 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak
200 – 300 kg.
Dari nila Nirwana kok jadi Nila Nirmala? Salah copy ya hehehe...
ReplyDeletesukses
ReplyDelete