Wilayah kabupaten Pati
terdapat garis pantaisepanjang 60 km, dan memiliki potensi untuk penangkapan,
disampaing untuk nelayan kecil penangkapan di laut dangkal juga nelayan di laut
dalam. Sebagaimana kita ketahui, alat tangkap yang termasuk kepada perikanan
pancing ini dapat dibedakan menjadi dua kategori :
1. Alat tangkap pancing
berumpan
a. Pancing tangan dan
pancing ulur sederhana
b. Alat pancing
bergagang pancing
c. Alat pancing dengan
laying-layang
d. Alat pancing gurita
e. Alat pancing rawai
(long line).
2. Alat tangkap pancing
tanpa umpan
a. Alat pancing tonda
(troll line)
b. Alat pancing huhate
(pole and line)
c. Alat pancing yang di
tarik (drag line).
Adapun bagian-bagian
pokok dari suatu alat pancing terdiri dari mata pancing, umpan dan tali
pancing. Berbeda jenis alat pancingnya maka akan berbeda pula pelengkap sebagai
tambahannya, seperti gagang pancing atau joran, pelampung, pemberat serta lain
sebagainya. Selain itu, berbeda jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapannya,
maka berbeda pula jenis alat pancing yang digunakan. Mengingat struktur alat
tangkap pancing yang dapat dikatakan tidak rumit ini, maka variasi dari alat
tangkap pancing ini pun akan banyak sekali, walau diatas telah dicobakan
mengelompokkannya dalam dua kategori berdasarkan satu hal saja, yaitu dari segi
umpan saja.
2.1.a. pancing
tangan/ulur sederhana
Jenis pancing ini
tersebar luas di Negara kita, bahkan dapat dikatakan tiap nelayan memilikinya
paling kurang satu perangkat. Jenis ini ada yang menggunakan satu mata pancing
peralat ataupun ada yang dengan beberapa mata pancing peralat. Jenis pancing
ini ada yang dioperasikan dari suatu tebing di pantai, dari bebatuan yang ada
di pantai, dari perahu maupun kapal. Beberapa jenis pancing dari kelompok ini
yang ada di tanah air antara lain : pancing usep, pancing jegog, pancing
mungsing, pancing gambur serta sejumlah penamaan lainnya. Jenis-jenis ikan yang
menjadi tujuan penangkapan antara lain bambangan (kakap merah, snapper) ekor
kuning (Caesio sp.), Caranx sp. Dan lain sebagainya.
2.1b. Pancing Berjoran
(pole line)
Contoh yang dapat
diketengahkan dari jenis bergagang pancing ini adalah pancing welesan. Panjang
gagang dari jenis pancing ini 2-3 m lebih yang terbuat dari batang bamboo.
Contoh lain adalah pancing tiger, pancing dewel, pancing sumbal, pancing
pemaphav dan lainnya. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan biasanya kakap merah
ekor kuning, belanak, kakap serta lainnya.
2.1c. Pancing Dengan
Layang-Layang (Kite Line).
Jenis pancing yang satu
ini cukup unik,karena pada pengoperasiannya menggunakan laying-layang. Jenis
pancing yang banyak dijumpai di pulau seribu (Jakarta), banten, sulawesi dan
maluku ini umumnya dioperasikan dari sebuah perahu ataupun kapal kecil. Sebagai
laying-layangnya, nelayan biasanya menggunakan daun kiter (Polypodium
quercifollum), sebagai ganti ekor laying-layang, diikatkan tali pancing tanpa
mata pancing sama sekali. Sebagai mata pancing dibuatkan jerat berumpan. Nelayan
mengoperasikan alat ini sama seperti halnya orang bermain laying-layang.
Layang-layang tersebut dinaikkan sedemikian rupa dan diusahakan agar ujung tali
(yang berjerat dan berumpan) seperti bermain diatas air. Jenis-jenis ikan yang
menjadi tujuan penangkapan yang umumnya berupa ikan cendro (Tylosurus melenotes
blk) akan berusaha untuk dapat menangkap umpan tadi, hingga suatu saat ikan
tersebut akan masuk ke dalam jerat dan tertangkap.
2.1d. Alat pancing
gurita (Octopus Jigg)
Sesuai dengan namanya,
jenis alat pancing ini ditujukan untuk menangkap gurita (octopus). Kita tahu,
gurita merupakan salah satu komuditi mahal bagi restoran yang menyajikan “sea
foods” maupun hidangan “sabu-sabu” yang harganya cukup “waaah”.pancing gurita
ini sangat spesifik, karena pada badan alat pancingnya terdapat sekian banyak
mata kail yang melengkung dan mencuat ke atas. Melalui tali pancing yang
panjang, maka alat pancing yang bermata banyak tersebut diturunkan pada lokasi
yang diduga banyak dihuni gurita, yang umumnya pada karang bergua-gua batu,
sedikit disebelah atas mata pancing tersebut ditautkan beberapa ikan umpan pada
tali pancing. Manakala gurita tengah sibuk memakan umpan-umpan tadi, melalui
sentakan mendadak, akan memungkinkan gurita akan tersangkut pada mata pancing.
2.1e. Alat pancing
rawai (Long Line)
Ayodhyoa (19720,
Sainsbury (19680, Von Brandt (1972) maupun Nedeleo (1990) mengetengahkan bahwa
jenis alat tangkap pancing yang di Indonesia ini umum dikenal sebagai pancing
perawe ataupun prawe ini, bila dilihat dari segi teknisnya dan beragam alat
Bantu yang digunakan, sangatlah berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan
kemampuannya untuk dioperasikan baik dilaut selasar benua maupun di laut lepas.
Selain itu, ikan yang menjadi tujuan penangkapan utamanya adalah jenis ikan
ekonomis penting, utamanya adalah jenis-jenis ikan tuna. Tidak mengherankan
bahwa bila yang kita maksudkan adalah longlinemaka secara ototmatis diartikan
“Tuna long line”. Hasil tangkapan yang diperoleh sebenarnya tidaklah mutlak
jenis tuna semata, karena tidak jarang tertangkap juga jenis-jenis ikan lain
seperti cucut, pari, layaran, setuhuk, ikan pedang atau ikan todak serta lain
sebagainya.
Sehubungan dengan jenis
alat tangkap ini, ternyata terdapat sejumlah variasi baik dalam hal ukuran, struktur
maupun besar-kecil serta jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapannya.
Berdasarkan besar-kecilnya alat tangkap long-line ini, Anonimous (1971)
Membedakannya menjadi :
a. Onawa (long line
besar). Long line besar ini ditujukan untuk menangkap jenis-jenis tuna
berukuran besar dengan kisaran bobot 30-100 kg seperti jenis bluefin tuna, tuna
mata besar (Bigeye tuna), Madidihang (Yellowfin Tuna) serta lainnya ;
b. Tombonawa (Albacore
long line) yang sesuai dengan namanya, lebih banyak dikhususkan untuk menangkap
jenis ikan albakora. Jenis ikan albakora yang menjadi sasaran penangkapan
umunya dengan kisaran bobot tubuh 10-20 Kg.
c. Meijinawa (Meiji
Long line). Sasaran penangkapan adalah jenis-jenis tuna berukuran bobot tubuh
lebih kecil daripada kedua jenis long line terdahulu, yaitu yang berbobot
antara 3-10 Kg. jenis long line ini pada dasarnya hamper tidak berbeda dengan
jenis tombonawa (Albacore long line), bahkan dikarenakan banyak memperoleh
perbaikan maka umum juga dikenal sebagai “improved long line”. Selain berbeda
dalam hal ikan yang menjadi tujuan utamanya, juga berbeda dalam hal jumlah
branch line atau tali cabang yang digunakan.
Pengklasifikasian long
line lainnya ada yang mendasarkannya pada faktor kedalaman perairan tempat
mengoperasikannya. Sehubungan dengan hal ini, maka dikenal :
a. jenis long line yang
dioperasikan pada lapisan di bawah permukaan (sub-surface layer) ataupun pada
perairan dangkal. Jenis long line ini diduga biasa dikenal sebagai “Albacore
type long line” ;
b. jenis long line yang
dioperasikan pad perairan dalam. Jenis ini dikenal sebagai “Black tuna type
long line”. ( Shapiro, 1950 dalam tambunan 1964).
Pembagian jenis long
line lainnya, adapula yang mendasarkan pada cara bagaimana long line tersebut
dioperasikan, apakah perentangannya ditetapkan dengan adanya pelampung dan
jangkar ataukah jenis long line tersebut dibiarkan terhanyut di ayun dan dihanyutkan
oleh adanya arus. Berdasarkan hal ini maka pembagiannya adalah :
a. Jenis long line yang
ditetapkan (Set long line) ;
b. Jenis long line
hanyut (Drift long line) (Ayodhyoa, 1972 ; Sainsbury, 1968 ; von Brandt, 1972 ;
Nedelec and Prado, 1990).
Walau dikatakan bahwa
jenis long line sangatlah berfariasi baik dalam hal ukurannya, cara
pengoperasiannya, daerah penangkapannya, jenis ikan yang menjadi tujuan maupun
tradisi lokal, sainbury (1968) membedakan long line utamanya pada lapisan
kedalaman tempat alat tersebut dioperasikan. Beliau menggklasifikasikannya
menjadi :
a. sub surface long
line. Long line ini leluasa dioperasikan pada lapisan air dibawah permukaan
menurut kedalaman yang dihendaki berdasarkan pengetahuan kedalaman renang ikan
yang menjadi tujuan penangkapan ;
b. Bottom long line.
Long line ini direntang dekat maupun didasar perairan.
kecenderungan daerah
asal long line mendasari penggolongan long line yang di tempuh oleh von Brandt
(1972) :
a. Long line Eropa yang
ditujukan untuk belut dan sidat Eropa ;
b. Long line dengan
rangkaian lampu pada jarak tertentu ;
c. Jenis long line
Portugis, long line ini diatur sedemikian rupa sehingga posisi long line ini
terangkat dari dasar perairan.
2.2 . Alat tangkap
pancing tanpa umpan
a. Alat pancing tonda (
Troll line )
b. Alat pancing huhate
( Pole and line )
c. Alat pancing yang
ditarik ( Drag line )
2.2.a. Pancing tonda (
Troll line )
Alat tangkap ini
ditujukan untuk menangkap jenis-jenis ikan palagis yang biasa hidup dekat
permukaan, mempunyai nilai ekonomis tinggi dan mempunyai kualitas daging
setengah mutu tinggi. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara
lain jenis ikan bonito ( Scomberomerous sp. ), tuna, salmon, cakalang, tengiri
dan lainnya. Melalui bagian belakang maupun samping kapal yang bergerak tidak
terlalu cepat, dilakukan penarikan sejumlah tali pancing dengan mata-mata
pancing yang umumnya tersembunyi dalam umpan buatan. Ikan-ikan akan memburu dan
menangkap umpan-umpan buatan tersebut, hal ini tentu saja memungkinkan mereka
tertangkap.
Sainsbury ( 1986 )
menegaskan bahwa kunci keberhasilan penangkapan umumnya banyak ditentukan oleh
:
- Kemampuan pendugaan
tempat-tempat pengkonsentrasian daerah yang banyak didiami jenis-jenis ikan
menjadi tujuan penangkapan ;
- Kesiapan ikan-ikan
untuk memekan umpan ;
- Kemampuan untuk
mengetahui keadaan suhu dan gradiasi suhu maupun termoklin yang ada di daerah
penangkapan tersebut, karena ikan-ikan pelagis yang hidup dekat permukaan ini
umumnya sangat sensitif terhadap hal ini ;
- Bunyi yang dihasilkan
baik oleh mesin maupun propeler kapal dapat mengganggu dan mengusir ikan-ikan
yang membuntuti kapal yang sedang dioperasikan. Sehubung dengan hal ini, perahu
atau kapal yang digerakan oleh tenaga layar tampaknya justru akan lebih baik.
0 comments:
Post a Comment