Keberadaan
ikan nila merah (Oreochromis sp) boleh dikatakan masih baru, karena sebelumnya
tidak terdapat di Indonesia. Selain jenisnya baru, warnanya pun sangat memikat,
yaitu merah seperti ikan kakap merah (red sea bream) hasil tangkapan dari laut.
Strain ini hasil persilangan di BBI Janti Klaten.
Nila
merah didatangkan ke Indonesia pada awal tahun 1981 oleh BPPAT (Balai
Penelitian Perikanan Air Tawar), bertujuan untuk memperkaya jenis ikan budidaya
di Indonesia. Ikan ini cepat diterima oleh masyarakat selain mudah
dikembangbiakan, pertumbuhan badannya lebih pesat dibandingkan nila hitam
(oreochromis niloticus).
KLASIFIKASI
Nila
merah (oreochromis sp) termasuk family suku Cichliade dan genus atau marga
Oreochromis, seperti nila hitam dan mujair. Ikan dari Filipina yang di
datangkan tahun 1981 oleh BPPAT (Balai Penelitian Perikanan Air Tawar) ini,
diduga hasil perkimpoian silang antara Oreochromis niloticus, atau Oreochromis
mossambicus dengan O.hornorum, O.aureus atau O.zilii
Walaupun
nila merah sudah lama berada di Indonesia, tetapi ikan konsumsi air tawar yang
semakin diminati ini kehadirannya masih baru. Menurut catatan BPPAT yang
berpusat di bogor Jawa Barat, nila merah mulai disebarluaskan ke masyarakat
pada tahun 1986.
CIRI-CIRI
NILA MERAH
Ciri-ciri
nila merah sebenarnya mudah sekali dikenali, baik dilihat dari bentuk tubuh,
garis pada tubuh, warna sekujur tubuh, dan cirri fisik lainnya.
Bentuk
badan nila merah pipih, berpunggung lebih tinggi daripada ikan mujair. Pada
badan dan sirip ekor ditemukan garis-garis lurus (vertical), sedangkan
garis-garis berbentuk memanjang ditemukan pada sirip punggung (doesal fin) dan
strip dubur (anal fin)
Nila
merah mempunyai empat macam warna yang membalut sekujur tubuh antara lain
range, pink/albino, albino bercak merah dan hitam, serta orange/albino bercak
merah. Dari keempat penggolongan tersebut, nila yang berwarna pink/albino atau
orange/albino bercak merah lebih disukai karena warnanya mirip ikan kakap merah
hasil tangkapan dari laut.
PERKEMBANGBIAKAN
Nila
merah berkembang biak sepanjang tahun, baik musim kemarau ataupun musim
penghujan. Nila merah akan membuat kubangan atau cekungan di dasar kolam
sebelum kimpoi. Nila jantan membuat kubangan dengan mengibas-ngibaskan sirip
ekornya. Lekukan kubangan yang di buat biasanya berdiameter antara 40-60cm.
Telur-telur
yang dihasilkan induk betina selanjutnya dibuahi induk jantan dengan semprotan
sperma berwarna putih. Setelah terbuahi telur-telur tersebut dierami di dalam
mulut induk betina sehingga menetas menjadi benih. Masa asuh induk betina sejak
pengeraman telur hingga merawat larva kurang dari 14 hari. Induk jantan yang
telah melaksanakan tugas selanjtnya pergi untuk mengawini induk betina lain.
PEMBENIHAN
NILA MERAH
Pembenihan
ikan sebenarnya tak lepas dari usaha menyiasati induk jantan dan betina agar
menghasilkan anakan. Untuk tujuan itu harus dipenuhi syarat-syarat seperti
induk siap pijah dan kolam siap dihuni yang harus dipersiapkan dengan matang.
Tanpa persiapan matang usaha menghasilakan benih akan mengalami gangguan,
misalnnya: induk tidak mau memijah, hasil benih yang diperoleh sedikit, mutu
tidak sesuai harapan.
MEMELIHARA
INDUK
Calon
induk harus diseleksi dengan ketat agar diperoleh induk yang benar-benar
berkualitas. Nila merah sudah dapat menjadi induk pada umur 5 atau 6 bulan dan
sebelumnya ikan harus dipelihara pada kolam khusus. Kita marus menyiapkan dua
buah kolam siap huni, satu kolam diperuntukan induk jantan dan kolam lainnya
untuk betina.
Kolam
pemeliharaan bagi induk nila merah harus dipersiapkan terlebih dahulu,
persiapan itu meliputi pengolahan dasar kolam, perbandingan pematang. Perbaikan
pintu pemasukan dan pengeluaran air, serta persiapan lainnya. Untuk menumbuhkan
makanan alami sebaiknya kolam dipupuk terlebih dahulu, misalnya pupuk urea dan SP-36 masing-masing 15gr/m². selain pupuk buatan pabrik berikan pula pupuk
kandang yang sudah menjadi tanah dengan takaran antara 200 gr/m²-300 gr/m².
sebagai contoh jika luas kolam 100m² maka pupuk urea dan SP-36 yang diberikan
masing2 1500gr atau 20kg-30kg.
Setelah
makanan ditumbuhi makanan (kira-kira 2 minggu), induk dimasukan kedalamnya pada
saat udara sejuk pagi atau sore hari, dengan padat penebaran antara 2 ekor/m²
sampai 5 ekor/m². kolam berukuran 100m² bias ditebari induk nila merah sebanyak
200 ekor-500 ekor. Jika luas kolam hanya 50m² maka padat tebar menjadi
setengahnya yaitu 100 ekor – 250 ekor. Pada masa pematangan kelamin sehingga
menjadi induk siap kimpoi, tinggi air dipertahankan antara 75-100cm. makanan
buatan seperti pellet yang berkadar protein 24%-27% harus senantiasa tersedia.
Pemberian dilakukan terus menerus sebanyak 3 sampai 5 kali sehari, sebanyak
3%-4% dari bobot total ikan yang ada di kolam. Jika pemeliharaan induk
dilakukan dengan baik, artinya makanan cukup dan kolam memenuhi syarat tekhnis;
dalam tempo 1-1,5 bulan induk nila merah sudah siap dikimpoikan di kolam
pemijahan.
MEMILIH
INDUK SIAP PIJAH
Sebelum
pemijahan, kita seleksi atau memilih induk yang benar-benar siap pijah agar
saat kolam pemijahan siap kita sudah menyediakan induk-induk pilihan. Pemilihan
induk jantan dan betina dapat dilakukan dengan cara manual dengan tangan.
Sampai saat ini belum ada alat buatan pabrik yang khusus mengetahui tingkat
kematangan kelamin/gonad ikan. Seleksi ikan nila merah selain bertujuan memilih
induk yang layak dikimpoikan, juga untuk memisahkan induk yang sehat dan sakit.
Sekalipun dinyatakan matang telur sebaiknya disingkirkan. Induk sakit akan
berisiko, seperti hasil benih tidak optimal atau telur-telur yang dihasilkan
tidak sehat.
Dari
segi umur, nila merah dinyatakan siap tmpur jika telah menginjak usia antara 5
sampai 6 bulan. Kurang dari umur ini nila merah belum dapat dikimpoikan,
sekalipun badannya bongsor. Biasanya induk jantan lebih berat dibandingkan
betina yaitu 200gr-300gr sedangkan betina hanya 150gr-200gr per ekornya.
Untuk
membedakan jenis kelamin nila merah dapat dilihat dari sifat sekundernya.
Secara umum potongan atau bentuk tubuh induk jantan lebih tinggi dibandingkan
induk betina. Selain itu induk jantan mempunyai cirri-ciri khusus, antara lain
warna badan gelap, bagian dagu berwarna putih, pada ujung sirip punggung dan
ekor tampak cerah warnannya. Induk jantan memiliki kelamin berupa tonjolan
memanjang dan meruncing, berwarna putih bersih, dan pada ujungnya terdapat satu
lubang untuk mengeluarkan air kencing dan seperma. Jika diurut pada bagian
perut induk jantan akan mengeluarkan cairan seperma. Demikian pula induk
betina, ditandai dengan warna tubuh lebih gelap dibandingkan induk jantan dan
alat kelaminnya berupa tonjolan agak bundar, yang mempunyai lubang terpisah,
masing-masing berfungsi sebagai pengeluaran air kencing dan telur.
Masa
produktif nila merah berlangsung antara 1,5 sampai 2 tahun. Setelah masa itu
ikan sebaiknya dikonsumsi karena sudah tak bias diandalkan lagi sebagai induk,
mereka tidak dipijahkan lebih dari 6 kali, artinya pemberian makanan kontinu,
air kolam stabil, maka dalam tempo 4 sampai 6 minggu atau 1,5 bulan mereka
sudah dapat ditempurkan kembali.
Nila
merah didatangkan ke Indonesia pada awal tahun 1981 oleh BPPAT (Balai
Penelitian Perikanan Air Tawar), bertujuan untuk memperkaya jenis ikan budidaya
di Indonesia. Ikan ini cepat diterima oleh masyarakat selain mudah
dikembangbiakan, pertumbuhan badannya lebih pesat dibandingkan nila hitam
(oreochromis niloticus).
Setelah
makanan ditumbuhi makanan (kira-kira 2 minggu), induk dimasukan kedalamnya pada
saat udara sejuk pagi atau sore hari, dengan padat penebaran antara 2 ekor/m²
sampai 5 ekor/m². kolam berukuran 100m² bias ditebari induk nila merah sebanyak
200 ekor-500 ekor. Jika luas kolam hanya 50m² maka padat tebar menjadi
setengahnya yaitu 100 ekor – 250 ekor. Pada masa pematangan kelamin sehingga
menjadi induk siap kimpoi, tinggi air dipertahankan antara 75-100cm. makanan
buatan seperti pellet yang berkadar protein 24%-27% harus senantiasa tersedia.
Pemberian dilakukan terus menerus sebanyak 3 sampai 5 kali sehari, sebanyak
3%-4% dari bobot total ikan yang ada di kolam. Jika pemeliharaan induk
dilakukan dengan baik, artinya makanan cukup dan kolam memenuhi syarat tekhnis;
dalam tempo 1-1,5 bulan induk nila merah sudah siap di kelompokan di kolam
pemijahan.
MEMILIH
INDUK SIAP PIJAH
Sebelum
pemijahan, kita seleksi atau memilih induk yang benar-benar siap pijah agar
saat kolam pemijahan siap kita sudah menyediakan induk-induk pilihan. Pemilihan
induk jantan dan betina dapat dilakukan dengan cara manual dengan tangan.
Sampai saat ini belum ada alat buatan pabrik yang khusus mengetahui tingkat
kematangan kelamin/gonad ikan. Seleksi ikan nila merah selain bertujuan memilih
induk yang layak dikimpoikan, juga untuk memisahkan induk yang sehat dan sakit.
Sekalipun dinyatakan matang telur sebaiknya disingkirkan. Induk sakit akan
berisiko, seperti hasil benih tidak optimal atau telur-telur yang dihasilkan
tidak sehat.
Dari
segi umur, nila merah dinyatakan siap tmpur jika telah menginjak usia antara 5
sampai 6 bulan. Kurang dari umur ini nila merah belum dapat dikimpoikan,
sekalipun badannya bongsor. Biasanya induk jantan lebih berat dibandingkan
betina yaitu 200gr-300gr sedangkan betina hanya 150gr-200gr per ekornya.
Untuk
membedakan jenis kelamin nila merah dapat dilihat dari sifat sekundernya.
Secara umum potongan atau bentuk tubuh induk jantan lebih tinggi dibandingkan
induk betina. Selain itu induk jantan mempunyai cirri-ciri khusus, antara lain
warna badan gelap, bagian dagu berwarna putih, pada ujung sirip punggung dan
ekor tampak cerah warnannya. Induk jantan memiliki kelamin berupa tonjolan
memanjang dan meruncing, berwarna putih bersih, dan pada ujungnya terdapat satu
lubang untuk mengeluarkan air kencing dan seperma. Jika diurut pada bagian
perut induk jantan akan mengeluarkan cairan seperma. Demikian pula induk
betina, ditandai dengan warna tubuh lebih gelap dibandingkan induk jantan dan
alat kelaminnya berupa tonjolan agak bundar, yang mempunyai lubang terpisah,
masing-masing berfungsi sebagai pengeluaran air kencing dan telur.
Masa
produktif nila merah berlangsung antara 1,5 sampai 2 tahun. Setelah masa itu
ikan sebaiknya dikonsumsi karena sudah tak bias diandalkan lagi sebagai induk,
mereka tidak dipijahkan lebih dari 6 kali, artinya pemberian makanan kontinu,
air kolam stabil, maka dalam tempo 4 sampai 6 minggu atau 1,5 bulan mereka
sudah dapat ditempurkan kembali.
MEMPERSIAPKAN
TEMPAT PEMIJAHAN
Mempersiapkan
tempat pemijahan bagi nila merah berarti menyediakan kolam yang sesuai dengan
hakikat mereka dialam aslinya, misalnya dasar kolam dibuat berlumpur.
Kolam
pemijahan nila merah bisa terbuat dari kolam tanah biasa atau kolam berdinding
tembok namun dasarnya tetap dibiarkan dari tanah/tidak disemen. Luas kolam yang
digunakan bisa berukuran 200m², 300m², atau 500m².
Pengertian
Dasar Kolam
Jika
matahari bersinar normal biasanya dalam tempo 3 sampai 5 hari dasar kolam akan
kering. Pengeringan mutlak dilakukan karena berfungsi menghilangkan senyawa
beracun serta membasmi hama dan bibit penyakit.
Pemupukan
Pemupukan
bertujuan untuk menumbuhkan makanan alami yang sangt dibutuhkan, baik oleh
induk maupun benih di kemudian hari. Sangat di anjurkan pupuk berupa kotoran
ayam yang sudah menjadi tanah. Dengan takaran antara 300gr/m² sampai 500gr/m²,
pupuk disebar merata di dasar kolam untuk kolam seluas 100m² harus disediakan
pupuk kandang antara 30.00gr-50.000gr atau 30kg-50kg.
Pengapuran
Pengpuran
bertujuan untuk memperbaiki kualitas dasar kolam. Cara pemberiannya sama dengan
pemupukan, yakni disebar merata di dasar kolam. Takaran yang dianjurkan yakni
25gr/m² sampai 100gr/m² luas kolam. Untuk kolam seluas 200m² kapur yang harus
disebarkan 5000gr-20.000gr atau 5kg-20kg. apabila luas 100m² maka dosis kapur
di-buat setengahnya.
Langkah
selanjutnya masukan air hingga ketinggian 50cm. biarkan kolam tergenangi air
selama 5/7 hari, untuk member kesempatan makanan alami tumbuh didalamnya. Jika
makanan alami sudah mulai terlihat, kolam pemijahan dinyatakan siap ditebari
induk.
Memijahkan
Induk
Masukan
induk ke kolam pemijahan dilakukan setelah persiapan selesai, meliputi
pemilihan induk sampai mempersiapkan tempat. Pemasukan induk jangan dilakukan
pada saat suhu udara dan air tinggi, melainkan pada pagi atau sore hari agar
induk tidak stress.
Perbandingan
antara induk nila merah jantan dan betina yaitu 1:2 diharapkan seekor pejantan
mampu melayani 2 ekor induk betina. Jika induk jantan 25 ekor, induk betina
yang harus disediakan 50 ekor. Hal yang harus diperhatikan adalah kepadatan
induk, umumnya kebutuhan areal seekor induk betina antara lain 1m²-2m².
contohnya jika induk betina 50 ekor, areal kolam yang harus dibutuhkan seluas
100m²
Seekor
induk nila merah dapat menghasilkan benih kurang lebih 400 ekor-500 ekor, hasil
perolehan benih tersebut sangat tergantung dari besar kecilnya induk yang
dipijahkan.
Setelah
benih berumur kurang lebih 30 hari dilakukan penangkapan benih dan
induk-induknya. Tampaknya sangat mudah dilakukan benih-benih ini, namun apabila
kita melakukan kesalahan sedikit saja misalnya gerakan induk yang tiba-tiba
dapat menyebabkan kematian benih, dikarenakan binih yang masih belum madiri
akan berada di sekitar induk betina dengan dijaga terus menerus. Misalnya ada
yang mengancam keselamatan benih, dengan naluri tinggi segeralah anak-anak
tersebut disedot kembali kedalam mulutnya.
PENDEDERAN
Pendederan
adalah pemeliharaan benih ikan sampai menjadi benih siap dibesarkan. Ukuran
benih yang siap dibesarkan jika telah mencapai ukuran 8cm-12cm. pendederan
dapat menggunakan kolam tanah atau kolam semen. Ukuran luasnya tergantung dari
persediaan lahan yang ada. Untuk lebih mudahnya pengawasan, biasanya luas kolam
pendederan tidak lebih dari 100m², dengan ketinggian air dari dasar hingga
permukaan 30cm-50cm
Sebelum
benih memasuki dunia pembesaran, hal-hal yang perlu disiapkan dan dilakukan
adalah pengeringan kolam pemupukan, pengpuran. Pemupukan bertujuan untuk
menumbuhkan makanan alami, pengapuran bertujuan untuk memperbaiki pH tanah.
Perbandingan sama seperti di atas.
Untuk
menjaga agar benih tidak berdesakan, jangan menebarkan benih terlalu banyak.
Padat penebaran benih unuk kolam yang dipersiapkan di atas sebanyak 100
ekor/m²-200 ekor/m². jika pendederan dilakukan di bak beton atau semen, jumlah
kepadatan persatuan luas kolam (m²) dikurangi menjadi 50 ekor-100 ekor. Untuk
kolam pendederan seluas 100m², benih yang ditebarkan berjumlah 10.000 ekor –
20.000 ekor benih.
Benih
diberikan makanan tambahan berupa pellet sebanyak 3%-4% dari berat total ikan.
Pemberian dilakukan sesering mungkin 4 sampai 6 kali per hari. Selain pellet
makanan tambahan benih dapat diberikan dedak halus. Jika pemeliharaan dilakukan
dengan baik, dalam jangka waktu 5-6 minggu benih2 nila merah diharapkan telah
mencapai 20gr/ekor, dan dapat dipindahkan ke kolam pembesaran
0 comments:
Post a Comment