Monday, June 11, 2012

MENGEMBANGKAN USAHA BUDIDAYA DENGAN NILA MERAH (LARASATI)

June 11, 2012 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Keberadaan ikan nila merah (Oreochromis sp) boleh dikatakan masih baru, karena sebelumnya tidak terdapat di Indonesia. Selain jenisnya baru, warnanya pun sangat memikat, yaitu merah seperti ikan kakap merah (red sea bream) hasil tangkapan dari laut. Strain ini hasil persilangan di BBI Janti Klaten.
Nila merah didatangkan ke Indonesia pada awal tahun 1981 oleh BPPAT (Balai Penelitian Perikanan Air Tawar), bertujuan untuk memperkaya jenis ikan budidaya di Indonesia. Ikan ini cepat diterima oleh masyarakat selain mudah dikembangbiakan, pertumbuhan badannya lebih pesat dibandingkan nila hitam (oreochromis niloticus).
KLASIFIKASI
Nila merah (oreochromis sp) termasuk family suku Cichliade dan genus atau marga Oreochromis, seperti nila hitam dan mujair. Ikan dari Filipina yang di datangkan tahun 1981 oleh BPPAT (Balai Penelitian Perikanan Air Tawar) ini, diduga hasil perkimpoian silang antara Oreochromis niloticus, atau Oreochromis mossambicus dengan O.hornorum, O.aureus atau O.zilii
Walaupun nila merah sudah lama berada di Indonesia, tetapi ikan konsumsi air tawar yang semakin diminati ini kehadirannya masih baru. Menurut catatan BPPAT yang berpusat di bogor Jawa Barat, nila merah mulai disebarluaskan ke masyarakat pada tahun 1986.
CIRI-CIRI NILA MERAH
Ciri-ciri nila merah sebenarnya mudah sekali dikenali, baik dilihat dari bentuk tubuh, garis pada tubuh, warna sekujur tubuh, dan cirri fisik lainnya.
Bentuk badan nila merah pipih, berpunggung lebih tinggi daripada ikan mujair. Pada badan dan sirip ekor ditemukan garis-garis lurus (vertical), sedangkan garis-garis berbentuk memanjang ditemukan pada sirip punggung (doesal fin) dan strip dubur (anal fin)
Nila merah mempunyai empat macam warna yang membalut sekujur tubuh antara lain range, pink/albino, albino bercak merah dan hitam, serta orange/albino bercak merah. Dari keempat penggolongan tersebut, nila yang berwarna pink/albino atau orange/albino bercak merah lebih disukai karena warnanya mirip ikan kakap merah hasil tangkapan dari laut.
PERKEMBANGBIAKAN
Nila merah berkembang biak sepanjang tahun, baik musim kemarau ataupun musim penghujan. Nila merah akan membuat kubangan atau cekungan di dasar kolam sebelum kimpoi. Nila jantan membuat kubangan dengan mengibas-ngibaskan sirip ekornya. Lekukan kubangan yang di buat biasanya berdiameter antara 40-60cm.
Telur-telur yang dihasilkan induk betina selanjutnya dibuahi induk jantan dengan semprotan sperma berwarna putih. Setelah terbuahi telur-telur tersebut dierami di dalam mulut induk betina sehingga menetas menjadi benih. Masa asuh induk betina sejak pengeraman telur hingga merawat larva kurang dari 14 hari. Induk jantan yang telah melaksanakan tugas selanjtnya pergi untuk mengawini induk betina lain.
PEMBENIHAN NILA MERAH
Pembenihan ikan sebenarnya tak lepas dari usaha menyiasati induk jantan dan betina agar menghasilkan anakan. Untuk tujuan itu harus dipenuhi syarat-syarat seperti induk siap pijah dan kolam siap dihuni yang harus dipersiapkan dengan matang. Tanpa persiapan matang usaha menghasilakan benih akan mengalami gangguan, misalnnya: induk tidak mau memijah, hasil benih yang diperoleh sedikit, mutu tidak sesuai harapan.
MEMELIHARA INDUK
Calon induk harus diseleksi dengan ketat agar diperoleh induk yang benar-benar berkualitas. Nila merah sudah dapat menjadi induk pada umur 5 atau 6 bulan dan sebelumnya ikan harus dipelihara pada kolam khusus. Kita marus menyiapkan dua buah kolam siap huni, satu kolam diperuntukan induk jantan dan kolam lainnya untuk betina.
Kolam pemeliharaan bagi induk nila merah harus dipersiapkan terlebih dahulu, persiapan itu meliputi pengolahan dasar kolam, perbandingan pematang. Perbaikan pintu pemasukan dan pengeluaran air, serta persiapan lainnya. Untuk menumbuhkan makanan alami sebaiknya kolam dipupuk terlebih dahulu, misalnya pupuk urea dan SP-36 masing-masing 15gr/m². selain pupuk buatan pabrik berikan pula pupuk kandang yang sudah menjadi tanah dengan takaran antara 200 gr/m²-300 gr/m². sebagai contoh jika luas kolam 100m² maka pupuk urea dan SP-36 yang diberikan masing2 1500gr atau 20kg-30kg.
Setelah makanan ditumbuhi makanan (kira-kira 2 minggu), induk dimasukan kedalamnya pada saat udara sejuk pagi atau sore hari, dengan padat penebaran antara 2 ekor/m² sampai 5 ekor/m². kolam berukuran 100m² bias ditebari induk nila merah sebanyak 200 ekor-500 ekor. Jika luas kolam hanya 50m² maka padat tebar menjadi setengahnya yaitu 100 ekor – 250 ekor. Pada masa pematangan kelamin sehingga menjadi induk siap kimpoi, tinggi air dipertahankan antara 75-100cm. makanan buatan seperti pellet yang berkadar protein 24%-27% harus senantiasa tersedia. Pemberian dilakukan terus menerus sebanyak 3 sampai 5 kali sehari, sebanyak 3%-4% dari bobot total ikan yang ada di kolam. Jika pemeliharaan induk dilakukan dengan baik, artinya makanan cukup dan kolam memenuhi syarat tekhnis; dalam tempo 1-1,5 bulan induk nila merah sudah siap dikimpoikan di kolam pemijahan.
MEMILIH INDUK SIAP PIJAH
Sebelum pemijahan, kita seleksi atau memilih induk yang benar-benar siap pijah agar saat kolam pemijahan siap kita sudah menyediakan induk-induk pilihan. Pemilihan induk jantan dan betina dapat dilakukan dengan cara manual dengan tangan. Sampai saat ini belum ada alat buatan pabrik yang khusus mengetahui tingkat kematangan kelamin/gonad ikan. Seleksi ikan nila merah selain bertujuan memilih induk yang layak dikimpoikan, juga untuk memisahkan induk yang sehat dan sakit. Sekalipun dinyatakan matang telur sebaiknya disingkirkan. Induk sakit akan berisiko, seperti hasil benih tidak optimal atau telur-telur yang dihasilkan tidak sehat.
Dari segi umur, nila merah dinyatakan siap tmpur jika telah menginjak usia antara 5 sampai 6 bulan. Kurang dari umur ini nila merah belum dapat dikimpoikan, sekalipun badannya bongsor. Biasanya induk jantan lebih berat dibandingkan betina yaitu 200gr-300gr sedangkan betina hanya 150gr-200gr per ekornya.
Untuk membedakan jenis kelamin nila merah dapat dilihat dari sifat sekundernya. Secara umum potongan atau bentuk tubuh induk jantan lebih tinggi dibandingkan induk betina. Selain itu induk jantan mempunyai cirri-ciri khusus, antara lain warna badan gelap, bagian dagu berwarna putih, pada ujung sirip punggung dan ekor tampak cerah warnannya. Induk jantan memiliki kelamin berupa tonjolan memanjang dan meruncing, berwarna putih bersih, dan pada ujungnya terdapat satu lubang untuk mengeluarkan air kencing dan seperma. Jika diurut pada bagian perut induk jantan akan mengeluarkan cairan seperma. Demikian pula induk betina, ditandai dengan warna tubuh lebih gelap dibandingkan induk jantan dan alat kelaminnya berupa tonjolan agak bundar, yang mempunyai lubang terpisah, masing-masing berfungsi sebagai pengeluaran air kencing dan telur.
Masa produktif nila merah berlangsung antara 1,5 sampai 2 tahun. Setelah masa itu ikan sebaiknya dikonsumsi karena sudah tak bias diandalkan lagi sebagai induk, mereka tidak dipijahkan lebih dari 6 kali, artinya pemberian makanan kontinu, air kolam stabil, maka dalam tempo 4 sampai 6 minggu atau 1,5 bulan mereka sudah dapat ditempurkan kembali.
Nila merah didatangkan ke Indonesia pada awal tahun 1981 oleh BPPAT (Balai Penelitian Perikanan Air Tawar), bertujuan untuk memperkaya jenis ikan budidaya di Indonesia. Ikan ini cepat diterima oleh masyarakat selain mudah dikembangbiakan, pertumbuhan badannya lebih pesat dibandingkan nila hitam (oreochromis niloticus).
Setelah makanan ditumbuhi makanan (kira-kira 2 minggu), induk dimasukan kedalamnya pada saat udara sejuk pagi atau sore hari, dengan padat penebaran antara 2 ekor/m² sampai 5 ekor/m². kolam berukuran 100m² bias ditebari induk nila merah sebanyak 200 ekor-500 ekor. Jika luas kolam hanya 50m² maka padat tebar menjadi setengahnya yaitu 100 ekor – 250 ekor. Pada masa pematangan kelamin sehingga menjadi induk siap kimpoi, tinggi air dipertahankan antara 75-100cm. makanan buatan seperti pellet yang berkadar protein 24%-27% harus senantiasa tersedia. Pemberian dilakukan terus menerus sebanyak 3 sampai 5 kali sehari, sebanyak 3%-4% dari bobot total ikan yang ada di kolam. Jika pemeliharaan induk dilakukan dengan baik, artinya makanan cukup dan kolam memenuhi syarat tekhnis; dalam tempo 1-1,5 bulan induk nila merah sudah siap di kelompokan di kolam pemijahan.
MEMILIH INDUK SIAP PIJAH
Sebelum pemijahan, kita seleksi atau memilih induk yang benar-benar siap pijah agar saat kolam pemijahan siap kita sudah menyediakan induk-induk pilihan. Pemilihan induk jantan dan betina dapat dilakukan dengan cara manual dengan tangan. Sampai saat ini belum ada alat buatan pabrik yang khusus mengetahui tingkat kematangan kelamin/gonad ikan. Seleksi ikan nila merah selain bertujuan memilih induk yang layak dikimpoikan, juga untuk memisahkan induk yang sehat dan sakit. Sekalipun dinyatakan matang telur sebaiknya disingkirkan. Induk sakit akan berisiko, seperti hasil benih tidak optimal atau telur-telur yang dihasilkan tidak sehat.
Dari segi umur, nila merah dinyatakan siap tmpur jika telah menginjak usia antara 5 sampai 6 bulan. Kurang dari umur ini nila merah belum dapat dikimpoikan, sekalipun badannya bongsor. Biasanya induk jantan lebih berat dibandingkan betina yaitu 200gr-300gr sedangkan betina hanya 150gr-200gr per ekornya.
Untuk membedakan jenis kelamin nila merah dapat dilihat dari sifat sekundernya. Secara umum potongan atau bentuk tubuh induk jantan lebih tinggi dibandingkan induk betina. Selain itu induk jantan mempunyai cirri-ciri khusus, antara lain warna badan gelap, bagian dagu berwarna putih, pada ujung sirip punggung dan ekor tampak cerah warnannya. Induk jantan memiliki kelamin berupa tonjolan memanjang dan meruncing, berwarna putih bersih, dan pada ujungnya terdapat satu lubang untuk mengeluarkan air kencing dan seperma. Jika diurut pada bagian perut induk jantan akan mengeluarkan cairan seperma. Demikian pula induk betina, ditandai dengan warna tubuh lebih gelap dibandingkan induk jantan dan alat kelaminnya berupa tonjolan agak bundar, yang mempunyai lubang terpisah, masing-masing berfungsi sebagai pengeluaran air kencing dan telur.
Masa produktif nila merah berlangsung antara 1,5 sampai 2 tahun. Setelah masa itu ikan sebaiknya dikonsumsi karena sudah tak bias diandalkan lagi sebagai induk, mereka tidak dipijahkan lebih dari 6 kali, artinya pemberian makanan kontinu, air kolam stabil, maka dalam tempo 4 sampai 6 minggu atau 1,5 bulan mereka sudah dapat ditempurkan kembali.
MEMPERSIAPKAN TEMPAT PEMIJAHAN
Mempersiapkan tempat pemijahan bagi nila merah berarti menyediakan kolam yang sesuai dengan hakikat mereka dialam aslinya, misalnya dasar kolam dibuat berlumpur.
Kolam pemijahan nila merah bisa terbuat dari kolam tanah biasa atau kolam berdinding tembok namun dasarnya tetap dibiarkan dari tanah/tidak disemen. Luas kolam yang digunakan bisa berukuran 200m², 300m², atau 500m².
Pengertian Dasar Kolam
Jika matahari bersinar normal biasanya dalam tempo 3 sampai 5 hari dasar kolam akan kering. Pengeringan mutlak dilakukan karena berfungsi menghilangkan senyawa beracun serta membasmi hama dan bibit penyakit.
Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menumbuhkan makanan alami yang sangt dibutuhkan, baik oleh induk maupun benih di kemudian hari. Sangat di anjurkan pupuk berupa kotoran ayam yang sudah menjadi tanah. Dengan takaran antara 300gr/m² sampai 500gr/m², pupuk disebar merata di dasar kolam untuk kolam seluas 100m² harus disediakan pupuk kandang antara 30.00gr-50.000gr atau 30kg-50kg.
Pengapuran
Pengpuran bertujuan untuk memperbaiki kualitas dasar kolam. Cara pemberiannya sama dengan pemupukan, yakni disebar merata di dasar kolam. Takaran yang dianjurkan yakni 25gr/m² sampai 100gr/m² luas kolam. Untuk kolam seluas 200m² kapur yang harus disebarkan 5000gr-20.000gr atau 5kg-20kg. apabila luas 100m² maka dosis kapur di-buat setengahnya.
Langkah selanjutnya masukan air hingga ketinggian 50cm. biarkan kolam tergenangi air selama 5/7 hari, untuk member kesempatan makanan alami tumbuh didalamnya. Jika makanan alami sudah mulai terlihat, kolam pemijahan dinyatakan siap ditebari induk.
Memijahkan Induk
Masukan induk ke kolam pemijahan dilakukan setelah persiapan selesai, meliputi pemilihan induk sampai mempersiapkan tempat. Pemasukan induk jangan dilakukan pada saat suhu udara dan air tinggi, melainkan pada pagi atau sore hari agar induk tidak stress.
Perbandingan antara induk nila merah jantan dan betina yaitu 1:2 diharapkan seekor pejantan mampu melayani 2 ekor induk betina. Jika induk jantan 25 ekor, induk betina yang harus disediakan 50 ekor. Hal yang harus diperhatikan adalah kepadatan induk, umumnya kebutuhan areal seekor induk betina antara lain 1m²-2m². contohnya jika induk betina 50 ekor, areal kolam yang harus dibutuhkan seluas 100m²
Seekor induk nila merah dapat menghasilkan benih kurang lebih 400 ekor-500 ekor, hasil perolehan benih tersebut sangat tergantung dari besar kecilnya induk yang dipijahkan.
Setelah benih berumur kurang lebih 30 hari dilakukan penangkapan benih dan induk-induknya. Tampaknya sangat mudah dilakukan benih-benih ini, namun apabila kita melakukan kesalahan sedikit saja misalnya gerakan induk yang tiba-tiba dapat menyebabkan kematian benih, dikarenakan binih yang masih belum madiri akan berada di sekitar induk betina dengan dijaga terus menerus. Misalnya ada yang mengancam keselamatan benih, dengan naluri tinggi segeralah anak-anak tersebut disedot kembali kedalam mulutnya.
PENDEDERAN
Pendederan adalah pemeliharaan benih ikan sampai menjadi benih siap dibesarkan. Ukuran benih yang siap dibesarkan jika telah mencapai ukuran 8cm-12cm. pendederan dapat menggunakan kolam tanah atau kolam semen. Ukuran luasnya tergantung dari persediaan lahan yang ada. Untuk lebih mudahnya pengawasan, biasanya luas kolam pendederan tidak lebih dari 100m², dengan ketinggian air dari dasar hingga permukaan 30cm-50cm
Sebelum benih memasuki dunia pembesaran, hal-hal yang perlu disiapkan dan dilakukan adalah pengeringan kolam pemupukan, pengpuran. Pemupukan bertujuan untuk menumbuhkan makanan alami, pengapuran bertujuan untuk memperbaiki pH tanah. Perbandingan sama seperti di atas.
Untuk menjaga agar benih tidak berdesakan, jangan menebarkan benih terlalu banyak. Padat penebaran benih unuk kolam yang dipersiapkan di atas sebanyak 100 ekor/m²-200 ekor/m². jika pendederan dilakukan di bak beton atau semen, jumlah kepadatan persatuan luas kolam (m²) dikurangi menjadi 50 ekor-100 ekor. Untuk kolam pendederan seluas 100m², benih yang ditebarkan berjumlah 10.000 ekor – 20.000 ekor benih.
Benih diberikan makanan tambahan berupa pellet sebanyak 3%-4% dari berat total ikan. Pemberian dilakukan sesering mungkin 4 sampai 6 kali per hari. Selain pellet makanan tambahan benih dapat diberikan dedak halus. Jika pemeliharaan dilakukan dengan baik, dalam jangka waktu 5-6 minggu benih2 nila merah diharapkan telah mencapai 20gr/ekor, dan dapat dipindahkan ke kolam pembesaran


0 comments:

Post a Comment