Monday, June 11, 2012

CARA PEMBUATAN ABON IKAN BANDENG

June 11, 2012 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Abon merupakan salah satu produk olahan makanan yang sudah di kenal oleh masyarakat yang umumnya, di buat dari daging sapi, nangka muda, dan kluwih. Abon ikan saat ini sudah mulai banyak dikenal masyarakat. Abon ikan gabus dan abon ikan bandeng adalah jenis makanan olahan yang terbuat dari ikan gabus dan ikan bandeng yang diolah dengan cara melalui proses pengukusan dan penggorengan dengan menambahkan berbagai macam bumbu dan rempah agar diperoleh cita rasa khas yang enak dan mempunyai daya  simpan  lebih  lama  (awet).  Harganya  relatif  murah,  mengandung  zat  gizi  tinggi  juga  dapat dikembangkan sebagai usaha rumah tangga (home industri).
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state). Tiga perempat dari luas wilayah Indonesia atau sekitar 5.8 juta km² berupa laut. Garis pantai  Indonesia  81.000  km  atau  terbesar  kedua  di  dunia.  Potensi  lestari  atau maximum sustainable yield ikan laut seluruhnya 6.4 juta ton pertahun atau sekitar 7% dari total potensi lestari ikan laut di dunia, namun baru sekitar 58.5% yang dimanfaatkan, hasil perikanan laut Indonesia pada tahun 2003 mencapai 4.1 juta ton (63% dari potensi lestari), sedangkan pada tahun 2005, produksi ikan secara nasional mencapai 4.970.010  ton.  Bidang  kelautan  dan  perikanan  menyumbang  65%  dari kebutuhan protein masyarakat, 60% diantaranya adalah hewan tangkapan (Numberi,2008).
Perikanan merupakan subsektor yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam  pembangunan  di  Indonesia.   Ikan   sebagai  ko moditi  utama   disubsektor perikanan merupakan salah satu bahan pangan yang kaya protein. Manusia sangat memerlukan protein ikan karena selain mudah dicerna, pola asam amino protein ikan hampir sama dengan pola asam amino yang terdapat dalam tubuh manusia (Afrianto dan Liviawaty, 1989).
Ikan pada umumnya dan ikan laut pada khususnya merupakan bahan pangan yang  kaya  akan  yodium.  Zat  ini  diperlukan  oleh  tubuh untuk  dapat  membentuk hormon tiroksin. Kandungan yodium yang terkandung dalam ikan mencapai 83 mikrogram/100 gram ikan. Sementara daging hanya mengandung 5 mikrogram/100 gram, dengan demikan konsumsi ikan laut  yang tinggi dapat  mencegah penyakit gangguan  akibat  kekurangan  yodium  (GAKY).  Selain  mengandung  protein,  ikan kaya akan mineral seperti kalsium, fosfor yang diperlukan untuk pembentukan tulang, serta zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin darah.
Ikan merupakan sumber protein hewani utama dalam menu diseluruh Indonesia, terutama bagi penduduk yang kurang mampu. Protein mempunyai fungsi yang unik bagi tubuh seperti menyediakan bahan-bahan yang penting peranannya untuk pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh, bekerja sebagai pengatur kelangsungan proses dalam tubuh, memelihara tenaga jika keperluannya tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Protein juga merupakan zat penting bagi semua jaringan tubuh yang fungsi umumnya sebagai zat pembangun atau pertumbuhan jaringan-jaringan tubuh, sehingga apabila seseorang kekurangan protein akan mengakibatkan proses metabolisme tidak normal (Soediaoetama, 1991).
Seperti yang dikemukakan oleh Karyadi (1991), bahwa ikan sebagai salah satu sumber daya laut mempunyai protein cukup tinggi dan mutu cerna susunan asam amino essensialnya cukup baik yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak, mengandung vitamin A dan B, juga asam lemak jenuh omega 3, selain itu ikan juga mudah dicerna sehingga cukup baik untuk dikonsumsi oleh manusia.
Banyaknya manfaat ikan tidak dibarengi dengan konsumsi ikan, menurut penelitian yang telah dilakukan pada keluarga nelayan, frekuensi konsumsi ikan kurang dari 2 kali dalam sehari, Numberi (2008) menyatakan tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih rendah berdasarkan data Ditjen Pengawasan dan Pengendalian Kelautan dan Perikanan (P2KP) DKP, saat  ini tingkat  konsumsi ikan bagi orang Indonesia mencapai 26 kilogram perkapita dalam setiap tahunnya, hal ini termasuk rendah karena dibawah standar FAO (30 Kg/thn).
Ikan  merupakan komoditi yang  cepat  mengalami pembusukan (perishable food).  Pembusukan  disebabkan  oleh  enzim,  baik  dari  ikan  itu  sendiri  maupun mikroba dan proses ketengikan (rancidity). Kadar air ikan segar yang tinggi mempercepat proses perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk yang terdapat di dalamnya. Selain itu lemak ikan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh yang sifatnya sangat mudah teroksidasi sehingga menimbulkan bau tengik.
Daya  tahan  ikan  segar  yang  tidak  lama,  menjadi  kendala  dalam  usaha perluasan pemasaran hasil perikanan. Bahkan sering menimbulkan kerugian besar pada saat produksi ikan melimpah. Oleh karena itu, sejak lama masyarakat berusaha melakukan berbagai macam proses pengolahan pascapanen ikan guna meminimalkan kendala tersebut.
Pada dasarnya proses pengolahan pascapanen ikan bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam daging ikan. Penurunan kadar air ini bisa menghambat perkembangbiakan mikroorganisme dalam daging ikan sehingga produk olahan ikan akan memiliki daya tahan lebih lama dibandingkan daging ikan segarnya. Terdapat bermacam-macam cara pengolahan pascapanen ikan, mulai dari cara tradisional sampai modern. Untuk mendapatkan hasil pengawetan yang bermutu tinggi, diperlukan perlakuan yang baik selama proses pengawetan. Salah satu cara pengawetan ikan adalah dengan mengolahnya menjadi abon ikan.
Menurut  Dewan  Standarisasi  Nasional  (1995)  yang  dikutip  oleh  Wijaya (2007) mendefinisikan abon sebagai suatu jenis makanan kering berbentuk khas yang terbuat dari daging yang direbus, disayat-sayat, dibumbui, digoreng dan dipres. Pembuatan abon menjadi alternative pengolahan ikan dalam rangka penganekaragaman produk perikanan.
Menurut Suryani (2007) abon ikan merupakan jenis makanan olahan ikan yang diberi bumbu, diolah dengan cara perebusan dan penggorengan. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk  lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai daya simpan yang relatif lama. Sementara menurut Karyono dan Wachid (1982), abon ikan adalah  produk  olahan  hasil  perikanan  yang  dibuat  dari  daging  ikan,  melalui kombinasi dari proses penggilingan, penggorengan, pengeringan dengan cara menggoreng, serta penambahan bahan pembantu  dan  bahan  penyedap  terhadap daging ikan.
Menurut penelitian yang telah dilakukan Wijaya (2007) pembuatan abon dari ikan mempunyai keuntungan ganda yaitu penganekaragaman suatu produk ikan dan sekaligus  memperpanjang  daya  simpan dari abon tersebut,  jenis  ikan  yang  biasa digunakan adalah ikan tongkol, ikan cakalang, ikan tenggiri dan ikan cucut.
Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat. Ikan adalah salah   satu sumber protein hewani yang mudah didapat dan harganya relatif murah. Namun ikan cepat mengalami proses pembusukan. Oleh karena itu pengawetan ikan perlu diketahui oleh semua lapisan masyarakat. Untuk pengawetan yang bermutu tinggi diperlukan perlakuan yang baik  selama  proses,  misalnya: menjaga kebersihan bahan dan peralatan yang digunakan, menggunakan bahan dasar yang segar dan baik. Ada berbagai macam jenis pengawetan  ikan  yang  dikenal  antara  lain:
penggaraman,            pemindangan, pengasapan, peragian, dan pengolahan abon.
Ikan gabus biasanya hanya untuk lauk tetapi kini ekstrak dapat dijadikan alternatif obat diminumkan pada pasien untuk Meningkatkan Albumin, menyembuhkan Luka Operasi, Stroke, Diabetes, Autis, Penderita hipoalbuminemia, Penderita HIV/AIDS, Status Gizi Balita, Penyembuhan Luka, Penderita Post Operatif, Status Gizi penderita            tuberculosis, hemoglobin dan status gizi lansia,  Proses penyembuhan pada penderita luka bakar. Dengan cara mengambil ekstrak/ sarinya.     Sedangkan daging ikan dibiarkan tidak dipakai lagi (menjadi limbah)
Bandeng (Latin : Chanos chanos atau bahasa Inggris milkfish) adalah sebuah ikan yang merupakan makanan penting di Asia Tenggara. Ikan bandeng disukai sebagai makanan  karena rasanya gurih, rasa dagingnya netral (tidak asin seperti ikan laut) dan tidak mudah hancur jika dimasak. Kelemahan bandeng ada dua yaitu dagingnya “berduri” dan kadang-kadang berbau “lumpur/tanah”. Duri  bandeng sebenarnya adalah            tulang dari bandeng. Duri ini mengganggu kenikmatan dalam memakan degingnya. Gangguan ini dapat diatasi dengan penggunaan panci bertekanan tinggi (presto atau autoklaf) dalam waktu tertentu, sehingga duri ini menjadi lunak dan dapat hancur jika dikunyah.
Upaya  mengangkat ikan gabus menjadi komoditi favorit, dengan  mengolah kembali daging ikan gabus yang sudah diambil eksrtaknya menjadi abon ikan. Selain bisa dikonsumsi untuk keluarga, abon ikan gabus juga bisa di kemas yang baik dan dijual dengan harga yang lebih tinggi sehingga dapat dijadikan salah satu  sumber penghasilan keluarga.
Ikan gabus adalah sejenis ikan buas yang hidup di air tawar. Ikan ini dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah, aruan, haruan (Melayu, Banjarmasin), kocolan (Betawi), bogo   (Sunda),   bayong, bogo, licingan (Banyumas), kutuk (Jawa) dan lain-lainnya. Dalam bahasa  Inggris juga dikenal dengan berbagai nama seperti Common Snakehead, Snakehead Murrel, Chevron Snakehead, Striped Snakehead dan juga Aruan. Nama ilmiahnya adalah Channa Striata (Bloch, 1793). Ikan gabus terkenal dengan julukan “Snakehead” karena badannya bentuk silinder dengan kepala pipih bersisik seperti ular. Dagingnya yang lezat sehingga walau kehadirannya sering merugikan karena merupakan pemangsa ikan- ikan kecil, banyak orang yang sengaja memelihara ikan gabus di kolam khusus. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas ikan gabus dalam www.google.com).
Ikan gabus merupakan ikan karnivor yang mempunyai nilai ekonomi relatif tinggi. Petani ikan dan nelayan di daerah Kalimantan banyak memelihara        ikan gabus dalam kerambah/haba. Benih  ikan  gabus  dalam kerambah dipelihara barasal dari hasil tangkapan  di  sekitar  sungai  yang  ada  di tempat tinggalnya. Makanan ikan gabus yang dipelihara biasanya adalah ikan-ikan kecil, cacing,  katak  atau  ketam.  Dengan  masa pemeliharaan kurang lebih 8 bulan, bibit ikan yang  beratnya  10n  gr/ekor  akan  mencapai berat  700  gram  hingga  1000  gram  /ekor
Bahan bahan :
    Ikan Bandeng segar
    serai 1 kg
     memarkan Jahe 2 batang
     memarkan Santan secukupnya
    150 ml dari 1/2 butir kelapa
     300 ml Minyak goreng
Bumbu halus :
    6 butir Bawang merah
    3 siung Bawang putih
    2cm Kunyit
    1 sendok teh Ketumbar
    1 lembar Daun jeruk
    Garam secukupnya
Cara membuatan :
Bersihkan sisik ikan bandeng dan dibelah agar bagian dalam ikan bisa dibuang
Kukus ikan bandeng hingga lunak tetapi tidak hancur, lalu angkat.
Parut atau suwir-suwir ikan, lalu sisihkan.
Panaskan 2 sdm minyak, tumis bumbu halus, serai dan jahe hingga harum.
Masukkan ikan dan santan, aduk rata. Masak dengan api kecil sambil diaduk hingga kering.
Panaskan minyak, goreng adonan ikan hingga kering. Angkat dan tiriskan.K
Kemudian Pres atau peras hingga minyaknya tiris.lalu Sajikan.


0 comments:

Post a Comment