1. Bandeng Tanpa Duri
Ikan bandeng mempunyai rasa yang gurih namun
mempunyai kelemahan yaitu adanya tulang dan duri yang cukup
banyak di dalam tubuh ikan Bandeng sehingga berisiko tinggi bila dikonsumsi oleh
manusia terutama anak-anak. Hal ini mengurangi minat masyarakat untuk mengkonsumsi
ikan Bandeng. Jumlah duri yang terdapat
pada ikan Bandeng adalah sebagai berikut; pada bagian punggung ada 42 pasang
duri bercabang yang menempel di dalam daging dekat permukaan kulit luar, bagian
tengah ada 12 pasang duri pendek, pada rongga perut ada 16 duri, bagian perut
dekat ekor ada 12 pasang duri kecil.
Gambar 2. Struktur Duri Pada Bandeng
Bandeng
Tanpa Duri merupakan produk perikanan setengah jadi berupa bandeng mentah segar
yang telah dibuang tulang dan durinya. Kelebihan dari Bandeng Tanpa Duri yaitu tidak mengurangi atau menghilangkan
kandungan gizi yang terdapat pada Bandeng mentah, karena pengolahannya hanya
menghilangkan duri yang ada pada Bandeng, daging ikan masih dalam kondisi
segar. Bandeng Tanpa Duri selanjutnya
dapat dimanfaatkan menjadi berbagai variasi makanan sesuai dengan selera.
Beberapa produk olahan dari Bandeng Tanpa Duri ini antara lain Bandeng Pepes,
Bandeng Asap, Bandeng Nugget, Bandeng crispy dan sebagainya. Hasil produksi
Bandeng Tanpa Duri kemudian dijual kepada konsumen, dimana konsumen ini
setengahnya adalah konsumen pengguna (end
user) dan sisanya adalah pedagang yang menjual kembali produk ini dalam
keadaan mentah (fresh frozen) atau
menjualnya setelah diolah menjadi produk makanan olahan.
Bandeng Tanpa Duri ini memang belum dikenal banyak oleh masyarakat,
banyak yang mengira Bandeng Tanpa Duri ini sama dengan Bandeng Presto yang
memang lebih dulu telah dikenal oleh masyarakat, sehingga produksi Bandeng
Tanpa Duri ini masih sangat kecil bila dibandingkan dengan Bandeng Presto.
Alasan sedikitnya produksi Bandeng Tanpa Duri ini yaitu proses produksi yang
relatif sulit bagi pemula (meskipun setelah mahir, proses ini menjadi
sederhana) serta membutuhkan ketekunan serta ketelitian tinggi, khususnya pada
saat mencabut duri ikan bandeng tersebut. Seseorang yang telah mahir
membutuhkan waktu 2-3 menit untuk melakukan pencabutan tulang dan duri Bandeng.
Tetapi bila belum mahir maka
mengerjakannya bisa mencapai waktu 15-20 menit untuk setiap ekor
bandeng. Tahap pengolahan ikan bandeng tanpa duri adalah sebagai berikut :
Penyiangan
Hal pertama yang harus dilakukan dalam proses penyiangan adalah mencuci
semua bandeng yang akan diolah menggunakan air dan es. Tujuannya adalah untuk
membersihkan ikan bandeng dari kotoran tanah dan lumpur. Selanjutnya, ikan
bandeng disiangi dengan cara membersihkan kotoran dan isi perut ikan dengan
cara membelah menjadi bentuk kupu-kupu. Diperlukan kehati-hatian dalam
membersihkan isi perut bandeng untuk menghindari pecahnya empedu. Bila empedu
pecah, akan membuat rasa ikan menjadi pahit.
Ada beberapa pengolah bandeng yang membuang insang. Namun, sebagian lagi ada
yang membiarkannya dengan anggapan bahwa insang bisa dijadikan sebagai
penyangga bentuk agar penampakan produk terlihat lebih menarik.
Pada
dasarnya, tahap-tahap penyiangan bandeng adalah sebagai berikut :
1)
Ikan bandeng dibelah pada bagian punggung ( bentuk
kupu-kupu ) dari mulai kepala sampai pada pangkal ekor, usahakan pengirisan
tidak memotong tulang punggung.
2)
Bersihkan bandeng dengan cara membuang isi perut,
kotoran, insang
3) Ikan
bandeng dicuci agar bandeng juga bersih dari sisa-sisa darah. Pembersihan sisa
darah penting dilakukan karena sisa darah yang masih melekat bisa mempercepat
terjadinya proses pembusukan baik secara kimia maupun secara biologi. Agar
lebih bersih, dilanjutkan dengan perendaman ikan dalam larutan garam 3% .
Pencabutan duri
Bagi pemula, pencabutan duri memang
pekerjaan yang tergolong sulit untuk
dilakukan. Namun, dengan terus berlatih, pekerjaan ini akhirnya
akan terasa mudah.
Pengetahuan mengenai jumlah duri tersebut dapat digunakan untuk memastikan
apakah duri pada bagian itu sudah tercabut semua. Oleh karena itu, sebaiknya
jumlah duri yang telah dicabut dihitung sehingga duri yang ketinggalan bisa segera
diketahui. Alat yang biasa digunakan untuk
mencabut duri adalah pinset yang rucing.
Pencabutan duri dapat dilakukan secara berurutan sesuai tahapan tersebut atau bisa
dengan melakukan dari bagian yang dianggap paling mudah sampai ke bagian yang dirasa paling sulit. Perabaan
sebaiknya dilakukan untuk memastikan duri telah tercabut
semua. Apabila masih terasa ada duri, segera diambil.
Sebaiknya hal ini dilakukan berulang-ulang hingga duri betul-betul tercabut
semua.
Penggangkatan/ pencabutan tulang belakang
Tulang belakang
dipatahkan pada bagian ekor selanjutnya ditarik ke atas kebagian kepala, daging
ikan ditekan agar tidak ikut tertarik keatas sampai ke bagian kepala .
Cabut duri bagian perut sebanyak 16 pasang
dengan menggunakan pinset
Mencabut duri di daerah dada dekat kepala
(jumlah duri 12 buah)
1) Cabut
duri punggung (jumlah duri 42 buah )
diawali pada bagian depan dekat tutup insang .
2) mencabut
duri di daerah dekat pangkal ekor (jumlah duri 12 buah)
Potong sirip punggung yang diawali dari
pangkal punggung sirip punggung hingga sirip terlepas.
3)
Perabaan sebaiknya dilakukan untuk memastikan duri telah tercabut semua. Apabila masih
terasa ada duri, segera diambil setelah
duri betul-betul tercabut semua ikan bandeng tanpa duri siap dikemas.
Tabel 3. Kriteria Mutu Bandeng Cabut
Duri Berdasarkan Penilaian Organoleptik
No
|
Parameter
|
Keterangan
|
1
|
Rupa
|
Ikan utuh dan tidak patah, muIus, tidak luka atau lecet, tetapi bersih dari sisik, bersih, tidak terdapat benda asing, serta tidak ada endapan lemak atau kotoran
lain.
|
2
|
Warna
|
Warna
spesifik, cemerlang, serta tidak berjamur dan berlendir
|
3
|
Bau
|
Spesifik seperti ikan, tanpa bau tengik, masam, basi,
atau busuk
|
4
|
Tekstur
|
Kompak, padat, tidak
berair dan kesat, serta tidak banyak
daging yang rusak.
|
Pengemasan
Setelah duri bandeng tercabuti semua, ikan bandeng yang semula dibelah
seperti kupukupu ditutup kembali seperti sediakala. Selanjutnya bandeng
dimasukkan ke dalam kemasan plastik yang sudah diberi label. Kemasan dari
plastik merupakan kemasan yang cukup baik untuk bahan pangan yang mudah rusak.
Label dicantumkan untuk lebih memberikan nilai jual yang lebih tinggi dan
sebagai salah satu media promosi produk tersebut.
Penyimpanan
Untuk mengawetkan bandeng cabut duri yang telah dikemas, diperlukan tempat
pendingin untuk meletakkan bandeng sebelum dipasarkan. Tempat pendingin bias
berupa kotak pendingin (cool box)
atau freezer. Begitu pula sewaktu
memasarkannya, produk bandeng cabut duri sebaiknya diletakkan di tempat
pendingin.
2. Bandeng Asap
Bandeng
asap merupakan salah satu produk perikanan yang telah lama dikenal. Semula, sebelum ada produk bandeng cabut duri, bandeng
yang diproduksi sebagai bandeng asap adalah
yang masih memiliki duri. Namun, saat ini bandeng yang digunakan sebagai
bahan untuk bandeng asap bisa menggunakan bandeng yang sudah dicabut durinya. Unsur yang paling
berperan dalam pembuatan bandeng asap adalah asap yang dihasilkan dari
pembakaran kayu. Pengasapan akan
menghasilkan efek pengawetan yang berasal dari beberapa
senyawa kimia yang terkandung di dalam kayu tersebut.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 400 senyawa kimia, khususnya alcohol, aldehid, ester, furan, lakton, fenol, serta
asam-asam organik seperti asam semut dan asam cuka. Komponen asap
tersebut dapat
dijadikan sebagai sumber aroma, warna, antimikroba, dan antioksidan.
Perubahan warna dari ikan asap yang terbentuk disebabkan
oleh adanya interaksi antara senyawa karbonil yang berasal dari asap dengan
gugus amino dari protein yang terdapat pada permukaan ikan. Warna kuning keemasan atau kuning kecokelatan yang terbentuk dari proses
pengasapan merupakan warna yang bisa
dijadikan sebagai indikator dalam menentukan mutu produk.
Untuk
menghasilkan bandeng asap yang baik, sebaiknya digunakan jenis kayu yang mampu menghasilkan
asap dengan kandungan unsur phenol dan asam
organik tinggi. Kedua unsur ini lebih banyak melekat pada tubuh ikan dan dapat menghasilkan rasa, aroma,
maupun warna daging ikan asap yang khas. Bahan baku
pengasap yang sering digunakan di antaranya kayu api-api , kulit dan ampas tebu, serabut dan tempurung kelapa, serta batang jagung.
Pengasapan bandeng dapat
dilakukan melalui dua cara berikut :
1)
Pengasapan panas (hot smoking), yaitu proses pengasapan dengan suhu sekitar 70-1000
C. Ikan bandeng
yang diasapi sebaiknya diletakkan cukup dekat dengan sumber asap. Lama
pengasapan yang ideal sekitar 2-4 jam.
2)
Pengasapan dingin (cold smoking), yaitu pengasapan dengan suhu sekitar 40-500C.
lkan bandeng
yang akan diasapi diletakkan agak jauh dari sumber asap. Proses pengasapannya lebih lama daripada pengasapan panas, yakni memakan waktu beberapa hari bahkan bisa sampai dua minggu.
Pada
prinsipnya, pengasapan bandeng dapat dilakukan sperti pada skema pembuatan
bandeng asap. Beberapa pengolah bandeng asap ada yang melakukan pengasapan
secara bertahap, yaitu sebagai berikut.
1)
Mula-mula bandeng
diasapi dengan asap tebal bersuhu 30-40°C selama ½-1 jam. Pengasapan ini
bertujuan untuk menguapkan sebagian air secara merata dari tubuh ikan.
2)
Selanjutnya, suhu
dinaikkan menjadi 50-60°C. Ketebalan asap dikurangi dan lama waktu pengasapan
½-3/4 jam.
3)
Hal terakhir yang
dilakukan adalah menaikkan suhu secara perlahan dengan suhu 70-80°C dan lama
pengasapan 30-60 menit.
Ada
pula yang melakukannya dengan pengasapan panas pada suhu
70-80°C selama beberapa jam dan kemudian suhu diturunkan kembali. Pengasapan tersebut dilanjutkan
selama beberapa
hari. Proses pengasapan dianggap baik
apabila berat ikan yang susut hanya sekitar 105% dari
berat ikan setelah disiangi. Usahakan agar ikan yang
diasapi tidak menjadi kering dan keras karena
akan mengurangi kualitasnya.
Gambar.3 Alur Proses Pembuatan Bandeng Asap
Cara
menyiangi
Bandeng yang
akan diasap dapat berupa bandeng segar utuh (dalam keadaan
masih ada durinya)
atau bandeng yang telah mengalami
proses pencabutan duri (bandeng cabut duri).
Penyiangan bandeng asap dapat dilakukan dengan cara mengambil insang dan isi perut
melalui mulut dan tutup insangnya.
Cara penyiangan bandeng melalui mulut dan
insang. Ditarik menggunakan pengcungkil melalui mulut (a) serta menarik dan
membersihkan insang menggunakan tangan (b
dan c).
1) Cara pengolahan
a. Setelah
disiangi dan dicuci bersih, tiriskan ikan bandeng dengan cara
digantung.
b. Buat
larutan rendaman dengan formula seperti dibawah ini :
Bandeng Asap Asin
|
Bandeng
Asap Berbumbu
|
Larutan
garam 20-25% (dengan
merendam
2-2,5 kg garam ke dalam 10 liter air)
|
Air 8-10 liter
Garam 1-1,5 kg
Bawang putih 250-300 g
Ketumbar 50 g
Gula merah
Asam jawa 20-25 g
|
Keterangan : untuk 10 kg bandeng
c. Ikan
bandeng yang telah ditiriskan kemudian direndam ke dalam larutan tersebut
selama 30 menit atau lebih. Beri pemberat di atasnya agar tidak terapung.
Tujuan perendaman selain untuk meningkatkan cita rasa dan tekstur ikan, juga
untuk membersihkan sisa darah dan kotoran yang tertinggal.
d. Kemudian
ikan dicuci kembali. Setelah itu, ditiriskan dengan cara diangin-anginkan
sampai permukaan kulit ikan kering.
e. Nyalakan
tungku pengasap hingga menimbulkan asap yang cukup tebal untuk mengasapkan
bandeng.
f. Ikan
bandeng kemudian disusun dan digantung di atas batang besi pengasap dengan cara
menusuk pada bagian mulut atau ekor ikan dengan kaitan besi seperti kail. Untuk
bandeng cabut duri, dapat dijepit terlebih dahulu dengan jepitan panggangan
dari kawat.
g. Pengasapan
dapat dilakukan dengan cara hot smoking atau
cold smoking atau perpaduan keduanya. Proses pengasapan dilakukan selama 3-5 jam
dengan kondisi asap tebal bersuhu mencapai 80-900 C, kemudian secara bertahap suhu dinaikkan hingga
1000 C.
h. Setelah
dianggap matang (bila warnanya telah berubah warna menjadi kuning keemasan atau
kuning kecokelatan), bandeng asap dikeluarkan dari tempat pengasapan, kemudian dinginkan.
Tabel 4.
Kriteria Mutu Ikan Bandeng Asap berdasarkan Penilaian Organoleptik
No
|
Parameter
|
Keterangan
|
1
|
Rupa
|
Ikan utuh dan tidak
patah (sesuai pada waktu setelah
disiangi), mulus, tidak luka atau lecet, bersih, cemerlang,
tidak terdapat benda asing, tidak ada endapan lemak, garam atau kotoran lain.
|
2
|
Warna
|
Warna spesifik, kuning kecokelatan
cemerlang atau cokelat agak gelap
cemerlang,
tidak
berjamur, dan tidak
berlendir
|
3
|
Bau
|
Spesifik bau asap, gurih, segar; tanpa bau tengik, masam, basi, atau
busuk
|
4
|
Rasa
|
Gurih spesifik bandeng
asap, bila berbumbu rasa bumbu merata, enak dan tidak terlalu asin, rasa asin merata, tidak ada rasa asing
|
5
|
Tekstur
|
Kompak, padat, cukup kering, tidak berair, dan kesat.
|
|
|
|
2) Penyimpanan
Umur
simpan yang bisa dijadikan ukuran dalam menyimpan produk bandeng asap adalah sekitar 2-3 hari
dengan kondisi suhu ruang. Umur simpan tersebut dapat diperpanjang sampai 7 hari jika disimpan pada
suhu di bawah 100 C. Pada suhu 00 C, bandeng asap bisa tahan sampai
satu tahun. Sementara
bila divacuum pada suhu kamar, umur
simpan bandeng asap bisa mencapai 2 bulan.
Tabel 5. Pengaruh
Temperatur terhadap Daya Simpan Bandeng Asap
No
|
Suhu
|
Daya Simpan Bandeng Asap
|
1
|
27-30°C
|
5-7 hari
|
2
|
5°C
|
3 bulan
|
3
|
0°C
|
60 bulan
|
Kerusakan bandeng asap karena penyimpanan umumnya ditandai dengan timbulnya lendir pada
permukaan bandeng asap yang disertai dengan tumbuhnya jamur ketapang. Usahakan
untuk tidak menyimpan bandeng asap langsung bersentuhan dengan lapisan es pendingin. Cairan dari es dapat menurunkan mutu bandeng asap tersebut. Bila dilakukan pembekuan, lebih baik menggunakan sistem pengaliran udara dingin
(air blast freezer). Melalui cara ini, udara dingin
dapat bebas bersirkulasi di sekeliling produk. Setelah itu, produk dimasukkan ke dalam cold storage sampai produk tersebut
digunakan.
0 comments:
Post a Comment