A. Usahatani
Usahatani adalah kegiatan cara-cara petani
memperoleh dan memadukan sumberdaya (lahan, kerja, modal, waktu, pengelolaan)
yang terbatas untuk mencapai tujuan. (Soekartawi,et all.1986)
Menurut ilmu ekonomi kegiatan usahatani pada hakekatnya adalah
produksi, yang merupakan penciptaan atau penambahan faedah bentuk, waktu,
tempat atas faktor-faktor produksi (Reksohadiprojo dan Gitosudarmo,1986).
1.
Pengertian pola tanam
Pola tanam adalah susunan atau urutan kegiatan penanaman pada
sebidang lahan dalam periode satu tahun. Kegiatan petani dalam melaksanakan
pola tanam bertujuan mendapatkan hasil yang maksimal dengan kualitas produksi
yang baik.
2.
Pengertian pola usahatani
Pola usahatani adalah kegiatan yang direncanakan dan dilakukan
petani, dengan cara-cara tertentu untuk merubah dan menambah faedah bentuk,
waktu, tempat atas faktor-faktor produksi dalam kurun waktu tertentu selama
periode satu tahun.
3.
Cara-cara Produksi
Untuk mendapatkan produksi maksimum diperlukan cara-cara produksi
yang baik dan benar (Sukartawi,1995).
B. Biologi Ikan Air Tawar
Bandeng (Chanos-chanos Forsk)
termasuk golongan ikan Euryhalien artinya bandeng mempunyai kemampuan
menghadapi perubahan kadar garam dan suhu. Tempat tinggal asli ditengah laut
dengan kadar 35 0/00, dapat berpindah-pindah sampai muara
sungai kadar garam 15 - 20 0/00 , bahkan air tawar 0 0/00
(Mujiman,1991).
Karper (Cyprinus Carpio L), Nila (Oreochromis Niloticus),
Tawes (Puntius Javanicus Beks) adalah jenis-jenis ikan air tawar yang
habitatnya hidup diperairan air tawar, cara makan bersifat herbivora, cepat
berkembang biak dengan bertelur, mudah dibudidayakan dan cepat besar 4 –5 bulan
dapat mencapai berat badan 0,5 – 1 Kg untuk jenis Karper.
C. Pengelolaan Ikan Air Tawar.
1.
Kontruksi tambak
Pematang ada dua macam, pematang utama dan
pematang pengantara. Pematang utama mengelilingi seluruh unit tambak, berfungsi
sebagai pelindung. Pematang pengantara sebagai pemisah antara petak dalam satu
unit tambak. Ketinggian pematang utama 1 meter diatas pasang tertinggi, harus
kokoh dan lebar. Tanah pasir atau pasir berbatu kurang baik untuk tambak, sebab
kurang subur dan tidak dapat menahan air. Tanah yang baik mengandung bahan
organik 4% atau lebih, berwarna kehitam-hitaman, gembur dan biologis aktif.
Kandungan fraksi lumpur 64 – 82%, pasir 16-32%, tanah liat 2 – 4% (Kordi,2000).
2.
Tata Pengairan
Air yang dipergunakan dari saluran Jratun
Seluna atau sungai Juwana. Sistem pengairan setengah teknik, kontruksi tambak
dilengkapi dengan pintu air. Penambahan air dilakukan apabila air berkurang
atau bila persediaan air disaluran mencukupi dapat diganti + 10 % dari
volume air tambak dengan memasukan air baru (Hadie,W dan J,Supriatna, 2000)
3.
Bibit Bandeng
Bibit bandeng ditebar ukuran gelondong
dengan berat 0,8 – 1 gram panjang 4 – 5 cm. Padat penebaran untuk gelondong
Bandeng 6000 ekor/ha, untuk jenis ikan Karper, Nila Gift dan Tawes jumlah padat
penebaran 10.000 ekor/ha. Jadi total padat penebaran 16.000 ekor/ha. Waktu
tebar sore hari kurang lebih jam 15.00 (Hadie,W dan J,Supriatna, 2000)
4.
Pakan
Pakan yang dipergunakan pakan alami
(klekap) dan pakan tambahan berupa pakan jadi/pellet. Pakan alami (klekap)
ditumbuhkan dengan cara pemupukan dengan pupuk organik dan pupuk anorganik.
Kondisi pakan yang tersedia ditambak sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah
dan kualitas air (Arsyad dan Samsi,1990).
5.
Pemupukan
Tujuan pemupukan adalah untuk meningkatkan
kesuburan tanah dasar tambak, dengan kondisi tanah dasar tambak yang subur akan
berpengaruh terhadap ketersediaan pakan alami klekap untuk pakan bandeng. Untuk
menumbuhkan pakan alami tersebut dipergunakan pupuk pupuk anorganik sebagai
pupuk dasar menggunakan. Pupuk anorganik diberikan bertahap + 1 - 2
minggu sekali, Urea = 5 – 6 Kw/Ha, SP-36 = 2 - 3 Kw/ha. Kadang diberikan pakan
tambahan setiap + 2 minggu sekali dengan (Arsyad dan Samsi,1990).
6.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada batas ambang yang
membahayakan dan diusahakan dengan cara fisika, atau biologi. Apabila tidak
bisa dengan cara fisika dan biologi, maka dikendalikan dengan cara kimiawi,
yaitu mempergunakan pestisida walaupun tidak dianjurkan (Mujiman,2001).
7.
Penanganan Panen
Panen dilakukan serempak pada umur 4 – 5
bulan dengan bobot bandeng rata-rata 1,25 gram / ekor dan dilakukan pada malam
hari atau pagi hari, dengan pertimbangan segera dapat dibawa kepasar
(Mujiman,2001).
D. Analisis Usahatani
1.
Biaya Usahatani
Biaya usahatani berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi dua
yaitu biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya tidak tetap (Variable Cost).
a.
Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang relatif tetap dikeluarkan
yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang diproduksi dan harus dibayar
berapapun jumlah produksi yang dihasilkan pada batas tertentu (Soekartawi,et
all, 1986).
b. Biaya
tidak tetap (Variable Cost) adalah biaya produksi yang harus dibayar sebanding
dengan produksi yang dihasilkan atau
bersifat proporsional.
2.
Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani adalah selisih
antara penerimaan (Revenue) dengan pengeluaran keseluruhan (Totall Cost).
Sedangkan penerimaan (Revenue) adalah perkalian antara produksi (Output) dengan
harga jual (Soekartawi,et all ,1986).
3.
Kelayakan Usahatani
Kelayakan
usahatani adalah kegiatan menganalisis keuangan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan yang dicapai selama usahatani berlangsung, dan menentukan tindakan
serta perbaikan untuk meningkatkan keuntungan.
Upaya
mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan cara, meminimalkan biaya produksi
atau menaikan harga jual. Meminimalkan biaya produksi adalah langkah yang
memungkinkan dapat dilakukan oleh petani, sedangkan menaikan harga jual diluar
pengendalian petani, tergantung pada hukum keseimbangan harga pasar, yaitu
hukum penawaran(Supply) dan permintaan ( Demand). (Soedarsono,1993).
4. Ada
beberapa cara untuk menilai kelayakan usahatani antara lain :
a. Analisis
Break Event Point (BEP)
Analisis Break
Event Point (BEP) adalah satu cara untuk mengetahui dan menentukan harga
produksi terendah petani tidak mengalami rugi dan tidak untung. Break Event
Point atau titik impas adalah total penerimaan (Totall Revenue) pada kondisi
sama dengan total biaya (Totall Cost). Pada kondisi tersebut dikatakan
usahatani mengalami impas (Soekartawi,et all,1986).
b.Analisis RC Ratio
Analisis RC Ratio adalah salah satu cara
untuk menghitung kelayakan usahatani, fungsi RC Ratio adalah untuk mengetahui
seberapa besar nilai hasil penjualan apabila dibandingkan dengan total biaya
produksi (Soedarsono,1993).
0 comments:
Post a Comment