Saturday, March 17, 2012

Berusahatani Nila Polikultur

March 17, 2012 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


A. Usahatani

Usahatani adalah kegiatan cara-cara petani memperoleh dan memadukan sumberdaya (lahan, kerja, modal, waktu, pengelolaan) yang terbatas untuk mencapai tujuan. (Soekartawi,et all.1986)
Menurut ilmu ekonomi kegiatan usahatani pada hakekatnya adalah produksi, yang merupakan penciptaan atau penambahan faedah bentuk, waktu, tempat atas faktor-faktor produksi (Reksohadiprojo dan Gitosudarmo,1986).
1.      Pengertian pola tanam
Pola tanam adalah susunan atau urutan kegiatan penanaman pada sebidang lahan dalam periode satu tahun. Kegiatan petani dalam melaksanakan pola tanam bertujuan mendapatkan hasil yang maksimal dengan kualitas produksi yang baik.
2.      Pengertian pola usahatani
Pola usahatani adalah kegiatan yang direncanakan dan dilakukan petani, dengan cara-cara tertentu untuk merubah dan menambah faedah bentuk, waktu, tempat atas faktor-faktor produksi dalam kurun waktu tertentu selama periode satu tahun.
3.      Cara-cara Produksi
Untuk mendapatkan produksi maksimum diperlukan cara-cara produksi yang baik dan benar (Sukartawi,1995).

B. Biologi Ikan Air Tawar

Bandeng (Chanos-chanos Forsk) termasuk golongan ikan Euryhalien artinya bandeng mempunyai kemampuan menghadapi perubahan kadar garam dan suhu. Tempat tinggal asli ditengah laut dengan kadar 35 0/00, dapat berpindah-pindah sampai muara sungai kadar garam 15 - 20 0/00 , bahkan air tawar 0 0/00 (Mujiman,1991).
Karper (Cyprinus Carpio L), Nila (Oreochromis Niloticus), Tawes (Puntius Javanicus Beks) adalah jenis-jenis ikan air tawar yang habitatnya hidup diperairan air tawar, cara makan bersifat herbivora, cepat berkembang biak dengan bertelur, mudah dibudidayakan dan cepat besar 4 –5 bulan dapat mencapai berat badan 0,5 – 1 Kg untuk jenis Karper.
C. Pengelolaan Ikan Air Tawar.
1.      Kontruksi tambak
Pematang ada dua macam, pematang utama dan pematang pengantara. Pematang utama mengelilingi seluruh unit tambak, berfungsi sebagai pelindung. Pematang pengantara sebagai pemisah antara petak dalam satu unit tambak. Ketinggian pematang utama 1 meter diatas pasang tertinggi, harus kokoh dan lebar. Tanah pasir atau pasir berbatu kurang baik untuk tambak, sebab kurang subur dan tidak dapat menahan air. Tanah yang baik mengandung bahan organik 4% atau lebih, berwarna kehitam-hitaman, gembur dan biologis aktif. Kandungan fraksi lumpur 64 – 82%, pasir 16-32%, tanah liat 2 – 4% (Kordi,2000).

2.      Tata Pengairan
Air yang dipergunakan dari saluran Jratun Seluna atau sungai Juwana. Sistem pengairan setengah teknik, kontruksi tambak dilengkapi dengan pintu air. Penambahan air dilakukan apabila air berkurang atau bila persediaan air disaluran mencukupi dapat diganti + 10 % dari volume air tambak dengan memasukan air baru (Hadie,W dan J,Supriatna, 2000)
3.      Bibit Bandeng
Bibit bandeng ditebar ukuran gelondong dengan berat 0,8 – 1 gram panjang 4 – 5 cm. Padat penebaran untuk gelondong Bandeng 6000 ekor/ha, untuk jenis ikan Karper, Nila Gift dan Tawes jumlah padat penebaran 10.000 ekor/ha. Jadi total padat penebaran 16.000 ekor/ha. Waktu tebar sore hari kurang lebih jam 15.00 (Hadie,W dan J,Supriatna, 2000)
4.      Pakan
Pakan yang dipergunakan pakan alami (klekap) dan pakan tambahan berupa pakan jadi/pellet. Pakan alami (klekap) ditumbuhkan dengan cara pemupukan dengan pupuk organik dan pupuk anorganik. Kondisi pakan yang tersedia ditambak sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah dan kualitas air (Arsyad dan Samsi,1990).
5.      Pemupukan
Tujuan pemupukan adalah untuk meningkatkan kesuburan tanah dasar tambak, dengan kondisi tanah dasar tambak yang subur akan berpengaruh terhadap ketersediaan pakan alami klekap untuk pakan bandeng. Untuk menumbuhkan pakan alami tersebut dipergunakan pupuk pupuk anorganik sebagai pupuk dasar menggunakan. Pupuk anorganik diberikan bertahap + 1 - 2 minggu sekali, Urea = 5 – 6 Kw/Ha, SP-36 = 2 - 3 Kw/ha. Kadang diberikan pakan tambahan setiap + 2 minggu sekali dengan (Arsyad dan Samsi,1990).
6.      Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada batas ambang yang membahayakan dan diusahakan dengan cara fisika, atau biologi. Apabila tidak bisa dengan cara fisika dan biologi, maka dikendalikan dengan cara kimiawi, yaitu mempergunakan pestisida walaupun tidak dianjurkan (Mujiman,2001).
7.      Penanganan Panen
Panen dilakukan serempak pada umur 4 – 5 bulan dengan bobot bandeng rata-rata 1,25 gram / ekor dan dilakukan pada malam hari atau pagi hari, dengan pertimbangan segera dapat dibawa kepasar (Mujiman,2001).

D. Analisis Usahatani
1.            Biaya Usahatani
Biaya usahatani berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi dua yaitu biaya tetap (Fixed Cost) dan biaya tidak tetap (Variable Cost).
a.  Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang relatif tetap dikeluarkan yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang diproduksi dan harus dibayar berapapun jumlah produksi yang dihasilkan pada batas tertentu (Soekartawi,et all, 1986).
b.   Biaya tidak tetap (Variable Cost) adalah biaya produksi yang harus dibayar sebanding dengan produksi  yang dihasilkan atau bersifat  proporsional.
2.      Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan (Revenue) dengan pengeluaran keseluruhan (Totall Cost). Sedangkan penerimaan (Revenue) adalah perkalian antara produksi (Output) dengan harga jual (Soekartawi,et all ,1986).
3.       Kelayakan Usahatani
Kelayakan usahatani adalah kegiatan menganalisis keuangan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai selama usahatani berlangsung, dan menentukan tindakan serta perbaikan untuk meningkatkan keuntungan.
         Upaya mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan cara, meminimalkan biaya produksi atau menaikan harga jual. Meminimalkan biaya produksi adalah langkah yang memungkinkan dapat dilakukan oleh petani, sedangkan menaikan harga jual diluar pengendalian petani, tergantung pada hukum keseimbangan harga pasar, yaitu hukum penawaran(Supply) dan permintaan ( Demand). (Soedarsono,1993).
   4.   Ada beberapa cara untuk menilai kelayakan usahatani antara lain :
   a.    Analisis Break Event Point (BEP)
Analisis Break Event Point (BEP) adalah satu cara untuk mengetahui dan menentukan harga produksi terendah petani tidak mengalami rugi dan tidak untung. Break Event Point atau titik impas adalah total penerimaan (Totall Revenue) pada kondisi sama dengan total biaya (Totall Cost). Pada kondisi tersebut dikatakan usahatani mengalami impas (Soekartawi,et all,1986).
b.Analisis RC Ratio
Analisis RC Ratio adalah salah satu cara untuk menghitung kelayakan usahatani, fungsi RC Ratio adalah untuk mengetahui seberapa besar nilai hasil penjualan apabila dibandingkan dengan total biaya produksi (Soedarsono,1993).

0 comments:

Post a Comment