Buah
Nangka (Artocarpus heterophyllus Lam) merupakan komoditi tanaman tahunan yang sering
di jumpai disetiap daerah yang memiliki
aroma khas dan memiliki daya simpan yang relatif pendek. Buah nangka memiliki banyak manfaat terutama pada buah nangka yang masih
muda dapat di masak sebagai sayur, daging buah yang masak dapat di makan maupun sebagai bahan tambahan pembuatan es
buah sedangkan biji nangka belum di manfaatkan
secara optimal selain dimasak dan dimakan bahkan di buang begitu saja.
Tepung
biji nangka pemanfaatanya masih kurang
selain mudah di dapat, proses pembuatan tepung biji nangka sangat mudah dan di
jadikan suatu produk makanan. Tepung biji nangka merupakan tepung hasil olahan
dari biji nangka yang sudah masak yang dilakukan pencucian, perebusan selama 30 menit dilakukan
pengupasan kulit arinya, dilakukan
pengirisan dan dikeringkan di oven pada suhu 60 - 1000C selama 4 jam
untuk menurunkan kadar air kemudian dilakukan penggilingan untuk menghasilkan
tepung biji nangka (Bakar dan Usmiati
2007).
Pemanfaatan
tepung biji nangka pada pembuatan bakso daging, yang digunakan sebagai bahan
tambahan memiliki aroma yang harum, rasa yang khas daging dan warna agak gelap,
oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perlakuan terbaik
pada pembuatan bakso ikan tepung biji nangka dan untuk mengetahui kandungan gizi melalui
analisis kimia pada bakso ikan tepung A.
Ikan Tuna ( scombridae
)
Ikan
merupakan bahan pangan yang mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk
dikonsumsi, karena mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi, yang kandungan
proteinnya tersusun oleh asam-asam amino esensial yang dibutuhkan oleh manusia
untuk pertumbuhannya. Banyaknya senyawa asam amino pembentuk protein hanya
dapat diketahui jika protein tersebut mengalami perubahan struktur, seperti
pemutusan ikatan peptide yang menghubungkan pada asam amino tersebut (Afrianto
dan Liviawaty 1989).
Ikan
tuna adalah ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari family
scombridae, dan genus thunnus serta
memiliki nilai komersial tinggi. Ikan tuna adalah perenang yang sangat cepat
(pernah diukur mencapai 70 km/jam) dan termasuk spesies yang berdarah panas.
Daging ikan tuna terdiri dari dua bagian yaitu daging putih dan daging merah
kurang lebih 1/6 bagian. Daging merah mempunyai kandungan mioglobin tinggi,
yang diimbangi dengan banyaknya jaringan pengikat dan pembuluh darah, sementara
daging putih mempunyai jenis-jenis protein yang berkualitas tinggi ( Anonim, 2009 ).
Ikan
tuna merupakan ikan yang mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi, yang
kandungan proteinnya tersusun oleh asam amino. Ikan tuna adalah ikan paling
banyak disukai oleh masyarakat karena komponen gizinya sangat tinggi terutama terdapat kandungan protein, lemak,
Vitamin A dan Vitamin B yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Adapun komposisi
zat gizi ikan tuna dapat dilihat
pada Tabel 01.nsial.biji nangka ( Arna
Diah, 2011 ).
Pengeringan
pada bahan pangan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan cara membiarkan bahan pangan di bawah
sinar matahari, yang dikenal dengan istilah pengeringan secara alamiah atau
dengan menggunakan panas buatan dalam bentuk udara yang panas dari oven atau
konstruksi pada alat pengering yang
khusus untuk pengering pada suatu bahan pangan.
Pengeringan di terik matahari memang bisa efektif, oleh karena suhu yang
di capai sekitar (35-45oC). Iklim di
wilayah tropis merupakan sumber energi yang sangat cukup potensial. Beberapa
kendala yang berpengaruh diantarannya ialah suhu, kelembaban udara lingkungan,
kecepatan aliran udara pengering, besarnya
persentase kandungan air yang ingin dijangkau, power pengering,
efisiensi pada mesin pengering,dan kapasitas pengeringannya (Ishak dan Sarinah,
1995).
E. Bakso Ikan
Bakso daging menurut SNI No. 01-3818-1995
adalah produk makanan berbentuk bulatan atau lain yang diperoleh dari campuran
daging. Bakso ikan merupakan jenis
makanan yang banyak disukai
masyarakat yang dibuat dari bahan baku ikan
atau daging ayam, sapi, dan kambing yang
di tambah dengan bahan tambahan seperti tepung kanji, tepung tapioka, bawang merah, bawang putih, dan ditambahkan
bahan perasa lainnya kemudian di bentuk bulat – bulat yang selanjutnya dilakukan perebusan sampai mengapung sebagai tanda
bakso tersebut sudah masak (Bakar dan
Usmiati 2007).
F. Pembuatan Bakso Ikan
Pada
prinsipnya pembuatan bakso terdiri atas empat tahap yaitu penghancuran daging, pembuatan adonan,
pencetakan bakso dan, pemasakan. Pada proses penggilingan daging harus
diperhatikan kenaikan suhu akibat panas saat
proses penggilingan karena suhu
yang diperlukan untuk mempertahankan stabilitas emulsi adalah di bawah 200C.
Pemasakan bakso setelah dicetak dilakukan dengan cara perebusan dalam air
mendidih atau dapat juga dikukus (Bakar dan Usmiati 2007).
1. Penghancuran daging
Tahap
ini bertujuan untuk memperluas permukaan daging sehingga protein yang larut
dalam garam mudah terekstrak keluar kemudian jaringan lunak akan berubah menjadi mikro partikel.
Proses pencincangan perlu ditambahkan es
atau air dingin sebanyak 20% dari berat adonan agar menghasilkan emulsi yang
baik dan mencegah kenaikan suhu akibat gesekan (Winarno dan Rahayu 1994).
2. Pembuatan adonan
Setelah
daging lumat dicuci dan dibersihkan daging ikan dicampur dengan garam dapur dan
bumbu secukupnya. Setelah tercampur merata ke dalam adonan tersebut ditambahkan
tepung biji nangka sedikit demi sedikit sambil diaduk dan dilumatkan hingga
diperoleh adonan yang homogen. Pada saat pembentukan adonan bakso ikan
ditambahkan es batu sekitar sekitar 15-20% atau bahkan 30% dari berat daging
ikan lumat. Es ini berfungsi mempertahankan suhu dan menambah air ke dalam
adonan agar adonan tidak kering dan rendemennya tinggi (Wibowo 2006).
3. Pencetakan
Adonan yang sudah homogen dicetak
menjadi bola-bola bakso yang siap direbus atau dikukus. Pembentukan adonan
menjadi bola bakso dapat dilakukan dengan menggunakan tangan, caranya adalah
adonan diambil dengan sendok makan kemudian diputar-putar dengan menggunakan
tangan sehingga terbentuk bola bakso. Bagi mereka yang sudah mahir, untuk
membuat bola bakso ini cukup dengan mengambil segenggam adonan lalu
diremas-remas dan ditekan ke arah ibu jari. Adonan yang keluar dari lubang
antara ibu jari dan telunjuk membentuk bulatan kemudian bulatan tersebut
dilakukann pengambilan dengan sendok (Wibowo, 2006).
4. Pemasakan
Pemanasan menyebabkan molekul
protein terdenaturasi dan mengumpul membentuk suatu jaring-jaring. Kondisi
optimum untuk pembentukan gel adalah pada kadar garam 0,6 M, pH 6, dan suhu 65
0C. Untuk mendapatkan kekuatan gel yang maksimum, bakso harus dijendalkan
dengan cara direndam dengan air dengan
suhu 28-30 oC selama 1-2 jam atau pada
suhu air 45 0C selama 20-30 menit. Pemasakan bakso umunya dilakukan dengan air mendidih dapat juga dilakukan dengan cara blanching dengan uap
air panas atau air panas pada suhu 85-90 0C.
Pengaruh pemasakan ini terhadap
adonan bakso adalah terbentuknya struktur produk yang kompak. jika bakso yang
direbus sudah mengapung di permukaan air berarti bakso sudah matang dan dapat
diangkat. Kematangan bakso juga dapat dilihat dengan melihat bagian dalam
bakso. Biasanya perebusan bakso ini memerlukan waktu sekitar 15 menit. Jika
diiris, bekas irisan bakso yang sudah matang tampak mengilap agak transparan,
tidak keruh seperti adonan lagi. Setelah cukup matang, bakso diangkat dan
ditiriskan sambil didinginkan pada suhu ruang. Agar lebih cepat dingin, dapat
dibantu dengan kipas angin asal dijaga
dengan benar agar tidak terjadi kontaminasi kotoran setelah dingin, bakso
dikemas dalam kantong plastik dan ditutup rapat. Sebaiknya bakso yang telah
dikemas disimpan dalam lemari pendingin pada suhu yang terjaga sekitar 5 0C
(Wibowo, 2006).
G. Bahan Tambahan
Bumbu yang biasa digunakan dalam pembuatan bakso berupa
garam dapur halus, sedangkan bumbu penyedap dibuat dari campuran bawang putih
dan merica. Garam dapur yang digunakan sekitar 2,5% dan bumbu penyedapnya
sekitar 2% dari berat daging. Sebagai bumbu penyedap dapat juga digunakan bumbu campuran bawang merah, bawang putih,
Sebaiknya tidak menggunakan penyedap masakan monosodium glutamate atau
vetsin (Wibowo,1999).
1.
Garam dapur
Garam dapur
sejenis mineral yang lazim dan dimakan manusia. Bentuknya Kristal putih,
dihasilkan dari air laut. Garam khususnya garam dapur atau NaCl, berfungsi sebagai bumbu penambah cita rasa, garam juga dapat
mengawetkan berbagai jenis makanan pangan lainnya. Garam dapat menghambat aktivitas
mikroba – mikroba pembusuk yang dapat
mengkontaminasi bahan -
bahan makanan (Anonim,2011).
2.
Bawang Merah ( Allium cepa L.)
Bawang merah sebagian besar
terdiri dari air sekitar 80-85%, protein
1,5%, lemak 0,3%, dan karbohidrat 9,2%. Selain itu, umbi bawang merah juga
terdapat suatu senyawa yang mengandung ikatan asama amino yang tidak berbau,
tidak berwarna dan dapat larut dalam air (Wibowo 1999). Bawang merah mengandung
cukup banyak vitamin B dan C dan biasanya bawang merah digunakan sebagai bumbu
dan suatu obat- obatan tradisional. Bawang
merah banyak di manfaatkan sebagai bumbu penyedap rasa pada setiap jenis
makanan. Adanya kandungan minyak atsiri
dapat menimbulkan aroma yang khas dan memberikan cita rasa yang sangat gurih
serta mengundang selera makan. Sebenanrnya disamping itu selain dapat memberikan cita rasa yang khas dan kandungan minyak atsiri juga berfungsi sebagai suatu pengawet karena
bersifat bakterisida dan fungisida untuk bakteri cendawan tertentu (Anonim,
2011).
3. Bawang putih ( Allium sativun
L.)
Bawang putih termasuk salah satu
familia Liliaceae yang populer di dunia ini dengan nama ilmiahnya Allium
sativum Linn. Kandungan bawang putih antara lain air mencapai 60,9-67,8%,
protein 3,5-7%, lemak 0,3%, karbohidrat 24,0-27,4 % dan serat 0,7 %, juga
mengandung mineral penting dan beberapa vitamin dalam jumlah tidak besar (
Wibowo, 1999) bawang putih telah dikenal sebagai bumbu dan obat-obatan
tradisional yang dapat memberikan cita rasa pada suatu bahan makanan.
Bawang putih yang digunakan sebagai
bumbu yang digunakan hampir disetiap makanan dan masakan Indonesia. Sebelumnya
dipakai sebagai bumbu, bawang putih di hancurkan dengan di tekan dengan sisi
pisau atau dikeprek sebelum dirajang halus
dan di tumis dan di penggorengan dengan
sedikit minyak goreng. Bawang putih bisa juga dihaluskan dengan berbagai jenis
bahan bumbu pada makanan yang lain (Anonim, 2011).
4. Lada atau merica ( Piper nigrum L.)
Lada atau merica (Piper nigrum
Linn) adalah tumbuhan penghasil rempah - rempah yang berasal dari bijinya. Lada
sangat penting dalam komponen masakan – masakan dunia. Di Indonesia lada
terutama dihasilkan di Pulau Bangka Lada merupakan tanaman serba guna dimana
buahnya dapat dimanfaatkan sebagai bumbu dalam berbagai macam masakan. Lada
merupakan bumbu yang khas. Tujuan penambahan lada pada bahan pangan adalah sebagai pemberi aroma sedap, dan
menambah kelezatan, serta memperpanjang
daya awet pada makanan (Anonim,
2011).
5. Es atau air es
Bahan penting lainnya dalam
pembuatan bakso adalah es atau air es. Es yang
digunakan sebaiknya berupa es batu. Bahan ini berfungsi membantu
pembentukan adonan dan membantu memperbaiki tekstur bakso. Penggunaan es
berfungsi meningkatkan air ke dalam
adonan kering selama pembentukan adonan
maupun selama perebusan. Dengan
adanya es, suhu dapat dipertahankan
tetap rendah sehingga protein daging tidak terdenaturasi akibat gerakan mesin
penggiling dan ekstraksi protein berjalan
dengan baik. Untuk itu, dalam pembuatan adonan bakso, dapat ditambahkan es sebanyak 15-20% atau bahkan
30% dari berat daging (Wibowo,1999).
0 comments:
Post a Comment