Saturday, February 5, 2011

PENGOLAH IKAN SEBAGAI PELAKU USAHA DALAM MENGOLAH DAN MEMANFAATKAN IKAN LEMURU (SARDINELLA LEMURU) YANG BAIK DAN BENAR

February 05, 2011 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Salah satu jenis ikan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah ikan lemuru (Sardinella lemuru). Perikanan lemuru termasuk salah satu jenis perikanan ekonomis penting di Indonesia karena peranannya dalam perbaikan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan masyarakat nelayan dan masih dalam jangkauan daya beli masyarakat.
Ikan lemuru merupakan salah satu jenis ikan pelagis yang distribusinya berada di seluruh perairan Indonesia dengan kontribusi terbesar berada di Selat Bali, yaitu di sekitar Muncar dekat Banyuwangi (Jawa Timur), bahkan Muncar disebut- sebut sebagai ”kota ikan lemuru” dan dalam skala kecil juga di Desa Cupel serta Pengambengan. Perikanan lemuru terutama terdapat di pantai utara Jawa, Tegal, Pekalongan, selatan Sumbawa dan timur Sumba Penyebaran yang luas berawal dari Kepulauan Filipina ke barat sampai India serta terus ke barat sampai ke pantai timur Afrika.
Berdasarkan data statistik perikanan laut Kabupaten Banyuwangi tahun 2008, Produksi ikan Lemuru yaitu sebesar 27.833. ton dengan nilai Rp 69.325.617.000,00. Sedangkan dari data statistik Pelabuhan perikanan Nusantara Pengambengan, Bali Pada tahun 2008 volume produksi sejumlah 10.744.900 kg dan tahun 2009 sejumlah 30.687.100 kg, meningkat sebesar 19,9%.
Distribusi/ Penyebaran
Ikan Lemuru merupakan ikan musiman artinya pada musim-musim tertentu ikan lemuru muncul dalam jumlah besar di daerah perairan tertentu dan kembali menghilang meninggalkan daerah itu ke lain tempat yang belum diketahui.  Daerah penangkapan ikan  lemuru  yang  sudah  diketahui  ialah  perairan  Selat  Bali  yang berbatasan dengan Samudera Hindia (Usemahu dan Yumasila, 2003). Sedangkan menurut Nontji (2002), ikan Lemuru biasanya muncul di selat Bali pada bulan September -  Oktober  dengan  ukuran  kecil. Lama  kelamaan  jumlahnya  semakin banyak dan mencapai puncaknya pada bulan Desember - Januari dan ukurannya pun semakin besar. Ukuran lemuru yang cukup banyak ditemukan pada akhir musim lemuru sekitar Februari atau Maret. Setelah Maret ikan lemuru ini kemudian lenyap seakan-akan tanpa meninggalkan bekas dan baru akan muncul lagi pada musim berikutnya. Teori ini juga dikuatkan oleh Soerdjodinoto (1960), bahwa datangnya musim lemuru di Selat Bali umumnya bersamaan dengan musim hujan. Musim hujan di Selat Bali terjadi pada musim barat laut yaitu pada bulan Desember sampai Februari (Dwiponggo, 1982).
Penyebaran dari ikan lemuru di luar perairan Indonesia adalah dari kepulauan Filipina ke Barat sampai ke India dan Barat sampai pantai timur Afrika, sedangkan di perairan Indonesia konsentrasi terbesar terdapat di Selat Bali dan sekitarnya. Di perairan Selat Bali penyebaran dari pada ikan lemuru mempunyai batasan wilayah tertentu. Ke arah barat pada waktu musim lemuru sampai di Teluk Grajagan, sedangkan di daerah Pulau Bali dari Candikusuma ke tenggara sampai semenanjung Bukit (Dwiponggo, 1982).
Besarnya konsentrasi ikan ini di perairan sekitar Selat Bali mempunyai arti tersendiri bagi wilayah di sekitarnya terutama di pesisir Jawa Timur dan Bali khususnya Muncar, karena mempengaruhi usaha dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat. Ratusan kapal dan perahu berbagai ukuran beroperasi di daerah ini. Juga puluhan perusahaan pengolahan yang mengusahakan pengasinan, pemindangan, penepungan dan pengalengan bermukim di sini.
Pemanfaatan
Pemanfaatan ikan Lemuru sebagai bahan olahan hasil perikanan biasanya tidak banyak berkembang dari tahun ketahun. Pada umumnya ikan Lemuru diolah menjadi:
1.  Ikan Asin/penggaraman,
2.  Ikan Pindang,
3.  Ikan Kaleng,
4.  Minyak ikan
5.  Tepung ikan, dan
6.  Silase ikan.
Selain  pemanfaatan  sebagai  makanan,  ikan  Lemuru  juga  diolah  menjadi pakan  ternak  seperti  contohnya  adalah  tepung  ikan  dan  pelet  ikan.  Dalam pengolahan ini, bahan baku yang digunakan adalah sisa hasil olahan seperti kepala, insang dan isi perut yang merupakan limbah pengolahan.
Berdasarkan  penelitian,  pengolahan  yang  paling  populer  yang  dilakukan dalam memanfaatkan           ikan Lemuru adalah            pengalengan    karena  prospek pemasarannya sangat besar hingga pasar ekspor.
Morfology dan Klasifikasi
Ikan lemuru (Sardinella lemuru) merupakan ikan pelagis kecil yang berlemak. Tanda-tanda umum yang bisa dilihat pada lemuru tersebut adalah memiliki tubuh memanjang  dengan  warna  kuning  keemasan  pada  garis  badannya. Badannya langsing dengan warna biru kehijau-hijauan pada bagian punggung dan keperak- perakan pada bagian bawahnya. Memiliki panjang kepala yang lebih pendek (26- 29%) dari panjang baku. Makanan utamanya adalah plakton. Untuk itu, ikan ini dilengkapi dengan tapis insang (gill raker) untuk menapis atau menyaring plankton makanannya,  yang  berjumlah  (51-153)+(77-188). Memiliki jari-jari lunak sirip punggung D 13-21 dan jari-jari lunak sirip anal A 12-23. Sardinella lemuru ini mempunyai jari-jari sirip perut yang berbeda dengan species Clupeidae lainnya dari Samudra Hindia bagian  Timur  dan  Samudra  Pasifik  bagian  barat.  Sirip  ekor bercagak, sirip-siripnya tembus cahaya dan moncongnya agak kehitaman (Dwiponggo, 1982).
Secara  morfologi  Dwiponggo  (1982)  menjelaskan  tanda-tanda  umum  ikan lemuru :
a.       Bentuk badan bulat memanjang, bagian perut agak menipis dengan sisik-sisik duri yang menonjol dan tajam
b.      Warna  badan  bagian  atas  biru  kehijauan, sedangkan  bagian  bawah  putih keperakan
c.       Terdapat noda samar-samar di bawah pangkal sirip punggung bagian depan, sirip lainnya tembus cahaya
d.      Moncong agak kehitam-hitaman
e.       Panjang ikan dapat mencapai 23 cm, namun umunya 17-18 cm.
Lebih lanjut Dwiponggo (1982), menjalaskan penamaan ikan lemuru di Selat Bali, oleh para nelayan didasarkan pada panjang dari ikan tersebut, yaitu :
a.       Sempenit untuk ikan dengan panjang ± 11 cm
b.      Protolan untuk ikan dengan panjang sampai 14 cm
c.       Lemuru untuk ikan dengan panjang sampai 17 cm
d.      Lemuru kucing untuk ikan yang panjang 19 cm
Adapun  klasifikasi  ikan  lemuru  secara  taksonomi  diklasifikasikan  sebagai berikut :
Phylum            : Chordata
Sub Phylum     : Vertebrata
Kelas               : Pisces
Ordo                : Clupeiformes
Subordo          : Clupeoidei
Famili              : Clupeidae
Genus              : Sardinella
Species            : Sardinella lemuru
Nama Inggris  : Bali Sardinella
Menurut Hadiwiyoto (1993), komposisi kimia atau mutu ikan lemuru cukup tinggi sehingga sangat baik untuk dikonsumsi. Komposisi kimia yang terdapat pada ikan lemuru dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.  Komposisi kimia ikan lemuru
Komposisi
Kadar (%)
Kadar air
Kadar protein
Kadar lemak
Kadar abu
77,2
20,0
3,0
1,3

Ikan-ikan lemuru biasanya diolah menjadi ikan kaleng, pindang, ikan asin dan tepung. Untuk tepung ikan digunakan juga limbah ikan lemuru seperti kepala, isi perut, ekor, ikan yang mutunya kurang baik (Kompiang, 1982).  Minyak ikan lemuru adalah merupakan hasil olahan sampingan dari pembuatan tepung.
A. Penanganan Ikan Segar
Penanganan ikan segar bertujuan untuk mempertahankan kesegaran ikan dalam waktu selama mungkin, atau setidak-tidaknya kondisi ikan masih cukup segar pada saat sampai ke tangan konsumen. Dalam penanganan ikan segar diusahakan suhu ikan selalu mendekati 00C, dijaga jangan sampai suhu ikan naik misalnya terkena sinar matahari langsung atau kekurangan  es.  Prinsip  yang  perlu  diperhatikan  selama  penanganan  ikan  dari pembongkaran sampai pengangkutan ke tempat pelelangan ikan:
1)  Kontrol suhu ikan selama penanganan agar selalu dingin;
2)  Lakukan penanganan dengan cepat dan tepat;
3)  Perkecil sentuhan fisik secara langsung dengan ikan;
4)  Hindari sengatan langsung sinar matahari pada tubuh ikan;
5)  Perkecil terjadinya kontaminasi terhadap ikan
Prinsip-prinsip penanganan ikan yang baik dan benar adalah melalui 4 prinsip penanganan ikan yaitu:
1.      Prinsip “Dingin”, dimana suhu ikan harus dijaga mendekati 00C dengan jalan memberi es.
2.      Prinsip “Cepat”, dimana ikan ditangani dengan cepat dalam tempo yang singkat sehingga ikan terhindar dari kenaikan suhu.
3.      Prinsip “Bersih”, dimana ikan dan alat-alat yang digunakan dalam menangani ikan harus bersih. Cara melakukan prinsip ini adalah dengan selalu mencuci alat sebelum dan sesudah memakai. Ikan dicuci sebelum ditangani dan diolah.
4.      Prinsip “Cermat”, dimana ikan tidak boleh ditangani secara kasar seperti dilempar, diinjak ataupun diganco yang akan menyebabkan ikan menjadi rusak.
Berdasarkan prinsip penanganan tersebut diatas, maka es merupakan material yang sangat penting. Mengapa es menjadi begitu penting dalam penanganan ikan? Ada beberapa alasan penggunaan es dalam rangka mempertahankan suhu ikan, antara lain :
1.  Es  memiliki  kemampuan  mendinginkan ikan  yang  besar  yaitu  mampu mengambil panas sebesar 80 kkal/kg
2.  Mampu besentuhan langsung dengan tubuh ikan
3.  Tidak merusak ikan
4.  Sebagai pendingin dengan suhu es itu sendiri mencapai -50C
5.  Mampu membuat warna ikan tetap cemerlang
6.  Mampu mencuci ikan karena lelehan es dapat membawa kotoran ikan keluar dari tempat penyimpanan.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa penggunaan es sangat efisien apabila meletakkan ikan dan es secara bersamaan dalam tempat penyimpanan. Penggunaan es dalam bentuk pecahan besar dapat merusak ikan, penggunaan serpihan es dan pecahan kecil es adalah yang paling efektif untuk pendinginan ikan. Semakin kecil serpihan es yang digunakan semakin baik dalam menurunkan suhu ikan, hal ini dikarenakan proses penyerapan panas oleh es dari badan ikan semakin optimal sebab semakin besar bagian ikan yang bersentuhan dengan es.
B. Penanganan diatas kapal
Penanganan ikan segar atau handling di kapal atau perahu-perahu ikan merupakan langkah pertama yang penting dalam penanganan dan pengolahan selanjutnya. Hal  ini  dikarenakan dari  sinilah  ikan  itu  dapat  ditentukan mutunya, apakah masih dalam kondisi baik (segar) ataukah sudah rusak (Irawan, 1995).
Setelah ikan diangkat ke atas dek kapal selanjutnya ikan langsung dimasukkan ke dalam palkah dicampur pecahan es untuk mempercepat pendinginan ikan. Banyaknya es yang dipakai untuk mendinginkan ikan adalah dengan perbandingan 1 kg ikan dan 1 kg es. Sebaiknya sebelum ikan masuk ke dalam Palka, ikan terlebih dahulu di cuci atau disiram air laut bersih.
Langkah-langkah penanganan ikan Lemuru diatas kapal adalah:
a.       Ikan dilepaskan dari jaring
b.      dipisahkan dengan jenis ikan lainnya
c.       ikan dicuci  dengan  air  laut  bersih
d.      dimasukkan  kedalam  palkah
e.       masukkan  es curai/hancuran es kedalam palkah dengan perbandingan es dan ikan adalah 1 : 1
C. Penanganan ikan di tempat pelelangan
Pada saat ikan di lelang di tempat pelelangan ikan (TPI), ikan harus tetap dingin.  Cara  untuk  menjaga  ikan  tetap  dingin  yaitu  dengan  menambahkan  es kedalam keranjang-keranjang ikan. Ikan sebaiknya ditempatkan dalam wadah keranjang sehingga tidak tergeletak diatas lantai. Tempat pelelangan harus bersih dan mudah dibersihkan, artinya harus ada sumber air yang mudah digunakan untuk membersihkan. Perbandingan jumlah es dan ikan pada saat pelelangan adalah 1 kg es dan 1 kg ikan.
Langkah-langkah penanganan ikan Lemuru di tempat pelelangan ikan (TPI)
yaitu:
a.       Lantai TPI di bersihkan
b.      keranjang wadah ikan dicuci
c.       keranjang di isi es curai
d.      masukkan ikan kedalam keranjang
e.       beri es lagi diatas permukaan ikan dalam keranjang. Penanganan ikan lemuru di unit pengolah ikan dimulai dengan penerimaan ikan pada ruang penerimaan.
Pembongkaran dilakukan dengan cara menyiramkan air tawar bersih pada ikan, untuk memisahkan ikan dengan es. Ikan diangkat dengan menggunakan keranjang-keranjang plastik. Ikan kemudian ditimbang setiap 2 keranjang plastic. Pada penanganan ikan di UPI dilaksanakan di tempat yang teduh
D.  Penanganan ikan ditempat pengolahan
Dengan  tenda  menutupi  proses  pembongkaran  sehingga  sinar  matahari  tidak langsung kontak dengan ikan. Adapun  langkah-langkah  penanganan  ikan  Lemuru  di  unit  pengolah  ikan adalah :
a.       Ikan diterima/dibongkar
b.      dipisahkan  antara  ikan  dan  es 
c.       ditimbang
d.      dimasukkan kedalam keranjang dan di beri es curai kembali.


 

0 comments:

Post a Comment