PENDAHULUAN
Kepiting bakau merupakan salah satu jenis komoditas perikanan yang potensial. Sebagai salah satu sumberdaya alam yang ekonomis tentu banyak diburu untuk ditangkap dan dijadikan sebagai salah satu produk andalan. Hal ini diperburuk lagi dengan adanya upaya peningkatan penangkapan kepiting bakau matang gonad karena pesanan pasar.
Pulau Tarakan yang memiliki hutan mangrove sebagai ekosistem hidup kepiting bakau, dalam tahun terakhir ini telah mengalami penurunan hasil tangkapan kepiting bakau. Penurunan kuantitas dan kualitas populasi kepiting bakau di alam, diduga akibat degradasi ekosistem mangrove dan kelebihan tangkap (over fishing). Degradasi ekosistem mangrov disebabkan adanya kegiatan pembukaan mangrove yang dialih fungsikan menjadi tambak udang tradisional. Sedangkan penurunan yang disebabkan over fishing diduga juga karena banyaknya induk yang matang gonad yang tertangkap sehingga proses regenerasi alamiah tergangku. Jika penangkapan induk kepiting dilakukan oleh para nelayan dibiarkan saja maka pasti dimasa datang akan menganggu populasinya.
Hal ini dikarenakan seekor kepiting betina yang matang gonad dapat menghasilkan lebih dari 1.000.000 butir telur dalam satu kali fase produksi dan rata-rata dapat melakukan dua kali pemijahan dalam sekali proses perkawinan. Bisa dibayangkan berapa juta calon kepiting yang dikorban jika ada seribu induk matang gonad yang akan ditangkap nelayan untuk djual dengan harga konsumsi. Intinya maraknya penangkapan kepiting yang matang gonad sangat membahayakan pelestarian produksi kepiting dimasa yang akan datang.
Konservasi kepiting dikawasan perairan umum merupakan bagian dari upaya konservasi ekosistem yang ditujukan untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya kepiting yang berkelanjutan. Upaya ini memerlukan pendekatan pengelolaan yang lebih spesifik, antara lain, karena terkait dengan dinamika ekosistem perairan yang senantiasa bergerak serta karakteristik biota perairan yang tidak mengenal pemisahan wewenang maupun batas-batas wilayah administrasi pemerintahan.
Mengingat pentingnya nilai manfaat yang dimiliki komoditas kepiting bakau, maka masalah penurunan produksi kepiting bakau di alam harus segera diatasi dengan melakukan upaya-upaya pengelolaan, baik melalui tindakan konservasi bagi induk kepiting matang gonad yang berasal dari penangkapan di alam, maupun melalui tindakan rehabilitasi (restocking) ke alam dengan penyedian benih yang berasal dari penanganan induk yang tertangkap dari alam. Maka perlu dilakukan suatu langkah awal melaksanakan upaya konservasi kepiting dalam suatu penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengalakan upaya konservasi induk kepiting bakau matang gonad agar dapat tetap bereproduksi demi menjaga kelestariannya.
Pembudidaya ikan yang melakukan budidaya kepiting bakau tentu saja menginginkan keuntungan, hal ini dapat dicapai jika mereka berpikir dan melakukan budidaya kepiting bakau tersebut sebagai yang diusahakan dengan sungguh-sungguh.
Beberapa prinsip yang perlu diketahui dan dikerjakan yaitu antara lain:
Biologi Kepiting Bakau
Reproduksi dilakukan di perairan laut, telur setelah dibuahi ditempelkan di bagian perut, di balik karapag yang berumbai-umbai, dierami selama 10-12 hari, larva kepiting bakau berkembang dari stadia zoea 1-5 selama 18-20 hari, megalopa selama 5-7 hari dan mencapi stadia crablet yang mengalami moulting pada setiap 4-7 hari hingga menjadi bibit berukuran rata-rata 30-50 g/ekor (panjang 2-5 cm) yang dicapai selama 50-70 hari.
Kualitas air yang dibutuhkan untuk hidup dan dapat tumbuh secara baik yaitu: kadar garam 10-25 ppt, suhu 28-330C, pH 7,5-8,5 dan DO lebih dari 5 ppm.
Perilaku kepiting bakau bersifat kanibal, kepiting yang tidak sedang moulting sering dijumpai memakan kepiting yang sedang moulting.
Pakan untuk kepiting bakau yaitu dari berbagai jenis binatang seperti ikan rucah, amphibia, reptilia, jeroan dari limbah pemotongan ayam, juga suka diberi pakan udang yang berupa pelet kering, kelas grower. Pakan larva berupa phytoplankton (Chaetoceros sp, dan Tetraselmis sp) dan zooplankton (Brachionus sp dan Artemia sp)Kepiting banyak ditemukan di berbagai samudra dunia. Selain kepiting laut, ada juga jenis kepiting yang hidup di darat dan air tawar, khususnya di daerah-daerah tropis. Kepiting yang habitat hidupnya di laut dan jarang naik ke wilayah daratan namanya rajungan, sedangkan ketam yang menghuni wilayah perairan tawar dikenal dengan nama yuyu. Kepiting memiliki beragam ukuran, misalnya ketam kacang dengan ukuran beberapa milimeter saja, sampai jenis kepiting laba-laba Jepang yang rentangan kakinya mencapai 4 meter. Satu jenis kepiting yang saat ini sedang mengalami perkembangan pangsa pasar adalah kepiting bakau (jenis Scylla serrata). Pertumbuhan pangsa pasar ini terjadi di dalam dan luar negeri. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha budidaya intensif untuk jenis kepiting ini.
Macam-macam kepiting bakau
Ada beberapa macam kepiting bakau yang bisa kita ketahui:
• Scylla oceanica: kepiting jenis ini warnanya agak kehijauan serta memiliki garis coklat di hampir semua bagian tubuhnya, terkecuali di bagian perutnya.
• Scylla serrata: kepiting jenis ini memiliki ciri khas warna keabu-abuan hingga hijau kemerah-merahan.
• Scylla transquebarica: jenis yang terakhir ini warnanya kehijauan hingga kehitaman dan terdapat sedikit garis coklat pada bagian kaki renangnya.
Dibandingkan dua jenis kepiting lainnya, Scylla serrata memiliki ukuran lebih kecil di usia yang sama. Namun dibandingkan yang lain, jenis ini lebih bersaing dan diminati pembeli.
Sifat kepiting bakau
Secara umum, kepiting bakau memiliki sifat dan kebiasaan sebagai berikut:
• Saling menyerang dan kanibalisme. Pada kepiting, kedua sifat ini adalah ciri khas yang paling menonjol, sehingga hal ini pula yang menjadi tantangan dalam usaha pembudidayaan kepiting.
• Kesukaannya berendam di dalam lumpur serta membuat lubang di pematang atau dinding tambak pemeliharaan.
• Kepekaan pada tingkat pencemaran atau polutan.
• Ganti kulit atau molting.
Lokasi budidaya
Untuk lokasi pemeliharaan, usahakan tambak kepiting memiliki kedalaman antara 0.8-1.0 meter dan kondisikan salinitas air berada pada 15-30 ppt. Sedangkan tanah tambak dibuat berlumpur dengan pola tekstur berupa lempung berliat / silty loam atau tanah liat berpasir / sandy clay, dan yang terakhir selisih pasang surutnya kira-kira antara 1.5-2 meter. Selain syarat-syarat diatas, pada intinya tambak pemeliharaan untuk udang atau bandeng juga bisa digunakan untuk budidaya kepiting bakau.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika memilih lokasi untuk memelihara kepiting di antaranya:
Pakan yang tersedia harus memadai dan kontinuitasnya juga terjamin.
Air yang dipakai haruslah cukup dan bebas dari polusi.
Terdapat tenaga terampil yang mampu menguasai teknis pembudidayaan kepiting.
Adanya sarana serta prasarana untuk produksi maupun pemasaran.
Disain tambak untuk pemeliharaan kepiting bakau
Desain tambak untuk pemeliharaan kepiting bakau tidak boleh disepelekan. Jika perlakuan pada kepiting selama pemeliharaan ternyata kurang baik, semisal makanan kurang memadai dan mutu air tidak diperhatikan, maka kepiting bisa berusaha untuk meloloskan diri di saat ia mencapai kondisi matang telur. Kepiting akan memanjat pagar / dinding tambak, bisa juga dengan membuat lubang di pematang tambak. Guna menghindari hal ini, maka konstruksi pintu air dan pematang harus diperhatikan dengan cermat. Pematang bisa dipasangi pagar dari waring atau kere bambu yang akan mencegah kepiting untuk lolos.
Pemasangan waring atau kere bambu pada pematang yang kokoh (dengan lebar sekitar 2-4 meter) bisa dilakukan di bagian pinggir atas pematang dengan ketinggian kira-kira 60 cm. Sedangkan pada tambak dengan kondisi pematang yang tidak kokoh, pagar bisa dipasang pada pematang di bagian kaki dasarnya setinggi paling tidak 1 meter.
Penebaran bibit
Untuk pembudidayaan kepiting tradisional yang asalnya berupa tangkapan dari alam, petani kepiting hanya mengandalkan bibit dari kepiting-kepiting yang datang secara alami ketika air mengalami pasang surut. Pada sistem budidaya monokultur, bibit kepiting yang beratnya 20-50 gram bisa ditebar dengan jumlah kepadatan sekitar 5000-15000 ekor/hektar. Sedangkan untuk budidaya polikultur bersama ikan bandeng, bibit kepiting seberat 20-50 gram bisa mulai ditebar dengan angka kepadatan kira-kira 1000-2000 ekor/hektar, sementara bandeng gelondongan dengan berat kira-kira 2-5 gram bisa ditebar dengan jumlah kepadatan sekitar 2000-3000 ekor/hektar.
Pembudidayaan kepiting bertelur
Kepiting yang dipanen, selanjutnya bisa dibudidayakan kembali guna meningkatkan kualitas kepiting betina melalui cara pembudidayaan yang intensif. Kepiting dengan kondisi betelur akan menaikkan nilai jualnya karena harganya bisa mencapai 2-3x lipat harga kepiting yang tidak bertelur. Hal ini dapat membantu meningkatkan pendapatan petani kepiting. Metode untuk menghasilkan kepiting yang bertelur dikelompokkan menjadi dua macam:
• Sistim Kurungan
Kurungan bisa dibuat menjadi suatu rangkaian dengan bahan dasar bambu. Panjang bilah bambu yakni 1,7 meter dan lebarnya 1-2 cm. Bilah-bilah bambu tersebut dirangkai dengan rapi sehingga membentuk semacam pagar atau kere. Kere ini selanjutnya dipasang di saluran tambak dengan posisi memanjang di pinggirannya. Ketika dipasang pada tambak, hendaknya kere ditempatkan di bagian yang lebih dalam serta mendapat sirkulasi air yang memadai. Pagar bambu atau kere ditancapkan hingga sedalam 30 cm serta bagian bawah kere dibuat agak rapat agar agar kepiting tidak mudah lolos. Sedangkan ukuran kurungan yang ditempatkan di saluran tambak harus menyesuaikan dengan lebar saluran agar tak menghambat kelancaran aliran tambak tersebut. Pada skala lebih besar lagi, dapat digunakan petakan tambak seluas 0.25-0.50 hektar yang dikelilingi pagar berbahan dasar waring atau kere bambu. Pagar bambu selanjutnya ditancapkan sedalam kira-kira 30 cm lalu usahakan bagian pagar yang halus untuk menghadap ke arah dalam agar kepiting tak bisa memanjatnya sebab bagian tersebut licin.
• Karamba Apung
Selain kurungan, metode pembudidayaan kepiting bertelur bisa juga memanfaatkan karamba apung. Pembuatan karamba apung bisa dirangkai dari bilah bambu sebagaimana halnya pembuatan kere. Karamba apung yang telah dirangkai menjadi bentuk kotak, ukurannya disesuaikan pada lokasi dimana ini akan ditempatkan. Berikutnya, pada sisi-sisi yang berlawanan, pelampung yang dibuat dari potongan beberapa bambu utuh dipasang. Pada usaha pembudidayaan kepiting menggunakan karamba apung, kepadatan bisa mencapai 20 ekor/m2. Kepadatan inilah yang akan meningkatkan peluang hidup kepiting. Untuk bobot kepiting bertelur siap panen kira-kira adalah 200 gr/ekor. Sedangkan proses produksi paling lama kepiting bertelur berlangsung kira-kira 5-14 hari, atau bisa juga tergantung pada ukuran awal kepiting saat penebaran. Masa pemeliharaan yang singkat ini bisa jadi terkait kondisi kepiting betina saat penebaran dengan bobot 150 gram yang biasanya telah mengandung telur.
Usaha penggemukan
Selain dijadikan kepiting yang bertelur, peluang lain yang diusahakan adalah penggemukan kepiting. Untuk proses penggemukan sama seperti budidaya kepiting bertelur. Sedangkan caranya bisa dengan memanfaatkan karamba bambu apung atau kurungan bambu. Perbedaan jelas disini terletak pada jenis kepiting yang diusahakan. Kepiting pada budidaya penggemukan ini merupakan kepiting dengan ukuran ekspor dari kelompok kelamin betina maupun jantan yang masih dalam kondisi keropos. Lama waktu penggemukan kira-kira 5-10 hari. Dalam waktu ini kepiting sudah bisa berisi dan gemuk bila dipelihara dengan cukup baik. Bahkan jika pemeliharaan dilanjutkan lagi untuk jenis kepiting betina, maka bisa menjadi kepiting yang bertelur. Sedangkan guna menghindari angka kematian akibat perkelahian betina dan jantan, sebaiknya lakukan pemeliharaan secara monosex.
Pakan
Bermacam jenis pakan yang bisa diberikan pada kepiting misalnya ikan rucah, kulit sapi, usus ayam, bekicot, kulit kambing, keong sawah, dan sebagainya. Dari bermacam pakan itu, ikan rucah yang masih segar dinilai lebih baik bila ditinjau dari unsur kimiawinya maupun tekstur fisiknya untuk dapat dimakan dengan cepat oleh kepiting. Pada usaha pembesaran, pemberian pakan sifatnya hanya suplemen saja dengan dosis kira-kira 5%. Berbeda dengan budidaya penggemukan dan kepiting bertelur, dimana pemberian pakan perlu diperhatikan secara seksama dengan dosis sekitar 5-15% dari bobot kepiting yang dibudidayakan.
Panen dan pasca panen
Setelah jangka waktu beberapa bulan, proses seleksi kepiting untuk pemanenan bisa dilakukan dengan memilih kepiting dengan ukuran siap jual. Selain dipungut, kepiting bisa juga dilepas kembali dalam kolam pembesaran guna mendapatkan kegemukan atau ukuran lebih besar. Setelah dilakukan pemungutan keputung siap jual, langkah selanjutnya adalah mengikat kepiting dalam keranjang. Ada cara-cara yang perlu diperhatikan untuk mengikat kepiting agar tidak merusak fisiknya:
• Pengikatan dilakukan pada seluruh kaki dan kedua capitnya
• Ikat capitnya menggunakan satu tali saja
• Ikat masing-masing capit menggunakan tali terpisah
• Tali pengikat yang digunakan bisa berupa tali rafia maupun jenis lainnya yang sekiranya cukup kuat.
Penanganan kepiting selanjutnya setelah disusun ke dalam keranjang adalah menjaga kondisi kelembaban dan suhu. Usahakan agar suhu tidak melebihi 26°C, selain itu kelembaban yang disarankan adalah 95%. Cara yang bisa ditempuh untuk menjaga kondisi kelembaban dan suhu ideal bagi kepiting selama pengangkutan yakni dengan mencelupkan kepiting dalam air bersalinitas 15-25% (air payau) sekitar 5 menit sembari digoyang-goyangkan untuk melepas kotoran kepiting. Setelah itu, baru kepiting disusun lagi dalam wadah dan tutup wadah menggunakan goni basah.
Kepiting bakau merupakan salah satu jenis komoditas perikanan yang potensial. Sebagai salah satu sumberdaya alam yang ekonomis tentu banyak diburu untuk ditangkap dan dijadikan sebagai salah satu produk andalan. Hal ini diperburuk lagi dengan adanya upaya peningkatan penangkapan kepiting bakau matang gonad karena pesanan pasar.
Pulau Tarakan yang memiliki hutan mangrove sebagai ekosistem hidup kepiting bakau, dalam tahun terakhir ini telah mengalami penurunan hasil tangkapan kepiting bakau. Penurunan kuantitas dan kualitas populasi kepiting bakau di alam, diduga akibat degradasi ekosistem mangrove dan kelebihan tangkap (over fishing). Degradasi ekosistem mangrov disebabkan adanya kegiatan pembukaan mangrove yang dialih fungsikan menjadi tambak udang tradisional. Sedangkan penurunan yang disebabkan over fishing diduga juga karena banyaknya induk yang matang gonad yang tertangkap sehingga proses regenerasi alamiah tergangku. Jika penangkapan induk kepiting dilakukan oleh para nelayan dibiarkan saja maka pasti dimasa datang akan menganggu populasinya.
Hal ini dikarenakan seekor kepiting betina yang matang gonad dapat menghasilkan lebih dari 1.000.000 butir telur dalam satu kali fase produksi dan rata-rata dapat melakukan dua kali pemijahan dalam sekali proses perkawinan. Bisa dibayangkan berapa juta calon kepiting yang dikorban jika ada seribu induk matang gonad yang akan ditangkap nelayan untuk djual dengan harga konsumsi. Intinya maraknya penangkapan kepiting yang matang gonad sangat membahayakan pelestarian produksi kepiting dimasa yang akan datang.
Konservasi kepiting dikawasan perairan umum merupakan bagian dari upaya konservasi ekosistem yang ditujukan untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya kepiting yang berkelanjutan. Upaya ini memerlukan pendekatan pengelolaan yang lebih spesifik, antara lain, karena terkait dengan dinamika ekosistem perairan yang senantiasa bergerak serta karakteristik biota perairan yang tidak mengenal pemisahan wewenang maupun batas-batas wilayah administrasi pemerintahan.
Mengingat pentingnya nilai manfaat yang dimiliki komoditas kepiting bakau, maka masalah penurunan produksi kepiting bakau di alam harus segera diatasi dengan melakukan upaya-upaya pengelolaan, baik melalui tindakan konservasi bagi induk kepiting matang gonad yang berasal dari penangkapan di alam, maupun melalui tindakan rehabilitasi (restocking) ke alam dengan penyedian benih yang berasal dari penanganan induk yang tertangkap dari alam. Maka perlu dilakukan suatu langkah awal melaksanakan upaya konservasi kepiting dalam suatu penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengalakan upaya konservasi induk kepiting bakau matang gonad agar dapat tetap bereproduksi demi menjaga kelestariannya.
Pembudidaya ikan yang melakukan budidaya kepiting bakau tentu saja menginginkan keuntungan, hal ini dapat dicapai jika mereka berpikir dan melakukan budidaya kepiting bakau tersebut sebagai yang diusahakan dengan sungguh-sungguh.
Beberapa prinsip yang perlu diketahui dan dikerjakan yaitu antara lain:
Biologi Kepiting Bakau
Reproduksi dilakukan di perairan laut, telur setelah dibuahi ditempelkan di bagian perut, di balik karapag yang berumbai-umbai, dierami selama 10-12 hari, larva kepiting bakau berkembang dari stadia zoea 1-5 selama 18-20 hari, megalopa selama 5-7 hari dan mencapi stadia crablet yang mengalami moulting pada setiap 4-7 hari hingga menjadi bibit berukuran rata-rata 30-50 g/ekor (panjang 2-5 cm) yang dicapai selama 50-70 hari.
Kualitas air yang dibutuhkan untuk hidup dan dapat tumbuh secara baik yaitu: kadar garam 10-25 ppt, suhu 28-330C, pH 7,5-8,5 dan DO lebih dari 5 ppm.
Perilaku kepiting bakau bersifat kanibal, kepiting yang tidak sedang moulting sering dijumpai memakan kepiting yang sedang moulting.
Pakan untuk kepiting bakau yaitu dari berbagai jenis binatang seperti ikan rucah, amphibia, reptilia, jeroan dari limbah pemotongan ayam, juga suka diberi pakan udang yang berupa pelet kering, kelas grower. Pakan larva berupa phytoplankton (Chaetoceros sp, dan Tetraselmis sp) dan zooplankton (Brachionus sp dan Artemia sp)Kepiting banyak ditemukan di berbagai samudra dunia. Selain kepiting laut, ada juga jenis kepiting yang hidup di darat dan air tawar, khususnya di daerah-daerah tropis. Kepiting yang habitat hidupnya di laut dan jarang naik ke wilayah daratan namanya rajungan, sedangkan ketam yang menghuni wilayah perairan tawar dikenal dengan nama yuyu. Kepiting memiliki beragam ukuran, misalnya ketam kacang dengan ukuran beberapa milimeter saja, sampai jenis kepiting laba-laba Jepang yang rentangan kakinya mencapai 4 meter. Satu jenis kepiting yang saat ini sedang mengalami perkembangan pangsa pasar adalah kepiting bakau (jenis Scylla serrata). Pertumbuhan pangsa pasar ini terjadi di dalam dan luar negeri. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha budidaya intensif untuk jenis kepiting ini.
Macam-macam kepiting bakau
Ada beberapa macam kepiting bakau yang bisa kita ketahui:
• Scylla oceanica: kepiting jenis ini warnanya agak kehijauan serta memiliki garis coklat di hampir semua bagian tubuhnya, terkecuali di bagian perutnya.
• Scylla serrata: kepiting jenis ini memiliki ciri khas warna keabu-abuan hingga hijau kemerah-merahan.
• Scylla transquebarica: jenis yang terakhir ini warnanya kehijauan hingga kehitaman dan terdapat sedikit garis coklat pada bagian kaki renangnya.
Dibandingkan dua jenis kepiting lainnya, Scylla serrata memiliki ukuran lebih kecil di usia yang sama. Namun dibandingkan yang lain, jenis ini lebih bersaing dan diminati pembeli.
Sifat kepiting bakau
Secara umum, kepiting bakau memiliki sifat dan kebiasaan sebagai berikut:
• Saling menyerang dan kanibalisme. Pada kepiting, kedua sifat ini adalah ciri khas yang paling menonjol, sehingga hal ini pula yang menjadi tantangan dalam usaha pembudidayaan kepiting.
• Kesukaannya berendam di dalam lumpur serta membuat lubang di pematang atau dinding tambak pemeliharaan.
• Kepekaan pada tingkat pencemaran atau polutan.
• Ganti kulit atau molting.
Lokasi budidaya
Untuk lokasi pemeliharaan, usahakan tambak kepiting memiliki kedalaman antara 0.8-1.0 meter dan kondisikan salinitas air berada pada 15-30 ppt. Sedangkan tanah tambak dibuat berlumpur dengan pola tekstur berupa lempung berliat / silty loam atau tanah liat berpasir / sandy clay, dan yang terakhir selisih pasang surutnya kira-kira antara 1.5-2 meter. Selain syarat-syarat diatas, pada intinya tambak pemeliharaan untuk udang atau bandeng juga bisa digunakan untuk budidaya kepiting bakau.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika memilih lokasi untuk memelihara kepiting di antaranya:
Pakan yang tersedia harus memadai dan kontinuitasnya juga terjamin.
Air yang dipakai haruslah cukup dan bebas dari polusi.
Terdapat tenaga terampil yang mampu menguasai teknis pembudidayaan kepiting.
Adanya sarana serta prasarana untuk produksi maupun pemasaran.
Disain tambak untuk pemeliharaan kepiting bakau
Desain tambak untuk pemeliharaan kepiting bakau tidak boleh disepelekan. Jika perlakuan pada kepiting selama pemeliharaan ternyata kurang baik, semisal makanan kurang memadai dan mutu air tidak diperhatikan, maka kepiting bisa berusaha untuk meloloskan diri di saat ia mencapai kondisi matang telur. Kepiting akan memanjat pagar / dinding tambak, bisa juga dengan membuat lubang di pematang tambak. Guna menghindari hal ini, maka konstruksi pintu air dan pematang harus diperhatikan dengan cermat. Pematang bisa dipasangi pagar dari waring atau kere bambu yang akan mencegah kepiting untuk lolos.
Pemasangan waring atau kere bambu pada pematang yang kokoh (dengan lebar sekitar 2-4 meter) bisa dilakukan di bagian pinggir atas pematang dengan ketinggian kira-kira 60 cm. Sedangkan pada tambak dengan kondisi pematang yang tidak kokoh, pagar bisa dipasang pada pematang di bagian kaki dasarnya setinggi paling tidak 1 meter.
Penebaran bibit
Untuk pembudidayaan kepiting tradisional yang asalnya berupa tangkapan dari alam, petani kepiting hanya mengandalkan bibit dari kepiting-kepiting yang datang secara alami ketika air mengalami pasang surut. Pada sistem budidaya monokultur, bibit kepiting yang beratnya 20-50 gram bisa ditebar dengan jumlah kepadatan sekitar 5000-15000 ekor/hektar. Sedangkan untuk budidaya polikultur bersama ikan bandeng, bibit kepiting seberat 20-50 gram bisa mulai ditebar dengan angka kepadatan kira-kira 1000-2000 ekor/hektar, sementara bandeng gelondongan dengan berat kira-kira 2-5 gram bisa ditebar dengan jumlah kepadatan sekitar 2000-3000 ekor/hektar.
Pembudidayaan kepiting bertelur
Kepiting yang dipanen, selanjutnya bisa dibudidayakan kembali guna meningkatkan kualitas kepiting betina melalui cara pembudidayaan yang intensif. Kepiting dengan kondisi betelur akan menaikkan nilai jualnya karena harganya bisa mencapai 2-3x lipat harga kepiting yang tidak bertelur. Hal ini dapat membantu meningkatkan pendapatan petani kepiting. Metode untuk menghasilkan kepiting yang bertelur dikelompokkan menjadi dua macam:
• Sistim Kurungan
Kurungan bisa dibuat menjadi suatu rangkaian dengan bahan dasar bambu. Panjang bilah bambu yakni 1,7 meter dan lebarnya 1-2 cm. Bilah-bilah bambu tersebut dirangkai dengan rapi sehingga membentuk semacam pagar atau kere. Kere ini selanjutnya dipasang di saluran tambak dengan posisi memanjang di pinggirannya. Ketika dipasang pada tambak, hendaknya kere ditempatkan di bagian yang lebih dalam serta mendapat sirkulasi air yang memadai. Pagar bambu atau kere ditancapkan hingga sedalam 30 cm serta bagian bawah kere dibuat agak rapat agar agar kepiting tidak mudah lolos. Sedangkan ukuran kurungan yang ditempatkan di saluran tambak harus menyesuaikan dengan lebar saluran agar tak menghambat kelancaran aliran tambak tersebut. Pada skala lebih besar lagi, dapat digunakan petakan tambak seluas 0.25-0.50 hektar yang dikelilingi pagar berbahan dasar waring atau kere bambu. Pagar bambu selanjutnya ditancapkan sedalam kira-kira 30 cm lalu usahakan bagian pagar yang halus untuk menghadap ke arah dalam agar kepiting tak bisa memanjatnya sebab bagian tersebut licin.
• Karamba Apung
Selain kurungan, metode pembudidayaan kepiting bertelur bisa juga memanfaatkan karamba apung. Pembuatan karamba apung bisa dirangkai dari bilah bambu sebagaimana halnya pembuatan kere. Karamba apung yang telah dirangkai menjadi bentuk kotak, ukurannya disesuaikan pada lokasi dimana ini akan ditempatkan. Berikutnya, pada sisi-sisi yang berlawanan, pelampung yang dibuat dari potongan beberapa bambu utuh dipasang. Pada usaha pembudidayaan kepiting menggunakan karamba apung, kepadatan bisa mencapai 20 ekor/m2. Kepadatan inilah yang akan meningkatkan peluang hidup kepiting. Untuk bobot kepiting bertelur siap panen kira-kira adalah 200 gr/ekor. Sedangkan proses produksi paling lama kepiting bertelur berlangsung kira-kira 5-14 hari, atau bisa juga tergantung pada ukuran awal kepiting saat penebaran. Masa pemeliharaan yang singkat ini bisa jadi terkait kondisi kepiting betina saat penebaran dengan bobot 150 gram yang biasanya telah mengandung telur.
Usaha penggemukan
Selain dijadikan kepiting yang bertelur, peluang lain yang diusahakan adalah penggemukan kepiting. Untuk proses penggemukan sama seperti budidaya kepiting bertelur. Sedangkan caranya bisa dengan memanfaatkan karamba bambu apung atau kurungan bambu. Perbedaan jelas disini terletak pada jenis kepiting yang diusahakan. Kepiting pada budidaya penggemukan ini merupakan kepiting dengan ukuran ekspor dari kelompok kelamin betina maupun jantan yang masih dalam kondisi keropos. Lama waktu penggemukan kira-kira 5-10 hari. Dalam waktu ini kepiting sudah bisa berisi dan gemuk bila dipelihara dengan cukup baik. Bahkan jika pemeliharaan dilanjutkan lagi untuk jenis kepiting betina, maka bisa menjadi kepiting yang bertelur. Sedangkan guna menghindari angka kematian akibat perkelahian betina dan jantan, sebaiknya lakukan pemeliharaan secara monosex.
Pakan
Bermacam jenis pakan yang bisa diberikan pada kepiting misalnya ikan rucah, kulit sapi, usus ayam, bekicot, kulit kambing, keong sawah, dan sebagainya. Dari bermacam pakan itu, ikan rucah yang masih segar dinilai lebih baik bila ditinjau dari unsur kimiawinya maupun tekstur fisiknya untuk dapat dimakan dengan cepat oleh kepiting. Pada usaha pembesaran, pemberian pakan sifatnya hanya suplemen saja dengan dosis kira-kira 5%. Berbeda dengan budidaya penggemukan dan kepiting bertelur, dimana pemberian pakan perlu diperhatikan secara seksama dengan dosis sekitar 5-15% dari bobot kepiting yang dibudidayakan.
Panen dan pasca panen
Setelah jangka waktu beberapa bulan, proses seleksi kepiting untuk pemanenan bisa dilakukan dengan memilih kepiting dengan ukuran siap jual. Selain dipungut, kepiting bisa juga dilepas kembali dalam kolam pembesaran guna mendapatkan kegemukan atau ukuran lebih besar. Setelah dilakukan pemungutan keputung siap jual, langkah selanjutnya adalah mengikat kepiting dalam keranjang. Ada cara-cara yang perlu diperhatikan untuk mengikat kepiting agar tidak merusak fisiknya:
• Pengikatan dilakukan pada seluruh kaki dan kedua capitnya
• Ikat capitnya menggunakan satu tali saja
• Ikat masing-masing capit menggunakan tali terpisah
• Tali pengikat yang digunakan bisa berupa tali rafia maupun jenis lainnya yang sekiranya cukup kuat.
Penanganan kepiting selanjutnya setelah disusun ke dalam keranjang adalah menjaga kondisi kelembaban dan suhu. Usahakan agar suhu tidak melebihi 26°C, selain itu kelembaban yang disarankan adalah 95%. Cara yang bisa ditempuh untuk menjaga kondisi kelembaban dan suhu ideal bagi kepiting selama pengangkutan yakni dengan mencelupkan kepiting dalam air bersalinitas 15-25% (air payau) sekitar 5 menit sembari digoyang-goyangkan untuk melepas kotoran kepiting. Setelah itu, baru kepiting disusun lagi dalam wadah dan tutup wadah menggunakan goni basah.
kami sekeluarga tak lupa puji syukur kepada ALLAH S,W,T
ReplyDeletedan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
berikan keputusan toto 4 angkah ((( 9607 )))alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi AKI SOLEH,,di
0823 1333 6747,, insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 175
juta, wassalam.
dijamin 100% jebol saya sudah buktikan…sendiri….
Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!
1″Dikejar-kejar hutang
2″Selaluh kalah dalam bermain togel
3″Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel
4″Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat
5″Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
tapi tidak ada satupun yang berhasil..
Solusi yang tepat jangan anda putus aza….AKI SOLEH akan membantu
anda semua dengan Angka ritwal/GHOIB:
butuh angka togel 2D 3D 4D 5D 6D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
100% jebol
Apabila ada waktu
silahkan Hub: AKI SOLEH DI NO: (((082313336747)))
INFO TOGEL KLIK DISINI
Atau Chat/Tlpn di WhatsApp (WA)
No WA Aki : 082313336747
INFO PESUGIHAN KLIK DISINI
angka GHOIB: singapur 2D/3D/4D/
angka GHOIB: hongkong 2D/3D/4D/
angka GHOIB; malaysia
angka GHOIB; toto magnum 4D/5D/6D/
angka GHOIB; laos
Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!
ReplyDelete✅ BONUS TURN OVER 0.3%
✅ BONUS REFFERAL 15%
✅ WIN RATE GAME 96,9%
✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK
Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
WHATSAPP +62 821-4331-1663
Link Alternatif :
- www.qmario. com
- www.qmario. net