Deskripsi Cumi-cumi (LoligoIndica) - Habitat, terdapat di air laut
Morfologi,
Cumi-cumi (Loligo indica) memiliki tentakel, lengan alat penghisap siphon, insang, rectum, penis, vena, pembuluh nadi, ginjal dan lain-lain. Masing-masing organ ini memiliki fungsi. Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala , leher, dan badan. Kepala cumi-cumi besar, matanya berkembang dengan baik karena dapat berfungsi untuk melihat. Mulutnya terdapat di tengah-tengah, dikelilingi oleh 10 tentakel, 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek. Tentakel panjang berfungsi untuk menangkap mangsa dan berenang. Pada setiap tentakel terdapat alat penghisap atau sucker. Di sisi kiri dan kanan tubuhnya terdapat sirip yang penting untuk keseimbangan tubuh.Pada dinding permukaan dorsal terdapat pen yang penting untuk menyangga tubuh. Seluruh tubuh cumi-cumi terbungkus oleh mantel. Di bagian punggung, mantel melekat pada badan, sedangkan di daerah perut tidak melekat, sehingga terbentuk rongga disebut rongga mentel. Cumi-cumi dapat bergerak dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan tentakel dan dengan menyemprotkan air dari rongga mantel. Bila rongga mentel penuh air, dan air menyemprot melalui sifon menyebabkan tubuh cumi-cumi terdorong mundur. Semprotan air menimbulkan dorongan yang sangat kuat terhadap tubuh cumi-cumi, sehingga timbul gerakan seperti panah, itulah sebabnya cumi-cumi sering disebut panah laut. Alat pencernaan cumi-cumi terdiri atas mulut, pharynx, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Sistem pencernaan cumi-cumi telah dilengkapi kelenjar pencernaan yang meliputi kelenjar ludah, hati, dan pancreas. Makanan cumi-cumi adalah udang-udangan, mollusca lain, dan ikan. Anus cumi cumi bermuara pada rongga mantel. Cumi-cumi hanya dapat berkembang biak secara kewin. Alat kelaminnya terpisah, masing-masing alat kelamin terdapat di dekat ujung rongga mantel dekat saluran yang terbuka kearah corong sifon. Cumi-cumi betina menghasilkan telur yang akan dibuahi di dalam rongga mentel. Kemudian, telur yang sudah dibuahi dibungkus dengan kepsul dari bahan gelatin. Telur yang menetas menghasilkan cumi-cumi muda berukuran kecil (Jasin, 1984)
Anatomi,
Biasanya tidak memiliki cangkok dan kalaupun ada, cangkok tersebut lambat laun akan mereduksi memiliki radula dimana di dalamnya terdapat gigi pada permukaan membrane yang memiliki suatu bagian yang biasanya bersifat kartilagerus dan endosophone. Radula biasanya terdapat dalam kantung yang terletak dibawah mulut. Proses mtabolisme telah berlangsung dengan cara sempurna dengan memiliki organ-organ yang membentuk system pencernaan, sirkulasi, ekskresi, reproduksi.
Fisiologi,
• Sistem pencernaan
Saluran pencernaan makanan terdiri dari rongga mulut, faring, esophagus, lambung, kelenjar pencernaan, kelenjar ludah, rectum, anus. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, pancreas, hati, terletak dibagian akhir faring.
• System reproduksi
Sel kelamin (Loligo indica) terpisah, saluran gonad terletak dirongga mantel dekat anus pada hewan jantan, saattangannya menjalani modif untuk mentransfer kapsul sperma kerongga mantel hewan betina. Alat reproduksi jantan terdiri atas testis, vas deferens, sperma, penis dan lain-lain.
Ciri khas,
1. Kaki terletak di kepala
2. Bisa di konsumsi berupa makanan
Kingdom : Animalia
Phylum : Molusca
Class : Pisces
Ordo : Dibranchia
Family : Loligonidae
Genus : Loligo
Species : Loligo indica
Local name : Cumi-cumi
Aneka Jenis Cumi-cumi
Pada umumnya cumi-cumi biasa berukuran sekitar 5,1 cm, namun ada jenis cumi-cumiArchiteuthis princeps atau cumi-cumi raksasa berukuran hingga lebih dari 15 m. Cumi-cumi raksasa ini sering ditemukan terdampar di sepanjang pantai Newfoundland.
Sedangkan cumi-cumi yang biasa dikonsumsi oleh manusia adalah jenis Loligo Pealei"" dan tersebar di perairan Laut Tengah, Asia Timur, serta sepanjang pantai timur Amerika Utara.Ada yang hidup di dekat dengan permukaan air, ada pula yang hidup di tempat yang dalam sekali atau palung laut.
Ada pula jenis cumi-cumi terbang, Ommastrephes bartrami, yang dapat dibandingkan dengan ikan terbang. Hewan ini sering melompat keluar dari air, terutama dalam cuaca buruk, dan kadang - kadang terdampar di atas dek kapal nelayan.
Cumi-cumi jenis kecil tidak mengganggu manusia, namun jenis yang besar dapat menjadi ancaman yang berbahaya untuk manusia ketika menyelam.
Total jenis cumi-cumi yang tersebar di seluruh bagian dunia, terdapat sekitar 300 spesies cumi-cumi yang berbeda.
Anatomi
Semua cumi-cumi memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang berkembang sempurna, dan 10 tangan yang panjang yang bermangkuk penghisap. Tangan-tangan ini berguna untuk menjerat mangsanya kemudian disobek menggunakan rahangnya yang kuat, mirip dengan paruh binatang. Cumi-cumi menghisap air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel, dan memaksanya keluar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon. Sifon terletak tepat di belakang tangan. Oleh karena pancaran air yang mendorong cumi-cumi berenang mundur.
Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti cuping yang digunakan sebagai kemudi pergerakannya.
Matanya tidak memiliki kelopak mata, namun tampak seperti mata manusia.
Cumi-cumi mempunyai tiga jantung dan berdarah biru. Dua dari jantung mereka berlokasi dekat dengan masing-masing insangnya dan karena hal itu mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat dengan mudah. Cumi-cumi memiliki pokok sistem pernapasan senyawa tembaga, berbeda dengan manusia dimana manusia mempunyai pokok sistem pernapasan senyawa besi, yang berakibat jika terlalu tertutup pada permukaan di mana terdapat air panas, cumi-cumi dapat mati dengan mudah karena lemas.
Banyak cumi-cumi yang dapat mengubah warna tubuhnya dari coklat menjadi ungu, merah, atau kuning sebagai kamuflaseagar terhindar dari ancaman pemangsanya.
Makanan
Cumi-cumi hidup sebagai pemangsa ikan dan binatang laut lainnya yang lebih kecil dari ukuran si cumi-cumi.
Cumi-cumi sebagai Komoditas Komersial
Menurut data dari Food and Agricultural Organization atau FAO, jumlah moluska yang ditangkap untuk kepentingan komoditas komersial, pada tahun 2002 adalah 3.173.272 ton dan 75,8% dari jumlah tersebut adalah cumi-cumi yang dimakan.
Bahkan cumi-cumi poligo atau jenis yang biasa kita makan, menurut data US Commercial Fisheri, pada tahun 2008 sudah tercatat sekitar 8 juta ekor cumi-cumi ini telah ditangkap di pesisir pantai California.
Hal ini dikarenakan kandungan gizi dalam cumi-cumi yang baik untuk manusia, yaitu selenium, riboflavin, dan vitamin B 12. Tinta pada cumi-cumi juga dapat mencegah kanker, kalau ini butuh rujukan.
Tinta cumi-cumi yang oleh sebagian orang dianggap sebagai limbah tak berguna, ternyata dapat dijadikan sebagai obat kanker”
Benarkah?
Baru-baru ini para peneliti menemukan bahwa tinta cumi-cum benar-benar dapat melawan kanker sebagaimana dirilis di ogahrugi.com. Cumi-cumi merupakan salah satu seafood yang sangat populer di kalangan pecinta makanan laut. Teksturnya kenyal dan lembut cocok untuk berbagai jenis masakan, seperti tepung goreng, bumbu saus padang, saus mentega, goreng hingga kering polos.
Indonesia sendiri adalah negara maritim yang sangat akrab dengan cumi-cumi yang cukup berlimpah. Ada peluang terbuka untuk ekspor makanan laut yang satu ini. Semua bagian dari tubuh cumi-cumi relatif dapat dimakan. Mungkin bagi sebagian orang, bagian kaki (part growled) perlu dibuang, meskipun banyak juga yang tidak menolak. Satu-satunya bagian dari tubuh cumi-cumi yang bi-asa dibuang adalah tintanya, karena tidak menambah daya tarik penampilan bahkan rasa jika ikut dimasak. Tapi, tak ada yang mengira sebelumnya bahwa tinta cumi yang hitam itu ternyata membawa khasiat luar biasa, setidaknya pada hewan percobaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hiroki University di Jepang, tinta cumi dapat mengaktifkan sel darah putih untuk melawan tumor. Penelitian dilakukan terhadap 15 ekor tikus yang dikembangkan dalam tubuhnya penyakit tumor ganas. Tikus-tikus tersebut diberi suntikan tiga dosis cairan tinta cumi atau sekitar 200 mg tinta cumi. Ternyata hanya tiga tikus yang mati, sisanya tetap hidup. Sebagai perbandingan, 15 tikus lainnya yang juga menderita penyakit yang sama tidak diberikan suntikan tinta cumi dan semua mati dalam waktu tiga minggu.
Temuan itu merupakan hasil coba coba Jin’ichi Sasaki dan sejawatnya dari Universitas Hirosaki di Jepang bagian utara. Mereka memurnikan sebagian tinta cumi itu menjadi suatu campuran yang terutama terdiri atas glusida (gabungan gula, protein dan lipid). “Sebenarnya tak ada alasan khusus mengapa kami memakai tinta cumi pada mencit-mencit yang ditumbuhi kanker”, kata Sasaki. ’Di daerah ini, nelayan banyak menangkap cumi dan tintanya dibuang begitu saja. Jadi kami ingin menemukan zat berguna dalam tinta itu agar dapat mendaur ulangnya.
Kini kegiatan para ilmuwan itu adalah mencari zat aktif dalam tinta itu dan mengisolasinya. Diduga zat itu bekerja dengan mengaktifkan komponen sel darah putih yang disebut makrofag alias sel pemangsa raksasa, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh di sekitar sel tumor khusunya. Siapa tahu zat yang dapat menyelamatkan jiwa 60% mencit-mencit kanker itu dapat berguna guna untuk melawan kanker pada manusia. Penelitian ini diakui harus dilanjutkan sehingga hasilnya dapat lebih valid. Selain itu, mungkin ada manfaat lain selain sebagai obat melawan tumor. Namun yang pasti, bahan yang biasa dibuang dan tidak dikonsumsi oleh manusia ternyata memiliki manfaat bagi dunia kedokteran.
Kandungan Gizi
Selain lezat, ditinjau dari nilai gizi, cumi-cumi memiliki kandungan gizi yang luar biasa. Ada protein, mineral, dan macam-macam vitamin. Kandungan protein cumi-cumi cukup tinggi, yaitu 17,9 g/100 g cumi segar. Daging cumi-cumi memiliki kelebihan dibanding dengan hasil laut lain, yaitu tidak ada tulang belakang, mudah dicerna, memiliki rasa dan aroma yang khas, serta mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Asam amino esensial yang dominan adalah leusin, lisin, dan fenilalanin. Sementara kadar asam amino nonesensial yang dominan adalah asam glutamat dan asam aspartat. Kedua asam amino tersebut berkontribusi besar terhadap timbulnya rasa sedap dan gurih. Itu sebabnya, secara alami cumi telah memiliki cita-rasa gurih, sehingga dalam pen-golahannya tak perlu ditambahkan penyedap (seperti monosodium glutamat = MSG).
Cumi-cumi juga mengandung beberapa jenis mineral mikro dan makro dalam jumlah yang sangat tinggi. Kadar mineral yang terkandung pada cumi-cumi sangat bervariasi walaupun dalam satu spesies yang sama. Variasi ini tergantung pada keadaan lingkungan tempat hidup, ukuran, dan umur. Mineral penting pada cumi-cumi adalah natrium, kalium, fosfor, kalsium, magnesium, dan selenium. Fosfor dan kalsium berguna untuk pertumbuhan kerangka tulang, sehingga penting untuk pertumbuhan anak-anak dan mencegah osteoporosis di masa tua. Selain kaya akan protein, cumi-cumi juga merupakan sumber vitamin yang baik, seperti vitamin B1 (tiamin), B2 (ribofavin), B12, niasin, asam folat, serta vitamin larut lemak (A, D, E, K).
Cumi–cumi juga mengandung TMAO (Trimetil Amin Oksida) yang cukup tinggi. TMAO yang tinggi ini memberikan rasa yang khas terhadap daging cumi-cumi. Daging cumi-cumi juga banyak mengandung monoamino nitrogen yang menyebabkan cumi-cumi mempunyai rasa manis. Kandungan sulfur yang cukup tinggi pada cumi–cumi juga menyebabkan cumi-cumi berbau amis ketika men-galami perlakuan pemasakan seperti direbus. Jadi bila anda menyukainya, tinta hitam itu tidak perlu dibuang dari cumi, tetapi dapat dimakan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang zat tinta yang pekat itu. Beberapa orang justru menganggap zat tinta tersebut penting untuk peningkat cita rasa.
Morfologi,
Cumi-cumi (Loligo indica) memiliki tentakel, lengan alat penghisap siphon, insang, rectum, penis, vena, pembuluh nadi, ginjal dan lain-lain. Masing-masing organ ini memiliki fungsi. Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala , leher, dan badan. Kepala cumi-cumi besar, matanya berkembang dengan baik karena dapat berfungsi untuk melihat. Mulutnya terdapat di tengah-tengah, dikelilingi oleh 10 tentakel, 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek. Tentakel panjang berfungsi untuk menangkap mangsa dan berenang. Pada setiap tentakel terdapat alat penghisap atau sucker. Di sisi kiri dan kanan tubuhnya terdapat sirip yang penting untuk keseimbangan tubuh.Pada dinding permukaan dorsal terdapat pen yang penting untuk menyangga tubuh. Seluruh tubuh cumi-cumi terbungkus oleh mantel. Di bagian punggung, mantel melekat pada badan, sedangkan di daerah perut tidak melekat, sehingga terbentuk rongga disebut rongga mentel. Cumi-cumi dapat bergerak dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan tentakel dan dengan menyemprotkan air dari rongga mantel. Bila rongga mentel penuh air, dan air menyemprot melalui sifon menyebabkan tubuh cumi-cumi terdorong mundur. Semprotan air menimbulkan dorongan yang sangat kuat terhadap tubuh cumi-cumi, sehingga timbul gerakan seperti panah, itulah sebabnya cumi-cumi sering disebut panah laut. Alat pencernaan cumi-cumi terdiri atas mulut, pharynx, kerongkongan, lambung, usus buntu, usus dan anus. Sistem pencernaan cumi-cumi telah dilengkapi kelenjar pencernaan yang meliputi kelenjar ludah, hati, dan pancreas. Makanan cumi-cumi adalah udang-udangan, mollusca lain, dan ikan. Anus cumi cumi bermuara pada rongga mantel. Cumi-cumi hanya dapat berkembang biak secara kewin. Alat kelaminnya terpisah, masing-masing alat kelamin terdapat di dekat ujung rongga mantel dekat saluran yang terbuka kearah corong sifon. Cumi-cumi betina menghasilkan telur yang akan dibuahi di dalam rongga mentel. Kemudian, telur yang sudah dibuahi dibungkus dengan kepsul dari bahan gelatin. Telur yang menetas menghasilkan cumi-cumi muda berukuran kecil (Jasin, 1984)
Anatomi,
Biasanya tidak memiliki cangkok dan kalaupun ada, cangkok tersebut lambat laun akan mereduksi memiliki radula dimana di dalamnya terdapat gigi pada permukaan membrane yang memiliki suatu bagian yang biasanya bersifat kartilagerus dan endosophone. Radula biasanya terdapat dalam kantung yang terletak dibawah mulut. Proses mtabolisme telah berlangsung dengan cara sempurna dengan memiliki organ-organ yang membentuk system pencernaan, sirkulasi, ekskresi, reproduksi.
Fisiologi,
• Sistem pencernaan
Saluran pencernaan makanan terdiri dari rongga mulut, faring, esophagus, lambung, kelenjar pencernaan, kelenjar ludah, rectum, anus. Kelenjar pencernaan terdiri dari kelenjar ludah, pancreas, hati, terletak dibagian akhir faring.
• System reproduksi
Sel kelamin (Loligo indica) terpisah, saluran gonad terletak dirongga mantel dekat anus pada hewan jantan, saattangannya menjalani modif untuk mentransfer kapsul sperma kerongga mantel hewan betina. Alat reproduksi jantan terdiri atas testis, vas deferens, sperma, penis dan lain-lain.
Ciri khas,
1. Kaki terletak di kepala
2. Bisa di konsumsi berupa makanan
Kingdom : Animalia
Phylum : Molusca
Class : Pisces
Ordo : Dibranchia
Family : Loligonidae
Genus : Loligo
Species : Loligo indica
Local name : Cumi-cumi
Aneka Jenis Cumi-cumi
Pada umumnya cumi-cumi biasa berukuran sekitar 5,1 cm, namun ada jenis cumi-cumiArchiteuthis princeps atau cumi-cumi raksasa berukuran hingga lebih dari 15 m. Cumi-cumi raksasa ini sering ditemukan terdampar di sepanjang pantai Newfoundland.
Sedangkan cumi-cumi yang biasa dikonsumsi oleh manusia adalah jenis Loligo Pealei"" dan tersebar di perairan Laut Tengah, Asia Timur, serta sepanjang pantai timur Amerika Utara.Ada yang hidup di dekat dengan permukaan air, ada pula yang hidup di tempat yang dalam sekali atau palung laut.
Ada pula jenis cumi-cumi terbang, Ommastrephes bartrami, yang dapat dibandingkan dengan ikan terbang. Hewan ini sering melompat keluar dari air, terutama dalam cuaca buruk, dan kadang - kadang terdampar di atas dek kapal nelayan.
Cumi-cumi jenis kecil tidak mengganggu manusia, namun jenis yang besar dapat menjadi ancaman yang berbahaya untuk manusia ketika menyelam.
Total jenis cumi-cumi yang tersebar di seluruh bagian dunia, terdapat sekitar 300 spesies cumi-cumi yang berbeda.
Anatomi
Semua cumi-cumi memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang berkembang sempurna, dan 10 tangan yang panjang yang bermangkuk penghisap. Tangan-tangan ini berguna untuk menjerat mangsanya kemudian disobek menggunakan rahangnya yang kuat, mirip dengan paruh binatang. Cumi-cumi menghisap air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel, dan memaksanya keluar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut dengan sifon. Sifon terletak tepat di belakang tangan. Oleh karena pancaran air yang mendorong cumi-cumi berenang mundur.
Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti cuping yang digunakan sebagai kemudi pergerakannya.
Matanya tidak memiliki kelopak mata, namun tampak seperti mata manusia.
Cumi-cumi mempunyai tiga jantung dan berdarah biru. Dua dari jantung mereka berlokasi dekat dengan masing-masing insangnya dan karena hal itu mereka dapat memompa oksigen ke bagian tubuh yang beristirahat dengan mudah. Cumi-cumi memiliki pokok sistem pernapasan senyawa tembaga, berbeda dengan manusia dimana manusia mempunyai pokok sistem pernapasan senyawa besi, yang berakibat jika terlalu tertutup pada permukaan di mana terdapat air panas, cumi-cumi dapat mati dengan mudah karena lemas.
Banyak cumi-cumi yang dapat mengubah warna tubuhnya dari coklat menjadi ungu, merah, atau kuning sebagai kamuflaseagar terhindar dari ancaman pemangsanya.
Makanan
Cumi-cumi hidup sebagai pemangsa ikan dan binatang laut lainnya yang lebih kecil dari ukuran si cumi-cumi.
Cumi-cumi sebagai Komoditas Komersial
Menurut data dari Food and Agricultural Organization atau FAO, jumlah moluska yang ditangkap untuk kepentingan komoditas komersial, pada tahun 2002 adalah 3.173.272 ton dan 75,8% dari jumlah tersebut adalah cumi-cumi yang dimakan.
Bahkan cumi-cumi poligo atau jenis yang biasa kita makan, menurut data US Commercial Fisheri, pada tahun 2008 sudah tercatat sekitar 8 juta ekor cumi-cumi ini telah ditangkap di pesisir pantai California.
Hal ini dikarenakan kandungan gizi dalam cumi-cumi yang baik untuk manusia, yaitu selenium, riboflavin, dan vitamin B 12. Tinta pada cumi-cumi juga dapat mencegah kanker, kalau ini butuh rujukan.
Tinta cumi-cumi yang oleh sebagian orang dianggap sebagai limbah tak berguna, ternyata dapat dijadikan sebagai obat kanker”
Benarkah?
Baru-baru ini para peneliti menemukan bahwa tinta cumi-cum benar-benar dapat melawan kanker sebagaimana dirilis di ogahrugi.com. Cumi-cumi merupakan salah satu seafood yang sangat populer di kalangan pecinta makanan laut. Teksturnya kenyal dan lembut cocok untuk berbagai jenis masakan, seperti tepung goreng, bumbu saus padang, saus mentega, goreng hingga kering polos.
Indonesia sendiri adalah negara maritim yang sangat akrab dengan cumi-cumi yang cukup berlimpah. Ada peluang terbuka untuk ekspor makanan laut yang satu ini. Semua bagian dari tubuh cumi-cumi relatif dapat dimakan. Mungkin bagi sebagian orang, bagian kaki (part growled) perlu dibuang, meskipun banyak juga yang tidak menolak. Satu-satunya bagian dari tubuh cumi-cumi yang bi-asa dibuang adalah tintanya, karena tidak menambah daya tarik penampilan bahkan rasa jika ikut dimasak. Tapi, tak ada yang mengira sebelumnya bahwa tinta cumi yang hitam itu ternyata membawa khasiat luar biasa, setidaknya pada hewan percobaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hiroki University di Jepang, tinta cumi dapat mengaktifkan sel darah putih untuk melawan tumor. Penelitian dilakukan terhadap 15 ekor tikus yang dikembangkan dalam tubuhnya penyakit tumor ganas. Tikus-tikus tersebut diberi suntikan tiga dosis cairan tinta cumi atau sekitar 200 mg tinta cumi. Ternyata hanya tiga tikus yang mati, sisanya tetap hidup. Sebagai perbandingan, 15 tikus lainnya yang juga menderita penyakit yang sama tidak diberikan suntikan tinta cumi dan semua mati dalam waktu tiga minggu.
Temuan itu merupakan hasil coba coba Jin’ichi Sasaki dan sejawatnya dari Universitas Hirosaki di Jepang bagian utara. Mereka memurnikan sebagian tinta cumi itu menjadi suatu campuran yang terutama terdiri atas glusida (gabungan gula, protein dan lipid). “Sebenarnya tak ada alasan khusus mengapa kami memakai tinta cumi pada mencit-mencit yang ditumbuhi kanker”, kata Sasaki. ’Di daerah ini, nelayan banyak menangkap cumi dan tintanya dibuang begitu saja. Jadi kami ingin menemukan zat berguna dalam tinta itu agar dapat mendaur ulangnya.
Kini kegiatan para ilmuwan itu adalah mencari zat aktif dalam tinta itu dan mengisolasinya. Diduga zat itu bekerja dengan mengaktifkan komponen sel darah putih yang disebut makrofag alias sel pemangsa raksasa, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh di sekitar sel tumor khusunya. Siapa tahu zat yang dapat menyelamatkan jiwa 60% mencit-mencit kanker itu dapat berguna guna untuk melawan kanker pada manusia. Penelitian ini diakui harus dilanjutkan sehingga hasilnya dapat lebih valid. Selain itu, mungkin ada manfaat lain selain sebagai obat melawan tumor. Namun yang pasti, bahan yang biasa dibuang dan tidak dikonsumsi oleh manusia ternyata memiliki manfaat bagi dunia kedokteran.
Kandungan Gizi
Selain lezat, ditinjau dari nilai gizi, cumi-cumi memiliki kandungan gizi yang luar biasa. Ada protein, mineral, dan macam-macam vitamin. Kandungan protein cumi-cumi cukup tinggi, yaitu 17,9 g/100 g cumi segar. Daging cumi-cumi memiliki kelebihan dibanding dengan hasil laut lain, yaitu tidak ada tulang belakang, mudah dicerna, memiliki rasa dan aroma yang khas, serta mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Asam amino esensial yang dominan adalah leusin, lisin, dan fenilalanin. Sementara kadar asam amino nonesensial yang dominan adalah asam glutamat dan asam aspartat. Kedua asam amino tersebut berkontribusi besar terhadap timbulnya rasa sedap dan gurih. Itu sebabnya, secara alami cumi telah memiliki cita-rasa gurih, sehingga dalam pen-golahannya tak perlu ditambahkan penyedap (seperti monosodium glutamat = MSG).
Cumi-cumi juga mengandung beberapa jenis mineral mikro dan makro dalam jumlah yang sangat tinggi. Kadar mineral yang terkandung pada cumi-cumi sangat bervariasi walaupun dalam satu spesies yang sama. Variasi ini tergantung pada keadaan lingkungan tempat hidup, ukuran, dan umur. Mineral penting pada cumi-cumi adalah natrium, kalium, fosfor, kalsium, magnesium, dan selenium. Fosfor dan kalsium berguna untuk pertumbuhan kerangka tulang, sehingga penting untuk pertumbuhan anak-anak dan mencegah osteoporosis di masa tua. Selain kaya akan protein, cumi-cumi juga merupakan sumber vitamin yang baik, seperti vitamin B1 (tiamin), B2 (ribofavin), B12, niasin, asam folat, serta vitamin larut lemak (A, D, E, K).
Cumi–cumi juga mengandung TMAO (Trimetil Amin Oksida) yang cukup tinggi. TMAO yang tinggi ini memberikan rasa yang khas terhadap daging cumi-cumi. Daging cumi-cumi juga banyak mengandung monoamino nitrogen yang menyebabkan cumi-cumi mempunyai rasa manis. Kandungan sulfur yang cukup tinggi pada cumi–cumi juga menyebabkan cumi-cumi berbau amis ketika men-galami perlakuan pemasakan seperti direbus. Jadi bila anda menyukainya, tinta hitam itu tidak perlu dibuang dari cumi, tetapi dapat dimakan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang zat tinta yang pekat itu. Beberapa orang justru menganggap zat tinta tersebut penting untuk peningkat cita rasa.
0 comments:
Post a Comment