Potensi lautan di Indonesia merupakan 2/3 daratan artinya potensi yang luar biasa tersebut diperlukan penanganan yang ekstra khusus, tegas, berintgritas tinggi untuk mencapai kemakmuran rakyat. Kegiatan
penangkapan ikan adalah kegiatan yang sifatnya berburu, yang dilakukan di laut
guna menangkap ikan
yang layak konsumsi.
Berbagai jenis alat tangkap telah dikembangkan untuk
membantu mempermudah proses berburu di laut. Alat tangkap dikembangkan dengan
mengacu pada tingkah laku jenis ikan dan habitat dimana ikan berada.
Berdasarkan habitat dimana ikan berada, sumber daya ikan dapat dibedakan
menjadi dua kelompok besar yaitu ikan pelagis (permukaan) dan ikan demersal
(ikan dasar). Jenis-ienis ikan dasar, biasanya adalah ikan karnivora yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti; ikan-ikan karang, kerapu, cucut, dsb.
Sesuai dengan karakteristik habitat dan tingkah laku ikan dasar, kemudian
dikembangkan beberapa alat tangkap, seperti; pancing, jaring dasar dan rawai
dasar.
Pancing
rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup produktif.
Disamping mudah dari sisi pengoperasiannya, alat tangkap ini juga relatif murah
dari sisi pembiayaannya. Sebagai akibatnya, alat tangkap pancing rawai dasar
cukup tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia.
Pengguna
terbesar pancing rawai dasar adalah nelayan yang mempunyai penghasilan menengah
ke bawah, karena pancing rawai dasar memerlukan biaya yang relatif kecil
sehingga terjangkau oleh nelayan kecil. Sebagian besar pengguna pancing rawai
dasar adalah nelayan tradisional dan berpendidikan rendah.
Hasil
tangkapan pancing rawai dasar, umumnya adalah ikan karnivora yang mempunyai
daging lezat. Disamping itu, mutu ikan yang tertangkap dengan pancing juga
mempunyai mutu yang lebih baik jika dibandingkan dengan alat tangkap lain.
Sehingga
ikan-ikan hasil tangkapan pancing rawai dasar mempunyai harga yang relatif
mahal dibandingkan dengan jenis hasil tangkapan lainnya. Hasil tangkapan
pancing rawai dasar selain dijual ke restoran-restoran sea food, juga
diperuntukkan untuk komoditas ekspor.
Deskripsi
Singkat
Pancing
rawai dasar atau dalam bahasa asingnya adalah long line, adalah alat tangkap
yang terdiri dari rangkaian tali-temali yang disambung-sambung sehingga
merupakan tali yang panjang dengan beratus-ratus tali cabang. Ayodhyoa (1981)
menyatakan bahwa alat tangkap rawai dasar terdiri dari tali utama (main line),
tali cabang (branch line), tali pelampung, bendera, pelampung tali pancing,
pancing dan tali-temali lainnya. Prinsip kerja dari pancing rawai dasar adalah
memikat ikan untuk memakan umpan pada mata pancing yang merupakan perangkap
bagi target tangkapan.
Penggunaan
teknologi untuk mengoperasikan
pancing rawai dasar
relatif masih sederhana. Pengembangan
teknologi dapat diterapkan dalam proses pemasangan pancing atau penggulungan pancing. Mengingat pancing ulur
menggunakan tali pancing yang panjang, maka dalam proses pemasangannya
(setting) sering terjadi kecelakaan ketika tali pancing utama kusut. Demikian
juga dalam proses penarikannya, tidak jarang karena ikan terjerat di tali
pancing, tali pancing juga kusut. Untuk mengatasinya, biasanya digunakan line
hauler.Rawai dasar adalah suatu alat tangkap yang berbentuk tali panjang yang
dibentangkan secara horizontal, pada tali panjang diikatkan tali-tali lain yang
teratur secara vertikal. Pada ujung tali vertikal diikatkan mata pancing dan
dipasang di dasar perairan dengan bantuan pemberat. Untuk mengetahui adanya
alat tangkap di perairan digunakan tanda dengan bantuan pelampung yang
dihubungkan oleh tali pelampung. Jenis rawai dasar yang telah umum dikenal
berdasarkan jenis ikan tujuan penangkapan adalah rawai kakap dan rawai cucut.
Konstruksi
Tali utama
dan bahan PE dengan diameter 8 mm. Tali cabang dan bahan PE dengan diameter 5
mm. Panjang tali cabang 8 m dengan jarak antara tail cabang 24 m. Mata pancing
nomor 6 dan 7 yang terbuat dari bahan baja putih. Tali pelampung dan bahan PE
dengan diameter 5 mm sepanjang 11 meter. Pelampung
pelastik kurang lebih 300 gram dengan diameter 26 cm. Bendera tanda dengan
panjang tiang 5-7 m dengan diameter 4-5 cm, batu kali 9 kg dan pelampung dan
bahan styrofoam.
Metode
pengoperasian
a. Setting
Setting (penurunan
alat tangkap) dilakukan
pada bagian buritan kapal oleh 4 orang yang masing-masing menangani pekerjaan
masing- masing. Orang pertama manangani
pemasangan umpan pada mata
pancing yang sekaligus melempar branch line, orang kedua bertugas
mengulurkan/membuang main line, orang ketiga mempersiapkan tali-tali pelampung,
bendera dan pemberat serta basket dan orang keempat mengemudikan kapal selama
operasi berlangsung.
Setting
diawali dengan merangkai ujung-ujung main line dengan tali-tali pemberat
dan tali-tali pelampung
yang kemudian dilemparkan
ke laut, setelah itu diteruskan
dengan mengulur main line dan melempar branch line dan mata pancing yang telah
dilengkapi umpan. Pada saat hampir menyelesaikan penurunan
satu basket rawai
dasar, maka pada ujung akhir dari main line basket pertama diikatkan
lagi tali-tali yang telah dilengkapi
pemberat dan pelampung.
Demikian seterusnya sampai pada keseluruhan basket yang
diperlukan ( setting ini dilakukan dalam keadaan kapal berjalan pelan dan tetap
pada haluannya).Operasi penangkapan dimulal pada sore hari.
b. Hauling
Hauling
(menarik alat tangkap) dilakukan 2 jam setelah setting dan dapat ditangani oleh
4 -5 orang.
Orang pertama
dan kedua masing-masing
melakukan penarikan main line dan
branch line yang sekaligus melepas ikan hasil tangkapan dari mata pancing,
orang ketiga menangani
hasil tangkapan dan
menyusun serta merapikan alat tangkap pada masing-masing basket, orang
keempat rnengemudikan kapal (hauling ini dilakukan dalam keadaan kapal melaju
pelan).
Pekerjaan hauling
diawali dengan menaikkan pelampung dan
pemberat yang diikuti dengan main line dan branch line serta melepas/memungut hasil-hasil tangkapan. Pekerjaan ini
dilakukan di haluan kapal.
Sebelum dilakukan
operasi penangkapan terlebih dahulu dilakukan persiapan yang terdiri dari
persiapan alat tangkap, persiapan perbekalan kapal dan persiapan perbekalan
nelayan kurang lebih untuk satu minggu.
Pengoperasian
terdiri dari pemasangan umpan serta mempersiapkan pelampung, setting yang
diawali dengan penurunan bendera tanda, hauling dan pengangkatan hasil
tangkapan dengan menggunakan ganco. Pada saat hauling mesin tetap dihidupkan
agar penarikan rawai lebih ringan.
Daerah
penangkapan
Daerah penangkapan (fishing
ground) yakni pada perairan dengan
kedalalaman antara 30 - 75 m dengan dasar perairan lumpur campur pasir (hal ini
dapat diketahui dari peta laut atau dari nelayan yang berpengalaman) atau
didekat daerah perairan berkarang.Operasi penangkapan dilakukan pada perairan
yang memiliki kedalaman 42- 93 meter.
Umpan pada
perikanan rawai dasar sangat diperlukan, umpan yang digunakan adalah
ikan segar beku,
tetapi pada saat
ini dipergunakan pula umpan hidup yaitu dengan umpan bandeng.Musim
penangkapan
Kecuali pada
musim barat di mana kegiatan penangkapan agak terganggu karena kondisi cuaca,
operasi penangkapan tetap berjalan.
Pemeliharaan
alat
Pemeliharaan
alat tangkap sebaiknya setelah alat dipakai dicuci dengan air tawar, bagian
yang rusak diperbaiki, dikeringkan di tempat yang tidak kena sinar matahari
secara langsung dan disimpan ditempat yang bersih.
0 comments:
Post a Comment