Wednesday, April 13, 2016

MENGENAL PEMBENIHAN DAN PEMBESARAN IKAN NILA MERAH

April 13, 2016 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments
PENDAHULUAN
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar dunia. Beberapa hal yang mendukung pentingnya komoditas nila menurut hasil pengkajian BBAT Sukabumi adalah a) Memiliki resistensi yang relative tinggi terhadap kualitas air dan penyakit, b) Memiliki toleransi yang luas terhadap kondisi lingkungan, c) Memiliki kemampuan yang efisien dalam membentuk protein kualitas tinggi dari bahan organik, limbah domestik dan pertanian, d) Memiliki kemampuan tumbuh yang baik, dan e) Mudah tumbuh dalam sistem budidaya intensif.
Selama ini pembudidayaan ikan kita masih kesulitan untuk mendapatkan benih nila yang berkualitas; Sebagai akibat dari belum adanya upaya perbaikan mutu induk melalui rekayasa genetika. Selain itu pengetahuan serta keterampilan dari pembenih perlu ditingkatkan melalui pelatihan secara bertahap atau lewat bahan bacaan petunjuk teknis karena para pembenih kita terkadang dalam melakukan aktivitasnya belum sepenuhnya menerapkan rambu-rambu teknologi pembenihan yang dianjurkan. Untuk memperoleh benih yang baik perlu menerapkan cara pembenihan yang baik dan benar.
PERSIAPAN KOLAM
Persiapan kolam untuk kegiatan pemijahan ikan nila antara lain peneplokan/perapihan pematang agar pematang tidak bocor, meratakan dasar kolam dengan kemiringan mengarah ke kemalir, membersihkan bak kobakan, menutup pintu pengeluaran dengan paralon, pemasangan saringan di pintu pemasukan serta pengisian kolam dengan air.
Kolam dikeringkan lebih dahulu untuk pencegahan hama dan penyakit yang ada di kolam. Dasar kolam diolah (dicangkul) sampai gembur, kemudian diberi pupuk kandang sebanyak 300-500 gram/m2, lalu diberi kapur pertanian (CaCO3) sebanyak 10-25 gram/m2 (jika diperlukan). Jika telah siap kolam diberi air 20-30 cm, dibiarkan selama 2-3 hari sampai tumbuh plankton, lalu ditambah hingga ketinggian 50 cm, kemudian dibiarkan selama 4-7 hari.
PEMELIHARAAN INDUK
Dosis pemberian pakan adalah 3% dari bobot biomas untuk lima hari pertama pemijahan dan 2 – 2,5% untuk lima hari berikutnya sampai panen larva. Penurunan dosis pemberian pakan ini disesuaikan dengan kondisi bahwa sebagian induk betina sedang mengerami telur dan larva. Pakan yang diberikan harus cukup mengandung protein (28 – 30 %).
Selama pemijahan debit air diatur dalam dua tahap, yakni 5 hari pertama lebih besar dan 5 hari kedua lebih kecil. Debit air dalam 5 hari pertama adalah dalam rangka meningkatkan kandungan oksigen dalam air, memacu nafsu makan induk disamping mengganti air yang menguap. Dengan demikian air yang mengalir ke kolam terlimpas ke luar kolam melalui saluran pengeluaran. Sedangkan untuk 5 hari kedua debit air hanya dimaksudkan untuk mengganti air yang terbuang melalui penguapan sedemikian rupa tanpa melimpaskan air ke kolam. Hal ini untuk menghindari hanyutnya larva juga menghindari limpasnya pakan alami yang terdapat di kolam pemijahan, sebagai makanan awal bagi larva.
Pengontrolan keadaan induk ikan dalam kolam pemeliharaan induk dan pemijahan nantinya harus selalu dilakukan, terutama terhadap nafsu makan ikan. Nafsu makan ikan yang menurun menunjukkan kualitas air kolam sudah menurun sehingga kolam harus dikuras. Pengurasan kolam diawali dengan membuka lubang pengeluaran air, lalu memasukkan air dengan aliran deras sehingga kotoran dalam kolam terbuang. Setelah itu, pintu pembuangan air ditutup kembali dan air dibiarkan penuh seperti semula. Pengurasan air dalam kolam pemeliharaan induk dan pemijahan harus dilakukan dengan hati-hati agar induk ikan yang ada dalam kolam tidak mengalami stress sehingga pemijahan akan terhambat dan tidak maksimal.
Ikan nila merupakan jenis ikan yang sangat mudah untuk berkembang biak. Namun untuk mendapatkan benih dalam jumlah banyak dan berkualitas baik, perlu adanya pengelolaan induk secara tepat. Oleh sebab itu untuk menghindari terjadinya pemijahan yang tidak diinginkan atau pemijahan liar, maka kolam pemeliharaan induk jantan dan betina harus dipisahkan.
SELEKSI INDUK
Untuk menghasilkan benih yang baik dipilih induk yang benar-benar matang gonad. Matang gonad pada ikan Nila Betina adalah kondisi ikan yang sudah siap untuk dikawinkan (dipijahkan) yang ditandai oleh diameter telur yang sudah mencapai ukuran 2,5 mm – 3,1 mm. pada ikan jantan, ditandai oleh sperma yang berwarna putih dan kental.
Cara menentukan kematangan gonad ikan jantan dilakukan dengan mengurut perut ikan ke arah anus. Ikan jantan yang telah matang kelamin akan mengeluarkan cairan kental berwarna bening dan di sekitar perut sampai kepala bagian bawah berwarna merah.
Cara menentukan kematangan gonad ikan betina dilakukan dengan meraba bagian perut dan pengamatan bagian anus. Ikan betina yang telah matang gonad ditunjukkan dengan telur berwarna kuning kehijauan, bagian perut melebar, lunak kalau diraba, bagian anus menonjol dan kemerahan. Pengambilan telur secara kanulasi.
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi yang hidup di air tawar. Ikan nila ini cenderung sangat mudah dikembangbiakkan serta sangat mudah dipasarkan karena merupakan salah satu jenis iklan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari. Dengan teknik dan cara budidaya ikan nila yang sangat mudah, serta pemasarannya yang cukup luas, menjadikan budidaya ikan nila ini sebagai peluang usaha yang bagus untuk didilakukan, baik skala rumah tangga maupun skala besar. Didukung aplikasi produk Nasa (Natural Nusantara) seperti TON (pupuk khusus perikanan), Viterna, POC Nasa, Hormonik yang telah banyak dibuktikan keunggulannya oleh para petani pada budidaya ikan nila. Produk Nasa tersebut mampu meningkatkan produktivitas budidaya ikan nila serta mampu mempercepat masa panen.
Berikut ini adalah cara budidaya ikan nila dengan dukungan produk Natural Nusantara untuk mempercepat masa panen. Cara budidaya ikan nila berikut ini meliputi kegiatan pembenihan ikan nila dan pembesaran ikan nila.
A. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain:
Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan. Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan. Kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C, kedalaman air 40-60 cm,  dasar kolam sebaiknya berpasir.
Kolam pemeliharaan benih atau kolam pendederan. Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan atau ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.
Kolam pembesaran. Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Ada kalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:
Kolam pembesaran tahap pertama berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap pertama ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada pera Petani.
Kolam pembesaran tahap kedua berfungsi untuk memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap kedua sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
Kolam pembesaran tahap ketiga berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.
Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1- 1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.2. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah:  jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg),cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segi empat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
3. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah :
Pengeringan kolam selama beberapa hari. Lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi.
Pemupukan dengan Pupuk Organik Nasa yang berupa TON + Pupuk makro, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi.
B. Pembibitan
1. Pemilihan Bibit dan Induk
Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut:
Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.
Pertumbuhannya sangat cepat.
Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan berumur sekitar 4-5 bulan. Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a. Betina
Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.
Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
    Warna perut lebih putih.
    Warna dagu putih.
Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b. Jantan
    Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.
    Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
    Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
    Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
    Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar. Akibatnya, kepadatan kolam meningkat. Disamping itu, ikan nila yang sedang beranak lambat pertumbuhan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama agar dicapai ukuran untuk dikonsumsi yang diharapkan. Untuk mengatasi kekurangan ikan nila di atas, maka dikembang metode kultur tunggal kelamin (monoseks). Dalam metode ini benih jantan saja yang dipelihara karena ikan nila jantan yang tumbuh lebih cepat daripada ikan nila betina.
    Ada empat cara untuk memproduksi benih ikan nila jantan yaitu:
    Secara manual (dipilih)
    Sistem hibridisasi antarjenis tertentu
    Merangsang perubahan seks dengan hormon
    Teknik penggunaan hormon seks jantan ada dua cara.
    Perendaman
    Perlakuan hormon melalui pakan
2. Pembenihan dan Pemeliharaan Benih
Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah :
    Memelihara dan memijahkan induk ikan untuk menghasilkan burayak (anak ikan).
    Memelihara burayak (mendeder) untuk menghasilkan benih ikan yang lebih besar.
Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berbeda-beda ukurannya. Hal ini berkaitan dengan lamanya pemeliharaan benih. Benih ikan nila yang baru lepas dan mulut induknya disebut “benih kebul”. Benih yang berumur 2-3 minggu setelah menetas disebut benih kecil, yang disebut juga putihan (Jawa Barat). Ukurannya 3-5 cm. Selanjutnya benih kecil dipelihara di kolam lain atau di sawah. Setelah dipelihara selama 3-1 minggu akan dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor. Benih ini disebut gelondongan kecil. Benih nila merah. Berumur 2-3 minggu, ukurannya ± 5 cm. Gelondongan kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1- 1,5 bulan. Pada umur ini panjang benih telah mencapai 10-12 cm dengan berat 15-20 gram. Benih ini disebut gelondongan besar.
3.Pemeliharaan Pembesaran
Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil diratakan. Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan sampai teriadi kebocoran. Saluran air diperbaiki agar jalan air lancar. Dipasang saringan pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Dan untuk selanjutnya adalah :
a. Pemupukan
Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (Urea dan TSP), serta kapur. Cara pemupukan dan dosis yang diterapkan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh dinas perikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat kesuburan di tiap daerah. Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan dahulu. Pematang dan pintu air kolam diperbaiki, kemudian dasar kolam dicangkul dan diratakan. Setelah itu, dasar kolam ditaburi kapur sebanyak 100-150 kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkan nilai pH kolam menjadi 7,0-8,0 dan juga dapat mencegah serangan penyakit.
Selanjutnya kolam diberi pupuk organik Nasa yang berupa TON dengan di tambahkan Pupuk Urea dan TSP juga diberikan sebanyak 50 kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur terlebih dahulu dengan TON tadi lalu ditebarkan merata di dasar kolam. Selesai pemupukan kalam diairi sedalam 10 cm dan dibiarkan 3-4 hari agar terjadi reaksi antara berbagai macam pupuk dan kapur dengan tanah. Han kelima air kolam ditambah sampai menjadi sedalam 50 cm, lalu masukkan Produk Nasa yang berupa POC NASA kedalam kolam dan diamkan selama 2 hari 2 malam . Setelah  itu, air kolam tersebut ditebari benih ikan nila. Pada saat itu fitoplankton mulai tumbuh yang ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning kehijauan. Di dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan, air kolam diatur sedalam 75- 100 cm.
b . Pemberian Pakan
Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupun binatang yang hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus (cuk). Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Untuk pakan tambahan bisa juga di tambahkan pakan buatan yang berupa pelet dengan ukuran kecil yang bisa di makan oleh bibit ikan tersebut.Jangan lupa di campurkan dengan produk nasa yang berupa Viterna + POC Nasa + Hormonik ke dalam pelet tersebut. Boleh juga diberi makan tumbuhan air seperti ganggeng (Hydrilla) dlsb.
c.  Pemeliharaan Kolam/Tambak
Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila tergantung pada tempat pemeliharaan dan input yang tersedia.Target produksi harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Biasanya konsumen menghendaki jumlah dan ukuran ikan yang berbeda-beda. Intensitas usaha dibagi dalam tiga tingkat, yaitu :
a) Sistem ekstensif (teknologi sederhana)

Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang. Input produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan di kolam air tawar. Dapat pula dilakukan di sawah. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakan biasanya kolam pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk konsumsi keluarga sendiri. Sistem pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini telah dipopulerkan di wilayah desa miskin.

Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Ikan diberi pakan berupa bahan makanan yang terbuang, seperti sisa-sisa dapur limbah pertanian (dedak, bungkil kelapa dll.).

Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat dipanen sewaktu-waktu. Hasil pemeliharaan sistem ekstensif sebenar cukup lumayan, karena pemanenannya bertahap. Untuk kolam herukuran 2 x 1 x 1 m ditebarkan benih ikan nila sebanyak 20 ruang berukuran 30 ekor. Setelah 2 bulan diambil 10 ekor, dipelihara 3 bulan kemudian beranak, demikian seterus. Total produksi sistem ini dapat mencapai 1.000 kg/ha/tahun 2 bln. Penggantian air kolam menggunakan air sumur. Penggantian dilakukan seminggu sekali.

b) Sistem semi-Intensif (teknologi madya)

Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, di sawah, dan di jaring apung. Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Dalam sistem ini sudah dilakukan pemupukan dan pemberian pakan tambahan yang teratur.

Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat berproduksi 2-3 kali per tahun. Selain itu, penggantian air juga dapat dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikan di sawah hanya membutuhkan waktu 2-2,5 bulan karena bersamaan dengan tanaman padi atau sebagai penyelang. OIeh karena itu, hasil ikan dan sawah ukurannya tak lebih dari 50 gr. Itu pun kalau benih yang dipelihara sudah berupa benih gelondongan besar.

Budi daya ikan nila secara semi-intensif di kolam dapat dilakukan secara monokultur maupun secara polikultur. Pada monokultur sebaiknya dipakai sistem tunggal kelamin. Hal mi karena nila jantan lebih cepat tumbuh dan ikan nila betina.

Usaha tani kangkung, genjer dan sayuran lainnya juga dapat dipelihara bersama ikan nila. Limbah sayuran menjadi pupuk dan pakan tambahan bagi ikan. Sedangkan lumpur yang kotor dan kolam ikan dapat menjadi pupuk bagi kebun sayuran.

Hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan sistem integrated dapat menghasilkan ikan sampai 5 ton atau lebih per 1 ha/tahun.

c. Sistem intensif (teknologi maju)

Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan paling modern. Produksi ikan tinggi sampai sangat tinggi disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Pemeliharaan dapat dilakukan di kolam atau tambak air payau dan pengairan yang baik. Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin sesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Volume air yang diganti setiap hari sebanyak 20% atau bahkan lebih.

Pada usaha intensif, benih ikan nita yang dipelihara harus tunggal dain jantan saja. Pakan yang diberikan juga harus bermutu.

Ransum hariannya 3% dan berat biomassa ikan per hari. makanan sebaiknya berupa pelet yang berkadar protein 25-26%, lemak 6-8%. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan oleh teknisinya sendiri dapat diamati nafsu makan ikan-ikan itu. Untuk  pakan buatan yang berupa pelet jangan lupa di campurkan dengan produk nasa yang berupa Viterna + POC Nasa + Hormonik ke dalam pelet tersebut. perubahan kualitas air, udara panas, terlalu sering diberi pakan.
4. Pemanenan
Setelah masa pemeliharaan 4 – 6 bulan, Ikan Nila dapat dipanen. Pada saat panen total ukuran ikan bervariasi di atas 50 gram/ ekor.
Sistem pemanenan dapat juga dilakukan secara bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.
Teknik memanen yang paling mudah dan murah dengan cara mengeringkan kolam secara total atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan, maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian air yang dibuang.
Selama panen air segar perlu dialirkan ke dalam kolam untuk mencegah agar ikan tidak banyak yang mati. Ikan akan berkumpul di bak-bak (kubangan) penangkapan atau dalam saluran, kemudian diserok/ditangkap.
Setelah panen selesai, kolam pemeliharaan dikeringkan dan dilakukan persiapan kembali untuk pemeliharaan berikutnya.Adapun kriteria induk yang siap dipijahkan dapat dilihat pada Tabel 1.
PEMIJAHAN
Pemijahan dilakukan secara alami. Jumlah induk dalam satu populasi pemijahan secara masal disebut satu paket. Satu paket induk berjumlah 400 ekor yang terdiri dari 100 ekor jantan dan 300 ekor betina. Dengan induk sejumlah ini diharapkan dapat menghambat laju silang dalam dan memungkinkan keturunannya dapat dijadikan induk kembali setelah melalui kegiatan seleksi.
Penebaran induk dilakukan pada pagi hari saat suhu udara dan air masih rendah. Padat tebar induk adalah 1 ekor/m2, sehingga satu paket induk sebanyak 400 ekor memerlukan lahan untuk pemijahan seluas 400 m2.
Satu periode pemijahan berlangsung selama 10 hari untuk dapat dilakukan pemanenan larva. Proses pemijahan sendiri dapat berlangsung selama delapan periode pemijahan dengan delapan kali pemanenan larva, tanpa harus mengangkat induk. Setelah akhir periode, induk diangkat dari kolam pemijahan dan dipelihara secara terpisah antara jantan dan betina untuk pematangan gonadselama 15 hari. Selanjutnya paket induk tersebut dimasukkan kembali ke dalam kolam pemijahan yang telah dipersiapkan sebelumnya
PEMANENAN LARVA
Panen larva dilakukan setiap sepuluh hari sekali pada pagi hari. Kemudian larva ditampung sementara dalam hapa ukuran 2 x 2 x 1 m3 dengan mesh size 1,0 mm. Ukuran larva yang dipanen ada dua ukuran, untuk itu perlu dilakukan sortasi menggunakan hapa mesh size 1,5 mm. jumlah induk betina memijah sebanyak 30-40% dengan perolehan larva sebanyak 60.000 – 80.000 ekor/paket/10 hari.
sumber: Karya Ilmiah Praktek Akhir Pembinaan Kelompok Melalui Penyuluhan Partisipatif Pada Usaha Pembenihan Ikan Nila Merah di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta 2010

0 comments:

Post a Comment