Di
daerah Kabupaten Pati di Desa Talun Kecamatan Kayen berkembang budidaya ikan
bandeng sistem polikultur, dengan semakin berkembangya usaha tersebut maka
berhasil juga di kembangkan pembibitan ikan mas dengan pemijahan cara penduduk
setempat. Sistem ini ketika pembibitan di lakukan pada luasa kolan yang besar
dengan alat kakaban di gantikan oleh eceng gondok yang dipotong sampai batas
bonggolnya, fungsinya sebagai tempat menempelnya telur ikan yang siap dibuahi.
Penyediaan
benih ikan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan utama dalam meningkatkan
produktivitas usaha budidaya ikan air tawar .Benih ikan bermutu yang dihasilkan
oleh Balai-Balai Penelitian perlu dikembangkan penyebarluasannya di daerah.
Hasil
kajian adaptasi ikan mas strain Rajadanu yang dilaksanakan oleh IPPTP Mataram,
kerjasama dengan Balitkanwar Sukamandi pada TA. 1996/1997 diketahui daya
adaptasi dan laju pertumbuhannya lebih baik dari Majalaya yang sudah lama
dikenal di NTB. Selain itu dari segi rasa tidak berbeda dengan Majalaya.
Melihat kenyataan tersebut Balai Benih Ikan (BBI) Batukumbung mengembangkan
pembenihan Rajadanu dan pada awal Pebuari 1998 benih Rajadanu telah berhasil
diproduksi. Kajian Pembesaran Rajadanu hasil pembenihan tersebut telah
dilaksanakan di kolam BBI Batukumbung dan di sawah (minapadi) di desa Teratak
Lombok Tengah TA. 1999/2000, menunjukkan bahwa daya adaptasi Rajadanu yang
dipelihara di kolam cukup tinggi dengan kelangsungan hidup (SR) mencapai 75%,
produktivitas sebesar 5.050 t/ha, masa pemeliharaan 3 bulan. Pada pemeliharaan
di sawah (minapadi legowo), tingkat kelangsungan hidup mencapai 73%, dengan
produktivitas rata-rata 204 kg/ha, masa pemeliharaan 60 hari.
BIOLOGI
IKAN MAS RAJADANU
Rajadanu
termasuk bangsa (ordo) Cypriniformes, sub bangsa Cyprinoidei, suku
(family)
Cyprinoidea, sub suku Cyprininae, marga (genus) Cyprinus dan jenis
(species)
Cyprinus carpio, strain Rajadanu.
Ciri-ciri
morfologi:
- Bentuk badan memanjang dengan
perbandingan panjang total dan tinggi badan 3,5 : 1.
- Badan bersisik penuh dengan ukuran
sisik normal.
- Punggung berwarna hijau keabu-abuan,
makin kearah perut warna sisik semakin memutih dan sampai perut berwarna putih.
POTENSI
BIOLOGI
1. Sifat reproduksi induk:
• Kematangan induk : betina : umur 1,5
– 2 tahun, dengan bobot 2-3 kg; jantan :
umur
0,5 -1 tahun dengan bobot 0,6 - 1 kg.
• Diameter telur :1,3 – 1,6 mm
• Fekunditas/ kg induk: 148.000 151.000
butir. • Derajat penetasan : 85 – 93 %
• Panjang larva : 4 – 7 mm.
2. Kebiasaan makan
Ikan mas Rajadanu termasuk pemakan segala
(omnivora). Makanannya berupa jasad hewan atau
tumbuhan yang biasanya hidup didasar perairan. Hewan dasar tersebut
seperti Cacing, Siput, dll. Ikan mas Rajadanu makan dengan cara mengambil
lumpur, menghisap bagian-bagian yang dapat dicerna dan sisanya akan
dikeluarkan. Ikan mas Rajadanu memberikan daya adaptasi dan laju pertumbuhan
yang tinggi dengan pemberian pakan buatan.
3. Pertumbuhan:
Pertumbuhan
merupakan fungsi dari metoda budidaya yang di terapkan, padat penebaran, mutu
dan jumlah pakan, mutu air serta kompetisi. Hasil kajian di kolam BBI
Batukumbung, benih ukuran 5-8 cm (5-10 gram) dengan kepadatan 10 ekor/m2,
diberikan pakan komersial 3-5% dari berat individu dalam waktu 3 bulan dapat
mencapai 73,29 gram per ekor. Sementara hasil kajian minapadi dengan cara tanam
jajar legowo, benih ukuran 5-8 cm dengan kepadatan 5000 ekor/ha, dalam waktu 60
hari pemeliharaan dapat mencapai 33,87 gram per ekor.
TEKNOLOGI
PEMBESARAN
Ikan
mas Rajadanu dapat dipelihara dikolam tergenang/mengalir, kolam air deras,
keramba jaring apung (KJA) dan di lahan sawah sebagai penyelang, minapadi atau
palawija ikan.
1.
Pemeliharaan di kolam
- Persiapan kolam
Kolam
tanah atau tambak air tawar perlu dipersiapkan dengan cara dikeringkan selama
beberapa hari sampai dasar kolam pecah-pecah, kemudian dasar kolam diolah
dengan bajak atau cangkul tanah yang telah diolah diberi pupuk kandang (kotoran
ayam) sebanyak 1 kg per m2 dan kapur pertanian sebanyak 100 gram per m2.
Masukkan air setinggi 20-30 cm dan biarkan tergenang selama 1 minggu. Menjelang
penebaran benih air dimasukkan hingga setinggi 70-100 cm.
- Penebaran benih:
Untuk pendederan I:
Benih
ukuran 0,1-0,2 gram (1-3 cm), padat tebar 50 -100 ekor/ m2, dipelihara selama 1
bulan.
Untuk
pendederan II:
Benih ukuran 1 - 2 gram (3 - 5 cm),
padat tebar 10 - 25 ekor/ m2, dipelihara selama 1 bulan.
Untuk pembesaran:
Benih ukuran 7-10 gram (5-8 cm), padat
tebar 5-10 ekor/m2, dipelihara selama 3-4 bulan.
Pembesaran di kolam air deras dan KJA:
Benih ukuran 20-30 gram (12-15 cm),
padat tebar 10-25 ekor/m2, dipelihara selama 2-3 bulan.
-
Pemberian pakan
Pada
pendederan I tidak perlu diberi pakan tambahan, pada pendederan II perlu diberi
pakan tambahan berupa pellet. Pada usaha pembesaran dikolam air deras atau KJA
dipelihara secara intensif dengan pakan utama pellet sebanyak 5-10% dari berat
ikan diberikan 2-3 kali sehari (pagi dan sore).
2.
Pembesaran di sawah
- Persiapan
Sawah
irigasi teknis, tanah diolah, kemudian diberi pupuk kandang (kotoran ayam).
Masukkan air setinggi 20 cm dan biarkan tergenang selama 1 minggu. Buat saluran/
kamalir ditengah sawah kearah membujur dan melintang selebar 40 cm, dalam 30
cm.
- Penebaran benih
Untuk pendederan l:
Benih
ukuran 0,1-0,2 gram (1-3 cm), padat tebar 50.000 ekor/ha, dipelihara sebagai
penyelang atau palawija selama 1 bulan.
Untuk pendederan II :
Benih
ukuran 1 - 2 gram (3 - 5 cm), padat tebar 10.000 ekor/ha, dipelihara sebagai
penyelang atau palawija selama 1 bulan.
Untuk pembesaran:
Benih
ukuran 7-10 gram (5-8 cm), padat tebar 5.000 ekor/ha, dipelihara sebagai
minapadi legowo selama 2 bulan.
Pemberian pakan tambahan
Pakan
tambahan berupa dedak halus sebanyak 250 kg per ha, diberikan 2 kali sehari
(pagi dan sore) dengan cara ditebar pada saluran atau kamalir.
0 comments:
Post a Comment