Tuesday, March 17, 2015

PEMBIBITAN IKAN EMAS YANG PROSPEKTIF

March 17, 2015 Posted by Media Penyuluhan Perikanan Pati No comments


Di daerah Kabupaten Pati di Desa Talun Kecamatan Kayen berkembang budidaya ikan bandeng sistem polikultur, dengan semakin berkembangya usaha tersebut maka berhasil juga di kembangkan pembibitan ikan mas dengan pemijahan cara penduduk setempat. Sistem ini ketika pembibitan di lakukan pada luasa kolan yang besar dengan alat kakaban di gantikan oleh eceng gondok yang dipotong sampai batas bonggolnya, fungsinya sebagai tempat menempelnya telur ikan yang siap dibuahi.
Penyediaan benih ikan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan utama dalam meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan air tawar .Benih ikan bermutu yang dihasilkan oleh Balai-Balai Penelitian perlu dikembangkan penyebarluasannya di daerah.

Hasil kajian adaptasi ikan mas strain Rajadanu yang dilaksanakan oleh IPPTP Mataram, kerjasama dengan Balitkanwar Sukamandi pada TA. 1996/1997 diketahui daya adaptasi dan laju pertumbuhannya lebih baik dari Majalaya yang sudah lama dikenal di NTB. Selain itu dari segi rasa tidak berbeda dengan Majalaya. Melihat kenyataan tersebut Balai Benih Ikan (BBI) Batukumbung mengembangkan pembenihan Rajadanu dan pada awal Pebuari 1998 benih Rajadanu telah berhasil diproduksi. Kajian Pembesaran Rajadanu hasil pembenihan tersebut telah dilaksanakan di kolam BBI Batukumbung dan di sawah (minapadi) di desa Teratak Lombok Tengah TA. 1999/2000, menunjukkan bahwa daya adaptasi Rajadanu yang dipelihara di kolam cukup tinggi dengan kelangsungan hidup (SR) mencapai 75%, produktivitas sebesar 5.050 t/ha, masa pemeliharaan 3 bulan. Pada pemeliharaan di sawah (minapadi legowo), tingkat kelangsungan hidup mencapai 73%, dengan produktivitas rata-rata 204 kg/ha, masa pemeliharaan 60 hari.

BIOLOGI IKAN MAS RAJADANU

Rajadanu termasuk bangsa (ordo) Cypriniformes, sub bangsa Cyprinoidei, suku
(family) Cyprinoidea, sub suku Cyprininae, marga (genus) Cyprinus dan jenis
(species) Cyprinus carpio, strain Rajadanu.

Ciri-ciri morfologi:
-           Bentuk badan memanjang dengan perbandingan panjang total dan tinggi badan 3,5 : 1.
-           Badan bersisik penuh dengan ukuran sisik normal.
-           Punggung berwarna hijau keabu-abuan, makin kearah perut warna sisik semakin memutih dan sampai perut berwarna putih.


POTENSI BIOLOGI

1.         Sifat reproduksi induk:
           Kematangan induk : betina : umur 1,5 – 2 tahun, dengan bobot 2-3 kg; jantan :
umur 0,5 -1 tahun dengan bobot 0,6 - 1 kg.
           Diameter telur :1,3 – 1,6 mm
           Fekunditas/ kg induk: 148.000 151.000 butir. • Derajat penetasan : 85 – 93 %
           Panjang larva : 4 – 7 mm.



2.         Kebiasaan makan
 Ikan mas Rajadanu termasuk pemakan segala (omnivora). Makanannya berupa jasad hewan atau  tumbuhan yang biasanya hidup didasar perairan. Hewan dasar tersebut seperti Cacing, Siput, dll. Ikan mas Rajadanu makan dengan cara mengambil lumpur, menghisap bagian-bagian yang dapat dicerna dan sisanya akan dikeluarkan. Ikan mas Rajadanu memberikan daya adaptasi dan laju pertumbuhan yang tinggi dengan pemberian pakan buatan.

3.         Pertumbuhan:
Pertumbuhan merupakan fungsi dari metoda budidaya yang di terapkan, padat penebaran, mutu dan jumlah pakan, mutu air serta kompetisi. Hasil kajian di kolam BBI Batukumbung, benih ukuran 5-8 cm (5-10 gram) dengan kepadatan 10 ekor/m2, diberikan pakan komersial 3-5% dari berat individu dalam waktu 3 bulan dapat mencapai 73,29 gram per ekor. Sementara hasil kajian minapadi dengan cara tanam jajar legowo, benih ukuran 5-8 cm dengan kepadatan 5000 ekor/ha, dalam waktu 60 hari pemeliharaan dapat mencapai 33,87 gram per ekor.





TEKNOLOGI PEMBESARAN

Ikan mas Rajadanu dapat dipelihara dikolam tergenang/mengalir, kolam air deras, keramba jaring apung (KJA) dan di lahan sawah sebagai penyelang, minapadi atau palawija ikan.

1. Pemeliharaan di kolam

-           Persiapan kolam

Kolam tanah atau tambak air tawar perlu dipersiapkan dengan cara dikeringkan selama beberapa hari sampai dasar kolam pecah-pecah, kemudian dasar kolam diolah dengan bajak atau cangkul tanah yang telah diolah diberi pupuk kandang (kotoran ayam) sebanyak 1 kg per m2 dan kapur pertanian sebanyak 100 gram per m2. Masukkan air setinggi 20-30 cm dan biarkan tergenang selama 1 minggu. Menjelang penebaran benih air dimasukkan hingga setinggi 70-100 cm.

-           Penebaran benih:
      Untuk pendederan I:
Benih ukuran 0,1-0,2 gram (1-3 cm), padat tebar 50 -100 ekor/ m2, dipelihara selama 1 bulan.

Untuk pendederan II:
            Benih ukuran 1 - 2 gram (3 - 5 cm), padat tebar 10 - 25 ekor/ m2, dipelihara selama 1 bulan.

           Untuk pembesaran:
      Benih ukuran 7-10 gram (5-8 cm), padat tebar 5-10 ekor/m2, dipelihara selama 3-4 bulan.

      Pembesaran di kolam air deras dan KJA:
            Benih ukuran 20-30 gram (12-15 cm), padat tebar 10-25 ekor/m2, dipelihara selama 2-3 bulan.

-           Pemberian pakan
Pada pendederan I tidak perlu diberi pakan tambahan, pada pendederan II perlu diberi pakan tambahan berupa pellet. Pada usaha pembesaran dikolam air deras atau KJA dipelihara secara intensif dengan pakan utama pellet sebanyak 5-10% dari berat ikan diberikan 2-3 kali sehari (pagi dan sore).

2. Pembesaran di sawah

-           Persiapan
Sawah irigasi teknis, tanah diolah, kemudian diberi pupuk kandang (kotoran ayam). Masukkan air setinggi 20 cm dan biarkan tergenang selama 1 minggu. Buat saluran/ kamalir ditengah sawah kearah membujur dan melintang selebar 40 cm, dalam 30 cm.

-           Penebaran benih
      Untuk pendederan l:
Benih ukuran 0,1-0,2 gram (1-3 cm), padat tebar 50.000 ekor/ha, dipelihara sebagai penyelang atau palawija selama 1 bulan.

           Untuk pendederan II :
Benih ukuran 1 - 2 gram (3 - 5 cm), padat tebar 10.000 ekor/ha, dipelihara sebagai penyelang atau palawija selama 1 bulan.

           Untuk pembesaran:
Benih ukuran 7-10 gram (5-8 cm), padat tebar 5.000 ekor/ha, dipelihara sebagai minapadi legowo selama 2 bulan.

           Pemberian pakan tambahan
Pakan tambahan berupa dedak halus sebanyak 250 kg per ha, diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan cara ditebar pada saluran atau kamalir.

0 comments:

Post a Comment