Jumlah penjualan ikan segar pada
setiap pedagang di lima pasar tradisional Kota Malang sangat bervariasi sekali
jika dikaji dari jenis ikan air tawar dan ikan air laut dan hal ini sangat
tergantung dari jumlah konsumen pembeli ikan. Tetapi dari data yang didapatkan
diperoleh fakta bahwa jumlah penjualan ikan air tawar dan ikan air laut di
setiap pedagang selalu hampir sama. Data penjualan ikan segar secara lebih
rinci dapat dilihat pada Tabel 1.
Penekanan budidaya perairan di
wilayah pesisir maupun di daerah perairan tawar juga dilakukan oleh Departemen
Kelautan dan Perikanan juga dilakukan karena ikan-ikan hasil budidaya juga
sangat digemari oleh masyarakat sehingga untuk tahun 2005 diusulkan dana RAPBN
sebesar 2,8 triliun atau meningkat 800 milyar dibandingkan dengan anggaran
tahun 2004. Dana di atas akan difokuskan pada budidaya perairan tawar yang
meliputi udang, kerapu, bandeng, mutiara, rumput laut, ikan nila dan ikan hias.
Perbedaan Ikan Segar Dan Tidak Segar adalah sebagai
berikut :
Bagian
|
Ikan Segar
|
Tidak Segar
|
Mata
|
Cerah,
mengkilap, nampak cembung
|
Tampak
suram, tidak bening dan cekung
|
Sisik
|
Menempel
kuat pada bagian tubuhnya dan nampak mengkilat
|
Sisik
mudah terkelupas dari tubuhnya
|
Kulit
|
Kulit
cerah, mengkilap, kenyal, tidak mudah robek dan tidak berlendir
|
Kulit
suram, pucat, mengendur, mudah robek dan berlendir banyak
|
Insang
|
Berwarna
merah darah segar dan bau spesifik ikan
|
Berwarna
coklat suralm atau abu-abu,lamela insang berdempetan, berlendir keruh dan
berbau busuk menusuk hidung
|
Daging
|
Kenyal dan
lembut, bila ditekan bagian tubuhnya maka bagian yang ditekan akan kembali
|
Daging
lunak, bila ditekan akan tampak bekas lekukan dan berbau busuk
|
Secara
umum bebarapa komoditi perikanan Jawa Timur yang diminati pasar ekspor maupun
domestik adalah lobster, tuna kakap, kerapu, terinasi, ikan pipih, sirip hiu,
ikan teri, salem, kepiting ikan perut, gurita dan ikan hias air laut. Sedangkan
untuk permintaan pasar yang semakin meningkat adalah ikan layang, ikan pelagis.
Data kebutuhan ikan secara nasional pada tahun 2006 diperkirakan telah mencapai
9,5 juta ton dan prediksi ini didasarkan pada peningkatan konsumsi ikan
masyarakat Indonesia serta nilai ekspor sektor kelautan dan perikanan yang
meningkat dua milyar dollar AS pada tahun 2003 dan diprediksi pada tahun 2006
telah mencapai lima milyar dollar AS.
Melalui uraian di atas, dinyatakan
oleh Menteri Kelautan dan Perikanan bahwa kebutuhan tersebut tidak hanya
dipenuhi dari sumber daya ikan dilaut melalui penangkapan karena dari potensi
lestari sebesar 6,4 juta ton per tahun yang layak ditangkap maksimal hanya 5,5
juta ton ikan pertahun sehingga untuk memenuhi kekurangan dari target diatas
maka upaya budidaya ikan di laut maupun di air tawar harus. Pada tahun 2003
total produksi ikan hasil budidaya baru mencapai 1,4 juta ton dan untuk
memenuhi kebutuhan secara nasional sebesar 9,5 juta ton ikan hasil budidaya.
Melalui uraian di atas, terutama
tingkat konsumsi masyarakat Jawa Timur yang rendah terhadap ikan dibandingkan
dengan standar nasional maka patut pula dikaji tingkat kesukaan konsumen
terhadap berbagai jenis ikan segar beserta tingkat konsumsi dan kandungan
gizinya pada beberapa pasar tradisional di kota Malang. Melalui kajian yang
mendalam ataupun melalui penelitian lanjutan maka tingkat konsumsi ikan pada
masyarakat kota Malang dapat diprediksikan secara tepat demikian pula ciri-ciri
fisik dari ikan yang paling disukai oleh konsumen. Disamping itu informasi dari
kandungan gizi dari beberapa ikan yang paling disukai dapat diketahui secara lengkap sehingga konsumen
dapat memilih ikan yang disukai secara tepat.
Tujuan
Penelitian
Beberapa tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui jenis-jenis ikan yang
banyak dipilih konsumen di pasar-pasar tradisional kota Malang.
b. Untuk mengetahui tingkat konsumsi ikan
segar masyarakat kota Malang melalui pasar-pasar tradisional.
c. Untuk mengetahui komposisi gizi dari
beberapa jenis ikan segar yang paling
disukai oleh konsumen di pasar-pasar tradisional di kota Malang.
Materi
Dan Metode Penelitian
Materi
Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilakukan pada bulan Agustus 2004 sampai dengan bulan Nopember 2004 di
pasar-pasar tradisional Kota Malang.
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey untuk mendeteksi
jenis-jenis ikan yang paling disukai oleh konsumen dan tingkat konsumennya.
Sedangkan untuk mengetahui kualitas daging ikan dilakukan pengujian di dalam
Laboratorium Nutrisi Fakultas Peternakan – Perikanan Universitas Muhammadiyah
Malang. Sampel penelitian dipilih secara purposive sampling di delapan pasar
tradisional di kota Malang yang meliputi : Pasar Dinoyo, pasar Sukun, pasar
Besar, pasar Gadang, pasar Kasin, pasar Blimbing, pasar Klojen, pasar Oro-oro
Dowo, yang keseluruhan berada di wilayah kota Malang, dan setiap pasar dipilih
dua (2) orang pedagang ikan segar sehingga didapatkan 16 orang pedagang ikan
segar sebagai sampel dalam penelitian.
Metode
Untuk
mengetahui jenis-jenis ikan segar yang sangat disukai oleh konsumen dalam
penelitian ini hanya dikaji pada tiga jenis ikan yang jumlah permintaan pada
setiap jenis ikan tersebut telah ditimbang oleh pedagang. Sedangkan untuk
mengkaji perbedaan tingkat konsumsi konsumen pada tiga jenis ikan tersebut
dilakukan uji t.
Jumlah penjualan ikan segar air laut dan air
tawar di setiap pedagang relatif hampir sama di lima pasar tradisional
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen tidaklah selalu membedakan jenis
ikan air tawar maupun air laut secara khusus dalam pembelian ikan segar. Jumlah
konsumen yang membeli ikan segar tersebut tidak diamati dalam penelitian ini
karena sangat sulit melakukan hal tersebut. Namun menurut Anonymous (2004)
tingkat konsumsi ikan masyarakat Jawa Timur secara umum masih rendah. Pada
tahun 2001, tingkat konsumsi ikan hanya mencapai 16,49 kg perkapita per tahun
dan masih jauh di bawah angka ideal Bappenas yang mencapai 26,8 kg per kapita
per tahun. perkembangan konsumsi ikan per orang di Indonesia pada tahun 2000
mencapai 21,57 kg dan pada tahun 2001 adalah 22,57 kg. Secara umum kondisi ini
sangat rendah jika dibandingkan dengan Korea Selatan dan Jepang yang tingkat
konsumsi ikan segar rata-rata per tahun dapat mencapai di atas 160 kg dan di
Thailand mencapai 35 kg per kapita per tahun.
Seluruh
ikan segar yang diperdagangkan di pasar tradisional ktoa Malang pada 11 orang
pedagang ikan segar yang dijadikan sampel penelitian berasal dari perairan laut
Pasuruan dan Probolinggo. Hal ini sangat wajar sekali karena menurut Hariyanto
(2004) potensi lestari produksi ikan di perairan laut Jawa Timur mencapai
298-418 ribu ton dan pada tahun 2003 menjadi 353.001 ton.
A. Jenis-jenis ikan segar yang diperdagangkan
Jenis-jenis
ikan segar yang diperdagangkan di lima pasar tradisional Kota Malang sangat
bervariasi dan melalui kajian penelitian di dapatkan 16 jenis ikan segar.
Jenis-jenis ikan segar di setiap pedagang dapat berubah-ubah setiap hari
tergantung dari ikan yang diperoleh dan hal ioni terlihat jelas sekali pada
jenis-jenis ikan air laut karena nelayan akan menangkap ikan sesuai dengan
musim ikan dan cuaca di laut. Informasi secara utuh pada jenis-jenis ikan yang
dikonsumsi masyarakat Kota Malang dapat dilihat pada Tabel 2. di bawah ini.
Mengkaji
data di atas terlihat bahwa konsumen memilih jenis-jenis ikan secara merata
tetapi terdapat empat jenis ikan yang paling banyak diminati oleh konsumen dan
data di atas adalah nilai rataan selama empat kali pengamatan. Jenis ikan yang
paling banyak dikonsumsi atau diminati konsumen berdasar jumlah pembelian
terbesar dapat dilihat pada Tabel 3. di bawah ini.
Ikan
yang paling banyak dibeli konsumen adalah ikan Mujair sebanyak 510 kg (21,47)
perhari dan berikutnya adalah ikan meniran atau ikan kunir sebanyak 391 kg per
hari atau 16,46%. Urutan ketiga adalah ikan tongkol yang dibeli konsumen
sebanyak 346 kg per hari dan berikutnya adalah ikan bandeng sebanyak 318 kg
perhari (13,39%).
Menurut Sahwan (2003), ikan mujair merupakan
hasil budidaya perairan darat yang mudah dikembangbiakan, mempunyai adaptasi
lingkungan yang baik dan dapat tumbuh dengan pakan yang berkualitas jelek.
Kandungan gizi ikan mujair juga cukup baik yaitu mengandung protein antara
43,57 – 55,60%, kadar lemak 2,70 – 11,20 pada kadar air 6,34 – 12,04%. Ikan
kunir juga mempunyai nilai gizi yang baik yaitu berkadar protein 58,40% dengan
kadar lemak 4,48% dengan kadar air kurang dari 6,0%. Ikan tongkol mempunyai
kandungan gizi 55,72% inti protein dan 4,11% untuk lemak pada kadar air 4,95%.
Melalui
pengamatan juga dapat diduga bahwa patatabilitan, ikan-ikan tersebut telah
dikenal luas oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Oleh karena itu,
jenis-jenis iakn tersebut sering dipilih oleh konsumen dan harga ikan-ikan di
atas dalam bentuk segar sangat terjangkau oleh berbagai kalangan masyarakat.
Pada saat penelitian in dilakukan harga ikan mujair segar berkisar Rp. 8.000 –
Rp. 9.000 setiap kilogram, hanya ikan meniran atau ikan kunir adalah Rp. 7.000
sampai Rp. 7.500 per kilogram. Harga ikan tongkol segar mencapai Rp. 11.500 –
Rp. 13.000 untuk setiap kilogram. Nilai harga tersebut relatif jauh lebih murah
jika dibandingkan dengan harga ikan-ikan yang lain.
B. Perbandingan Tingkat Penjualan Pada Ikan
Mujair, Meniran dan Tongkol.
Melalui
hasil survey didapatkan bahwa tingkat penjualan pada ikan mujair, ikan meniran
dan ikan tongkol di lima pasar tradisional kota Malang berbeda-beda. Perbedaan
tersebut terlihat jika data penjualan pada ketiga jenis ikan tersebut
dibandingkan. Untuk melihat perbedaan secara statistik pada ketiga ikan
tersebut perlu dilakukan uji beda “t”. pengambilan tiga jenis ikan tersebut
sesuai dengan materi dan metode dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. di
bawah ini.
Tabel 4. Uji Beda Tingkat Penjualan antara
Ikan Mujair dan Ikan Tongkol
di
lima pasar tradisional di Kota Malang
Tingkat
Penjualan Ikan (kg) t hitung t tabel
Mujair Tongkol
510 340 0,0748
ns 2,060 (0,05)
2,831
(0,01)
Sumber
Data Primer, 2004. (ns = non significant)
Meskipun terdapat perbedaan pada tabulasi data
hasil penjualan ikan segar di lima pasar tradisional tersebut ternyata secara
uji statistik tidak didapatkan penjualan yang berbeda pada jumlah penjualan
yang berbeda pada jumlah penjualan antara ikan mujair dan ikan tongkol.
Berdasarkan hal tersebut maka diduga masyarakat konsumen tidak terlalu
membedakan kualitas antara ikan mujair dan ikan tongkol meskipun didapatkan
perbedaan dalam harga per kilogram ikan segar. Harga ikan mujair per kilogram
adalah Rp.8.000,- sampai Rp.9.000,- per kilogram sedangkan harga ikan tongkol
segar berkisar antara Rp.12.000 – Rp.13.000 per kilogram.
Sedangkan
perbandingan tingkat penjualan antara ikan mujair dengan ikan meniran adalah
510 kg dan 391 kg pada lima pasar tradisional di kota Malang. Uji perbedaan
secara statistik dapat dilihat pada Tabel 5. di bawah ini.
Tabel 5. Uji
Beda Tingkat Penjualan antara Ikan Mujair dan Ikan Meniran di lima pasar
tradisional di Kota Malang
Tingkat
Penjualan Ikan (kg) t hitung t tabel
Mujair Meniran
510 391 0,0027
ns 2,060 (0,05)
2,831
(0,01)
Sumber Data Primer, 2004. (ns = non
significant)
Tidak
didapatkan perbedaan tingkat penjualan antara ikan mujair dan ikan meniran
segar secara statistik. Diduga disebabkan oleh konsumen yang tidak membedakan
kualitas pada kedua ikan tersebut serta harga yang berbeda. harga ikan mujair
segar per kilogram berkisar antara Rp.8.000-Rp.9.000 dan ikan meniran segar
atau ikan kunir berkisar antara Rp.7.000-Rp.8.000. Hal di atas terjadi karena
sebagian besar konsumen dari kedua ikan ini adalah para pemilik warung nasi
yang akan menjual lagi ikan-ikan tersebut setelah diolah, sehingga secara umum
konsumen tidak lagi membedakan kualitas ikan. Namun demikian dalam kondisi
segar kedua ikan ini mempunyai nilai gizi yang tinggi terutama pada imbangan
protein dan lemaknya.
Perbedaan
tingkat penjualan antara ikan segar meniran dan ikan tongkol dalam tabulasi
data didapatkan suatu perbedaan yaitu 391 kg ikan segar per hari pada ikan
meniran dan 340 kg ikan tongkol segar per hari yang terjual. Namun uji beda
secara statistik dapat dikaji pada Tabel 6. di bawah ini.
Tabel
6. Uji Beda Tingkat Penjualan
antara Ikan Meniran dan Ikan Tongkol di lima pasar tradisional di Kota Malang
Tingkat
Penjualan Ikan (kg) t hitung t tabel
Meniran Tongkol
391 340 0,0729
ns 2,060 (0,05)
2,831
(0,01)
Sumber
Data Primer, 2004. (ns = non significant)
Meskipun
perhitungan uji statistik “t” (uji perbedaan) ternyata tidak didapatkan
perbedaan tingkat penjualan pada ikan segar meniran dan ikan tongkol segar.
Tidak didapatkan perbedaan ini semakin mempertegas bahwa konsumen tidaklah
terlalu membedakan dalam pembelian ikan segar jenis meniran dan tongkol,
meskipun didapatkan perbedaan harga untuk setiap pembelian per kilogramnya.
Ikan meniran segar berharga Rp.7.000-Rp.8.000 untuk setiap kilogramnya dan ikan
tongkol berharga Rp.12.000-Rp.13.000 per kilogram segar. Diduga pula bahwa rasa
pada kedua jenis ikan tersebut lebih sesuai dengna lidah konsumen sehingga
perbedaan tingkat penjualan pada kedua ikan segar tersebut tidaklah didapatkan
suatu perbedaan.
C. Kadar Gizi pada Ikan Mujair, Meniran dan
Tongkol
Pengetahuan
kadar gizi pada ketiga jenis ikan yang paling banyak dibeli konsumen telah
dianalisis di Laboratorium Nutrisi Fakultas Peternakan-Perikanan Universitas
Muhammadiyah Malang. Pengetahuan kadar gizi ini sangat penting karena secara
umum konsumen tidak mengetahui dan bahkan jarang mempersoalkan hal tersebut.
Kadar gizi pada ketiga jenis ikan tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. di bawah
ini.
Mengkaji
dari data yang didapatkan pada hasil analisis laboratorium, maka menurut
Junianto (2003) ikan dengan kadar protein lebih dari 15% adalah ikan berkadar
preotein tinggi jika kurang dari 15% adalah termasuk berkadar lemak tinggi,
5-15% berkadar lemak sedang dan jika kurang dari 5% adalah berkadar lemak
rendah. Melalui ketentuan tersebut maka ikan mujair segar di pasar-pasar
tradisional kota Malang termasuk ikan bergolongan protein rendah-lemak rendah.
Sedangkan ikan meniran adalah ikan dengan golongan protein rendah dan lemak
rendah. Ikan tongkol segar adalah ikan berkomposisi protein rendah dan lemak
rendah.
Protein
ikan menyediakan lebih kurang 2/3 dari kebutuhan protein hewani yang diperlukan
manusia. Kendungan protein ikan relatif besar yaitu antara 15-25% tiap 100 gr
daging ikan. Selain itu protein ikan terdiri dari asam-asam amino yang hampir
semuanya diperlukan oleh manusia. Protein ikan banyak mengandung asam amino
esensial dan kandungan asam amino ini sangat bervariasi tergantung pada jenis
ikan. Secara umum kandungan asam amino dalam daging ikan kaya akan lisin tetapi
kurang akan kandungan triptofan. Protein ikan dapat diklasifikasikan menjadi
protein miofibril, sarkoplasma dan stroma. Komposisi setiga jenis protein pada
daging ikan terdiri dari 65-75% miofibril, 20-30% sarkoplasma, dan 1-3% stroma.
Lemak
pada daging ikan terdiri dari 95% trigliserida dan asam-asam lemak penyusunnya
berantai lurus. Kandungan lemak pada daging ikan berwarna merah lebih tinggi
dari pada daging ikan berwarna putih, tetapi pada daging ikan berwarna merah
kandungan proteinnya lebih sedikit dibandingkan dengan ikan berwarna putih.
Lemak
ikan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dan jenis asam lemak tidak jenuh
yang paling banyak adalah asam linoleat, linoleat dan arachidonat. Ketiga jenis
asam lemak ini merupakan asam lemak essensial. (Junianto, 2003)
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Beberapa
hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tidak didapatkan perbedaan yang nyata
(P>0,05) pada jumlah total ikan yang terjual dari jenis mujair, meniran dan
ikan tongkol.
2. Ikan paling banyak dibeli konsumen di
lima pasar tradisional kota Malang adalah mujair 510 kg (21,47%), ikan meniran
(kunir sebesar 391 kg (16,46%) dan ikan tongkol sebesar 340 kg (14,32%) untuk
rata-rata per hari.
Saran
Saran
yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: perlu peningkatan
sanitasi sehingga kesegaran ikan dapar lebih terjamin.
terimaksih infonya sangat membantu, jangan lupa kunjungi web kami http://bit.ly/2PCSHxk
ReplyDelete