Kolam
tadah hujan ini adalah kolam yang hanya mendapat sumber air dari hujan. Kolam
tadah hujan di buat bila di sekitar kita tidak tersedia sumber air irigasi atau
pun sumber air tanah. Jadi sumber air untuk mengisi air kolam sepenuhnya
berasal dari air hujan. karena hanya mengandalkan air hujan maka curah hujan
akan menentukan jumlah atau volume atau air kolam.
Ikan
patin mengharapkan kolam dengan kedalaman tertentu ( 1 - 1,5 meter ), Oleh
karena itu bila menggunakan kolam tadah hujan untuk pembesaran ikan patin maka
harus di pastikan terlebih dahulu bahwa air tersedia cukup untuk ukuran
kedalaman kolam tersebut sepanjang masa pemeliharaan. itulah sebabnya
pembangunan kolam tadah hujan tidak dapat di lakukan di sembarang tempat.
Lokasi
yang digunakan harus di teliti secara seksama melalui curah hujan, penguapan
tekstur tanah, dan konstruksi kolam
wilayah yang mempunyai curah hujan lebih dari 1.500 mm pertahun dapat di
gunakan untuk membangun tadah hujan bagi pembesaran ikan patin lebih amanya lagi preode bulan basah di
daerah tersebut mencapai 7 - 9 bulan. sementara penguapan air perhari sekitar 5
mm. ukuran kolam tadah hujan tidak bisa sebesar kolam irigasi melainkan harus
lebih kecil dari itu.
Di
setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre
Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut
Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain
dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan
ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).
Pematangan
Gonad di kolam tanah
Pematangan
gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 100
m2; keringkan selama 2 – 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air
setinggi 50 – 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk ukuran
3 – 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak 3 persen/hari.
Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan
di bak tembok
Pematangan gonad ikan patin juga bisa
dilakukan di bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 8 m, lebar 4 m dan
tinggi 1 m; keringkan selama 2 – 4 hari; isi air setinggi 60 – 80 cm dan
alirkan secara kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet)
sebanyak 3 persen/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi
induk ikan patin dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda induk
betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin
kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, agak
membengkak dan berbintik putih. Usahakan saat seleksi mengangkap ikan lebih
dari satu, sebagai cadangan.
Pemberokan
Pemberokan
induk patin dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran
panjang 4 m, lebar 3 dan tinggi 1 m; keringkan selama 2 hari; isi dengan air
bersih setinggi 40 – 50; masukan 5 – 8 ekor induk; cm dan biarkan mengalir
selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan untuk membuang sisa pakan
dalam tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak
diberi pakan tambahan.
Penyuntikan
dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon
perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah
ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml
ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut;
masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12
jam.
Catatan
: penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan
pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,2 ml/kg induk) dan
penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 0,4 ml/kg induk betina). Induk
jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua dengan dosis 0,2 ml/kg
induk jantan.
Penyuntikan
dengan hypopisa
Penyuntikan
bisa juga dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk
betina yang sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg untuk
setiap kilogran induk betina; potong ikan mas tersebut secara vertikal tepat di
belakang tutu insang; potong bagian kepala secara horizontal tepat di bawah
mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa
tersebut ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan
aduk hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk
betina; masukan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan selam 10 – 12
jam.
Catatan
: penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang waktu 6 jam. Penyuntikan
pertama sebanyak 1/3 dosis dari dosis total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk
betina) dan penyuntikan kedua sebanyak 2/3 dosis total (atau 1,4 kg ikan mas/kg
induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua
dengan dosis 0,6 ml/kg induk jantan.
Pengambilan
sperma
Pengambilan
sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1
ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap hingga kering; bungkus tubuh
induk dengan handuk kecil; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke
dalam mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida
(larutan fisiologis atau inpus); aduk hingga homogen. Catatan : pengeluaran
sperma dilakukan oleh dua orang. Satu orang yang memegang kepala dan memijit
dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak
terkena air.
Pengeluaran
telur
Pengeluaran
telur dilakukan setelah 10 – 12 jam setelah penyuntikan, namun 9 jam sebelumnya
dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 buah baskom plastik,
sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap
induk dengan sekup net; keringkan tubuh induk dengan handuk kecil atau lap;
bungkus induk dengan handuk dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian
kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian
perut ke arah lubang telur oleh pemegang kepala; tampung telur dalam baskom
plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk hingga rata dengan bulu
ayam; tambahkan Natrium chrorida dan aduk hingga rata; buang cairan itu agar
telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.
Penetasan
di akuarium
Penetasan
telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium
ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari;
isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap
akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke
permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan
tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri
pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh
dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.
Pendederan
I di kolam
Pendederan
I ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2;
keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan
lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung
kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air
tidak dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri
1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih
dilakukan setelah berumur 3 minggu.
Pendederan
I di bak tembok
Pendederan
I ikan patin bisa juga dilakukan di bak tembok dan plastik. Caranya : siapkan
bak tembok atau plastik berukuran panjang 3 m, lebar 1 m m dan tinggi 0,6 m;
keringkan selama 2 hari; pasang lima buah 7 buah titik aerasi; pasang 4 buah
pemanas air; masukan 100.000 larva hasil dari tempat penetasan; beri pakan
berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan
selang) sisa naupli artemia yang tidak termakan; beri pakan cincangan cacing
rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yang
tidak termakan; panen setelah berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tersebut
dengan ayakan seleksi. Benih yang dipanen berukuran 0,5 – 1,0 inchi.
Pendederan
II
Pendederan
kedua juga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2;
keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar
40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam
atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak
dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri
2 – 4 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih
dilakukan setelah berumur sebulan.
Pendederan
III
Pendederan
ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2;
keringkan 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan
tanah dasarnya; tebarkan 2 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40
cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil dari
pendederan II (telah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (khusus lele); panen
benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran
ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500
m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh;
isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih
hasil seleksi dari pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg di
awal pemeliharaan dan bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air
secara kontinyu; lakukan panen setelah 2 bulan. Sebuah kolam dapat menghasilkan
ikan konsumsi ukuran 125 gram sebanyak 400 – 500 kg.
Pembesaran
di keramba jaring apung lapis pertama
Pembesaan
ikan patin bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan
sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera
III yang sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri saat
lapar dan hentikan setelah kenyang; lakukan panen setelah 3 bulan. Sebuah
keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebanyak 1,5 – 2 ton.
Pembesaran
di keramba jaring apung lapis kedua
Pembesaan
ikan bisa juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran
ini tidak sebagai komoditas utama, tetapi sebagai komoditas sampingan. Caranya,
siapkan sebuah kolam jaring apung lapis kedua; masukan 200 kg benih hasil
pendederan III yang sudah diseleksi; selama pemeliharaan tidak diberi pakan
tambahan, tetapi hanya memanfaatkan pakan sisa ikan mas; Panen dilakukan
setelah 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung dapat meghasilkan ikan konsumsi
sebanyak 400 - 500 kg. Info lengkap : BUDIDAUYA PATIN
0 comments:
Post a Comment