Ikan Gurami
(giant Gourami), diberi nama di jawa sebagai Gurameh, Brami, di Sumatera
sebagai Kalui, dan di Kalimantan sebagai ikan Kali. Ikan gurami (Osphronemus gourami) mempunyai bentuk
gepeng (compressed), yang muda
bersikap agresif, tetapi sifat ini akan berkurang sejalan dengan umur gurami.
Ikan gurami muda berdahi yang normal dan rata, semakin dewasa dahi ini makin
tebal dan kelihatan menonjol. Pada ikan muda ada 8 buah garis tegak, yang akan
hilang setelah ikan mulai menginjak dewasa. Petani mengenal dua jenis gurami,
yaitu Gurami Soang (angsa) ikan ini
yang bisa mencapai panjang 65 centimeter dengan berat 8 kilogram. Jenis yang
lain Gurami Jepang hanya mampu tumbuh
3,5 kilogram dengan panjang maksimal 45 centimeter. Strain (bakat) yang berbeda
inilah yang harus diperhatikan (sayangnya sukar menengarainya) jika ingin
beternak Gurami. Gurame bule dan belang juga tidak jarang dijumpai. Ikan gurami
memiliki labirin dan secara taksonomi termasuk famili Osphronemidae.
SISTEMATIKA
Filum
|
:
|
Chordata
|
Kelas
|
:
|
Actinopterygii
|
Ordo
|
:
|
Perciformes
|
Subordo
|
:
|
Belontiidae
|
Famili
|
:
|
Osphronemidae
|
Genus
|
:
|
Osphronemus
|
Spesies
|
:
|
Osphronemus gouramy, Lac
|
Secara
morfologi, ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus,
bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah. Sirip ekor membulat.
Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi
sebagai alat peraba. Tinggi badan 2,0-2,1 kali dari panjang standar. Pada ikan
muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8 sampai dengan 10
buah dan pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat.
Harga ikan
gurami dari tahun ke tahun tetap stabil, bahkan menunjukan kenaikan yang
berarti. Harga gurami yang relatif tinggi ini terutama disebabkan oleh
permintaan pasar tinggi, sedangkan produksi masih rendah. Celah pasar itulah
yang membuat harga gurami konsumsi bertahan di angka Rp. 20.000 – Rp. 25.000
per kilogram sejak tahun 2000. harga gurami ditingkat petani Parung, Bogor Rp
20.000p/kg. Sementara itu harga di jawa tengah dan jawa timur Rp. 17.000
-18.000/kg. Harga itu oleh berbagai pengamat diperkirakan bertahan hingga 2-3
tahun ke depan.
Harga gurami di
pasar umum (bukan petani) bervariasi dan fluktuatif, tetapi tidak begitu
kentara perbedaannya. Kalau di wilayah Parung, Bogor, harga daging gurami per
kilonya Rp. 20.000, di Ciamis berkisar Rp. 22.000 – Rp. 23.000. Namun, jika
harga sekilo gurami di pasar parung, mencapai Rp 25.000, di Pasar Ciamis dapat
mencapai Rp. 27.000 – Rp. 28.000.
Ikan gurami
adalah salah satu komoditas yang banyak dikembangkan oleh para petani. Hal ini
dikarenakan permintaan pasar cukup tinggi,
pemeliharaan mudah serta harga yang relatif stabil. Rasa daging ikan
gurami enak dan kandungan gizinya tinggi, sangat bermanfaat untuk pertumbuhan
dan pembentukan energi. Biasanya ikan gurami banyak dijual di pasaran dalam
keadaan segar baik dalam kondisi masih hidup ataupun yang sudah mati (Jangkaru
1998).
Ikan gurami adalah salah satu dari 15
komoditas ikan yang ditujukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan
petani. yang banyak dikembangkan oleh para petani hal ini dikarenakan
permintaan pasar cukup tinggi, pemeliharaan mudah serta harga yang relatif
stabil. Gurami termasuk salah satu dari 12 komoditas untuk pemenuhan gizi
masyarakat.
Ikan Gurami
memiliki keunggulan untuk diproduksi karena harga jual gurami lebih tinggi
dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya, sehingga secara ekonomi relatif
lebih menguntungkan Permintaan pasar terhadap gurami cukup tinggi dan masih
belum terpenuhi, sehingga peluang pasar masih terbuka lebar.
B. Distribusi
Ikan Gurami
Ikan gurami
merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia
Tenggara dan Cina. Salah satu sentra gurami di jawa barat adalah di daerah
Parung, Bogor. Setiap bulannya, petani gurami di daerah itu mampu memasok
gurami konsumsi untuk daerah Jabodetabek dan Banten sebanyak 2-3 ton. Namun
akhir-akhir ini produksi menurun akibat peruntukan lahan produksi yang semakin
sempit sehingga produksi hanya menjadi 1 ton/bulan.
Produksi gurami
yang ada saat ini memang belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. Hal
ini terbukti dari lebih sedikitnya persediaan ikan gurami di pasaran. Tidak
seperti ikan mas dan lele yang jauh lebih mudah ditemui. Harga gurami pun
relatif lebih tinggi.
Ada beberapa
faktor yang menjadi penyebabnya, antara lain :
1.
jumlah peternak yang mengusahakan gurami memang masih
sedikit. Para petani lebih suka membudidayakan ikan mas dan lele, terutama lele
dumbo.
2.
pertumbuhan gurami memang tidak secepat ikan mas dan
lele. Karena itu, panennya pun lebih lama.
3.
secara alami, pertumbuhan ikan gurami memang lambat.
Selain karena kantong makannya lebih kecil, ikan ini tergolong herbivora yang
hanya makan protein nabati. Hal ini berbeda dengan jenis ikan konsumsi lainnya
yang memakan protein hewani/karnivora.
Namun, anggapan
bahwa gurami tidak dapat segera dipanen sebenarnya perlu diluruskan. Dengan
teknik-teknik tertentu, gurami dapat dipacu pertumbuhannya. Salah satunya
dengan pemberian pakan yang intensif.
0 comments:
Post a Comment