Sekarang
banyak sistem budidaya ikan lele dengan berbagai wadah, di antaranya adalah
kolam terpal. Dengan luasan 3 X 6 atau 5 X 7 m maka sudah bisa melaksanakan
budidaya ikan lele. Dalam menjalankan usaha budidaya lele, mencegah jauh lebih
baik daripada mengobati. Salah satu usaha yang bisa kita tempuh untuk menangguangi
masalah penyalit, atau masalah nonteknis berupa penyakit adalah mencegah agar
penyakit tersebut tidak menular lebih parah lagi.
Apabila
dalam budidaya ikan lele terinfeksi penyakit, maka akan sulit sekali untuk bisa
mengembalikan kondisinya seperti sediakala. Apabila dipaksakan untuk dipelihara
atau dibesarkan, maka diperlukan waktu lebih lama untuk mencapai ukuran
tertentu. Bahkan sering kali akan dua sampai tiga kali lebih lama daripada lele
yang kondisinyanya sehat.
Penyakit
menyebabkan lele kehilangan selera makan, sehingga sulit untuk besar. Selain
itu, ikan yang telah terinfeksi penyakit membutuhkan masa pemulihan yang cukup
lama untuk sembuh. Bahkan mungkin sebelum dipanen, sebagian atau seluruh lele
akan mati secara bertahap dan akhirnya mati secara total
Seandainya
masih ada yang tersisa atau selamat, kernungkinan tingkat keberhasilannya
sangat kecil. Bahkan jika diteruskan, pembudidaya akan mengalami kerugian yang
lebih besar, baik menyangkut waktu, uang, dan tenaga.
Agar
hasil panen lele maksimal, pencegahan merupakan keharusan dan kata kunci yang
perlu dipahami dengan balk oleh pembudidaya. Ada tiga usaha pencegahan dalam
budi daya lele, yaitu pencegahan dari bibit penyakit, menjaga agar kualitas air
tetap baik, dan pencegahan agar penyakit tidak menular.
a.
Pencegahan Terhadap Bibit Penyakit
Kegiatan
ini merupakan suatu usaha sanitasi yang di laksanakan pada tahap awal proses
budi daya atau pada setiap akhir panen lele, Tujuannya, agar lele tidak
terinfeksi bibit penyakit yang disebabkan oleh jasad renik, seperti jamur,
bakteri yang menempel atau tinggal di dinding kolam.
Penanganan
sederhana seperti ini jauh lebih mudah, efisien, dan efektif daripada harus
mengobati ikan yang sudah terserang penyakit. Berikut ini langkah-langkah
pencegahan agar tele terhindar dari bibit penyakit.
1. Sterilkan
kolam pada tahap awal budi daya menggunakan sabun cud cair, lalu rendam dengan
kaporit. Bilas dengan air hingga bersih.
2. Rendam
langsung bibit yang baru ditebar ke dalam kolam pembesaran yang telah diberi
garam. Misalnya, untuk kolam berukuran 2 x 3 x 0,6 in dengan ketinggian air
1015 cm, cukup diberi 2-3 genggam garam dapur.
3. Jaga
agar air kolam tetap bersih dengan mengganti air secara rutin
4. Hindari
pemberian pakan yang berlebihan.
5. Hindari
membeli bibit yang sudah terserang penyakit. Hindari penggunaan afar bantu budi
daya yang tercemar penyakit. Sebaiknya, rendam peralatan tersebut dalam larutan
kaporit selama semalam sebelum digunakan. Cuci dan bias peralatan hingga
bersih, sebelum digunakan kembali.
6. Kuras
dan cuci kolam pada setiap akhir panen menggunakan sabun cuci cair, lalu rendam
dengan larutan kaporit selama semalam. Bilas dengan air hingga bersih sebelum
digunankan kembali.
7. Menjaga
Kualitas Air, kualitas air yang buruk (kadar asam tinggi dan kotor) merupakan
sumber berbagai jenis penyakit. Agar kualitas air baik dan sesuai dengan syarat
hidup lele, hindari pemberian pakan yang berlebihan dan ganti air secara
berkala sesuai dengan usia lele. dalam menjaga kualitas air, pembudidaya juga
harus memahami cara penggantian air berdasarkan usia benih.
Lele
yang masih kecil atau berupa benih memerlukan penggantian air yang lebih sering
jika dibandingkan dengan lele yang sudah cukup besar. LJntuk lele berumur di
bawah satu bulan, airnya harus diganti setiap hari. Sebaliknya, untuk lele yang
berusia di atas satu bulan atau bibit yang siap dibesarkan, penggantian airnya
disesuaikan dengan tingkat kepadatan lele dalam kolam.
Semakin
padat penebaran lele, air harus diganti sesering mungkin. Volume air harus
ditambah secara bertahap agar lele mempunyai cukup ruang untuk bergerak.
Indikator penggantian air juga bisa dilihat dad tingkat kekeruhan air kolam.
Jika air kolam sudah keruh dan banyak lele yang cenderung berada di permukaan,
tandanya air harus segera diganti.
Untuk
menjaga agar kolam steril dari bibit penyakit, setiap akhir panen kuras kolam
secara total. Cuci dan sikat menggunakan sabun cair, karena sabun ini memiliki
daya bersih yang lebih tinggi dibandingkan sabun lainnya. Setelah selesai,
bilas kolam dengan air bersih, hingga bau sabun hilang.
Sementara
itu, untuk meningkatkan sanitasi kolam dan membunuh berbagai bibit penyakit,
rendam kolam menggunakan kaporit. Untuk kolam berukuran 2 x 3 m dengan
ketingian air 10-15 cm, cukup menggunakan 2-3 genggam kaporit. Selain harganya
yang murah, kaporit bisa digunakan beberapa kali.
Lama
perendaman kolam dengan kaporit cukup satu malam. Perendaman boleh lebih dari
semalam, tetapi hal ini tidak terlalu berpengaruh karena kaporit merupakan
suatu zat antibakteri dan jamur yang sangat efektif dan bekerja sangat cepat.
Setelah
direndam satu malam atau lebih, kuras air kaporit dalam kolam sampai habis,
lalu bilas menggunakan air bersih hingga bau kaporit hilang. Kolam bisa
digunakan kembali untuk kegiatan budi daya dan dijamin penyakit pun hilang. Menjaga
kualitas air adalah cara yang paling efektif untuk mencegah munculnya berbagai
bibit penyakit.
Cara
pencegahan agar benih penyakit Tidak Menular
Pencegahan
jauh lebih baik daripada pengobatan. Namun, bila penyakit terlanjur menyerang
lele, perlu upaya untuk mencegah agar penyakit tidak menular lebih luas lagi.
Pengobatan
hanya bisa dilakukan pada lele yang diketahui secara dini terserang penyakit.
Sebaliknya, jika sudah terserang penyakit pada tingkat yang parah, sebaiknya
lele tersebut dibuang dan dimusnahkan. Walaupun diobati, lele tidak akan sembuh
dan pasti akan mati.
Sebenarnya
istilah pengobatan yang digunakan di alas kurang tepat. Istilah yang benar
adalah mencegah penyakit agar tidak menyebar. Mengapa? Karena sebagian lele
yang sudah tertuiar penyakit akan tetap mati atau tidak bisa diobati.
Penanganan tersebut hanya bisa mengurangi tingkat kematian lele.
Kini,
memang ada obat-obatan yang dapat mengurangi penyebaran penyakit, tetapi tidak
bisa menjamin lele yang telah tercemar penyakit tersebut bisa sembuh total.
Sebagian mungkin masih bisa diselamatkan, dengan risiko tingkat kegagalannya
pun sangat tinggi.
Andaipun
bisa hidup, perkembangannya tidak akan maksimal lagi. Bahkan, bila lele yang
sudah terkena penyakit tersebut diobati dan terus dilanjutkan untuk dibesarkan,
hanya akan membuang tenaga, uang, waktu, dan pikiran. Lele sudah tidak bisa
tumbuh normal, cenderung kuntet atau kerdil meskipun pakan yang diberikan cukup
dan airnya bersih.
Jika
sudah terinfeksi, berarti seluruh organ tubuh lele telah diserang penyakit,
dari kulit, badan, kumis, mulut, insang, hingga pencernaan. Bila penyakit sudah
sampai di pencernaan, selera makan ikan akan turun cirastis. Lele yang tidak
mau makan akan mati, sedangkan bagi fele yang selera makannya turun akan
memengaruhi pertumbuhannya.
Selera
makan yang menurun menyebabkan pertumhuhan lele terhambat. Selanjutnya, waktu
panen akan Iebih lama, biaya pakan lebih tinggi, tenaga yang dikeluarkan juga
Iebih banyak. Artinya, usaha pembesaran yang dijalankan hanya sia-sia belaka
Karena
kita berbicara mengenai usaha budi daya lele modal minimal hasii maksimal,untuk
antisipasi apa pun kita harus memperhitungkan segi biaya atau pengeluaran.
Begitu juga dalam rangka mengatasi penyebaran penyakit yang telah terlanjur menyerang
fele. Metode pencegahan yang disarankan adalah menggunakan metode pengobatan
sederhana dan murah yang selama ini telah diaplikasikan petani tradisional.
Selain
mudah dan murah, cara ini tidak kalah efektifnya jika dibandingkan dengan
menggunakan antibiotik kimiawi, seperti larutan meachytin green (MG),
teracytin, atau kernicytin. Metoda yang dianjurkan tersebut seperti diuraikan
di bawah ini.
A.
Pengobatan Sederhana dan Murah Penyakit (Bintik Putih, Karat, dan Kumis
Keriting)
Pindahkan ikan yang masih sehat ke kolam
penannpungan sementara.
Kuras kolam dan buang seluruh bibit yang
sakit atau mati.
Untuk membunuh bibit penyakit yang mungkin
masih menempel di kolam, rendam kolam setinggi air yang dibuang. Larutkan 25 mg
kaporit ke dalam 1 liter air, lalu tambahkan ke dalam kolam. Biarkan selama
semalam.
Kuras kembali kolam dan bilas dengan air
bersih.
Isi kembali kolam dengan air besih hingga
ketinggian 10-15 Cm.
Pindahkan kembali bibit dari kolam
penampungan sementara ke kolam pembesaran.
Rendam bibit lele dengan farutan garam
dapur. Untuk kolam berukuran 2 x 3 rn, cukup diberi 2-3 genggam garam dapur.
Tambahkan tumbukan daun pepaya secukupnya
ke dalam kolam ikan yang terkena penyakit.
Lakukan pengobatan selama 3 hari dan ganti
air setiap hari.
B.
Pengobatan Penyakit Busung
Pindahkan lele yang masih sehat ke kolam
penampunngan sementara.
Kuras kolam dan buang seluruh bibit yang
sakit atau coati.
Agar kotoran atau bibit penyakit yang disebabkan
lele yang mati bisa hilang, sikat dan bersihkan kolam menggunakan detergen.
Bilas hingga bersih.
Isi kembali kolam dengan air besih setinggi
10-15 cm.
Pindahkan kembali bibit lele yang masih
sehat ke kolam pembesaran.
Taburkan garam dapur ke dalam kolam untuk
rnembunuh bibit penyakit yang mungkin akan munc.ul akibat lele mati terserang
penyakit kembung
Bahan-bahannya:
1. Batang
serai 3
2. Bawang
putih 100 gram.
3. Kunyit
250 gram.
4. Lada
100 gram
5. Kencur
200 gram.
6. Temulawak
200 gram.
7. Gula
merah 500 gram
8. Air
5 liter.
Cara
membuat
1. Bawang
putih, kunyit, lada, kencur, temulawak dihaluskan bersama gula merah.
2. Rebus
hingga mendidih, lalu masukkan batang serai ke dalamnya. Tunggu hingga aroma
batang serai meruap.
3. Kemudian
semua bahan-bahan yang telah dihaluskan dimasukkan. Panaskan dan aduk hingga
merata semua bahan tercampur.
4. Kurang
lebih 30 menit direbus dan sudah didapat aroma jamu meruap bahan bisa
didinginkan terlebih dahulu. Air rebusan bisa ditambahkan 2-3 liter air. Saring
air rebusan dan masukkan kedalam wadah, botol atau galon untuk menampung jamu.
Dosis
pemakaian
100
ml + 1 liter air untuk kolam ukuran 4 x 2 meter..Diberikan 3-4 hari sekali.
Selamat
mencoba...
(dalam
prakteknya saya menambahkan 3 genggam garam dalam kolam)
0 comments:
Post a Comment