Ikan
merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai
komoditi ekspor. Untuk memperoleh nilai tambah dan meningkatkan pendapatan maka
ikan segar perlu diadakan pengolahan dengan berbagai cara. Ikan cepat mengalami
proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain.
Bakteri
dan perubahan kimiawi pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan
sangat tergantung pada mutu bahan mentahnya. Dendeng
merupakan pangan semi basah yang
berkadar air berkisar 20-40 % dapat dimakan tanpa dehidrasi dan tidak
memberikan rasa kering pada produk. Dendeng ikan merupakan produk olahan tradisional yang
mempunyai prospek baik karena disukai olah banyak konsumen dari segala lapisan
dan harganya mudah dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah. Menurut
Arifudin (1983) dendeng ikan dikonsumsi lebih banyak dibanding ikan asin.
Penggunaan
rempah-rempah sebagai bahan pengawet
makanan sudah lama dikenal masyarakat Indonesia. Dendeng ikan termasuk olahan
tradisional yang menggunakan rempah-rempah dalam proses produksinya dan
produknya cukup populer dikalangan masyarakat. Produk ini merupakan usaha
diversifikasi pemanfaatan hasil perikanan yang mempunyai prospek yang baik
untuk dikembangkan.
Hal
dapat menonjolkan dari usaha pembuatan dendeng adalah mudah dikerjakan,
merupakan usaha padat karya keluarga nelayan, nilai tukarnya lebih tinggi dari
jenis ikan asin untuk jenis ikan yang sama dan produknya dapat diterima secara
universal oleh masyarakat dari berbagai tingkatan sosial. Keuntungan lain
adalah dendeng dapat dikonsumsi lebih besar jumlahnya dari pada ikan asin,
sehingga dapat menunjang peningkatan gizi.
Jenis
ikan sebagai bahan mentah dendeng tidak selektif, bahkan hampir semua jenis ikan
dapat dijadikan dendeng, bumbu dan rempah-rempah yang digunakan adalah garam,
gula dan rempah-rempah lainnya, penggunaan rempah-rempah dapat berbentuk
gilingan atau tumbukan halus bersama-sama ampasnya atau dalam bentuk
ekstraknya, dipasaran dendeng ikan dikenal dalam kategori dendeng manis dan
dendeng asin, hal ini cara pembuatannya sama hanya penambahan gula yang berbeda.
Prinsip
pembuatan dendeng adalah substitusi air dari bahan dengan bumbu pengawet, untuk
memperpanjang daya tahan sebagian air harus dihilangkan misalnya dengan
pengeringan bahan pada pembuatan dendeng, faktor –faktor yang mempengaruhi
pengeringan terutama adalah luas permukaan bahan. Tebal bahan, suhu
pengeringan, aliran udara, dan tekanan uap di udara. Untuk mempercepat
pengeringan biasanya bentuk bahan dipotong tipis atau lebar karena pangan yang
banyak mengandung gula atau zat terlarut berberat molekul rendah akan
memperlambat pengeringan.
Kapang
dapat tumbuh pada dendeng, sedangkan bakteri dan khamir sulit tumbuh (Lawrie,
1966). Untuk mencegah pertumbuhan kapang kadar air ikan dapat diturunkan
menjadi sekitar 20-40% bobot kering tetapi produk dendeng yang diperoleh
terlalu kering.
Dua
metode yang biasa dilakukan adalah pengolahan cara rakyat (dendeng bumbu) dan
pengolahan cara laboratorium (dendeng ekstrak).
Pengolahan
dengan penambahan bumbu : Setiap 100 kg ikan dibutuhkan gula pasir 12 kg dan
lebih kurang 3,5 ons ketumbar yang sudah digiling.Ikan dipotong kepalanya,
dibuang sisik, isi perut dan durinya, kemudian dibentuk “butterfly.”Dimasukkan
kedalam brine 30% selama 5 – 7 menit.Ikan disusun secara berlapis-lapis dengan
gula, biarkan selama 20 jam.Ditiriskan kemudian dijemur di atas para sampai
kesat dan ditaburi ketumbar secukupnya, setelah itu ditaburi lagi dengan gula
pasir.Penjemuran selama 8 jam dan dilakukan sekali pembalikan.
Tanda
ikan yang sudah busuk:
- mata suram dan tenggelam;
- sisik suram dan mudah lepas;
- warna kulit suram dengan lendir
tebal;
- insang berwarna kelabu dengan lendir
tebal;
- dinding perut lembek;
- warna keseluruhan suram dan berbau
busuk.
Tanda
ikan yang masih segar:
- daging kenyal;
- mata jernih menonjol;
- sisik kuat dan mengkilat;
- sirip kuat;
- warna keseluruhan termasuk kulit
cemerlang;
- insang berwarna merah;
- dinding perut kuat; - bau ikan segar.
Ikan
merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat,
mudah didapat, dan harganya murah. Kandungan pretein sangat bagus untuk
perkembangan otak anak-anak dan mengurangi resiko terkena jantung koroner, ada
beberapa kandungan lemak yang bermanfaat antara lain asam Omega 3, asam omega
6, asam omega 9. Namun ikan cepat mengalami proses pembusukan apabila tidak ada
perlakuan yang khusus, misal rantai dingin. Oleh sebab itu pengawetan ikan
perlu diketahui semua lapisan masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional
bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak
memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Untuk mendapatkan
hasil awetan yang bermutu tinggi diperlukan perlakukan yang baik selama proses
pengawetan seperti : menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan,
menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang bersih. Ada bermacam-macam
pengawetan ikan, antara lain dengan cara: penggaraman, pengeringan,
pemindangan, perasapan, peragian, dan pendinginan ikan.
Tabel
1. Komposisi Ikan Segar per 100 gram
Bahan
KOMPONEN KADAR (%)
Kandungan
air 76 , 00
Protein 17 , 00
Lemak 4 , 50
Mineral
dan vitamin 2 ,52-4, 50
Dari
tabel di atas, dapat dilihat bahwa ikan mempunyai nilai protein tinggi, dan
kandungan lemaknya rendah sehingga banyak memberikan manfaat kesehatan bagi
tubuh manusia.
Manfaat
makan ikan sudah banyak diketahui orang, seperti di negara Jepang dan Taiwanikan
merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari yang memberikan efek awet muda
dan harapan hidup lebih tinggi dari negara lainnya. Penggolahan ikan dengan
berbagai cara dan rasa menyebabkan orang mengkonsumsi ikan lebih banyak.
Dendeng
ikan adalah jenis makanan awetan yang dibuat dengan cara pengeringan dengan
menambah garam, gula, dan bahan lain untuk memperoleh rasa yang diinginkan.
1. BAHAN
1)
Ikan tamban sisik (lemuru, cucut) 20 kg
2)
Gula merah 2 kg
3)
Ketumbar 2 ons
4)
Garam 1 kg
5)
Bawang merah ½ ons
6)
Bawang putih 2 ons
7)
Asam jawa 7 mata
8)
Lengkuas (laos) secukupnya
2. ALAT
1) Pisau
2) Alas perajang (talenan)
3) Keranjang peniris (ayakan bambu)
4) Penghancur bumbu (cobek)
5) Ember
6) Baskom
7) Panci
8) Saringan halus
9) Tampah (nyiru)
3. CARA PEMBUATAN
1) Bersihkan ikan, buang kepala dan isi
perutnya;
2) Belah dan buang tulangnya lalu cuci.
Untuk ikan yang lebih besar dan tebal iris dengan ukuran panjang 7 cm, tebal ½
cm, dan lebar 5 cm;
3) Masukkan garam ke dalam 3 liter air
kemudian rendam ikan selama 5 jam;
4) Masak 8 liter air sampai mendidih,
masukkan semua bumbu yang telah dihaluskan kemudian aduk-aduk sampai rata;
5) Saring supaya ampas ketumbar terpisah,
kemudian dinginkan;
6) Masukkan ikan yang sudah digarami tadi
ke dalam larutan bumbu. Rendam selama ± 10 jam;
7) Tiriskan, kemudian jemur di atas nyiru
atau tampah;
8) Balik-balik ikan tiap 4 jam sekali
supaya pengeringan rata;
9) Sebelum dihidangkan, goreng dendeng
terlebih dahulu (± ½ menit) dalam minyak panas.
terimakasih, sangat bermanfaat
ReplyDelete