Budidaya
udang vanamei sudah mulai merebak ke usaha budidaya vanamei air tawar, ada yang
mempergunakan terpal ada yang kolam tanah. Perkembangan Di bagian wilayah
Kabupaten Pati terdapat daerah yang tepi sungai Silugonggo atau Juwana, dan
kawasan area tepi sungai ini memanjang ke arah laut Jawa. Sungai ini apabila
musim kemarau air laut masuk sampai sepanjang ± 14 – 17 km dari arah laut Jawa,
tetapi dahulu dipercaya bahwa sungai sepanjang ini yang melewati wilayah
Kabupaten Kudus sampai kaupaten Pati
dahulu kala adalah laut yang memanjang dari Kabupaten Demak sampai dengan
Kabupaten Pati.
Di
daerah Pati sudah sejak tahun 1998 telah berhasil di budidayakan Bandeng air
tawar di Desa Talun, Kecamatan Kayen, bandeng memang memiliki sifat Euryhalien artinya bisa hidup pada kadar
garam yang berubah ubah. Sekarang masyarakat Kayen, Gabus, Sukolilo sudah
terbiasa berbudidaya ikan bandeng sistem air tawar. Diversifikasi budidaya
telah banyak dilakukan antara lain, udang galah, bawal, patin, dan setelah lama
juga ingin di versifikasi budidaya udang vannamei pada air tawar juga. Telah di
coba budidaya udang vannamei pada beberapa petak kolam air tawar dan hasilnya
belum seperti yang diharapkan.
Untuk
itu perlu uji coba yang berulang-ulang supaya berhasil, budidaya udang vannamei
air tawar di daerah Talun Kayen sangat
cocok karena wilayah ini merupakan daerah yang air tanahnya agak terasa
asin, dan sering kali ditemukan bekas-bekas karang laut pada kerukan pembuatan
kolam baru. Maka pengertian air tawar dalam konsep budidaya di sini bukan air
tawar seperti di pedalaman, melainkan air tawar yang sangat sedikit mengandung
garam sangat sesuai dengan persyaratan hidup udang vannamei. Karena kandungan
garamnya sangat minim maka rasanya mendekati air tawar.
Udang
merupakan hewan euryhaline, yaitu mampu beradaptasi pada kisaran salinitas/
kadar garam yang besar, mulai hampir 0,5 promil sampai 50 promil. Karena itu
udang vannamei bisa dibudidayakan pada salinitas sangat rendah, bahkan
mendekati tawar. Tetapi bukan berarti udang vannamei bisa dipelihara di tanah
pedalaman. Selama ini udang tersebut dipelihara di kolam pesisir dengan air
tawar atau bersalinitas rendah.
Selain
itu kepadatan udang dan ukuran panen udang yang bisa dicapai juga terbatas.
Biasanya para pembudidaya air tawar hanya bisa memelihara sekitar 6,6 12,5 gram
saja, atau sekitar size 150 80 ekor /kg. Teknik budidayanya secara ringkas ada
2 tahap, yaitu tahap pendederan dan tahap pembesaran.
Tahap
pendederan merupakan tahap penentu dari kelanjutan usaha budidaya karena
langkah ini adalah proses adaptasi benur dari lingkungan yang salinitasnya
tinggi ke lingkungan yang nantinya bersalinitas mendekati nol (0). Benur yang
dibeli dari hatchery biasanya bersalinitas sekitar 30 promil. Benur tersebut
lalu ditebar di petakan yang salinitasnya hampir sama dengan di hatchery yaitu
sekitar 30 permil.
Selanjutnya
dilakukan penambahan air tawar pelan - pelan selama 10 sampai 14 hari, sehingga
salinitasnya mendekati 0,5 ppt. Air yang dipakai untuk kucuran lebih baik jika
dari petak yang air tawarnya akan digunakan untuk membesarkan udang nantinya.
Harapannya adaptasi bisa lebih sempurna. Jika kolam pendederan hanya mempunyai
air tawar, maka sebaiknya mendatangkan air laut. Jangan menambahkan garam untuk
membuat air laut tiruan. Bisa juga menggunakan air asin dari tambak garam,
kemudian air tersebut diencerkan.
Untuk
tahap pembesaran, faktor penting pada budidaya air tawar adalah mempertahankan
alkalinitas dan salinitas sekitar 0,5 ppt. Sehingga diharapkan penerapan
pengapuran dan penambahan berkala garam krosok sangat diperlukan sekitar 200 kg
per minggu. Ini untuk mengantisipasi hilangnya garam karena proses pergantian
air.
Budidaya
sistem ini pada umumnya ditujukan untuk memenuhi konsumsi pasar lokal karena
rata-rata udang dipelihara antara umur 50 90 hari dengan size 200 100 ekor/kg.
Ada pula yang sampai size 70 ekor/ kg dengan umur antara 110 sampai 120 hari.
Variasi besar kecilnya size, tonase, angka kehidupan (SR) tergantung dari mutu
benur, kepadatan dan masa adaptasi serta faktor pendukung lainnya. Kepadatan 10
hingga 15 ekor/m2 memungkinkan untuk tidak memakai kincir dengan masa budidaya
75 hari. Sedangkan kepadatan 25 ekor/m2 harus sudah memakai kincir menjelang
umur 25 hari. Untuk kepadatan 40 ekor/m2, kincir harus sudah operasi sejak
udang berusia 7 hari. Kondisi persiapan program pakan dalam keadaan standar.
7
Tips Kunci Sukses Budidaya Vannamei di Air Tawar
1.
Prosedur Aklimatisasi dan Penebaran
Monitoring
ketat prosedur aklimatisasi dan penebaran karena biasanya benur dari hatchery
bersainitas tinggi dan harus diadaptasikan ke salinitas rendah yang komposisi
ioniknya berbeda
2.
Lokasi Tambak
Lokasi
tambak harus berada pada kawasan estuarine yang masih kena dampak pasang
surut.Hal ini berkaitan dengan kebutuhan akan kadar ion garam yang diperlukan
dalam budidaya udang vannamei.
3.
Benur Setidaknya di Atas PL10
Sebaiknya
benur telah mempunyai cabang filamen insang yang meluas karena insang memainkan
peraan penting dalam osmoregulasi udang. Kapasitas regulasi benur berkaitan
dengan jumlah permukaan insang yang tersedia untuk osmoregulasi. Sebelum PL 10,
insang mempunyai cabang sedikit sehingga toleransinya terbatas terhadap
salinitas rendah.
4.
Benur Udang Vannamei Sudah Diadaptasi ke Salinitas Rendah (Tawar)
Penurunan
salinitas sebaiknya dilakukan mulai PL10 secara bertahap. Penurunan salinitas
dapat dilakukan dengan penurunan salinitas sebanyak 1-2 ppt perharinya sehingga
akan didapatkan ukuran tebar benih adalah sekitar PL 30-40.
5.
Kadar Ion Garam dan Mineral
Perhatikan
kondisi kadar ion garam dan mineral di tambak/kolam yang akan dilakukan
penebaran benih udang vaname. Beberapa petani tambak mengalami kendala dalam
melakukan budidaya ini karena kadar ion dan mineral yang dibutuhkan untuk
proses pertumbuhan tidak terdapat pada sumber airnya. Beberapa solusi untuk
masalah ini petani tambak melakukan penambahan ion dan mineral yang dibutuhkan.
6.
Kebutuhan Nutrisi
Perlu
identifikasi kebutuhan nutrien/nutrisi pakan yang spesifik untuk lingkungan
salinitas rendah.
7.
Sistem Cluster
Untuk
mengurangi resiko infeksi penyakit sebaiknya dibuat sistem cluster sehingga penyebaran
penyakit dapat lebih dikontrol.
Sekalipun
budidaya udang vannamei dapat dilakukan di air tawar namun penting diingat
bahwa dalam pemeliharaan udang vaname di air tawar adalah kandungan ion dan
mineral yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan udang vannamei.
0 comments:
Post a Comment