Budidaya
lele organis merupakan salah satu cara budi daya lele yang menitik beratkan
pada mikroorganisme kompleks di kolam. Mikroorganisme kompleks ini merupakan
bahan pengurai organik sekaligus sebagai agen antagonis yang berfungsi sebagai
pengendali penyakit dan dapat digunakan sebagai bahan penghilang bau kurang
sedap limbah budidaya Lele.
Budidaya
lele organik dapat dijalankan melalui proses pengkondisian kolam pra penebaran
benih. Adapun pengkondisian ini dapat dilakukan dengan cara:
A. Persiapan
kolam
Untuk
budidaya lele ortganik langkah pertama membuat kompos dilakukan dengan
bahan-bahan organik sebagai berikut:
1.
Kotoran ternak
2.
Bekatul
3.
Arang sekam
4.
Dolomit/Kapur pertanian
5.
Tetes Tebu
6.
Probiotik
7.
Air secukupnya
Cara
pembuatan :
Cara
pembuatan kompos dalam perbandingan takaran 1 ton adalah sebagai berikut:
kotoran
sapi sebanyak 1 ton dicampur dengan bahan lain, yakni bekatul 1 Kw, arang sekam
1 Kw, dolomit ½ Kw. Keempat bahan tersebut diaduk terlebih dahulu sampai merata
dan campur. Selanjutnya, Air dalam kadar secukupnya dicampur dengan tetes tebu
1 liter dan probiotik ( dosis sesuai aturan pada kemasan ). Dari campuran air
tersebut kemudian disiramkan ke bahan kotoran sapi yang telah dicampur bekatul.
Arang sekam dan dolomite, kemudian diaduk rata.Setelah tercampur semua,
idealnya kadar air (KA) antara 30-40%.
Banyak
air yang digunakan tergantung pada kondisi kotoran sapi, jika kotoran sapi
masih dalam kondisi basah, air yang digunakan tidak terlalu banyak. Sebaliknya,
jika kondisi kotoran sapi kering, maka air yang digunakan sedikit banyak.
Setelah
dicampur, kompos kemudian ditumpuk dengan ketebalan 40-50 cm. penumpukan ini
berfungsi untuk proses fermentasi.Idealnya setelah ditumpuk, kompos didiamkan
selama 15 hari tanpa ditutup terpalatau plastic agar sirkulasi udara pada waktu
proses berjalan lancar.
Waktu
proses fermentasi, kompos tidak boleh terkena cahaya matahari langsung dan air
hujan. Setiap 5 hari dalam15 hari fermentasi, kompos dibolak-balik secukupnya
kemudian ditumpuk seperti kondisi semula tanpa campuran apapun.
Penebaran
dalam kolam
Penebaran
kompos adalah untuk merangsang tumbuhnya ekosistem kolam yang melibatkan
mikroorganisme dan bakteri yangberfungsi sebagai penyedia plankton, baik itu
phytoplankton (protein hewani)maupun zooplankton (protein nabati). Penebaran
dengan kompos yang sudah diproses selama 15 hari di atas ke dalam kolam yang
belum terisi air. Ketebalan kompos di dasar kolam adalah 5-15 cm. Setelah
ditebar kompos kemudian diisi air setinggi 25-30 cm. Setelah diisi air di
pagi/siang hari, sore harinya dimasukkan probiotik ( dosis sesuai aturan dalam
kemasan ) ke dalam kolam. Kemudian kolam didiamkan selama 15 hari. Waktu proses
kolam 15 hari inilah ekosistem kolam yang melibatkan mikroba akan terbentuk dan
membentuk siklus kehidupan dalam kolam.Setelah 15 hari biasanya kolam berwarna
hitam kebiru-biruan dan terdapat banyak larva serta kehidupan kecil lainnya
(uget-uget).
Untuk
menjaga agar proses pengkondisian berjalan optimal,pastikan kolam tidak
tercampur dengan Bahan Kimia apapun dan jangan jadikan kolam sebagai tempat
pembuangan limbah air hujan dari atap genteng maupun limbah lainnya.
Penebaran
Benih
Setelah
15 hari kolam siap diisi benih lele, perlu diperhatikan dalam memilih benih
lele; 3 hal, yakni seumur, seinduk dan seukuran. Untuk budidaya digunakan benih
yang telah berukuran 12 jaring sortir atau benih yang panjangnya antara 5cm, 6
cm, 7 cm dan 8 cm. Benih lele hendaknya diperlakukan secara hati-hati dan
dimasukkan kekolam secara perlahan. Setelah itu sore hari diberi makanan
tambahan berupa sentrat/pelet yang telah di fermentasi dengan Probiotik (Dosis
sesuai aturan dalam kemasan).
B. Budidaya
dan perawatan
Budidaya
Pembesaran lele organik terdiri dari:
1.
Teknik Pakan
Dalam
budi daya lele organik, pakan adalah salah satu aspek pentingyang harus
diperhatikan. Makanan pokok lele pada dasarnya adalah plankton yang hidup di
kolam. Tetapi Lele juga membutuhkan nutrisi tambahan berupa proteindengan kadar
yang cukup tinggi, untuk itu digunakan sentrat/pelet yang mengandung unsur yang
dibutuhakan lele untuk mempercepat pembesaran. Hal yang tak kalah penting
adalah proses fermentasi sentrat. Fermentasi sentratberfungsi untuk:
a.
membantu proses penguraian bahan organic(sentrat/pelet) untuk meningkatkan
nilai protein maupun karbohidratnya,
b.
membantu bahan penguraian bahan organic kolam(mikroba kolam dan kotoran lele)
sehingga menjadi bahan makan organik dalam bentuk planknton yang menjadi
makanan tambahan alami lele,
c.
memperbaiki proses pencernaan ikan melalui mikroorganisme hidup yang terkandung
dalam probiotik.
Adapun
teknik Fermentasi pakan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Pertama-tama campurkan 1 liter air dengan 1
tutup botol (10 ml) probiotik dan 1 tutup botol (10 ml) Tetes tebu. Aduk
ketiganya hingga campur merata. Air yang telah dicampur Probiotik dan Tetes
Tebu berwarna cokklat kekuning-kuningan. Air ini kemudian disebut Air Campuran Probiotik.
Setelah dicampur, masukkan campuran tersebut dalam botol atau tempat tertentu
dan kemudian siap dicampur dengan pakan.
Setelah air campuran siap, siramkan air
campuran probiotik ke sentrat yang akan diberikan ke kolam. Takarannya, dalam 1
Kg konsentrat siramkan air campuran probiotik sebanyak seperempat (1/4) liter.
Setelah disiramkan ke konsentrat/pelet, kemudian aduk sentrat/pelet hingga rata
agar air campuran probiotik diserap merata oleh sentrat/pelet. Usahakan
sentrat/pelet yang telah diaduk dengan air campuran tersebut kondisinya telah
gembur dan tidak keras (Jika kurang gembur tambahkan kembali air campuran probiotik.
Setelah sentrat/pelet dicampur dengan Air Campuran probiotik, diamkan
sentrat/pelet tersebut selama 12 jam ditempat yang tidak terkena sinar matahari
dan tidak tercampur dengan bahan kimia apapun, termasuk air hujan. Setelah 12
jam dibiarkan/difermentasikan, pakan siap diberikan ke kolam.
Notes:Pakan
yang diaduk pagi hari idealnya diberikan pada malam hari, begitu jugapakan yang
diaduk pada malam hari diberikan di pagi harinya.
2.
TeknikPemberian Pakan
Dalam
budi daya lele organic, pakan diberikan dua kali dalam sehari,yakni pagi antara
jam 06.00-08.00 WIB dan malam hari antara jam 18.00-20.00WIB. Tujuan pemberian
pakan dengan durasi 12 jam adalah:
sistem
pencernaan lele membutuhkan 12 jam untuk menghabiskan makanan yang telah
dimakan sebelumnya, sehingga sirkulasi pencernaan baru akan normal kembali
setelah 12 jam. Inilah yang menjadikan alasan mengapa durasi memberi pakan lele
yang baik adalah selama 12 jam. Durasi pemberian pakan selama 12 jam sekali ini
membantu untuk mengidentifikasi kondisi dan kesehatan lele
3.
Pengelolaanair kolam
Kondisi
air kolam sangat menentukan kesuksesan dan keberhasilan budi daya lele organic
yang mengoptimalkan masa panen selama 45 hari setelah tebar dengan ukuran benih
yang telah disebut diatas. Kolam yang ideal dalam budi daya lele organic dengan
populasi lele yang padat (per meternya diisi 250-300 ekor) pada tahap awal
penebaran benih adalah setinggi 30 cm. Setelah 10 hari pasca tebar penih, ketinggian
air dinaikkan menjadi 40 cm. 10 kemudian, ketinggian air dinaikkan lagi menjadi
45 cm. 10hari kemudian dinaikkan menjadi 50 cm hingga menjelang panen.
Tujuan
dinaikkannya ketinggian air ini adalah:
a.
menambah ruang gerak bagi lele yang ukurannya terus bertambah.
b.
menyeimbangkan kehidupan mikroorganisme dan bakteri (mikroba) dalam kolam.
c.
Menjaga PH air agar tidak rusak oleh kotoran lele yang terus bertambah (semakin
lele besar, maka semakin banyak kotoran yang dikeluarkan).
Selain
proses penambahan, proses yang tak kalah penting adalah proses pengenceran
kolam. Yang dimaksud proses pengenceran adalah mengkondisikan air kolam yang
telah pekat dengan kotoran dan akibatproses fermentasi (penguraian) sehingga PH
air mengalami penurunan. Kolam yang pekat biasanya terjadi ketika lele
bertambah besar dan jumlah kotoran yang dikeluarkan semakin banyak (antara umur
1 bulan pasca tebar benih sampaipanen). Kolam yang telah pekat memiliki ciri:
a.
berwarna merah akibat zoo plankton yang jumlahnya minim akibat volume konsumsi
lele yangcukup besar (karena lele bertambah besar dan jumlah pakan yang
dibutuhkan maikn banyakl) dan kotoran lele yang jumlahnya besar.
b.
Kolam mulai berbau sedikit menyengat.
c.
Nafsu makan lele sedikit menurun.
Untuk
menjaga stabilitas kolam yang mulai pekat tersebut, maka harus dilakukan proses
pengenceran kolam. Pengenceran ini dilakukan dengan cara:
1.
Memasukka nair steril (air sumur yang tidak tercampur limbah) ke dalam kolam
dengan pembuangan air kolam yang mengalir, sehingga terjadi sirkulasi air yakni
ketika air yang baru dari sumur tiba, air lama sebagian keluar. Pengenceran ini
bisa dilakukan kapanpun, baik siang atau malam hari. Yang pasti, ketika kondisi
air mulai bau, keruh, dan nafsu makan lele berkurang, maka saat itulah proses
pengenceran ini dibutuhkan.
2.
setelah pengenceran dilakukan, pada malam harinya berikan PROBIOTIKdengan
takaran per meter perseginya 2-5 ml (setengah tutup botol PROBIOTIK). Misalnya,
jika kolam berukuran 6x4, maka luasan perseginya adalah24 m2. Sehingga PROBIOTIK
yang dibutukan adalah antara 6-12 tutup botol.
III.
PROSESPEMANENAN
Meskipun
pemanenan adalah hal sepele, tetapi dalam budi daya lele organic, pemanenan
harus dilakukan dengan teknik khusus. Hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi
lele ketika dipanen. Perlu dicatat bahwa lele yang siap panen pada dasarnya
lele yang masih sangat muda, tetapi berukuran besar. Hal ini berbeda dengan
teknik budi daya lele konvensional pada umumnya (yang membutuhkan waktu 3bulan)
dimana lele yang dipanen berusia tua. Dalam panen usia muda ini, lele harus
diperlakukan dengan hati-hati. Jika kurang hati-hati dalam teknin pemanenan
ini, maka lele muda tersebut akan pucat dan mati ketika berada dipasar. Oleh
karena itu, lele harus diperlakukan dengan teknik panen budidaya lele organik.
Cara
memaneh lele organic adalah:
1.
Ketika memanen, upayakan tidak mengurangi air kolam. Sehingga pemanen cukup
langsung masuk ke dalam kolam dan menggunakan jaring untuk menangkap ikan.]
2.
Ketikaikan terangkat oleh jaring, pindahkan ikan ke dalam wadah atau drum, atau
wadah tertentu yang telah dipersiapkan untuk penampungan sementara sebelum
diangkut ke pasar. Wadah/drum/penampungan sementara tersebut harus diisi
denganair yang komposisinya adalah 50% berasal dari air kolam yang dipanen dan
50%lainnya adalah air sumur. Tujuannya adalah agar ikan lele yang dipanen bisa
beradaptasi dengan dengan air lain sebelum dipindahkan ke air yang disediakan
tengkulak/pembeli.
3.
Ketika sebagian besar lele yang dikolam telah terangkat, baru kemudian air
kolam dikurangi untuk memudahkan menangkap sisa-sia ikan yang belum terangkat.
BUDIDAYA
LELE ORGANIS
Budidayalele
organik adalah budidaya lele dengan menggunakan siklus hidup habitat lelealami
dengan menambahkan teknologi mikroorganisme yang bermanfaat dalam kolam serta
menggunakan mikroba probiotik melalui pakan untuk meningkatkan nilai gizi
pakanyang diberikan.
TUJUAN
1.
Untuk menyediakan kebutuhan gizi keluarga yangsehat dan aman dari zat-zat kimia
yang dapat mengganggu kesehatan manusia.
2.
Menambah pendapatan keluarga karena dengan budidaya lele organis lebih mudah
dilakukandan mempunyai nilai keuntungan yang cukup tinggi
KELEBIHAN
BUDIDAYA LELE ORGANIS
1.
Bisa dilaksanakan di sekitar pekarangan rumah ( tidak membutuhkan lahan yang
luas).
2.
Tidak membutuhkan sirkulasimaupun pergantian air setiap hari.
3.
Menghemat pengeluaran pakan hingga 40% lebih jika dibandingkan dengan teknik
budi daya konvensional.
4.
Masa panen lebih cepat,yakni 45 hari dari benih ukuran ayak 10-12 atau ukuran
7-9 cm.
5.
Rasa daging ikan lebih kesat dan gurih di banding dengan teknik konvensional,
serta sehat untuk dikonsumsi.
KELEMAHAN
BUDIDAYA LELE ORGANIK
1.
Membutuhkan tempat terbuka yang 80 % terkena pancaran sinar matahari langsung.
2.
Membutuhkan air sumur atau air mata air yang steril dari zat atau bahan Kimia
apapun.
0 comments:
Post a Comment