Udang
vannamei (Litopnaeus vannamei) merupakan organisme akuatik asli pantai pasifik Meksiko,
Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Udang vannamei memiliki nama umum pacific
white shrimp, camaron blanco, dan longostino. Udang vanamei dapat tumbuh sampai
230 mm/9 inchi. Udang vanamei menyukai dasar yang berpasir dengan kedalaman
sekitar 72 m dari permukaan laut. Spesies ini memiliki karapas yang bening
sehingga warna pada ovary dapat terlihat.
Udang
termasuk salah komoditas ekspor yang terbesar. Total ekspor udang Indonesia
tahun 2007 mencapai 125.598 ton. Berdasarkan data pemerintah kapasitas produksi
udang jenis vannamei dalam negeri mencapai 270 ton per tahun. Potensi udang
ekspor di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Komoditi tersebut
diekspor dalam bentuk udang beku dan menghasilkan limbah berupa kepala, kaki
dan kulit dalam jumlah yang cukup besar (36-47%) dari keseluruhan produk. Udang
memiliki karakteristik yang sama seperti komoditas hasil perikanan lainnya, yaitu
mudah rusak (perishable). Ada beberapa macam bentuk olahan udang khususnya pada
udang vannamei antara lain udang beku, udang beku datar, udang kering dan
frozen. Di Indonesia saat ini ada sekitar 170 pengolahan udang dengan kapasitas
produksi terpasang sekitar 500.000 ton per tahun.
Dari proses
pembekuan udang (cold storage) dalam bentuk udang beku headless atau peeled
untuk ekspor, 60-70 % dari berat udang jadi limbah (bagian kulit dan kepala).
Hasil praktikum didapat rendemen pada kepala sebesar 29%, daging sebesar 58%,
dan pada kulit sebesar 13%. Sedangkan pada ukuran rata-rata tiap bagian-bagian
udang didapatkan berat total rata-rata sebesar 15 gr, tanpa kepala sebesar
10,67 gr, tanpa kepala dan kulit sebesar 8,67 gr, bobot kepala sebesar 4,33 gr,
dan bobot rata-rata kulit sebesar 2 gr. Komposisi kimia pada udang vannamei
(Litopenaeus vannamei) berupa air didapat sebesar 78,2%, abu sebesar 1,5%,
lemak sebesar 0,8%, protein sebesar 18,1%, dan karbohidrat sebesar 1,4%. Tak
hanya dagingnya, limbah udang pun juga dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan
berupa tepung, kerupuk, silase, petis, terasi, kecap, kompos, serta khitin dan
khitosan.Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun
laut atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua “genangan” air yang
berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman
bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan.
Konsumen yang
membutuhkan protein hewani yang sangat berguna bagi tubuh, udang vaname menjadi
salah satu sumebr protein hewani yang digemari oleh konsumen. Namun harga udang
yang cukup tinggi, membuat udang vaname banyak dikonsumsi oleh kalangan
masyarakat mengengah.UDANG VANNAMEI (litopenaeus vannamei) merupakan salah satu
jenis udang introduksi yang akhir-akhir ini banyak diminati, karena memiliki
keunggulan seperti tahan penyakit, pertumbuhannya cepat (masa pemeliharaan 100-110
hari).
Sintasan
selama pemeliharaan tinggi dan nilai konversi pakan (FCR-nya) rendah (1:1,3).
Namun dimikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menggangap bahwa
udang vannamei hanya dapat dibudidayakan secara intensif. Anggapan tersebut ternyata
tidalah sepenuhnya benar, karena hasil kajian menunjukan bahwa vannamei juga
dapat diproduksi dengan pola tradisional. Bahkan dengan pola tradisional
petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga per
kilo gramnya menjadi lebih mahal.Teknologi yang tersedia saat ini masih untuk
pola intensif dan semiintensif, pada hal luas areal pertambakan di indonesia
yang mencapai sekitar 360.000 ha, 80% digarap oleh petambak yang kurang mampu.
Informasi teknologi pola tradisional plus untuk budi daya udang vannamei sampai
saat ini masih sangat terbatas.
PERSIAPAN BUDIDAYA
VANAMEI
1.Pengeringan/pengolahan
tanah dasar
Air dalam
tambak di keringkan, dan di jemur sampai permukaan tanah retak-retak. Selanjutnya
yambak dikeringkan sampai retak-retak di balik dangan cara ditraktor sehingga H
2 S menghilang karena teroksidasi. Pengeringan secara sempurna juga
dapat membunuh bakteri patogen yang yang ada di pelataran tambak.
2.Pemberantasan
hama
Pemberantasan
ikan-ikan dengan sapion 15-20ppm (7,5-10kg/ha) dengan tinggi air tembak 5cm,
dengan Saponin untuk ikan yang merugikan.
3.Pengapungan
dan pemupukan
Untuk
menunjang berbaikan kualitas tanah dan air dilakukan pemberian kapur bakar
(CaO), 1000 kg/ha, dan kapur pertanian sebanyak 320 kg/ha. selanjutnya masukkan
air ketambak sehingga tambak menjadi macak-macak kemudian dilakukan pemupukan
dengan pupuk urea (150 kg/ha), pupuk kandang (2000 kg/ha).
4.Pengisian
air
Pengisian
air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah rampung dan air
dimasukkan ke dalam tambak secara bertahap. Ketinggian air tersebut dibiarkan
dalam tambak selama 2-3 minggu sampai kondisi air betul-betul siap ditebari
benih udang. tinggi air di petak pembesaran diupayakan ≥1,0m.
PENEBARAN
Penebaran
benur udang vannamei dilakukan setelah plangton tumbuh baik (7-10 hari) sesudah
penumpukan. Benur vanname yang digunakan adalah PL 10 - PL 12 berat awal
0,001g/ekor diperoleh dari hatchery yang telah mendapatkan rekomendasi bebas
patogen, Spesific Pathogen Free (SPF).
Kreteria
benur vannamei yang baik adalah mencapai ukuran PL - 10 atau organ insangnya
telah sempurna, seragam atau rata, tubuh benih dan usus terlihat jelas,
berenang melawan arus.
Sebelum benur di tebar terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan kantong yang berisi benuh ditambak dan menyiram dengan perlahan-lahan. Sedangkan aklimatisasi terhadap salinitas dilakukan dengan membuka kantong dan diberi sedikit demi sedikit air tambak selama 15-20 menit. Selanjutnya kantong benur dimiringkan dan perlahan-lahan benur vannamei akan keluar dengan sendirinya. Penebaran benur vannamei dilakukan pada saat siang hari.
Sebelum benur di tebar terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan kantong yang berisi benuh ditambak dan menyiram dengan perlahan-lahan. Sedangkan aklimatisasi terhadap salinitas dilakukan dengan membuka kantong dan diberi sedikit demi sedikit air tambak selama 15-20 menit. Selanjutnya kantong benur dimiringkan dan perlahan-lahan benur vannamei akan keluar dengan sendirinya. Penebaran benur vannamei dilakukan pada saat siang hari.
Padat
penebaran untuk pola tradisional tanpa pakan tambahan dan hanya mengandalkan
pupuk susulan 10% dari pupuk awal adalah 1-7 ekor/m². Sedangkan apabila
menggunakan pakan tambahan pada bulan ke dua pemeliharaan, maka disarankan
dengan padat tebar 8-10 ekor/m².
PEMELIHARAAN
Selama
pemeliharaan, dilakukan monitoring kualitas air meliputi : suhu, salinitas,
transparasi, pH dan kedalaman air dan oksigen setiap hari. Selain itu, juga
dilakukan pemberian pemupukan urea dan TPS susulan setiap 1 minggu sebanyak
5-10% dari pupuk awal. (urea 150kg/ha) dan hasil fermentasi probiotik yang
diberikan seminggu sekali guna menjaga kestabilan plangton dalam tambak.
Pengapuran susulan dengan dolomit super dilakukan apabila pH berfluktuasi.
Pakan diberikan pada hari ke-70 dimana pada saat itu dukungan pakan alami
(plangton) sudah berkurang atau pertumbuhan udang mulai lambat. Dosis pakan
yang di berikan 5-2% dari biomassa udang dengan frekuensi pemberian 3kali /hari
yakni 30% pada jam 7.00 dan 16.00 serta 40% pada jam 22.00.Pergantian air yang
pertama kali dilakukan setelah udang berumur >60 hari dengan volume
pergantian 10% dari volume total, sedangkan pada bukan berikutnya hingga panen,
volume pergantian air ditingkatkan mencapai 15-20% pada setiap periode pasang.
Sebelum umur pemeliharaan mencapai 60 hari hanya dilakukan penambahan air
sebanyak yang hilang akibat penguapan atau rembesan. Kualitas air yang layak
untuk pembesaran vannamei adalah salinitas optimal 10-25 ppt (toleransi 50
ppt), suhu 28-31°C, oksigen >4ppm, amoniak <0 7="" dan="" h="" ph="" ppm="" sub="">²0>
S
<0 ppm="" span="">0>
PANEN
Panen harus
mempertimbangkan aspek harga, pertumbuhan dan kesehatan udang. Panen dilakukan
setelah umur pemeliharaan 100-110 hari. Perlakukan sebelum panen adalah
pemberian kapur dolomit sebanyak 80 kg/ha (tinggi air tambak 1m), dan
mempertahankan ketinggian air (tidak ada pergantian air) selama 2-4 hari yang
bertujuan agar udang tidak mengalami molting (ganti kulit) pada saat panen.
Selain itu disiapkan peralatan panen berupa keranjang panen, jaring yang
dipasang di puntu air, jala lempar, stiroform, ember, baskom, dan lampu
penerangan dilakukan dengan menurunkan volume air secara gravitasi dan di bantu
pengeringan dengan pompa.
Bersamaan dengan
aktifitas tersebut juga dilakukan penangkapan udang dengan jala.
Sebaiknya panen dilakukan pada malam hari yang bertujuan untuk mengurangi
resiko kerusakan mutu udang, karena udang hasil panen sangat peka terhadap
sinar matahari. Udang hasil tangkapan juga harus di cuci kemudian direndam es,
selanjutnya dibawa ke cold storage. Dengan pola tradisional plus produksi udang
vannamei 835-1050 kg/ha/musim tanam dengan sintasan 60-96%, ukuran panen antara
55-65 ekor/kg
Tabel.
Analisis ekonomi usaha budi daya udang vannamei pola tradisional plus dilahan
tambak 1ha, padat penebaran 80000 ekor/ha, dan lama pemeliharaan 105 hari
NO
|
Uraian
|
Jumlah
|
Harga (Rp)
|
Total (Rp)
|
A
|
Investasi
Pompa air (unit)
Sewa tambak (ha/tahun)
|
1
1
|
4.500.000
2.500.000
|
4.500.000
2.500.000
|
|
Sub total
|
|
|
7.000.000
|
B
|
Biaya Operasional
Benur udang vannamei (ekor)
Pakan (kg)
Pupuk organik (kg)
Pupuk anorganik (kg)
Dolomit (kg)
Saponin (kg)
Solar (L)
Pemeliharaan tambak (paket)
Pemeliharaan peralatan (paket)
Lain-lain (paket)
Bunga modal (Rp 11 juta+Rp 7 juta/musim)
|
80.000
450
6.000
250
1.00
200
1
1
1
1
-
|
40
8.000
110
2.960
500
2.000
4.500
600.000
400.000
200.000
1.350.000
|
3.200.000
3.600.000
660.000
740.000
500.000
200.000
900.000
600.000
400.000
200.000
1.350.000
|
|
Sub total
|
|
|
12.350.000
|
C
|
Penyesutan investigasi
Pompa (6 musim)
Sewa tambak/musim
|
|
750.000
1.250.000
|
750.000
1.250.000
|
|
Sub total
|
|
|
2.000.000
|
D
|
Biaya total/musim
Penjaulan udang (kg/musim)
Upah penjaga (20%)
Keuntungan
Keuntungan/Ha/musim
|
1
835
1
1
|
14.350.000
29.500
2.057.000
8.288.000
|
14.350.000
24.632.500
2.057.000
8.225.500
|
0 comments:
Post a Comment